Melihat Ayahnya yang direndahkan, hal itu masih tidak bisa diterima oleh Shena karena pria itu sungguh lancang sudah keterlaluan. Shena masih berdebat dengan Ayahnya.
"Tapi Ayah... Bagaimana bisa seperti ini? Bahkan Ayah menyerahkan tempat tinggal kita pada orang lain. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ayah? Apakah berita kebangkrutan yang sedang beredar itu benar?"
Matanya terlihat berbinar-binar mendapatkan pertanyaan dari putrinya.
"Maafkan Ayah. Kau ikuti saja Ayah. Semua akan baik-baik saja." Jawabnya hanya demikian.
"Tapi Ayah..." Shena merasa kurang puas dengan jawaban Ayahnya.
"Ssttt!! Pergilah ke kamarmu, dan istirahat. Kita bertemu lagi besok."
"Baiklah." Lirih Shena dengan gusar.
Shena terseok-seok menaiki tangga dengan membawa dua kopernya. Mansion itu sangat luas, lebih dari Mansion yang dimiliki ayahnya, Shena sampai kebingungan di mana letak kamar yang dikatakan pria itu. Untung saja ada seorang maid yang mengantarkan dan membawakan koper Shena menuju kamarnya.
Saat sampai kamar, Tentu saja kamar itu sangat luas. Karena terlalu lelah tanpa sempat memasukkan pakaiannya ke dalam lemari di ruang penyimpanan, Shena langsung begitu saja merebahkan dirinya di ranjang yang empuk dengan selimut yang lembut.
Di tengah malam, Shena terbangun dari tidurnya. Merasa haus, dalam keadaan setengah sadar, Shena berniat keluar kamar, lalu menuruni tangga. Tapi tepat di ruang tengah dekat pantri, Shena mendengar sesuatu yang membuat langkahnya terhenti.
"Aku akan menikahinya. Tapi, Apa itu akan berhasil?"
"Ini adalah kesepakatan saya dengan Anda, Tuan. Tidak ada yang lebih aman selain menikahkannya dengan anda."
"Baiklah. Pernikahan akan diadakan tertutup. Tidak akan ada orang luar yang tahu pernikahan ini. Setelah pernikahan selesai, kau bisa pergi sejauh kau inginkan. Aku akan menyiapkan semua untuk kepergianmu. Setelah itu, mereka akan mengira bahwa kau memang benar pergi melarikan diri."
"Saya titipkan putriku padamu, Tuan."
"Aku pastikan semua akan baik-baik saja. Dan berjalan sebagaimana mestinya."
"Terima kasih..." Ucapnya sambil membungkukkan badan hormat.
Dan masih setengah sadar, Shena berputar arah, membalikkan tubuhnya melangkah menuju kamar kembali.
"Kenapa mereka membicarakan pernikahan ditengah malam begini. Apa tidak ada hari esok?! Ck... Aku tidak peduli. Mereka membuatku tidak jadi mengambil air. Lebih baik aku tidur saja." Gerutunya, dan membaringkan tubuhnya di ranjang kembali saat sampai di kamarnya.
...***...
Gorden di sibak kasar, menampilkan cahaya yang menyilaukan dari luar jendela. Membuat tidur gadis mungil meringsek tenggelam dalam selimut.
Berulang kali disingkirkan kasar selimut. Tapi gadis itu enggan terbangun. hingga gaya tidur apa saja dia lakoni. "Sangat menganggu!" Ia ingin mengumpati siapapun yang mengganggu tidurnya.
Tiba-tiba tubuhnya terangkat melayang. Meski begitu, Shena enggan membuka mata, malah dengan nyamannya menenggelamkan kepala ke dada bidang kekar, semakin membuat tidurnya benar-benar nyaman. Sampai ada akhirnya...
"Byurrr..."
"Byurrr!!"
Shena kelabakan di dalam air. Berusaha menyeimbangkan diri dalam air, sehingga berhasil naik ke permukaan.
Di dapati sosok tersangka di pinggiran kolam dengan sorot mata yang tajam dan dingin. Ia tengah berdiri dengan tatapan dinginnya sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ingin sekali Shena mengumpati dengan seribu umpatan pada pria kulkas itu.
Terdengar teriakan panggilan dari Tuan besar. Beberapa maid berlari menuju lokasi.
"Cepat gantikan pakaiannya!! Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi." Titahnya dengan dingin dan pergi dengan gagahnya.
"Baik Tuan..." Jawab para Maid itu sopan setelah kepergiannya mereka pun membungkuk setengah badan.
Shena dibantu naik ke atas teras. Tubuh dan pakaiannya sudah basah di pagi hari. Ini seperti mimpinya di pagi bolong yang menjadi nyata terjatuh ke dalam kolam renang. Dan Shena pun diberi handuk oleh satu maid lain, lalu dibawa masuknya ia ke dalam.
Di dalam kamarnya, Para maid yang bukan hanya ahli di bidang mengurus Mansion, Mereka juga ahli dalam merias wajah. Para maid sedang sibuk berkutat dengan make up untuk merias Shena secantik mungkin, karena hari ini acara sakral untuk Tuannya. Shena hanya memaku terdiam kenapa wajahnya dirias menyerupai seorang pengantin.
"Nona, Sudah selesai. Silakan mengganti pakaian Anda. Tuan Ash sudah menunggu dari tadi." Ucap maid muda dengan ramah.
Salah satu maid lain datang dengan membawa gaun megah yang akan dipakai Shena.
"Mari Nona, Saya bantu pakaikan."
Shena mendelik melihat gaun mewah yang dibawa maid. Ia benar-benar tidak mengerti dengan kondisi saat ini. Ingin di apakan ia?
"Apa-apaan ini?! Kenapa memberiku gaun pernikahan?! Memangnya aku akan menikah?!" Ketusnya bertanya.
"Hari ini memang hari pernikahan Nona dengan Tuan Ash." Jawab salah satu maid tanpa beban.
Cetar!!
Bak tersambar halilintar di pagi bolong, Shena terkejut dan terhenyak mendengar pernyataan dari Maid. Sontak ia sangat syok sampai matanya membulat sempurna. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya hari ini akan menikah tanpa ada angin atau hujan dengan seorang laki-laki yang baru ia temui kemarin.
Shena pun teringat akan pembicaraan ayahnya dengan Ash semalam. Mungkinkah pernikahan yang mereka bicarakan adalah pernikahan dirinya dengan Ash?!
Shena hendak menyela, tapi terburu sang Ayah datang terlebih dulu membuka pintu dan masuk kamar Shena.
"Putri Ayah kenapa belum siap?! Acara akan segera di mulai. Apa Tuan Ash sudah memberitahumu, sayang?! Hari ini kau akan menikah dengannya." Ucapnya.
Rupanya Ayahnya pun sudah tahu bahwa putrinya akan menikah. Dan kenapa tidak memberitahukan padanya. Apa sebenernya yang sedang Ayahnya rencanakan? Benak Shena memutar cepat karena ia benar-benar dibuat bingung.
"Ayah tidak setega itu, kan?! Karena Ayah sekarang terjatuh bangkrut, Lalu Ayah menjual ku dan menikahkan ku dengan pria tua seperti Paman teman Ayah itu demi mendapatkan harta kita kembali?! Oh tuhan.. Ayahku tidak mungkin seperti itu. Itu tidak benarkan, Ayah?!" Lirih Shena kecewa pada ayahnya.
"Hahaa... Tentu bukan sayang. Ayah tidak akan setega itu pada putri cantik Ayah. Tapi kali ini kau harus menikah dengan Tuan Ash. Ayah yakin, kau akan hidup terjamin dengannya. Dia bisa menjagamu. Tuan Ash, orang yang baik dan sama hebatnya. Ia adalah CEO ternama yang memiliki perusahaan menduduki posisi kedua setelah ayah dan selalu bersaing ketat di pasar bisnis dengan Ayah."
"Sekarang, Cepat ganti pakaianmu. Ayah tidak ingin penolakan apapun. Ayah akan tunggu di bawah." Tuan Theo mengecup singkat kening putrinya yang masih membeku, Lalu beranjak pergi keluar kamar.
"Ayo Nona, Saya bantu. Tuan Ash sudah lama menunggu." Ajak maid lagi.
"Tidak.. Aku tid-..."
Ucapan terpotong, bertepatan terbukanya kembali pintu kamar selepas Ayahnya belum semenit pun pergi.
"Kenapa masih belum siap?! Kalian, Tinggalkan kami!!" Ash datang dengan marahnya.
"Baik Tuan..." Para Maid pun menuruti perintah Tuannya. Mereka berjalan mundur hingga depan pintu, berusaha semampu mungkin jangan membelakangi Tuannya.
"Kenapa belum mengganti pakaian?" Tanya Ash mendekat.
"Paman!! Kenapa aku harus menikah denganmu?!Kau bahkan tahu, umurku masih 20 tahun. Sedangkan dirimu?!! Ck- Kau pasti sudah lebih tua dariku. Ini persis sekali seperti novel-novel yang ku baca. Seorang ayah tega menikahkan putrinya kepada pria tua sebagai tebusan hanya karena memiliki banyak utang."
"Usia kita hanya selisih 20 tahun?! Apa aku sudah setua itu sehingga kau memanggil ku Paman?! Padahal banyak orang yang mengatakan aku ini awet muda yang terlihat seperti berusia 20 tahun."
Shena terpekik. Itu artinya Ash berusia 40 tahun. Shena tidak habis pikir pria itu setua yang ia pikirkan meskipun tampangnya memang masih terlihat muda diusianya sampai Shena mengira jika selama ini Ash memakai pengawet pada tubuhnya. Tampang tidak penting baginya karena usia adalah faktanya. Shena tidak salah memanggil dia Paman.
"Tetap saja. Kau teman Ayahku. Bahkan usiamu sama seperti ayahku yang hanya berbeda 8 tahun. Paman tidak menghasut atau memaksa Ayah ku kan, untuk bisa menikahi gadis belia sepertiku. Hem?!"
"Memang apa masalahnya jika aku menikahi gadis yang bisa menjadi istri mudaku. Bukankah pria tua lebih berpengalaman, bahkan dalam hal ranjang pun mereka sudah terdidik. Aku tahu bagaimana cara memanaskan ranjang dengan mu, kita bisa mencoba malam ini setelah pernikahan kita." Godanya sambil menaik turunkan alis membuat Shena berdigik ngeri melihatnya. Bisa-bisanya pria tua itu mengatakan hal yang tidak pantas pada wanita kecil yang masih suci dari perkataan vulgar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments