Kali ini, tidak mudah bagi Shena jika niat untuk terus melarikan diri, Karena di mansion tersebut telah dijaga oleh Ash. Secara langsung, semua tindakan Shena akan diawasi. Ash malah melihat serangkaian persiapan Shena yang kini sedang dirias wajahnya.
Di waktu yang sudah menunjukkan pukul 09.00, Shena harus mengulang kembali ritual mandinya karena ia cukup berkeringat dan kotor.
Ash yang duduk di sofa kamar Shena tidak pernah mengedipkan matanya sekali pun yang selalu mengarah pandangannya kepada Shena. Duduknya yang menyandar di sofa dengan posisi kaki yang menyilang bertumpu pada satu kaki dan kedua tangan disilangkan di dada.
Shena yang merasa terkekang dan diawasi merasa risih dengan tatapan Ash yang begitu mematikan.
Tak lama, Shena sudah kembali di rias wajahnya dan juga rambut yang sudah tertata kembali.
"Tuan, Nona sudah selesai. Hanya tinggal memakai gaunnya." Ucap maid yang menghampiri Ash.
"Hmpt... Kalian bisa bisa pergi." Titah Ash dingin.
Maid tidak segera pergi. Karena mereka masih bertanya-tanya mengapa tuannya tidak ikut keluar juga. Seolah mengerti apa yang ingin ditanyakan maid nya, Ash pun menjawab.
"Aku yang akan mengurus segalanya di sini." Ucap Ash dengan menjentikkan jarinya agar para maid bisa pergi.
"Agh... Saya mengerti, Tuan. Baik, kami akan segera pergi." Ujar maid yang kini paham dan segera mengajak maid lain untuk meninggalkan tuan dengan calon istrinya.
Mereka pergi dengan menahan tawanya. Kini hanya tinggal Ash dan Shena di dalam.
"Kenapa kau masih di sini?? Lihat! Aku tidak akan melarikan diri lagi." Bicara Shena dengan nada kesal.
"Aku hanya mewanti-wanti jika saja saat semua orang sudah pergi, kau malah merencanakan perbuatan buruk untuk melarikan diri dari pernikahan ini lagi." Jawab Ash bangkit dari duduknya dan menghampiri Shena.
"Saat ini aku berkata jujur. Aku tidak akan melarikan diri. Lagipula jika aku lari sampai ujung dunia, kau akan masih tetap mengejar. Bahkan sampai lubang semut pun kau akan menemukan ku. Aku sudah mengakui kehebatan mu." Merengek Shena pada Ash untuk memohon padanya agar ia bisa keluar dari kamarnya.
"Tidak bisa!" Jawab Ash singkat, namun berhasil membuat Shena frustasi.
"Lalu, aku harus bagaimana? Kau masih akan tetap di sini untuk mengawasi ku? Yang benar saja, Aku perlu ruang bebas. Apa perlu aku mengganti gaun ini dihadapan mu?"
"Itu keputusan yang lebih baik." Jawab Ash dengan senyum smirknya.
"Cihh... Dasar mesum! Sekarang aku tidak akan mendengarkan perkataan mu lagi. Terserah kau ingin mematung di sana setiap hari, Aku tidak peduli." Ketus Shena kesal dan pergi begitu saja ke toilet untuk mengganti pakaian.
(Gaun pernikahan Shena)
Sekitar 15 menit Shena belum saja keluar dari dalam toilet. Ash semakin tidak sabar karena ia pikir bisa saja wanita itu mencoba melarikan diri lagi. Baru saja berada di depan toilet, pintu itu lebih dulu dibuka dari dalam dan menampilkan Shena dengan gaunnya.
Shena sampai tersentak kaget melihat Ash sudah berada di depan toilet saat ia keluar.
Berbeda dengan Ash yang terpana melihat kecantikan Shena sampai matanya berbinar.
"Kya! Kau mengintip, ya. Dasar paman tua mesum!" Sentak Shena. Apalagi setelah melihat tatapan pria itu yang perlu diwaspadai.
"Aku tidak mengintip. Lihat saja pintunya tidak ada celah sedikitpun, lalu bagaimana aku bisa mengintip mu dari dalam? Aku hanya memastikan bahwa kau tidak mencoba melarikan diri lagi karena kau sangat lama sekali di dalam." Ujar Ash menjelaskan.
"Hey Paman, kau tidak ada otak, ya. Kerjaannya hanya berprasangka buruk saja pada orang lain. Kau pikir memakai gaun pengantin ini seperti memakai baju tidur yang membutuhkan waktu 1 menit?! Yang benar saja!" Sentak Shena memarahinya.
Lalu, Kembali berkata.
"Asal kau tahu ya, Paman. Kau sudah menyusahkan ku untuk memakai gaun ini. Aku sampai kesulitan memaksa gaun ini pas melekat di tubuh ku agar tidak ada celah kau bisa mencuri pandang tubuhku yang bisa saja menarik hawa nafsu mu. Ini adalah pernikahan mu dan kau sangat antusias, lalu mengapa tidak kau saja yang memakainya?!" Ujarnya menyentak lagi.
"Pppfftt... Jika kau kesulitan, Mengapa kau tidak mencoba memanggil ku untuk membantu mu. Padahal sejak tadi aku ada di luar." Ujar Ash malah menanggapinya dengan tenang dan tertawa kecil di atas penderitaan Shena.
Shena memutar matanya malas.
"Benar-benar tidak ada gunanya berbicara dengan seorang pria tua seperti mu. Hanya buang-buang waktu." Cercanya tidak pernah menggunakan nada lemah lembut.
"Ini sepenuhnya bukan kesalahan ku. Jika saja kau tidak mencoba melarikan diri sampai membuat gaun mu kacau, kau tidak akan merasa kesulitan seperti ini lagi. Hari ini Aku berniat menikahi mu, bukan untuk bermain petak umpat dan berlari-larian dengan mu, tahu? Masa kecil mu itu kurang kebahagiaan ya sampai kau mengajakku bermain tadi?" Ketus Ash dengan sedikit bumbu sindiran membuat Shena tidak bisa berkata lagi karena memang ia menyadari itu adalah kesalahannya.
"Sudah, Kita harus segera pergi!" Ujar Shena melangkahkan kakinya. Namun, belum saja satu langkah, Kakinya sudah menyerimpet dengan gaunnya yang panjang.
Untunglah Ash gesit dan menangkap Shena yang akan hendak terjatuh. Diraihnya tubuh mungil dan pinggang ramping itu sampai tangan Shena berada di dada bidang Ash. Entah apa yang merasuki Shena dan Ash sampai mereka tidak sadar dan malah saling menatap manik masing-masing cukup lama.
"Pada akhirnya kau membutuhkan bantuan ku juga." Ucap Ash yang memutus keheningan, sebelum melepaskan pelukannya.
Shena pun ikut tersadar dan segera mendorong tubuh Ash. Namun, Ash lebih dulu meraih lengan Shena dan meletakkannya kembali di dada bidangnya.
Shena kembali bisa merasakan degupan kencang dari jantung Ash yang berdetak tidak berirama.
"Sepertinya kau mendapatkan objek sentuhan yang baru. Kau pasti sangat menyukainya, bukan?" Ujar Ash menggoda.
Shena kembali mendorong tubuh pria itu.
"Ck... Kau mencari keuntungan dalam kesempitan. Anggap saja ini pertolongan dan aku harus membalas budi. Terima Kasih..." Ujar Shena yang sebenarnya gengsi, namun yang diajarkan oleh ayahnya mengenai ucapan Terima kasih setelah ada yang membantu dirinya itu tidak pernah pudar.
"Sepertinya aku harus banyak belajar dari Ayah mertua untuk lebih mengenal dirimu. Ha.. Haha." Tawanya kecil dan melihat calon istrinya itu sudah pergi lebih dulu dengan gaun yang membuatnya kesulitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments