Pak Budiman wali kelas 9A melangkah menuju ruangan kelas dengan wajah masam.
Sesampainya di depan kelas beliau menyapukan seluruh kelas dengan pandangan tajam.
"Mana dua anak kucrut itu"dia bergumam geram. Sayangnya murid yang di cari-cari tidak berada di kelas, atau memang meniadakan diri di kelas??? hanya dua murid pintar sekalian nakal itu saja yang tahu.
"Haikal, Fatur sama Lian kemana??."
Haikal sebagai ketua kelas di rasa pak Budiman bertanggung jawab, jika ada murid yang tidak masuk sekolah.
"Belum hadir pak"jawab Haikal tegas.
"Kemarin juga tidak hadir. Apa tidak ada keterangan dari pihak keluarga?," tanya pak Budiman lagi.
Haikal memeriksa buku absen"Tidak ada pak."
Di saat Pak Budiman sedang mencari keberadaan mereka, Lian dengan santai masuk ke kelas"Morning gayssss," suara Lian tiba-tiba bervolume semakin pelan. Bagaimana tidak, mata pak Budiman seperti mau keluar menatapnya. Wajahnya yang sok kecakepan jadi berubah datar, oh! lebih tepatnya meringis.
"Ooo, ini dia sang artis yang sedang saya cari-cari. Kemarin tidak masuk sekolah, sekarang kesiangan. Kau pikir sekolahan ini punya bapak kau? ayo lekas ikut bapak ke kantor,"beliau berjalan sambil menarik lengan Lian.
Sambil menepuk keningnya Lian meringis"Oh my god, salah lagi aku."
"Kau pikir aku mencari kalian cuman mau temu kangen???," gerutu pak Budiman.
"Yaaaa, kalo bapak kangen sama saya kan bisa di omongin baik-baik pak, kita bisa saling curi pandang dulu gitu, biar romantis," sahutnya dengan langkah terserer.
"Lian!!!."
"Oke..., Lian akan diam deh," sahutnya lagi.
Seperginya Lian, anak-anak di kelas mulai membicarakan sang artis tersebut.
"Haduh! kena lagi ini? kenapa mereka suka membuat masalah sih, sekarang Fatur ada di mana, ya?," tanya Silla pada temannya.
"Aku melihatnya di kantin, tadi," sahut Rido.
"Orangnya ada di sini, itu," Haikal melirik pada Rido.
"Benar, bukan. Dia ada kok," Rido berkata lagi sambil menunjuk Fatur yang baru masuk ke kelas.
"Ada apa?," Fatur terlihat bingung karena menjadi pusat perhatian. Nyadar sih kalau dirinya cakep, tapi kenapa teman-teman cowok mandangin dia juga? jadi rada merinding deh. Dia meletakan tas sambil bersiap untuk duduk manis"Kenapa sih??."
"Lian di bawa ke kantor," ujar Silla"Kemarin jalan-jalan kemana kalian?."
"Ya elah! pagi amat diciduknya!!, pak Budiman ini nyambi jadi petugas satpol PP apa gimana sih?," alih-alih menjawab pertanyaan yang di lontarkan Silla, Fatur bergegas menyusul Lian ke kantor.
Seorang gadis bernama Acha menjentikkan jari"Setia! itu baru yang namanya teman setia. Dia langsung menyusul Lian ke kantor. Gantleman sekali."
"Puji saja terus, kau bahkan memuji Fatur saat dirinya melakukan kesalahan. Ternyata benar yang di katakan orang, cinta itu buta! juga tuli!," Silla mengomentari pujian Acha pada Fatur dengan ucapan yang cukup menampar.
Acha hanya diam menanggapi perkataan Silla. Memang benar, cintanya kepada Fatur bisa di katakan sebagai cinta yang buta. Meski sudah pernah menyatakan cinta, namun Fatur tak memberikan respon yang di harapkan Acha. Gadis itu pun kerap memberikan perhatian pada cowok itu, dan Fatur masih saja tak bersedia menerima cintanya. Seharusnya Acha mengambil langkah mundur, namun kenyataannya dirinya masih terus menghujani Fatur dengan cinta dan kasih yang sia-sia.
Pak Budiman menyodorkan surat peringatan pada Lian"Kemarin kalian ke sekolah lain kan," beliau langsung bicara pada poinnya.
hanya bisa pasrah"Iya Pak," jawab Lian.
"Fatur juga kan?," ucap Pak Budiman lagi sambil menarik selembar lagi surat peringatan.
"Berikan surat itu kepada orang tua kalian. Ingat! jangan di selewengkan!, surat itu harus sampai pada orang tua kalian!," berulang kalo Pak Budiman mewanti-wanti dua murid menggemaskan ini agar tak kembali berbuat masalah.
Saat itu Fatur tiba di muara pintu"Saya pak," ujarnya menunduk.
"Kemarilah, hebat ya kalian pagi-pagi sudah seperti orang penting. Dari saya sampai kepala sekolah mencari kalian," Pak Budiman bicara sambil terus berusaha sabar. Andai saja dia punya kuasa penuh untuk menjitak kening dua bocah ini! pasti sudah lama hal itu dia lakukan.
Fatur menerima surat itu sambil duduk di samping Lian.
"Siapa yang menyuruhmu duduk?kedepan kelas sana!, berdiri sambil angkat 1 kaki," begitulah hukuman yang selalu mereka terima, cuman bedanya kali ini mereka mendapatkan surat cinta yang harus di serahkan kepada orang tuanya di rumah.
"Kenapa kalian memilih bersekolah di sini?," Pak Budiman bertanya sambil menatap tajam mereka yang kini sudah berdiri dengan 1 kaki di depan pintu kelas.
"Sekolahnya bagus pak," jawab Lian.
"Iya pak, sekolahnya bagus," Fatur menimpali dengan jawaban yang sama.
"Tapi kenapa kalian sering bolos ke sekolah lain?," beliau lanjut bertanya"Kenapa tidak memilih pindah sekolah di sana saja?."
Mereka tertunduk.
"Kalian tidak bisa jawab??ya sudahlah. Sudah cukup pusing kepala saya ini. Pagi-pagi sudah di omelin pak Kepala gara-gara kelakuan kalian. Sampai jam pelajaran selesai kalian harus tetap di sini!," Pak Budiman meninggalkan mereka usai mengomel panjang lebar.
Lian menyikut Fatur"Gimana bro, kau sudah menelepon nya?," pertanyaan ini mengarah kepada Mey, si cantik yang katanya lebih banyak manisnya.
"Belum."
"Kenapa belum."
"Bingung, aku menelponnya untuk apa," sahut Fatur dengan santainya.
"Ya untuk pendekatan, Fatur!. Sebenarnya kau ini lelaki tulen apa bukan?, sebagai lelaki sangat wajah jika kita lebih agresif," sangat gemas, Lian ingin sekali merasuki tubuh Fatur dan menyatakan cinta kepada Mey, demi melancarkan jalan cinta sahabat nya ini. Ckckck sayangnya hal itu sangat mustahil untuk di lakukan.
"Cepat kau hubungi dia, ajak dia bicara banyak dengan mu," Lian menyodorkan gawainya kepada Fatur.
Lian memasukan kembali gawainya ke dalam saku, karena mendapat penolakan dari Fatur"Aku sudah banyak bertukar pesan dengannya, dia gadis yang mudah bergaul. Tidak seperti dirimu, sangat kaku seperti batang pohon mangga."
Panas, mendengar Lian kerap bertukar pesan dengan Mey membuat hati fatur memanas"Jadi kamu SMS an dengan Mey? bukan dengan Kaila saja?."
"Kaila jawab SMS ku singkat, padat, jelas, aku jadi tidak ada bahan untuk di bahas dengannya," ujar Lian"Berbeda kalau dengan Mey, bertukar pesan dengannya sangat menyenangkan, sampai tidak ingat waktu."
Dengan kesal Fatur menyenggol lutut Lian dan "BRUKK!!."
"Jangan berisik!!," ujar Pak Budiman dari dalam kelas.
"Iya pak, maaf," jawab Fatur.
Lian berdiri dan menatap tajam Fatur"Broooo, kalo suka lekas kejar dia. Jangan sampai kau menyesal setelah dia di ambil cowok lain.
Fatur tertunduk"Jariku tidak terbiasa SMS an terlalu lama."
"Hadeehh, alasanmu klasih sekali Tur!!," bisik Lian mencibir sang sahabat.
To be continued.
Selamat membaca.
Januari 2023
Pangkalanbun, tepian sungai arut, Kalimantan tengah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Ika Ika
bisa aja nih si bapak.
2023-03-07
0
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-02-20
0
Buna_Qaya
alasanmu kurang greget mas fatah🤣🤣🤣
2023-02-09
0