BAB 10

Pov (Aisyah)

     Hari ini adalah hari kepindahan Fitri dan suaminya, aku tak bisa ikut mengantarnya karena pesawat mereka berangkat subuh. Tapi dia sudah berpamitan melalui video call, dan juga untuk menyampaikan kalau kunci rumah sudah dia titipkan kepada ibu Mertuanya.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, aku pun mulai mengepak barang dan pakaian yang akan dibawa ke kontrakan nanti, karena pakaianku dan Mas Arya tak banyak, jadi hanya cuma menggunakan satu tas jinjing ukuran sedang. Untuk barang - barang lain akan ku masukkan kedalam kardus, nanti aku akan ke warung Mpok Atik untuk membeli kardus kosong.

Aku pun bergegas menuju warung Mpok Atik, tenyata sudah banyak ibu - ibu yang berkumpul, dari yang memang ingin berbelanja atau yang sedang berkumpul untuk bergibah. Kadang aku merasa heran sama mereka, hampir tiap pagi mereka nongkrong disini sambil bergibah seperti tidak punya pekerjaan lain. Entah karena terlalu asyik bergibah mereka tak menyadari kedatanganku.

"Mpok ada jual kardus kosong gak"? Tanyaku pada Mpok Atik.

"Kalau kardus mah gua kagak jual neng, kalau mau ambil aja tuh disamping warung gratis kagak perlu bayar. Emang buat apaan kardusnya?". Tanya Mpok Atik sambil menunjukkan kardus kosong di samping warungnya.

"Beneran nih Mpok boleh saya ambil?. Buat naruh barang Mpok". Ucapku lalu mengambil dua buat kardus berukuran sedang.

"Lu mau pindahan ya neng"? Tanya Mpok Atik lagi, aku hanya mengangguk.

"Oh jadi bener, kalau lu yang mau nyewa di rumah anaknya Pak Haji Mansur. Banyak uang dong lu, kan rumah itu lumayan gede apalagi perabotan nya mahal - mahal. Tapi kok lu sama mertua pelit bener, masak cuma tahu tempe sama sayur kangkung. Emang bener kata mertua lu kalau lu itu menantu pelit dan perhitungan. Eh Aisyah lu harus baik - baik sama mertua lu secara lu itu anak yatim, jadi orang tua lu tinggal ibu Mertua lu, jadi lu kudu wajib berbakti sama dia biar bisa masuk surga lu". Ucap Mpok Ely. Bukannya kemarin dia jelek - jelekkin ibu Mertuaku, kenapa sekarang seolah - olah ada di pihak ibu Mertuaku. Dasar muka dua.

"Aku permisi dulu ya ibu - ibu, mau lanjut beres - beres. Mpok makasih ya kardusnya. Assalamualaikum". Pamit ku dan segera balik kerumah.

"Iye neng sama - sama, Wa'alaikum salam". Jawab Mpok Atik.

"Dasar kagak sopan santun, dibilangin malah ngeloyor pergi". Ujar Mpok Ely kesal.

**

Setiba di rumah, aku melanjutkan mengepak barang. Kubuka lemari pakaianku, aku berjongkok dan mengangkat tripleknya, disitu tersimpan uang selama aku sisihkan dari gaji Mas Arya, dari hasil ngojol dan juga perhiasan peninggalan emmau dan mahar dari Mas Arya. Dulu sempat ingin ku jual mahar tapi Mas Arya melarang. Aku hitung total uangnya sekitar tujuh juta rupiah, aku sengaja menyembunyikan disitu agar tidak temukan oleh ibu Mertuaku. Dulu saat pertama aku datang kerumah ini, beliau meminta mahar dari anaknya untuk beliau simpan supaya tak hilang tapi tak ku berikan, saat itu akhirnya aku baru tau sifat asli ibu Mertuaku. Beliau juga sempat menggeledah kamarku mencari perhiasanku, sayangnya beliau tak menemukannya. Tentu saja beliau tidak akan tahu tempat aku menyembunyikan nya karena lemari itu aku bawa dari kontrakan lamaku. Sudah lama aku menyimpan barang berhargaku disitu sejak pertama kali kami membeli nya. Kalau memungkinkan lemari ini akan kubawa juga.

Aku menyimpan kembali barang berharga ditempat semula, nanti saat akan meninggalkan rumah ini baru aku mengambilnya.

Saking sibuk mengepak, aku sampai tak pegang ponsel dari tadi. Ternyata ada banyak notif dari novel yang ku tulis, banyak yang sudah membaca, memberi like dan juga berkomentar. Aku membaca komentar dari para pembaca, alhamdulilah responnya positif semua. Mereka tidak sabar menunggu kelanjutan ceritaku, aku jadi bersemangat untuk terus menulis. Semoga ini awal yang baik, Aamiin.

Aku pun keluar kamar untuk mandi dan bersiap dan sholat Dzuhur. Saat hendak kembali ke kamar, aku berpapasan dengan Rani di dapur.

"Cie yang dikit lagi ninggalin rumah ini, pasti sekarang udah merasa menang, bisa bebas udah gak jadi babu lagi. Lu jangan senang dulu, selagi ibu gua masih hidup dan gua masih ada lu kagak akan kami biarkan hidup bahagia. Lagian lu pindah kurang jauh, masih bisa kita samperin". Ujar dengan nada mengejek.

Aku tidak mau ambil pusing, dan bergegas masuk ke kamar dan menunaikan kewajibanku. Sehabis sholat, aku melanjutkan berberes.

Tok

Tok

Tok

Aku pun segera membuka pintu kamarku, baru saja ku buka, ibu Mertuaku melempar pakaian kearahku.

"Nih cucian baju saya dan Rani, sekalian itu gorden dicuci semua, bukan berarti besok kamu pindah jadi kamu bermalas - malasan, Oya jangan pake mesin cuci, boros listrik". Ujar ibu Mertuaku kemudian meninggalkanku dengan banyak cucian, diikuti dengan Rani yang tertawa mengejekku.

Aku pun segera membawa cucian itu ke tempat biasa aku mencuci baju. Setelah ku perhatikan ternyata pakaian ini masih bersih baru kemarin ku lipat dan setrika, gorden juga baru ku ganti dua hari lalu. Sepertinya mereka sengaja mengerjaiku. Oke tak apalah, anggap saja ini pekerjaan terakhirku sebelum meninggalkan rumah ini.

Akhirnya setelah beberapa jam selesai juga pekerjaanku mencuci dan menjemur. Aku pun kembali kekamar untuk membersihkan diri dan menganti pakaianku yang basah kemudian menunai sholat Ashar.

Sehabis sholat, aku berniat tidur sebentar. Tubuhku sudah sangat lelah dari tadi belum diistirahatkan. Tapi sebentar lagi Mas Arya pulang, aku pun beranjak dari ranjang dan bergegas keluar kamar untuk menyiapkan makan untuk suamiku. Saat aku keluar, ku dapati rumah sepi. Sepertinya dua perusuh itu sedang pergi. Aku menuju meja makan dan membuka tudung saji, ternyata masakanku masih utuh, tentu saja masakan ini bukan selera mereka.

Tak berapa lama Mas Arya pulang, setelah mandi dan berganti baju kemudian kami makan bersama.

Sehabis makan dan membereskan bekas makan kami, Mas Arya membantu mengepak barang yang belum sempat ku masukan kedalam kardus.

"Yank kamu istrihat aja, ntar Mas yang lanjutin ngepacking barang". Ujar suamiku.

"Iya mas, aku istirahat bentar ya, aku ngantuk banget, ntar tolong bangunin ya, Mas juga kalau udah selesai langsung istirahat". Ucapku sebelum akhirnya terlelap.

Aku terbangun oleh adzan. Saat aku menoleh ke sebelah kanan, ternyata ada Mas Arya yang tertidur di sebelah. Pantas aja aku gak dibangunin. Aku pun membangunkan nya untuk berwudhu dan sholat bersama.

Setelah sholat, aku menci*um tangan suamiku.

"Yank doain rejeki Mas lancar terus, Mas dapat info dari teman Mas kalau tempat kerja Mas  yang dulu sudah mulai bangkit lagi. Dan sedang buka lowongan pekerjaan, nanti teman Mas yang bantu rekomendasikan ke pihak perusahaan karena sekarang bos nya udah ganti. Bantu doa nya semoga Mas keterima kembali". Ucap suamiku.

"Aamiin Mas, aku selalu doakan yang terbaik buat keluarga kita. Doakan aku juga ya Mas, aku udah dua hari ini menulis di aplikasi yang kemarin aku ceritain ke Mas, Alhamdulillah sudah udah lumayan baca cerita aku dan responnya positif. Kalau aku udah gajian dari aplikasi itu, aku mau buka usaha dirumah, kemarin aku lihat garasinya cukup luas, nanti aku minta izin sama Fitri, semoga diizinkan. Kalau gak mungkin aku mau jualan online". Ujarku.

"Iya yank kita berjuang sama - sama, insyallah dilancarkan oleh Allah". Kata Mas Arya sambil memelukku.

"Oya yank, nanti Mas sholat Isya di Masjid ya. Nanti pulang mau singgah ke rumah Pak Haji mau ngambil kunci rumah. Tadi pas kamu tidur beliau nelfon Mas". Ucapnya.

"Iya Mas tadi Fitri juga udah bilang kalau kuncinya dititipin di Mertuanya". Jawabku.

"Lemari ini mau kamu bawa gak yank?soalnya Mas juga bingung mau taruh dimana karena barang disana udah lengkap". Tanya Mas Arya.

 "Sebenarnya aku pengen bawa lemari ini, karena ini pemberian dari almarhum bapak, tapi benar juga yang mas bilang kalau barang - barang disana udah lengkap ntar bingung mau taruh dimana". Jawabku.

"Kalau kamu mau bawa lemari ini nanti sehabis ambil kunci, mas singgah bentar kesana, kalau memungkinkan untuk dibawa nanti Mas pinjam pick up Pak Haji untuk ngangkutnya. Ya udah dikit lagi Isya, mas ke masjid dulu". Ujar suamiku kemudian bergegas menuju Masjid.

Selepas Mas Arya, aku segera menunaikan kewajiban ku.

Usai menunaikan sholat, aku pun menelfon Fitri untuk mengutarakan niatku untuk membuka usaha dirumahnya. Alhamdulillah Fitri dengan senang hati memberiku izin dan dia berniat memberikan ku modal, tapi ku tolak dengan halus.

"Ais, kalau nanti ko berubah pikiran hubungi saya eh, saya malah senang bisa bantu ko". Kata Fitri sebelum menutup telfon.

Aku bersyukur kepada atas nikmat yang diberikan - Nya, semoga ini awal yang baik untuk aku dan Mas Arya.

Sambil menunggu Mas Arya pulang, aku melanjutkan untuk menulis lagi. Tapi sudah satu jam aku cuma bisa mampu menulis tiga bab saja, mungkin karena aku sedang lelah, aku pikiranku terbagi memikirkan kepindahan kami besok.

Tak berapa lama Mas Arya pulang.

"Assalamualaikum". Salam suamiku saat memasuki rumah.

"Wa'alaikum salam". Jawabku sambil menci*um tangannya. Kemudian kami beriringan menuju kamar.

"Ibu udah tidur ya yank?". Tanya Mas Arya.

"Iya Mas tadi sekitar jam delapan lewat ibu pulang dan langsung masuk kamar, kalau Rani sepertinya nginap dirumah temannya". Jawabku.

"Mas sudah singgah dirumah kontrakan, ternyata muat lemari ini ditaruh di kamar kita. Kamar luas banget dan ada AC dan kipas angin juga. Tadi Mas maunya kita tidur di kamar tamu saja tapi Pak Haji nyuruh di kamar utama, karena di dalam tinggal tempat tidur, lemari dan meja rias. Barang - barang pribadi Irfan dan Fitri udah mereka bawa, sebagian disimpan di rumah Pak Haji. Mas juga udah minjam pick up beliau buat ngangkut lemari ini". Terang suamiku.

"Alhamdulillah kalau gitu Mas, tadi aku juga nelfon untuk minta izin pakai garasi dia buat tempat, dan dia izinin malah dia mau ngasih modal usaha tapi aku tolak, karena aku masih ada simpanan dari sisa gaji dan hasil ngojol nya Mas". Ujarku.

"Bersyukur ya yank, kita dipertemukan dengan orang - orang baik. Sekarang kita tidur besok kita mau pindah, Mas juga besok libur karena digantikan sama teman Mas yang pernah Mas gantiin shiftnya waktu dia sakit". Ucap suamiku, kemudian kami berdua segera beristirahat.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!