Valencia sedang di pojok cafe menikmati latte dengan sepotong croissant... Samar-samar terdengar lagu Budi Doremi berjudul Tolong
...Tolong... katakan pada dirinya...
...Lagu ini kutuliskan untuknya...
...Namanya selalu ku sebut dalam doa......
...Sampai aku mampu, ucap maukah denganku......
Diaduknya latte sembari melamun dan menikmati lagu yang penuh makna itu. Lagu yang jadi kenangan antara Valencia dan Dion. Yang berbeda adalah dulu dia mendengar Dion menyanyikan di depan cafe dengan suara sederhananya dengan ending lamaran yang sontak membuat heboh pengunjung dengan tepuk tangan bahkan teriakan kompak untuk menerima. Valencia tersenyum teringat momen itu. Setelah lama menjalin long distance relationship, akhirnya mereka bisa bertemu secara intens dan tak disangka pada bulan ke delapan Dion ada di Indonesia lamaran itu dilakukan.
"Aku takut nanti kamu direbut yang lain dan aku ingin segera hubungan ini halal sebelum mataku gelap dan melakukan dosa", ungkap Dion saat itu yang menurut Valencia lucu namun tulus.
Hari ini, lagu itu terdengar lebih indah dengan suara penyanyi aslinya, tapi di hati ini terasa nyeri. Sebulan sudah Dion mengurus bisnis di Tokyo menemui Andaro dan mencoba mencari investor tambahan guna memperbesar bisnis peer to peer nya. Rindu... itu yang dirasakan Valencia, bagaimana tidak karena sudah dua tahun ini mereka lewati tiap malam bersama dengan ritme pembakaran kalori sangat tinggi di malam hari.
Minggu pertama Dion masih sering melakukan video call dan mengobati rasa rindunya, tapi di minggu terakhir hanya tersisa chat seadanya, dan terkadang Dion mengirimkan foto kucel nya dihadapan meja kerja kamar sewa yang sempit.
Valencia yang tidak terbiasa bekerja membiasakan untuk mencoba membantu handle dua admin di kantor Dion. Namun dia merasakan kewalahan ada banyak rincian proposal keuangan dari klien yang mengajukan dana dan cukup bingung dia dibuatnya.
"Ayolah Yang, kamu perlu belajar pasti bisa.. " semangat Dion.
"Tapi aku takut salah Dee... bagaimana kalau mereka tidak kredibel dan kita setujui peminjaman dananya?? nanti bermasalah dengan kreditur bagaimana?? tapi kalau tidak segera di acc banyak debitur yang menelepon marah-marah komplain karena pengajuan peminjam dana tidak segera di proses... aku bingung Dee.. "
Terdengar dengusan napas berusaha bersabar dan memberikan perlahan memberikan penjelasan, "Sayang.. kamu tak perlu terlalu pusing memikirkannya sebenarnya dari platform yang sudah dibuat itu sudah menunjukkan persyaratan, benefit, dan resiko. Kreditur harus tau bahwa bunga besar pembayaran pinjaman yang mereka terima juga memiliki resiko.. high risk high return, nah dari debitur juga kalau mereka mau melakukan peminjaman harus ada syarat yang dipenuhi dari berkas-berkas.. mereka seharusnya tahu itu dan tidak berani macam - macam atau debt collector akan mendatangi mereka. Jadi kalau kamu pusing approved saja setiap pengajuan kreditur dan debitur gampang kan, biar AI dan platform bekerja sendiri sementara kita panen hasilnya"
"Mana ada begitu Dee.. kita harus tanggung jawab dan tetap screening dong, paling tidak kita juga bisa tunjukkan report screening yang kita lakukan ke Andaro dan calon investormu yang lain jadi.. "
Belum selesai Valencia berbicara, Dion sudah memotong, "Sudah lah Valencia... percaya saja padaku toh dua tahun ini kamu sudah makin mengenal aku bagaimana, tak pernah kubuat kau susah dan kekurangan, kali ini aku minta kau gantikan aku di sana kenapa rewel sih??? "
Valencia terkaget, sudah lama Dion tidak menyebut namanya, hanya dalam keadaan marah atau jengkel nama lengkapnya akan diucapkan menggantikan sapaan 'sayang'.
"Baiklah Dee... akan kuturuti kata-katamu."
"Bagus.. trimakasih sayangku, pasti Daddy Hero juga akan bangga padamu. Sudah ya aku mau ketemu Mr Kotaro, kalau aku sulit dihubungi, kau bisa titip pesan ke Andaro, akan ku kirimkan nomor WhatsApp nya. Bye Yank.. luv you... "
Sambungan telepon terputus begitu cepat, Valencia masih merasa tak bisa menangkap apa yang Dion katakan terakhir kenapa ada Daddy Hero disebut, padahal biasa nama Daddy hanya disebutkan saat silaturahmi setahun sekali di rumah Daddy.
Handphone Valencia bergetar, pesan dari Dion mengirimkan nomor Andaro.
Aneh sekali, apa Andaro sudah jadi sekretarisnya? atau sekarang Dion punya privasi hingga akan sibuk sekali sampai tidak bisa menghubungiku?
Masih melamun memikirkan komunikasi panjang terakhirnya dengan Dion, terdengar suara ringtone yang memecah kesunyian.
"Ibu dimana?? ini ada banyak orang katanya dari kantor hukum datang Bu... mereka cari Pak Dion, apa Ibu bisa segera ke sini??", Laksmi admin kantornya menelepon dengan suara yang hetic, ditinggalkan latte yang masih setengah isi dan menu makan siang yang masih utuh, croissant.
Sambil bergerak Valencia menghubungi ponsel Dion.. tidak terangkat, dicoba panggilan selular terdengar di luar jangkauan, kembali dilakukan WhatsApp call.. karena tadi pagi sempat mereka bertukar sapaan dan terkirim tapi lagi-lagi tidak ada respon.
Masalah hukum, banyak orang datang.. ada apa ini.
Sesampai di kantor, masalah tidak seheboh uraian Laksmi. Terdapat 5 orang pria yang sudah menunggu di ruang tamu sederhana ruko dua lantai yang menjadi kantornya.
"Siang Pak, saya Valencia, istri Pak Dion selalu owner company ini, ada yang bisa saya bantu??" Valencia mencoba tenang meskipun dalam hati terasa was - was dan penuh tanda tanya.
"Begini Bu, kami pengacara dari 5 kreditur hendak mengajak Pak Dion duduk bersama menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, karena komunikasi melalui email dirasa kurang efektif. Selain itu, satu bulan terakhir Pak Dion kurang komunikatif."
"Saya masih tidak paham arah pembicaraan Bapak dan maksud kedatangan bapak-bapak sekalian. Suami saya satu bulan ini memang sedang melakukan perjalanan bisnis Pak jadi mungkin agak sulit dihubungi."
Mendengar ucapan Valencia, kelima pengacara saling bertukar pandang.
"Kalau begitu Bu, apa kami boleh bertemu dengan risk taker selama Pak Dion pergi? apakah ada yang diberi wewenang oleh beliau? "
"Itu..itu Sa..saya Pak, tapi saya tidak tahu menahu maksud dan masalah yang terjadi"
Salah satu pengacara paling berumur mulai membelai kumis lebatnya, membenarkan posisi duduk dan berbicara, "Klien kami yang adalah kreditur di tempat Ibu merasa ada kejanggalan pada company dan debitur yang ada pada platform sehingga tiga bulan terakhir melakukan evaluasi dan penyelidikan dan terdapat indikasi Pak Dion melakukan input debitur bodong. Indikasi dana yang diinvestasikan oleh klien kami bukan digunakan oleh debitur sesungguhnya tapi oleh nama kosong yang dibuat oleh suami Ibu."
"Maksud.. Bapak.. jadi.. maksudnya debitur yang ada di platform kami itu fiktif dan semua dana justru masuk ke company atau suami saya begitu??? "
Kelima pengacara mengangguk.
"Tidak mungkin Pak... satu bulan terakhir saya yang melakukan screening kreditur dan debitur dan.... " Valencia tidak dapat meneruskan perkataannya karena dia menyadari setelah percakapan panjang dengan Dion yang dia lakukan adalah approval otomatis tanpa screening.
"Bagaimana Bu Valencia, apa Ibu berkenan menemui klien kami?"
"Saya.. saya bersedia dan pasti bertanggungjawab kalau misal itu benar kesalahan suami saya, tapi saya minta waktu Pak, saya kurang paham dengan seluk beluk bisnis ini, jadi saya minta waktu untuk bertemu dengan klien bapak - bapak sekalian seminggu lagi."
"Maaf seminggu terlalu lama Bu, tiga hari lagi kami akan menjemput Ibu dan tempat pertemuan akan ditentukan oleh klien kami."
Kelima pengacara keluar dari ruangan, meninggalkan Valencia yang sudah pias lemas dan linglung... kembali dicoba menghubungi Dion tapi masih nihil. Di buka WhatsApp Dion dan share nomor Andaro masih ada di sana.
Andaro... kau harapanku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
😺 Aning 😾
mampir 🤩
2023-05-23
1