Pria Misterius

Dering ponsel yang menggema tak menggentarkan niat pria yang baru saja keluar dari kamar mandi, ia terlihat tidak perduli dengan ponselnya dan terus melangkahkan kakinya menuju walk in closet.

Pria itu meraih setelan jas berwarna hitam pekat, kesukannya. Setelah mengenakan pakaiannya, barulah ia menyambar ponselnya yang kembali berdering di atas tempat tidurnya.

"Hallo, selamat siang tuan." sapa seorang wanita diseberang sana kala sambungan teleponnya telah terhubung.

"Hm."

Tak banyak berbasa basi, wanita itu segera menjelaskan tujuannya menelpon tuannya tersebut.

"Tuan, apa anda bisa mendengar suara saya?" panggilnya tatkala dirinya tak mendengar suara apapun dari seberang telpon.

"Hm." Pria misterius itu memutuskan sambungan teleponnya, meraih jam tangannya seraya memakai kacamata hitam khas miliknya, sebelum kemudian ia melangkahkan meninggalkan apartemennya.

Ting

Pintu lift baru saja terbuka, dari jauh tampak seorang pria yang sudah menunggunya di basement.

"Kau sudah di sini?" tanyanya pada asistennya yang berdiri di samping mobil sedan berwarna silver tua.

"Iya tuan. Silahkan"

Pria misterius itu mengangguk, lalu membawa tubuhnya masuk ke dalam mobil sedan dengan plat 730N yang baru saja melaju dengan kecepatan sedang membela kepadatan lalu lintas di jam makan siang.

Tepat di sebuah cafe ternama di Las Vegas, mobil sedan tersebut berhenti, seorang pria berkaca mata keluar dari dalam mobil.

Seperti dugaannya, wanita-wanita yang berada di sana langsung memanjakan mata mereka dengan menikmati wajah tampan nan berkarisma yang dimilikinya.

Namun pria misterius tersebut tetap melangkahkan kakinya dengan langkah panjang masuk ke dalam cafe menuju ruang VVIP.

"Nona Lyora Vexia Ansara." sapa pria misterius tersebut tersenyum tipis seraya melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Tanpa basa basi, ia segera mendaratkan tubuhnya di kursi yang ada di hadapan wanita yang baru saja disapanya dengan netra mata yang sama sekali tak berpindah sedikitpun dari wajah wanita tersebut.

"Rein, berikan surat kerja samanya sekarang. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini bukan?" pria itu masih berbicara dengan senyum tipis yang tersemat di bibirnya.

"Baik tuan." Dengan segera Rein meletakan surat kerja sama tepat di hadapan Lyora yang tak mengeluarkan sepata kata apapun sedari tadi.

"Tunggu sebentar!" Saat hendak mendatangani surat kerja sama, pria misterius itu menarik dengan kasar surat tersebut hingga membuat kening Nona Lyora berkerut dalam.

"Kau terlihat sangat buru-buru nona Lyora. Bagaimana jika kita meminum kopi panas dulu?"

"Tak perlu berbasa basi tuan Leon Wendsor." cetusnya dengan mata yang menajam.

"Hahaha. Anda masih saja terlihat garang nona." suara tawa Leon Wendsor membuat kedua bola mata Lyora semakin menajam.

"Mr. Leon Wendsor, anda pikir saya sangat membutuhkan kerja sama ini? Jika anda tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan saya, kita batalkan saja kontrak ini." ucapnya santai seraya melangkah pergi, namun langkah kakinya terhenti tatkala mendengar suara menggelegar Mr. Leon.

"Nona Lyora, anda boleh saja pergi sekarang. Aku sama sekali tak membutuhkan tanda tanganmu lagi karena saat ini kita sudah terikat kontrak."

"What?" perkataan Leon membuat Lyora mengurungkan langkah kakinya. Ia segera menoleh menatap pria menjengkelkan itu dengan penuh tanya.

Leon Wendsor seorang pria berusia tiga puluh lima tahun dengan paras rupawan nan karisma yang kuat, membuat siapa saja akan terpesona padanya.

Ketampanan yang dimilikinya serta menjadi seorang pemilik perusahaan ternama di Las Vegas, bahkan menjadi perusahaan tersukses kedua di Amerika setelah perusahaan ayahnya, menjadikan pria itu incaran setiap kalangan wanita muda, tua bahkan nenek-nenek sekalipun.

"Tunjukan surat kontrak yang telah ditanda tangani oleh asisten nona Lyora sekarang." ujar Mr. Leon pada sekertarisnya. Tatapan mata pria itu masih tertuju pada wajah Lyora.

"Shitt. Dilaraa, kenapa kau tak memberitahuku jika surat kontrak itu sudah kau tanda tangani?!" gerutu Lyora dalam hati tatkala melihat tanda tangan adiknya yang sudah membubuhi surat kerja sama tersebut.

"Senang bekerja sama dengan anda nona Lyora." ucap Mr. Leon mengukirkan senyuman tipis penuh kemenangan, seraya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan rekan bisnis barunya. Namun Lyora enggan untuk membalas uluran tangan Mr. Leon hingga membuat pria itu mengerutkan dahinya.

"Apa anda tidak senang bekerja sama dengan saya, nona?" Leon kembali bersuara dengan alis yang tertaut.

"Reaksi seperti apa yang ingin anda lihat dari saya Mr. Leon? Anda telah berhasil menjebak saya!"

"Menjebak? Hahahah." Suara tawa Mr. Leon kembali menggema di ruang VVIP tersebut.

"Seharusnya anda bersyukur nona Lyora Ansara, perusahaan kecil seperti perusahanmu bisa bekerja sama dengan perusahaanku. Anda yang membutuhkan perusahaanku bukan perusahaanku yang membutuhkan anda!" seru Mr. Leon dengan tatapan sangar nan dinginnya yang membuat Lyora tak berkutik.

Helaan napas singkat masuk begitu saja melalui mulut Lyora, ia tersenyum hangat dan berkata, "Terima kasih atas kerja samanya Mr. Leon Wendsor. Saya perimisi." ucapnya membungkuk singkat.

Sementara Mr. Leon hanya mengukirkan senyuman tipis yang sudah menjadi ciri khasnya. Menatap punggung Lyora yang baru saja tenggelam dibalik pintu.

"Kita maju satu langkah lebih cepat. Ayo pergi sekarang."

*

"Langsung ke kantor." ucap Mr. Leon tatkala dirinya sudah berada di dalam mobil.

"Baik Mr."

Rein kembali melajukan mobil yang dikemudinya dengan kecepatan sedang hingga memasuki kawasan Wendsor Group, dan berhenti tepat di depan gedung pencakar langit tersebut.

Leon dan Reinal memasuki gedung Wendsor Group beriringan, membuat para karyawan yang ada di sana langsung terpesona dengan kehadiran dua orang penting perusahaan itu.

"Selamat siang Mr. Leon." Sapa Agnes membungkukan badannya, wanita berkemeja biru dongker yang mengekspos tubuh seksinya tersebut adalah sekretaris Mr. Leon.

Tanpa mempedulikannya, Mr. Leon terus melangkah memasuki ruangannya. Ya, Mr. Leon Wendsor memang terkenal dengan sikap dinginnya kepada lawan jenis. Namun hal itu yang membuat ia semakin dipuja banyak wanita diluaran sana.

Lampu-lampu kantor yang mulai dimatikan dibeberapa sudut ruangan, menyadarkan Mr. Leon yang masih tenggelam dalam pekerjaannya. Ia menutup komputer lipatnya seraya menoleh singkat ke arah jam yang melingkat di tangannya.

"Daddy." baru saja tiba di mansion milikinya, Leon langsung disambut oleh teriakan gadis kecil yang menuruni anak tangga.

"Hati-hati Aletta." ujar Leon.

"Daddy, tangkap aku." Gadis kecil berauara cadel teraebut semakin mempercepat gerakannya, dan.

Hap

Leon menangkapnya dan membawanya ke dalam gendongannya, sebuah kecupan hangat tak lupa ia sematkan di kening gadis kecil tersebut.

"Daddy, I miss you so much." Aletta menyandarkan kepalanya di bahu Leon, betapa ia sangat merindukannya.

"I miss you too little girl." ucap Leon melangkah menuju sofa dan mendudukkan tubuhnya pada single sofa, pun Aletta yang duduk di atas pangkuannya.

"Siapa yang mengajarimu hm?" Kening Leon tiba-tiba berkerut dalam, sangat terkejut mendengar kata-kata yang baru saja dibisikan Aletta padanya.

"Granny..."

"Mom, apa yang mommy ajarkan pada Aletta!" dengus Leon pada ibunya yang duduk di hadapannya.

"Memangnya apa yang Aletta katakan padamu?" tanya mommy Sonia, berpura-pura tak tahu. Ia masih fokus dengan majalah yang sedari tadi berada di tangannya.

"Aletta mau mommy baru, Aletta sangat merindukan mommy." jawab Aletta dengan begitu polosnya.

"Nah, Aletta saja peka. Dia menginginkan mommy baru, kenapa kau tak segera menikah dengan Rhea, Leon? Dia sudah siap dinikahi olehmu, seharusnya kau---."

"Mom, aku lelah. Aku tak ingin membahasnya lagi." Leon memotong ucapan ibunya, merasa jengah dengan obrolan yang hampir setiap hari ia dengar.

"Aletta sayang, Aletta bermain dulu ya sama Granny. Daddy mau mandi dulu." ujarnya menatap wajah gembul gadis kecil itu.

Aletta mengangguk, ia beranjak turun dari pangkuan Leon dan mendekat ke arah mommy Sonia.

Sementara Leon, ia segera bangkit dari duduknya, lalu melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke kamarnya.

.

.

Bersambung....

Visual cast

Leon Wendsor

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

Hai akka author aku sudah mampir ya 🤗

2023-02-25

1

Adila Ardani

Adila Ardani

Thor maaf ini ceritanya orang luar semua ya nga ada orang indonya gitu,

2023-01-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!