Menikah Dengan Orang Asing
Silsilah keluarga yang menyebabkan perebutan warisan, dan kisah cinta antara anak dari seorang pemilik perusahaan besar. Tidak hanya berbicara mengenai romansa saja, tetapi juga konflik keluarga dan internal perusahaan. Sebuah misteri pembunuhan yang belum terpecahkan!
Menikah dengan orang asing yang sama sekali tidak ia kenal adalah mimpi buruk bagi setiap orang. Lazimnya orang menikah penuh perencanaan dari jauh-jauh hari atas dasar cinta. Tapi berbeda dengannya yang mendadak menikah, kala Sang Ayah mengalami kebangkrutan!
Seorang gadis yang cantik jelita bernama Shena Keyleen Myles. Ia berusia 20 tahun. Ia adalah anak tunggal kaya raya. Kehidupannya bak seorang putri Raja yang dikelilingi kemewahan. Ditinggal Sang Ibu sejak usianya 5 tahun, menjadikan ia harta paling berharga oleh Ayahnya diantara hamparan Padang emas di Mansionnya.
Meskipun bergelimpangan harta, Shena dikenal sebagai anak konglomerat yang penuh kedermawanan, kesederhanaan, kebaikan hati dan kelincahannya. Ia tidak pernah menyombongkan diri Siapa Ayahnya dan di mana ia berasal atau apapun yang miliki di dunia ini. Itu artinya, ada sosok Ayah yang selain bisa merawat perusahaannya sendiri menjadi sangat sukses, sosok Ayah yang hebat dalam berbisnis itu masih mampu mendidik anaknya yang berakhlak mulia meskipun tanpa ada sosok istri di sampingnya.
Shena merupakan anak kandung dari CEO ternama. Bernama Theo Myles. Kini usianya 48 Tahun. Meskipun sudah bisa dikatakan cukup umur untuk disebut tua, siapa sangka fisiknya masih layaknya anak muda yang masih kuat dan kekar. Ia dijuluki sebagai Raja Singa Bisnis karena terlalu sering bahkan tidak pernah kalah dalam taruhan tender ataupun event besar yang membuat nama perusahaannya bersinar di dunia serta kehebatannya. Bahkan, hingga saat ini belum ada CEO yang mampu menandingi kejayaan dan kehebatannya. Mungkin jika ada, dia akan menjadikannya Menantu!!
Sebenarnya dari dahulu sudah ada Perusahaan baru yang mampu bersaing di pasar bisnis dengan performa lonjakan yang fantastis. Perusahaan ini kerap kali bersaing di billboard para pengusaha yang memperebutkan posisi pertama. Tapi sayangnya untuk saat itu Perusahan Tuan Theo tidak mudah digeser oleh apapun. Pemiliknya harus puas dengan posisi perusahaannya berada di nomor dua di negaranya.
Seperti pepatah Roda itu berputar. Cepat maupun lambat. Mungkin mereka menjadi orang penting yang dibutuhkan sekarang. Tapi hari esok bisa jadi mereka yang akan diabaikan orang karena ia dianggap tidak penting.
Siapa yang dapat menyangka, Tuan Theo yang sudah berkecimpung selama 20 tahun menjadi seorang CEO yang membawa perusahaannya ke ambang kejayaan, harus menelan pahit akibat lengsernya dari perusahaan itu. Berita beredar mengklaim bahwa dirinya mengalami kebangkrutan dan perusahaan dialihkan nama pada adiknya. Tidak ada keterangan yang jelas mengapa ia meninggalkan Roda yang berada di atas itu, karena sosoknya langsung menghilang dari muka bumi masyarakat yang dikejutkan akan kehilangannya secara mendadak dari pasar bisnis!
Banyak orang yang menyangka bahwa Tuan Theo meninggalkan banyak utang yang menyebabkan ia melarikan diri dari negaranya. Hilang sudah nama baiknya dalam masyarakat yang sudah tidak memuja kehebatannya lagi.
Shena yang merupakan anaknya sangat terkejut tanpa alasan jelas kala Ayahnya mengajak ia segera mengemasi barang-barangnya dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan tinggal di Mansion yang mewah dan luas itu.
"Sayang, Sudah siap??" Tanya Tuan Theo yang mendatangi kamar putrinya. Ia melihat beberapa koper di kamar sang putri yang terlihat sibuk memilah dan memilih barang mana yang akan ia bawa.
"Hanya membawa barang ini saja?" Tanya lagi.
"Aku hanya membawa barang yang penting saja, Ayah." Jawab gadis cantik jelita itu dengan lirih yang sepertinya sedih.
Sambil merapikan kardus-kardusnya yang berisi barang yang tidak ia pakai lagi tapi masih layak dan mengisolasi dengan rapat-rapat. Rencananya daripada terbuang, ia akan memberikannya untuk amal.
"Baiklah, Ayah bantu membawa koper mu ke mobil." Pungkas Tuan Theo lebih dulu pergi keluar dengan beberapa koper putrinya.
Shena tidak menjawab. Ia masih murung karena tidak rela meninggalkan Mansion yang sudah ia singgahi selama seumur hidupnya hingga beberapa menit kedepannya.
Shena telah selesai mengumpulkan beberapa barang yang ada di dalam kardus. Ia segera mengambil beberapa kardus dalam rangkulan. Setelahnya, menatap lamat-lamat kamar yang akan di tinggalkan.
"Aku akan merindukan tempat ini. Dan aku janji akan segera kembali lagi kesini." Lirihnya terdengar sendu.
"Mansion dan kamar ini begitu banyak kenangan. Tapi aku harus mengikuti ayah dan berpindah ke Mansion baru." Ujar Shena berikutnya. Gadis malang itu hanya mengira Ayahnya mengajak pergi hanya karena untuk berpindah ke Mansion baru. Tidak pernah terbayang dalam dirinya jika ayahnya yang hebat itu mengalami kebangkrutan.
"Shenaa...! Kita akan berangkat sekarang!" Teriak sang ayah dari lantai bawah.
"Iya Ayah..." Balasnya teriak pula
Mansion mewah itu tidak berpenghuni lagi. Semua para pelayan dan petugas yang sempat bekerja selama bertahun-tahun pun sudah dipulangkan tanpa alasan jelas.
Perlahan satu mobil yang masih menjadi harta milik Tuan Theo diantara banyak mobil mewahnya yang ia tinggalkan juga melaju pergi semakin jauh dari Mansion yang penuh kenangan itu.
Selama perjalanan sang putri hanya terdiam menatap jalanan sambil tetap memeluk boneka panda kesayangan yang dibawanya.
Sedangkan Sang Ayah, fokus menyetir sesekali melirik putri kesayangannya yang sedang bersedih hati. Perasaan bersalah terus bersarang, masalah terus menerus datang dimulai semenjak meninggalnya istri tercintanya, kasus korupsi di perusahaan yang di dirikan dan dibesarkannya oleh oknum karyawan yang tidak bertanggung jawab, sampai berita kebangkrutannya yang sudah menyebar keujung negeri dan berita kepalsuan akan dirinya yang melarikan diri karena mendadak hilang atas kabar tersebar itu. Tuan Theo takut jika putri kesayangannya terkena imbas dari semua masalah yang menyakut pautkan dirinya.
6 Jam perjalanan...
Akhirnya mereka smpai di tempat tujuan jauh sekali dari Mansion mereka dahulu. Suasana tengah malam, membuat daerah pemberhentian mereka nampak sangat sepi, apalagi jarak tempat tinggal penduduk daerah sekitar dengan tempat mereka berhenti sangat jauh jaraknya. Mansion itu tidak kalah mewah dan luas seperti Mansion sebelumnya. Bisa dikatakan Mansion itu adalah Mansion kedua yang sangat indah. Sepertinya tempat itu adalah khusus untuk orang elite karena tidak ada rumah lain di sekitarnya dan tentu saja hanya untuk orang yang senang akan privasi dan kenyamanan.
Tuan Theo menoleh ke arah putrinya yang masih terlelap karena perjalanan yang sangat lama sembari memeluk boneka kesayangannya.
"Shenaa... Bangun sayang! Kita sudah sampai." Ucap Tuan Theo membangunkan putrinya dengan suara lemah lembut.
Shena pun terusik dan mendengar suara Ayahnya yang membangunkan.
Hngg... Ugh..!!
Shena mengerjapkan mata berkali-kali. Lucu. Membuat Sang Ayah terkekeh melihatnya.
"Kita sudah sampai. Ayo turun." Pungkas Tuan Theo membuka pintu mobil setelah dan menurunkan beberapa koper mereka di bagasi.
"Sudah sampai, ya?!" Tegun Shena lagi yang masih belum penuh kesadarannya.
Mereka menuruni mobil, Lalu berdiri depan Mansion megah. Mansion Keluarga Myles yang baru dan tidak kalah megah seperti Mansionnya di ibu kota. Itulah menurut Shena menganggap!
"Ayah, Kenapa gelap, ya?! Apa tidak ada orang?! Penjaga dan pelayan kita di mana? Sudah tahu ayah datang, Kenapa tidak membuka pintu?" Ucap Shena demikian.
"Kita tekan terlebih dahulu belnya, Sama seperti saat kita bertamu. Siapa tahu ada orang di dalam."
"Tapi, Ini Mansion baru Ayah. Kenapa Ayah tidak langsung masuk atau membuka kuncinya sendiri." Ucap Shena. Dan tidak direspons oleh Ayahnya.
Berulang kali mereka menekan belnya, tetap saja tidak ada kehidupan yang keluar. Hingga membuat Shena berteriak di depan pintu utama, dan tetap tidak membuahkan hasil.
"Ayah, Aaa... Shena lelah, Aku jadi mengantuk. Intinya setelah ini, Ayah harus memecat smua pegawai yang tidak bisa bekerja dengan baik di sini." Protes Shena. Meskipun ia dikenal dengan kebaikan hatinya, tapi ia tidak suka jika Ayahnya itu direndahkan oleh orang lain. Dan selain itu, Shena ini masih memiliki sikap kekanakan yang senantiasa setiap anak perempuan akan manja pada Ayahnya dan juga keberanian berbicara kejam.
Setelah menunggu lama, Akhirnya ada seseorang yang membukakan pintu untuk mereka.
"Eh... Ternyata ada orang." Ucap Shena terkejut senang, trlihat lampu dlam mansion tiba2 menyala dsebagian ruangan.
Keluarlah pria gagah dari pintu utama yang megah, tatapannya datar tanpa senyum sambutan untuk tamunya.
Dengan sinis dan tegasnya Shena.
"Oh.. Kau pegawai baru Ayah ku?! Tidak becus sekali kerjanya. Seharusnya kau berjaga di pos sebagai penjaga Mansion ini, Membukakan kami pagar saat mobil masuk. Bahkan kami sudah menekan bel berkali-kali tapi tidak ada yang membukakan. Kau ingin di pecat dari pekerjaanmu?! Aku pastikan Ayah ku akan mmecatmu jika kau tidak bekerja dengan baik." Gertaknya mencerca pria tampan itu.
"Shena! Jaga bicaramu, Nak..." Bisik Tuan Theo pada anaknya.
"Emm.. Tuan Ash. Maafkan putri ku." Ujar Tuan Theo masih menahan malu atas kelakuan putrinya yang lancang.
Shena masih tidak mengerti mengapa Ayahnya memanggil pria yang baru ia maki dengan sebutan Tuan? Ia ingin bertanya, tapi ayahnya meminta dia untuk diam.
"Kalian bisa masuk. Para Maid dan Penjagaku sudah aku pulangkan sejak pukul 7 sore tadi." Ujarnya dingin tanpa ekspresi.
"Baik Tuan. Ayo kita masuk!" Tuan Theo merangkul pundak putrinya, dan mengikuti Pria gagah itu masuk ke dalam Mansion.
"Kamarmu ada di lantai 2 sebelah kanan, Di sebelah kamarku!" Ucap Pria itu menatap Shena dengan tatapan dinginnya.
Lalu, Kembali berkata...
"Dan Kau-... Aku sudah menyiapkan tempat di taman belakang untukmu." Ucapnya beralih ke Tuan Theo.
"Terima kasih, Tuan Ash. Maafkan kami merepotkan mu." Jawab Tuan Theo menerima dengan lapang dada meskipun ia diminta menempati kamar di belakang yang sama seperti posisi pegawai Mansion itu.
Shena tidak kalah terkejut. Ia tidak bisa menerima pria yang dianggap pegawai itu terus saja menindas Ayahnya dan bahkan sekarang diminta tidur di kamar belakang sebagai kamarnya padahal bawahan harus hormat terhadap atasannya. Tapi, sekarang malah berbanding terbalik karena pria itu semakin kelewat batas.
"Apa maksudnya?! Kenapa Ayah ku tidak tinggal di kamar Mansion ini juga?! Hei!! Apa kau ingin di pecat dari pekerjaanmu ini, eoh?! Bisa-bisanya kau-..." Shena sibuk memarahi pria itu dan tidak terasa ia telah diabaikannya.
"Kalian bisa beristirahat. Aku tinggal." Ucap pria itu memotong ucapan Shena, Lalu melenggang pergi menaiki tangga menuju kamar utamanya.
"Ayah !! Apa-apaan ini?! Kenapa dia memperlakukan kita layaknya tamu atau pegawai, Bahkan sama Ayah sendiri. Ayah harus memecat dia bes-..."
"Shena sayang, Dengarkan Ayah! Mansion ini bukan milik kita lagi. Tadi adalah Tuan Ash, Beliau adalah pemilik Mansion ini dan mengambil alih semuanya. Kita akan aman sementara bersamanya. Jadi, tolong jaga bicaramu dengan Tuan Ash. Karena kita hanya menumpang di sini."
Penjelasan Ayahnya yang tidak terduga. Shena hanya terdiam dan memikirkan banyak hal dalam otaknya. Kenapa harus menumpang dan Apa maksud dari mengambil alih semuanya? Ayahnya ini sangat kaya. Kenapa tiba-tiba seperti orang yang baru mendadak miskin?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments