SIERA

SIERA

1.

Suasana malam yang sunyi, tak seperti malam sebelumnya, Siera yang sebelumnya sulit untuk diajak tidur, namun malam ini ia sangat penurut.

karena Siera sudah tidur Anjeli memutuskan untuk menemui suaminya di ruang kerjanya, seperti biasa.

Sudah beberapa hari ini, ibu mertua Anjeli tinggal di rumah mereka, hal ini juga merupakan kesepakatan antara Bagas dan Anjeli, mereka memutuskan untuk meminta bantuan ibunya untuk menjaga Siera karena Anjeli sering tak enak badan bahkan pingsang di saat Bagas sedang tak di rumah.

Pembantu yang sebelumnya mereka pekerjakan sudah mereka berhentikan karena kondisi ekonomi Bagas yang semakin menurun drastis.

ketika hendak membuka pintu,

Anjeli tak sengaja mendengar pembicaraan ibu mertua dan suaminya di ruang kerja Bagas, ketika ia akan pergi menemui suaminya untuk menawarkan kopi.

"Nak, sebaiknya kamu pikirkan kembali pernikahan kamu dengan Anjeli, ibu lihat dia sering sakit akhir-akhir ini." Bagas yang tak menyangka ucapan tersebut akan keluar dari mulut orang tuannya sendiri, seakan tak punya hati nurani terhadap istrinya yang kini sebatang kara.

"Apa hubungannya pernikahan saya dengan sakitnya Anjeli?, kenapa ibu malah berpikir seperti itu," sanggah Bagas karena tak setuju dengan pernyataan ibunya barusan.

"Ya tentu saja ada, dia pasti tak mampu melayani kamu dengan baik, kamu jangan bodoh dibutakan oleh cinta," tegas ibunya yang menganggap bodoh anaknya yang terlalu dibutakan oleh cintanya kepada Anjeli.

"Bu', sudahlah ibu tak sayang apa pada Siera dia masih kecil Bu, aku memanggil Ibu kemari untuk menemani Anjeli bukan memperkeruh keadaan," ucap Bagas yang tak senang dengan pembahasan mereka.

"Mira masih sering menanyakan kamu, jika kamu mau menikah lagi bukan kah itu lebih baik, dengan menikahi Mira, usaha kamu itu pasti akan kembali jaya seperti dulu, orang tua Mira sangat menyukaimu nak, dan mereka janji akan membantu asalkan kalian menikah, hanya saja syaratnya Anjeli harus menjadi istri sirih kamu," jelas ibunya yang semakin ngawur menurut Bagas.

"Sudahlah Bu, jangan ngawur, ini udah malam aku mau istirahat, besok masih ada pertemuan dengan kolega membicarakan masalah ganti rugi perusahaan." Bagas semakin kecewa terdapat sikap ibunya yang tak pernah menerima istrinya meski Siera telah lahir sebagai bukti tanda kasih mereka yang tulus dan murni, dia pun berlalu meninggalkan ibunya yang tak pernah menyetujui pernikahan mereka dan masih berniat untuk memisahkan mereka sampai detik ini.

Anjeli segera kembali ke kamar, dan mengurungkan niatnya untuk menemui suaminya.

"kenapa ibu tak pernah menyukai ku, apa karena orang tuaku sudah meninggal dan orang tua ku bukan lah dari kalangan pengusaha melainkan hanya abdi negara." Guman Anjeli dengan menahan sesak yang sudah memenuhi rongga dadanya, kenapa aku bisa mencintaimu mas, andai saja dulu aku menolakmu, dan tak menuruti kata hatimu, mungkin hal ini tak akan terjadi pada dirimu, Mira sangat kaya dan terpandang wajar ibumu sangat menyukainya.

krekkk....

Bagas kembali ke kamar dan melihat putrinya sudah terlelap.

"Ternyata sudah tidur rupanya," ucap dengan mencium kening putrinya.

"hari ini dia sangat penurut, tak seperti biasanya," jelas Anjeli yang sedang merapikan mainan Siera.

"Baguslah jadi kita punya waktu yang panjang malam ini, jarang-jarang aku kebagian jatah semenjak Siera hadir," sambil mendekati Anjeli yang terlihat segar tak seperti biasanya.

"kamu sangat cantik malam ini, aku tak pernah melihat kamu memakai pakaian seksi seperti ini," bujuk rayu Bagas yang tergoda dengan penampilan seksi Anjeli.

"bukannya ini pakaian yang mas pernah belikan, namun aku tak pernah memakainya, hari ini aku putuskan untuk memakai semua pakaian yang mas belikan untuk ku, aku tak tau apakah masih ada banyak kesempatan bagi ku untuk memakainya nanti," ucapnya karena ia menyadari entah berapa lama ia bisa bertahan dengan penyakitnya itu.

"ada apa dengan mu, kalian malam ini sangat ngawur, emang benar perempuan umumnya sulit untuk di pahami" Bagas yang pusing dengan omongan ngelantur ibunya, ketika sedang ngobrol dengan Anjeli ia juga merasakan hal yang sama.

"maaf mas tapi kamu gak tau jika aku sakit, dan aku tak tau berapa lama aku bisa bertahan," guman Anjeli.

Bagas yang sudah tak kuasa menahan hasratnya aktif melancarkan aksinya, dan malam ini menjadi malam panas bagi mereka.

***

"Hari ini adalah jadwal periksa aku, aku hampi lupa," guman Anjeli yang baru teringat jadwal rutin pemeriksaannya.

"Untung dia belum berangkat. aku masih bisa memberitahunya." Guman Anjeli melihat mas Bagar sedang memakai sepatu kerjanya.

"Mas aku izin keluar hari ini, untuk belanja keperluan dapur," ucap Anjeli kepada suaminya.

"Kamu aman pergi sendiri?", tanya Bagas.

"iya, mas aku sehat kok hari ini"

"Kalau begitu kamu hati-hati dan hubungi aku secepatnya jika ada masalah" Bagas yang selalu khwatir dengan Anjeli karena keadaan Anjeli yang sering tiba-tiba pingsan, namun entah ada apa dengan Anjeli setiap Bagas ingin mengantarnya ke dokter Anjeli pasti menolak.

"baik mas" jawab Anjeli mengakhiri obrolan mereka pagi ini.

Setelah Bagas berangkat ke kantor, Anjeli langsung bersiap-siap untuk pemeriksaan rutin yang selama ini ia sembunyikan dari sang suami. Walau sang suami sering menawarkan untuk pergi periksa bersamanya, namun Anjeli selalu menolak justru ia malah pergi cek up seorang diri dan menyembunyikan hal tersebut dari suaminya.

Anjeli mendapat vonis dokter mengidap tumor otak dua tahun yang lalu, ketika Siera berumur dua bulan dan ibunya masih hidup, ketika itu Anjeli sedang berada di rumah ibunya dan jatuh pingsan ibunya membawa Anjeli ke tempat praktek teman Bagas yang merupakan dokter spesialis ternama di kota itu, dan Anjeli dicurigai menderita tumor pada otaknya dan mereka melakukan pemeriksaan khusus, maka keluarlah diagnosa itu pada Anjeli, ibunya yang kaget mengalami serangan jantung dan sebulan setelahnya ibu Anjeli berpulang untuk selamanya, hal inilah yang membuat Anjeli begitu apik menyembunyikan penyakitnya, ia takut terjadi apa-apa pada semua orang yang dia cintai karena mengetahui penyakitnya ini.

Hingga Siera kini berusia dua tahun, Anjeli masih menutup rapat-rapat rahasia ini pada sang suami.

Sebelum berangkat Anjeli menyempatkan diri melihat Siera yang sedang bermain bersama omah nya di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Siera anak ibu, kamu jangan nakal yah, tinggal dengan omah, ibu mau ke supermarket membeli keperluan dapur"

"Jangan terlalu lama nanti kamu pingsan lagi di keramaian," meski ibu mertuanya tak suka dengan Anjeli tapi ia masih menaruh perhatian pada Anjeli mengingat Siera masih kecil, akan tetapi sifat Matre ibu mertua Anjeli mengalahkan sisi kebaikannya.

Anjeli melangkahkan kaki menuju rumah sakit yang menjadi tempat ibunya meninggal dua tahun yang lalu. Hal itu juga mengingatkan dirinya di kala ia sedang berada di ruang tunggu rumah sakit tersebut dan secara tak sengaja melihat ibunya dan dokter Sean teman akrab Bagas sedang mengobrol serius di ruangan dokter, Anjeli yang penasaran memutuskan untuk menguping obrolan mereka yang tampak sangat serius dan Anjeli mendengar samar-samar diagnosa dirinya yang mengidap penyakit berbahaya , namun ibunya selalu mengatakan dirinya sehat dan tak ada masalah, dan Anjeli yang penasaran menyelidikinya sendiri dengan menemui dr. Sean seorang diri dan memaksa dokter memberi tahu semua tidak Anjeli ketahui,

alangkah terkejutnya Anjeli ketika dokter menyodorkan hasil pemeriksaan itu.

Nama : Anjeli

Umur : 22 tahun

Diagnosa : Tumor Otak

Jadi ini penyebab ibu saya menyembunyikannya dan ini juga penyebab ibu saya kembali terkena penyakit jantung seperti pada saat ayah meninggal beberapa tahun yang lalu.

"Dan satu lagi informasi yang ibu kamu sembunyikan penyakitnya semakin parah dan ia menolak untuk melakukan pengobatan."

"Ternyata banyak hal yang ia sembunyikan dari ku," tak pernah terpikirkan olehnya, ibunya yang selama ini ia pikir lemah mampu bertahan dan mengurus semua pengobatannya secara rahasia.

"Anjeli sebaiknya hal ini kita bicarakan dengan Bagas, kamu juga tak perlu menyembunyikan ini semua dengan suami kamu, bukan kah kamu sudah merasakan hal yang sama ketika ibu kamu merahasiakan semuanya, hal itulah juga yang akan Bagas rasakan terlebih lagi ia adalah suami mu pasti akan sangat kecewa mengetahui ini," bujuk dokter Sean yang bingung dengan sikap Anjeli dan ibunya yang tidak saling terbuka untuk masalah yang serius seperti ini.

"Tidak dok, sebaiknya kamu bantu aku menyembunyikan hal ini, aku tak mau membuatnya khwatir, terlebih lagi sekarang ia sedang dipusingkan dengan anjloknya perusahaan yang sudah lama ia rintis sebelum kami menikah." Anjeli yang mandiri dan tak mau merepotkan orang lain memang susah untuk di bujuk sama seperti ibunya.

Terpopuler

Comments

DezzaLove

DezzaLove

terima kasih atas koreksinya. kedepannya lebih di perhatikan lagi. 🙂

2023-01-30

1

Shen月呀

Shen月呀

Maaf kak izin koreksi, Kalo bisa pakai huruf kapital kak depannya. “apa - Apa” gitu. Ehe, aku juga penulis pemula 😄

2023-01-29

1

Shen月呀

Shen月呀

Hay kak aku mampir, salam dari YUE AND AIDEN 😄

2023-01-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!