Trapped Of Mafia'S Love

Trapped Of Mafia'S Love

Awal Mula

Las Vegas, Nevada. Amerika Serikat.

"Ma-maaf kan saya Mr." ucap pria setengah baya, memohon kepada pria bengis di hadapannya.

Namun pria bengis itu hanya menatap datar, meneruskan kegiatannya memilih-milih pisau berukuran kecil yang tergeletak di atas meja. Diambilnya salah satu pisau yang berukuran tujuh cm, dan sebuah botol kaca kecil seukuran jari kelingking.

"Ikat dia!" Perintahnya dengan suara bariton.

Dua orang bertubuh kekar dengan pakaian hitam, muncul dari arah belakang, melaksanakan apa yang tuannya perintahkan.

Mendudukan tubuh pria setengah baya yang berusaha memberontak dengan badan yang sudah babak belur di sebuah kursi yang berada di tengah-tengah tiang besi. Mengikat tangan dan kaki pria setengah baya itu dengan rantai yang bersatu dengan tiang besi.

"Silahkan, Mr." ucap salah seorang dari mereka usai melaksanakan tugasnya.

"Hm." Pria dengan rahang kokoh dan tatapan datar melangkah maju mendekati pria setengah baya yang telah di ikat dengan posisi tak berdaya. Terlihat rasa takut yang luar biasa dari pria setengah baya itu, tubuhnya gemetar saat langkah pria yang di panggil Mr. semakin mengikis jarak di antara mereka.

"Tubuhmu sangat memprihatinkan, padahal aku belum melakukan apa-apa." ucap pria bersuara bariton itu mengelus pipi rawanannya menggunakan pisau mini yang ada di tangannya.

Seketika oksigen terasa sangat menipis di dalam ruangan remang-remang itu, ketakutan semakin melingkupi seisinya.

"Aaakhhh" suara teriak berhasil lolos tatkala pisau mini membuat lukisan dengan menggunakan kulit pipinya sebagai media datarnya. Darah tampak menguncur deras dari perut pria paru baya itu.

Sretttt

"Pas sekali, sekarang imbang. Kiri dan kanan." ucap pria bersuara bariton itu, seraya memandang hasil karyanya.

"Ahhh darahmu menghalangi keindahan lukisan yang telah ku ukir. Hm, baiklah aku akan membuat darahmu tak mengalir lagi." Pria setengah baya itu melototkan matanya, merasakan pisau yang terus mengoyak perutnya.

"Aaaakhhh...aaaakhhhh." Suara teriakan penuh kesakitan memenuhi seisi ruangan, tatkala pria bersuara bariton menuangkan sebuah cairan dari dalam botol kaca mini tepat di luka pria setengah baya itu. Botol kaca yang berisi cairan pelebur.

"Sudah berapa banyak informasi yang kau bocorkan kepada organisasi sialan itu?" seru pria berahang tegas itu dengan tatapan tajamnya. Namun ia tidak mendapatkan jawaban apapun dari pria yang ada di hadapannya.

"Kau tak mau membuka mulutmu?! Baiklah, sepertinya kau sangat menyukai karya yang ku ukir di tubuhmu." seulas senyuman sinis dengan tatapan mematikan menghujam pria paru baya tersebut. Tak segan, ia melukai pria di hadapannya dengan brutal, jeritan demi jeritan terdengar begitu memilukan. Membuat siapa saja yang mendengarnya akan bergidik ngeri, mengingat kebengisan pria bersuara bariton itu.

Brakkk

Suara pintu yang dibuka dengan keras, menghentikan pria bengis itu dari aktivitasnya.

"Al apa yang kau lakukan?!" serunya kesal, tanpa menoleh pun ia tau itu adalah Al asisten pribadinya.

"Mr. Huen nona melakukan panggilan video, dan ini adalah panggilan yang kesekian kalinya." ucap Al seraya menunjukan layar handphonenya ke arah Mr. Huen.

"Ck." decakan kecil keluar dari mulut dari Mr. Huen. "Hari ini kau bisa selamat dari tanganku. Tapi jangan senang dulu, aku akan kembali dengan lebih sadis!" Menatap tajam pria di hadapannya yang sudah sangat berharap agar kematian segera datang saat ini juga padanya.

"Bereskan dia, biarkan dia tetap hidup untuk beberapa hari kedepan." pinta Mr. Huen mengambil alih ponsel dari tangan asistennya seraya melangkah keluar dari dalam ruangan itu.

*

"Hello, daddy. I miss you." kini layar ponsel tersebut dipenuhi wajah gadis berusia empat tahun dengan suara cadel.

"Hm, I miss you too baby." Mr. Huen menjawab dengan senyuman tipis di bibirnya, menatap layar ponselnya dengan tatapan penuh kerinduan. Hanya pada gadis kecil itu kita dapat melihat senyum tulus dari Mr. Huen, sisanya yang ada hanya kebengisan.

"Daddy, kapan daddy kembali dari London? Apa daddy tidak merindukan Sofia?" tanyanya dengan bibir kecilnya yang mengerucut.

"Tentu saja daddy merindukan kelinci cerewet ini, tapi daddy belum bisa pulang sayang." ucap Mr. Huen, padahal saat ini dia sudah berada di Las Vegas.

"Yaah, padahal Sofia mau belmain boneka dengan daddy." Bibir gadis kecil itu semakin mengerucut dalam.

"Sayang, nanti lagi ya bicaranya. Daddy mau melanjutkan kerja uncle dulu supaya daddy segera pulang ke Las Vegas." ucapnya yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh gadis kecil itu.

"Bye bye daddy, muaachh." Gadis kecil itu melambaikan tangannya sebelum kemudian panggilan video tersebut berakhir.

"Kumpulkan mereka dalam waktu 5 menit!" Perintah Mr. Huen pada asistennya yang berada di hadapannya saat ini.

Al mengangguk, segera melangkahkan kakinya keluar dari ruang kebesaran bosnya di markas itu, untuk melaksanakan perintah sang ketua mafia tersebut.

Di sinilah mereka, di sebuah ruangan luas yang ada di markas besar organisasi Huen Gun, organisasi mafia yang di ketuai oleh seorang pria yang seluruh organisasi mafia di dunia mengenalnya dengan nama Mr. Huen Eldewis.

Keberingasannya dalam memberantas dan membantai musuh-musuhnya serta para penghianat, membuat banyak organisasi mafia lainnya memilih untuk bekerja sama dari pada melawannya.

Suara gesekan antara sepatu pantofel dan lantai keramik, mampu menghentikan suara bising di sebuah ruangan lain markas itu. Semuanya menatap ke arah seseorang yang berjalan menuju sebuah kursi kebesaran ketua Huen Gun yang berada di depan beberapa orang yang sudah berkumpul di sana.

"Segera jelaskan semuanya padaku!" seru Mr. Huen dengan suara baritonnya.

Hening tak ada satupun yang berani membuka suara.

"Shitt. Kenapa kalian diam?! Pengecut!!" teriaknya penuh amarah, membuat oksigen di ruangan itu terasa tercekat di tenggorokan para anak buah organisasi Huen Gun.

"Apa yang kalian kerjakan selama dua bulan aku berada di London? Aku membayar kalian bukan untuk bersenang-senang!Kenapa kalian membiarkan seorang penghianat berkeliaran bebas dalam markas ini?!" seru Mr. Huen penuh penekanan.

"Al, bumi hanguskan organisasi Zeir dalam waktu dua hari, jika tidak kalian semua yang akan menanggung akibatnya!" tegas Mr. Huen menatap tajam satu persatu anak buahnya.

"Baik Mr." ucap seluruh anak buahnya itu kompak dengan wajah yang penuh ketakutan. Jika ketua Mafia telah bertitah maka tak ada yang tak mungkin untuk dilakukan.

Mr. Huen bergerak meninggalkan markas besarnya dengan langkah panjang. Tak ada satu patapun yang terucap, wajahnya masih terlihat dingin dan penuh amarah.

Terlihat sebuah lamborghini aventador di luar markas. Tanpa mengindahkan panggilan dari asistennya, Mr. Huen segera memacu kendaran beroda empat dengan kecepatan sedang, membela kepadatan kota Las Vegas di siang itu.

.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ZaeV92

ZaeV92

aku jadi nangis Bombay lihat tempatnya 😭😭🤧

2023-03-05

1

Mom La - La

Mom La - La

lgsung ngeri aku thorrr

2023-02-24

0

Kacan

Kacan

apakah sofia jodohnya si mafia?😱

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!