BAB 3

Pov (Aisyah)

"Mas kamu sudah pulang?". Tanyaku

"Iya sayank baru aja, Mas mau bangunin kamu tapi nyenyak banget kamu tidurnya, tidak tega Mas banguninnya". Ucap Mas Arya sambil membelai rambutku lembut.

"Jam berapa ini, Mas udah makan?. Maaf tadi aku ketiduran". Ujarku.

"Sudah hampir jam sepuluh, iya tidak apa - apa sayank, kamu pasti kelelahan ngurus rumah seharian".

"Mas belum makan. Ini Mas ada bawain nasi goreng kesukaan kamu yang sering kita makan awal - awal kita nikah. Yuk kita makan berdua". Ajak suamiku.

"Ya sudah kita makan di kamar aja ya, Mas tunggu sini bentar ya mau ke dapur dulu ambil piring dan sendok". Ucapku.

"Tidak usah kamu di kamar aja, biar Mas yang ambil". Ujar Mas Arya.

"Mas sekalian gelas ya, tadi aku lupa ngambil". Kataku.

"Siap sayank". Jawab Mas Arya seraya membuka pintu dan berlalu ke dapur.

Tidak sampai semenit pintu kamar terbuka, Mas Arya masuk dengan barang bawaannya.

"Ini sayank piring ,sendok dan gelasnya". Ucap Mas Arya sambil menyodorkan barang yang dibawanya.

"Terimakasih Mas, gelasnya taruh di meja aja". Kata ku.

Mas Arya kemudian duduk di sampingku.

"Yuk makan Mas, sebelumnya kita berdoa dlu". Ucapku.

    

Mas Arya menyendokkan nasi lalu menyuapkan kepada ku. "Suapan pertama buat bidadari Mas". Ucap Mas yang membuat pipiku merona.

"Ahhh.. Buka mulutnya, kereta api mau masuk terowongan".

"Apaan sih Mas, ada - ada saja. Emangnya aku anak kecil, kalau mau makan harus kayak gitu". Ucapku sambil tertawa oleh tingkah lucu suamiku. Kemudian membuka mulut menerima suapannya.

"Biar kamu makan yang banyak, Mas janji akan selalu bahagiakan kamu. Jangan sedih lagi ya. Ucap Mas Arya yang membuatku meneteskan air mata.

"Loh sayank kenapa menangis? Mas ada buat salah ya? Atau nasi gorengnya terlalu pedes?". Tahan Mas Arya kuatir melihatku tiba - tiba menangis.

Aku menggelengkan kepala. "Aku terharu Mas, terima kasih untuk semuanya Mas". Jawabku

"Owalah yank kirain kenapa, Mas sampai panik liat kamu nangis kayak gitu. Sudah jangan nangis lagi nanti nasi gorengnya basah kena air mata, yang ada malah jadi nasi goreng kuah". Ucap Mas Arya sambil nyengir memamerkan gigi yang rapi.

Akupun yang tadinya nangis jadi tertawa mendengar kata - kata yang dia ucapkan. Nasi gorengpun ludes dalam sekejap.

"Alhamdulillah". Ucap kami serempak.

"Nih Mas kamu minum dulu, aku mau ke dapur dulu balikin piring dan sendok". Ucap berlalu ke dapur.

Aku memang sengaja meletakkan gelas dan teko air dalam kamar, jadi kalau haus tengah malam tidak perlu ke kamar lagi. Dari kecil aku memang suka haus tengah malam sehingga almarhumah Emmaku selalu menyediakan gelas dan teko dalam kamarku.

Sekembali ku ke kamar, Mas Arya sudah di duduk tepi ranjang menungguku.

"Sini yank duduk dekat Mas". Panggil Mas Arya.

Aku pun duduk di samping nya.

"Ini hasil Mas ngojol hari ini kamu simpan, pergunakan buat keperluan kamu. Mas sudah ambil 20 ribu buat uang bensin. Coba kamu hitung dulu jumlah nya berapa tadi Mas tidak sempat hitung". Ujar Mas Arya sambil memberikan uang yang aku tidak tahu jumlah nya.

Aku menerima uang itu dan menghitungnya.

"Alhamdulillah Mas ada tiga ratus ribu, terima kasih ya Mas". Ucap ku bersyukur, banyak sedikit rejeki yang didapat suamiku selalu ku syukuri.

"Sama - sama yank, Alhamdulillah hari ini Mas dapat banyak orderan makanya Mas pulang telat, ada beberapa pelanggan yang kasih tip gede". Cerita Mas Arya.

"Semoga rejeki Mas selalu dilancarkan sama Allah. Aamiin". Ucapku mendoakan suamiku.

"Aamiin. Ya sudah kita sekarang tidur saja ya, efek kenyang nih Mas jadi ngantuk". Kata Mas Arya sambil menguap.

"Oya Mas Ryan dan keluarganya lagi ada di rumah, lupa aku sampaikan ke Mas". Ucap ku.

"Hmm..ya udah besok pagi saja Mas temui mereka, sekarang paling sudah pada tidur. Kamu juga segera istrihat". Jawab Mas Arya kemudian berbaring di kasur.

"Iya Mas, aku simpan uangnya dulu". Jawabku kemudian uangnya di tempat penyimpanan rahasia ku.

Setelah itu aku mematikan lampu kamar, kemudian naik ke ranjang, lalu segera tidur tidak lupa membaca doa.

Kami berdua terlelap menyelami mimpi kami masing - masing.

***

Aku terbangun mendengar kumandang adzan subuh, bergegas aku bangun untuk menunaikan kewajibanku tidak lupa membangunkan Mas Arya juga.

"Mas bangun, sudah adzan tuh". Ujar ku membangunkan nya.

"Iya yank". Jawab nya.

Aku pun ke luar kamar menuju kamar mandi, untuk mandi dan berwudhu.

Setelah selesai, ternyata ada Mas Arya di depan pintu. Kami gantian.

Setibanya di kamar, bergegas aku berpakaian dan menunaikan sholat.

Selesai sholat, sudah ada Mas Arya yang telah siap untuk berangkat ke Masjid.

"Mas ke Masjid dulu". Ucap Mas Arya.

"Iya Mas". Jawabku sambil menci*m tangan nya.

"Assalamualaikum". Salam suamiku.

"Wa'alaikum salam". Jawabku.

Setelah Mas Arya pergi, aku segera menuju dapur untuk membuat sarapan untuk orang rumah. Jadi pas mereka bangun sarapan sudah tersedia di meja makan.

Pagi ini aku akan memasak nasi goreng sosis  dan telur ceplok.

Setelah matang, aku sajikan di meja makan. Tak lupa aku simpanin buatku dan Mas Arya. Suamiku tidak suka sarapan, jadi biasa aku jadikan buat bekal dia kerja.

Aku lanjut membersihkan dapur, menyapu dan mengepel lantai, setelah itu aku mencuci pakaian ku, Mas Arya, ibu Mertuaku dan juga pakaian Rani.

Walaupun udah dewasa Rani tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, ibu terlalu memanjakannya karena dia anak bungsu dan anak perempuan satu - satunya.

Perlakuan Rani terhadapku tidak jauh beda dengan ibunya. Dia tidak pernah menghormatiku sebagai istri dari kakak kandungnya dan terkadang berlaku tidak sopan kepadaku.

Setelah beres mencuci, terdengar suara Mas Arya memanggilku. Ternyata dia sudah pulang dari Masjid.

"Assalamualaikum, Sayank kamu dimana"?. Panggil Mas Arya.

"Wa'alaikum salam Iya Mas, aku habis beres nyuci ". Jawab ku kemudian menci*um tangan suami ku.

Kami berdua masuk kamar. Aku menyiapkan pakaian suamiku untuk berangkat ngojol, Mas Arya biasa berangkat pagi kalau sedang libur kerja. Katanya biar dapat orderannya banyak.

Mas Arya sudah siap untuk berangkat menjemput rejeki, tidak lupa ku membekalinya dengan nasi goreng yang ku buat tadi dan sebotol air minum.

Kemudian aku mengantar ke depan rumah.

"Mas berangkat dulu ya ini sudah ada orderan yang masuk, kamu baik - baik di rumah, kalau sudah lelah istirahat". Ucap Mas Arya sambil memeriksa ponselnya.

"Iya Mas, hati - hati di jalan. Semoga hari ini dilancarkan. Aamiin". Jawabku sambil menci*um tangannya dan mendoakannya.

"Aamiin. Mas jalan ya. Assalamualaikum". Ucap suami ku kemudian mengendarai motor dan meninggalkan rumah.

"Wa'alaikum salam". Balasku lalu masuk ke rumah dan menutup pintu.

Aku kembali ke dalam untuk melanjutkan menjemur pakaian.

"Aisyah sini ikut sarapan dulu" . Panggil Mbak Bella.

Ternyata di meja makan sudah ada ibu Mertua ku, Mas Ryan, Mbak Bella dan Maira. Terlihat Mertuaku tidak suka dengan kehadiranku.

Aku berjalan mendekati mereka.

"Arya sudah berangkat ngojol ya?". Tanya Mas Ryan.

"Iya Mas baru aja, tadi buru - buru karena ada orderan". Jawabku. Mas Ryan membalas dengan anggukan.

"Kalau Rani kemana Bu, dari kemarin tidak keliatan itu anak? Ibu jangan terlalu dibebasin Rani, dia itu anak gadis, tidak baik sering keluar rumah sampai malam, apalagi sampai tidak pulang ke rumah". Mas Ryan berbalik bertanya kepada ibu Mertuaku.

"Dia lagi nginap di rumah teman nya buat ngerjain tugas, sudah kamu tidak perlu mikirin dia. Dia sudah besar, bisa bedain mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu percaya sama Rani". Jawab mertuaku membela Rani.

Mas Ryan cuma diam mendengarkan jawaban ibu nya.

"Nasi goreng buatanmu enak banget loh Ais, Maira saja yang susah makan sampai nambah". Puji Mbak Bella.

"Iya masakan Bibi Aisyah enak". Ucap Maira ikut memuji ku.

Aku hanya tersenyum mendengar pujian mereka. Mas Ryan juga terlihat juga menikmati masakan ku, kecuali mertuaku dengan tatapan tidak suka nya.

"Alahh. Makanan kayak gini aja ibu juga bisa masak lebih enak, kalian terlalu berlebihan memuji dia". Cemooh ibu Mertuaku.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Widati Dati

Widati Dati

sederhana tp dalam thor... love u thor

2023-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!