Dinikahi Mantan Napi
Kegiatan pemanasan yang menyenangkan terhenti bahkan belum mencapai ******* yang diharapkan. Dion geram mendengar bunyi bel kamar hotel yang mengusiknya. Sementara Valencia sesegera membereskan baju dan memakai baju tidur.
Di luar kamar sudah berdiri seorang pria setahun lebih muda dari Dion dengan tampilan casual. Celana jeans biru muda dengan kaos kerah putih dibalut hoodie berwarna navy serasi dengan kulit putih bersih dan wajah misteriusnya. Sesekali di tengoknya smart watch karena pintu tak segera terbuka.
18.30 , Seharusnya mereka sudah kembali dan bersiap untuk makan malam. Apa mungkin aku terlalu cepat datang? Baiklah ku tekan lagi saja belnya.
Pintu terbuka, Dion yang dikenal olehnya adalah sosok ceria dan bersemangat namun berbeda dengan yang ada dihadapannya. Terlalu lusuh, malas, dan tatapan amarah.
“Haiii Senpaiii… long time no see… how are you?”, Sambut Andaro berharap Dion mengingatnya.
“Hmmmm… Andarosan…I’m fine… hope you so. Just wait for a minute.” Dion tak segera mempersilahkan Andaro, dia menengok ke dalam sejenak.
Selang beberapa saat, dibukanya pintu kamar dan Andaro diarahkan duduk di ruang tamu president suite tersebut. “Apakah aku mengganggumu Senpai?”
Meskipun terlihat seolah cuek namun Andaro cukup sensitive terhadap perasaan orang lain. Melihat Dion yang seperti belum bisa menerima kehadirannya dan masih berkutat ke hal yang lain, membuat Andaro merasa harus memastikan apakah dia mengganggu kerabatnya itu.
“Nope Andarosan, hanya saja beri aku waktu sejenak. Mmm kau tau, kalau memasak telor membutuhkan waktu yang lama dan untuk membukanya harus direndam air dingin segera setelah dimasak.”
Andaro masih tak paham… apakah sang Senpai kelaparan dan sedang menunggu telor yang direbusnya matang?
“….mmm maksudku, kita butuh waktu untuk menyesuaikan diri dari keadaan yang berubah secara tiba – tiba… Ah sudahlah, kau bujang tak akan paham. Tunggu di sini aku akan bersiap – siap.”
Dion meninggalkan Andaro yang masih merasa tak paham. Di lihatnya jendela dan pemandangan luar tampak indah, siluet gunung Fuji nampak dibalik hamparan pemandangan city view. Merasa butuh kehangatan dan si pemilik room bahkan tidak menyuguhkan minuman, Andaro melangkah menuju pantry dekat ruang tamu, diambilnya sesendok roasted matcha dan menyeduhnya. Perlahan dinikmati aroma dan menyesapnya.
“Haiii halo… teman Dion ya?”, Niat Valencia menyapa rekan suaminya malah berakibat Andaro terkaget dan menumpahkan minuman panas ke hoodie yang dikenakan.
“Aduuuh.. maaf saya mengangetkan anda..” dengan sigap Valencia mengambil tissue dan membantu Andaro membersihkan air pada hoodie.
“Arigatou gozaimasu… “, ucap Andaro dan mengambil tissue dari tangan Valencia serta mundur selangkah. Tak hanya suara dan tindakan Valencia yang membuatnya terkaget tapi aroma serta kedekatan ini membuat jantungnya berdebar.
Karena kaget! Wanita ini memecah keheninganku dan aku terkaget. Itulah alasan kenapa aku berdebar. Hanya itu! . Yakin Andaro dalam hati.
“Ada apa dengan hoodiemu Andarosan?” Dion muncul dengan setelan jas rapi.
“Aku hanya terkaget dan menumpahkan tehku…hah… kau mau kemana Senpai? Kau ada acara?” Masih saja terkaget dengan baju formal yang dikenakan oleh Dion dan baru dia sadari ternyata Valencia juga sudah menggunakan dress cocktail elegan yang memperlihatkan bahu dan leher rampingnya.
“Kau lupa? Bukankah kita mau pergi dinner? Baguslah hoodie mu itu basah, cepat ganti bajumu pakai punyaku. Sayang, sepertinya kemarin kau bawakan 2 setelan jas..tolong berikan yang satu untuk Andarosan.”
Tanpa menjawab, Valencia sudah berjalan masuk ke dalam kamar, lenggak lenggok tubuhnya tak lepas dari pandangan Andaro.
“Jaga matamu itu Andaro, dia sudah bersuami dan hadapilah aku kalau kau macam – macam dengannya”
Keduanya tertawa, suasana sudah kembali renyah Dion dan Andaro bertukar kabar sembari menunggu Valencia.
"Aku sedang membasahi tenggorokanku perlahan dengan hot matcha.. tapi tiba-tiba istrimu menyapa, aku terkaget dan kau tahu akhirnya"
"Maaf ya, istriku memang wanita bersemangat. Aku bahkan belum mengenalkannya padamu. Dia sempat mengunjungi ku saat semester akhir, tapi sepertinya kau sedang kembali ke Okinawa. Kalau ku ingat lagi, saat itu dia juga belum jadi kekasihku hahaha.. dia hanya datang berlibur dengan keluarga dan aku menjadi tour guide mereka."
Andaro mengangguk, "Aha.. jadi dia wanita yang kau ceritakan itu Senpai... kau bilang first love at the first sight... I see... Aku turut bahagia untukmu, meskipun kau jarang berkabar, ternyata sedang melakukan pengejaran dan berhasil.. congrats Senpai"
"Ssstttt she is not my first love, bro haha.. tapi untuk memilikinya perlu perjuangan yg tak mudah, kau tahu latar belakang keluarga kami berbeda, aku harus meyakinkan orangtuanya bahwa aku mampu membahagiakan anaknya. Bahkan sampai saat ini perjuangan ku belum berakhir"
Belum sempat Andaro menjawab, Valencia hadir dengan setelan jas biru navy.
"Ini untuk anda, semoga muat.. tapi kurasa cukup karena sepertinya ukuran kalian berdua tak jauh beda."
"Sepertinya memang masih tak jauh beda. Dulu kami sering bertukar pinjam baju saat masih tinggal di asrama. Lebih tepatnya aku yang sering pinjam dari Andarosan haha."
Ketiganya tertawa. Tangan Andaro terulur ke arah Valencia bukan untuk mengambil baju yang dipinjamkan tetapi memperkenalkan diri, "Hai Valencia, aku Andaro Kobe. Senpai sepertinya tak tahu bahwa memperkenalkan kerabat itu perlu" sindir Andaro yang berhasil mendapatkan pukulan ringan dari Dion di bagian bahunya.
Valencia menggapai tangan Andaro dan jabat tangan berlangsung singkat dengan pertukaran nama yang hanya bentuk formalitas perkenalan awal mereka. Ada getaran aneh yang dirasakan Andaro, menyadari bahwa hal itu tak bisa dibiarkan diapun kembali berfokus pada apa yang diserahkan Valencia kepadanya.
"Hmmm...Senpai, aku rasa kau ingin aku membawamu ke restoran bintang 5.... karena kau dan istrimu sudah siap dengan dresscode formal dinner, pun baju untukku sudah kau persiapkan.... hmmm baiklah... padahal semula aku ingin mengajakmu ke tempat hidden gem penjual tonkatsu ramen. Tapi baiklah... anggap saja aku akan menjamu kalian di tempat terindah dan makanan lezat sebagai hadiah pernikahan kalian. Michelin star dengan kemewahan terbaik akan kita datangi," ujar Andaro mengambil baju dari tangan Valencia dan melangkah ke kamar ganti.
Dion mendengar ucapan Andaro dengan senyum lebar, dari awal memang ini yang dia rencanakan, tak mungkin mengajak Valencia ke lokasi pinggiran meskipun rasa bintang lima tapi untuk istri tercinta tempat juga utama.
"Kau tenang saja sayang, tidak usah sungkan dengan Andaro.. dia sudah seperti adik buatku dan menjamu seorang kakak juga hal yang penting untuk dia perhatikan."
"Ya Dee.. ku lihat sepertinya dia baik dan ternyata bukan tipe orang pendiam ya kalau kalian sudah bicara."
"Sebenarnya Andarosan tipe tak banyak bicara hanya bisa entahlah denganku dia begitu cerewet..haha. Sudahlah kita nikmati dinner malam ini."
"Dee.. sebenarnya tak perlu dipaksakan akomodasi mewah seperti hotel ini, taxi bahkan restauran, selama pergi denganmu kemana saja terasa menyenangkan untukku", perbincangan pengantin baru diakhiri dengan kecupan panjang dan terinterupsi oleh Andaro yang sengaja terbatuk - batuk.
"Huk uhuk... rasanya aku sudah kenyang sekarang. Atau kalian dapat meneruskannya nanti saat aku sudah keluar dari tempat ini??"
Dion dan Valencia bergegas menghampiri Andaro dan bertiga berjalan keluar menuju ke tempat yang sudah diputuskan Andaro cocok dengan baju yang mereka kenakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Septichan16_Canon
halo
2023-08-31
1
Lhu-Lhu
sudah mampir kak :")
2023-07-12
1
Sasha ✨️
Queen mampir kak, semangat 💪
2023-06-06
1