NovelToon NovelToon

Aku Ceo Dipaksa Menikahi Gadis Bercadar

Perjodohan

Di bawah atap Perusahan Grub Muktar Widjaya. Seorang pria berjas hitam elegan duduk dalam rapatnya, Namanya Aktar Widjaya pria berumur 25 tahun. Ia terlihat tampan saat berwajah serius, dengan sangat serius ia membahas proyek yang akan ia bangun, para klien mendengarkan dengan sangat serius dan menyimak apa yang Aktar katakan.

Setiap kata keluar dengan jelas dari mulut Aktar, membuat para klien mudah menyimaknya. Ditengah rapatnya Andre dapat telfon, Ia langsung memotong perbincangan Proyek Mereka.

"Tuan ada telfon.... " Kata Andre sembari menyodorkan Hp itu. sebenarnya, Ia sangat berat hati mengganggu Aktar tapi karena telfon itu sangat penting terpaksa dia harus memberikan Hp itu kepada Aktar.

Aktar tidak menghiraukan Andre dia hanya melihat Andre sekilas dengan Hp yang di sodorkannya lalu melanjutkan perbincangan yang tadi sempat terpotong.

Andre tahu maksud Aktar, dia menyuruh dirinya untuk mematikannya saja. Aktar memang orang yang sangat kompeten saat bekerja tidak boleh ada yang mengganggu baik itu sangat penting, Tapi saat ini yang menelfon benar-benar sangat penting itu telfon dari Nyonya besar Widjaya.

"Tuan, Nyonya besar yang menelfon katanya ada hal penting!" Kata Andre lagi.

Aktar menatap Andre sinis. Selain itu semua orang yang ada dalam rapat itu juga menatap Andre, Sesekali melihat Aktar yang sudah memanas karena marah.

"Kau tau aku sibuk? Matikan saja!" kata Aktar geram dan sinis. Benar-benar membuat Aktar marah, Di saat rapat penting ini Andre berani mengganggu Aktar hanya karena telfon yang menurut Aktar jauh dari kata penting.

Dengan tatapan kejam Aktar membuat seisi ruangan itu menjadi canggung. Berpikir untuk Andre segera mengerti, bukannya Andre sudah lama menjadi sekertaris peribadi Aktar? Pasti dia sangat tahu sifat Aktar seperti apa, mengapa berani memotong perbincangan hanya karena Telfon.

"Maaf, tapi ini benar-benar penting," ucap Andre ketakutan melihat tatapan kejam Aktar.

Aktar menatap Andre sinis, dan kembali melihat klien "rapat berakhir sampai sini. pekan depan baru dilanjutkan," tutur Aktar terpaksa, kemudian mengambil Hp dari tangan Andre dan segera pergi meninggalkan ruang rapat.

Entah telfon sepenting apa, sampai-sampai andre berani mengganggu rapat ku. Gumam Aktar.

Aktar menekan tombol penghubung yang tampil dilayar monitor Hp berwarna hijau dan terdengar suara dari sebarang sana.

"Halo, Aktar?"

Aktar terdiam mendengar suara Ibunya.

"Segera pulanglah, ada hal penting yang harus dibicarakan."

"Tidak bisakah Ibu bicarakan disini saja?" Kata Aktar dengan nada kesal.

"Tidak bisa! kau jangan banyak alasan. cepat pulang ini sangat penting!"

"Ibu kau tau kan aku ini sibuk! tidak ada hal penting dari pekerjaanku sekarang."

"Anak bodoh! pokonya ibu tidak mau tau, kau harus pulang! tut..tut .."tuturnya dan langsung mematikan telfon.

Aktar terdiam sejenak dan berpikir. Jika ia tidak pulang Ibunya akan merasa kecewa, Tapi di sisi lain dia tidak ingin pulang karena suatu alasan.

"Mana kunci? Aku akan pulang," Kata Aktar setelah berpikir panjang.

Andre yang sedari tadi berdiri di belakangnya segera memberikan kunci mobil itu kepada Aktar. Ia sebenarnya ingin bertanya, tapi niat itu ia urungkan tidak baik bertanya untuk mengetahui semua hal, apalagi masalah penting keluarga Widjaya.

***

Saat tiba di depan kediaman Widjaya Aktar keluar dari dalam mobil dan segera masuk melihat situasi yang sangat berbeda. Kedua orang tuanya duduk menunggu dirinya, tidak seperti biasanya. Mana ada waktu mereka bersama kedua orang tuanya tidak pernah akur selalunya bertengkar, tapi sekarang yang dihadapan aktar membuatnya terkejut. Pikirnya, mungkin yang akan dikatakan ibunya hal penting adalah mereka sudah berniat untuk baikan, jika begitu aktar akan sangat bahagia.

"Duduklah..sayang," Kata Natri lembut. Aktar sangat senang mendengarnya ini adalah pertama kalinya diperlalukan sangat lembut, karena biasanya setiap Aktar pulang dari kerja selalu mendengar pertengkaran.

Dengan hati senang dan raut bahagia Aktar duduk tepat dihadapan Ayah dan Ibunya.

Aktar diam menunggu kabar penting yang akan dibicarakan Ibunya yang dia harapkan kedua orang tuanya akan berbaikan dan memulai hari-hari bahagia tanpa pertengkaran.

Dilihat dari keduanya tampak gugup. Tidak ada yang berani mengatakan deluan, Keduanya saling menatap menuntut untuk segera mengatakan ke Aktar.

"Kenapa diam? Ibu menelfon ku di tengah rapat, bahkan berkata itu penting. Tapi kenapa sekarang kalian berdua diam saja?" tanya Aktar dia sepertinya sudah tidak sabar mendengar hal bahagia sesuai tebakannya.

"Aktar.. sebenarnya kami berdua sudah menjodohkan mu sejak lama, dan sekarang sudah waktunya memberitahu mu. Karena besok adalah tanggal dimana kami janjikan kepada mereka untuk menikahkan mu kepada putri mereka," kata Natri melihat Aktar yang tidak sabaran.

"Apa dijodohkan!! Dan bahkan acaranya akan di langsung kan besok?" tanya Aktar dengan suara keras.

Natri mengangguk pelan karena sedikit takut melihat reaksi anaknya itu.

Aktar menunduk sambil mengepal tangannya di dahi, kepalanya terasa sakit karena syok mendengarnya dan kemudian Aktar kembali mengangkat wajahnya melihat kedua orang tuanya dengan sinis.

"Apa kalian bercanda?"

"Tidak nak, kami tidak bercanda." jawab Natri ibu Aktar.

"kalian benar menjodohkan ku dengan gadis yang tidak aku ketahui? Bagaimana mungkin!!" seru Aktar dengan suara keras.

"Aku tidak setuju!" Lanjutnya

"Kau harus setuju!" kata Ikrar membalas putranya dengan suara keras.

"Sudah! tenangkan diri kalian." kata Natri ia tidak tahan melihat suami dan anaknya saling menentang.

"Tar.. tenanglah nak, ibu akan menjelaskan semuanya." lanjutnya dan kemudian mulai menjelaskan alasan mereka menjodohkan Aktar.

Aktar langsung terdiam dia tidak tahu mau bagaimana lagi setelah mendengar penjelasan dari ibunya, dia berusaha keras untuk berpikir cara menolak perjodohan ini.

Alasan mengapa mereka menjodohkan Aktar itu karena perjanjian ayahnya dengan sahabatnya, sebenarnya mereka dulu bukan sahabat. Karena awal pertemuan mereka pada saat Ikrar dan Natri melakukan perjalanan keluar kota secara melingkar dan pada saat itu mereka terkena musibah sebuah mobil menabrak mobil mereka.

Pada saat itulah ayah wanita itu bertemu dengan ayah Aktar, karena dialah yang menolong mereka. Ikrar dan Natri cukup lama tinggal di rumah orang tua wanita itu. Juga karena mengetahui mereka memiliki anak perempuan yang pada saat itu lebih kecil dari Aktar dan secara langsung Ikrar membuat perjodohan putranya dengan putri mereka dan mereka bahkan langsung menyetujuinya.

"Aktar kamu mau kan Ayah dan Ibu baikan? jika kamu mau itu. Maka terimalah perjanjian ini, ayah dan ibu berjanji selanjutnya kami akan memperbaiki hubungan kami." kata Natri menebak keinginan Aktar anak semata wayangnya.

Sungguh membuat Aktar bingung akan perkataan ibunya barusan. Karena tebakan ibunya sangat benar dan Yah, Aktar sangat menginginkan itu. Tapi hatinya berat untuk menerima pejanjian perjodohan ini, apalagi pernikahannya akan di lakukan besok Aktar benar-benar belum siap.

Beberapa lama kemudian.

"Baik aku terima tapi kalian juga harus tepati janji Selanjutnya aku tidak ingin mendengar kalian bertengkar lagi." ujar Aktar.

"Yah, kami akan tepati janji, sungguh kamu membuat kami bahagia," kata Natri dengan wajah bahagia begitu juga dengan Ikrar.

Padahal Aktar menerimanya dalam keadaan terpaksa mungkin hanya ini jalan membuat Ayah dan Ibunya baikan dan kembali menjalani kehidupan suami istri dengan normal.

"Ibu, Ayah kalau boleh aku tahu siapa nama gadis yang kalian jodohkan untuk ku ?"tanya Aktar, Natri dan Ikrar saling menatap secara bersamaan. Mereka terlihat berpikir dengan tatapan mereka yang saling pandang seperti sedang berkemunikasi lewat mata. Aktar melihatnya hanya bisa terdiam menunggu jawaban mereka.

"Ibu juga belum tahu namanya."ujarnya setelah melihat lama suaminya, Aktar tergelak.

menjodohkan ku dengan gadis tapi tidak tahu namanya, apa maksudnya itu?

"Ibu, aku tidak sedang bercanda! aku serius bertanya siapa nama gadis itu, jika memang ibu tidak tahu berarti ayah yang tahu."ucap Aktar kembali melihat Ayahnya. Tatapan yang sangat menakutkan, bahkan Aktar berani membuat tatapan itu kepada Ayahnya.

"Kenapa diam? bukankah ayah sudah lama menjodohkan aku dengan anak teman ayah, apa ayah juga akan bilang tidak tahu namanya!"Aktar mulai kesal.

Yah, tidak ada orang yang akan tenang begitu saja. Saat ia tahu dirinya di jodohkan dan akan menikah secepat itu. Padahal Aktar sudah lama menahan diri untuk menunggu wanita yang cocok dengan dirinya, dan pasti ia mencintai wanita itu. Sekarang malah mendadak di suruh nikah.

"Bahkan ayah pun tidak tahu namanya." jawab Ikrar, dia memang tidak tahu namanya diantara dia dan istrinya tidak ada yang tahu namanya, karena sudah sangat lama bahkan setelah meninggalkan kota itu mereka sudah tidak pernah bertemu. Barulah hari ini mereka bertemu dan hari ini juga mereka kembali membicarakan perjanjian perjodohan yang mereka buat bertahun-tahun lamanya.

Bersambung....

#Happy reading#

Mendadak Menikah

Hari yang membuat Aktar canggung dimana hari dia akan menikah. ini mungkin terlalu mendadak tapi Aktar tidak bisa berbuat apa-apa dia sudah menyetujui, dan itu hanya untuk melihat kedua orang tuanya berbaikan seperti sebelumnya.

Begitu banyak pikiran aneh muncul di kepalanya, yang membuatnya cemas. Aktar tidak ada hentinya mondar mandir pikirannya penuh dengan banyak cara yang tidak pasti.

Calon istri. Wanita yang belum pernah ia lihat jangankan lihat kenal saja tidak, orang tuanya tidak memberitahu namanya tidak diberitahukan juga identitasnya.

Itu yang membuat Aktar pusing dan cemas, jika menyelidiki indentitasnya belum sepenuhnya berhasil selain itu sulit untuk dicari karena apapun yang mengenai Wanita itu tidak ada satu pun yang ia ketahui.

Jam 10.15 pernikahannya akan dimulai sekarang baru jam 09.25 Aktar yang sibuk memikirkan cara yang sedari tadi berbolak balik didalam ruangannya.

Beberapa Karyawan dan juga Andre bingung melihatnya. Aktar juga tidak memberitahu ke Andre kalau dia akan menikah hari ini, Andre adalah temannya saat di thailand mungkin jika Aktar menceritakan masalah mendadaknya menikah Andre hanya akan menertawakan dirinya, maka Aktar tidak ingin menceritakan itu kepada Andre.

Tapi mau bagaimana lagi, selain Andre tidak ada lagi tempat untuk bisa membantu dirinya.

Andre sudah tidak tahan lagi melihat Aktar yang seperti orang gila mondar mandir dan tampak linglung.

"Kau membuat ku pusing jika terus seperti itu." Kata Andre yang sudah pusing melihat Aktar berjalan kesana kemari di hadapannya

"Jika kau mendadak di suruh menikah apa yang akan kau lakukan?" Tanya Aktar tiba-tiba

Andre terkekeh mendengarnya"ya..aku kabur. Aku belum memikirkan soal itu kalau aku di paksa, aku akan memilih kabur."Tutur Andre meski ia bingung kenapa Aktar tiba-tiba bertanya seperti itu

"Oh,"Jawab singkat dari Aktar ia kembali memikirkan apa yang dikatakan Andre barusan. Mungkin itu adalah cara yang paling tepat tapi itu juga akan membuat orang tuanya kecewa, sungguh membuat Aktar bingung.

"Kau pasti ada masalah, tidak biasanya kau seperti ini ?"Tanya Andre yakin dari melihat wajah kebingungan Aktar

Aktar cukup terdiam sebentar, bagaimana pun Andre adalah temannya tidak baik menyembunyikan masalah yang begitu besar itu hanya akan membuat Andre kecewa.

"Hari ini aku akan menikah."Ucap Aktar

Membuat Andre Syok mendengarnya,ia menatap Aktar datar berusaha menyimak perkataan Aktar barusan

"Aa..apa katamu?"Tanya Andre. Ingin mendengarnya sekali, perkataan yang belum bisa ia simak baik-baik.

"Aku akan menikah hari ini,"Kata Aktar sekali lagi.

Andre Terdiam"Hallah..kau bercanda yah ?" Kata Andre tidak percaya hanya menganggap itu candaan

Karena pernikahan ini begitu mendadak sampai-sampai Andre mengira itu hanya bercanda.

Aktar melihat Andre"Aku tidak bercanda."Kata aktar dengan suara pelan dan wajah lesuh

Andre tidak menyangka melihat ekspresi wajah Aktar. ini adalah pertama kalinya Aktar menampilkan eskpresi seperti itu, pria yang angkuh tiba-tiba menjadi lemah dan tak berdaya. Andre sudah tidak bisa berkata lagi karena dia sudah bisa menebak telfon penting dari Nyonya Widjaya kemarin, tapi ia tidak menyangka mengapa Sampai Aktar mau menyetujui menika padahal dia belum pernah mencintai Wanita entah apa yang terjadi.

 

10.15 WIB

Aktar dan Andre sudah meninggalkan kantor dari sebelum itu, Karena Ibu Aktar juga sudah menelfon. Apalagi Aktar belum juga bersiap karena saat Aktar tahu kalau pernikahannya di mulai Jam 10.15, ia langsung pergi kerja meski sempat di cegah oleh Ibunya.

Sebelum tiba di kediaman Widjaya Aktar singgah di salon untuk berdandan, ia meminta Karyawan salon itu untuk mendandaninya sesederhana mungkin. Karena bagaimana pun pernikahan ini hanya semata perjanjian balas budi.

Aktar dengan dandan sederhana tapi masih terlihat mempesona akan ketampanannya, ia bahkan membuat beberapa tamu wanita yang hadir tergila-gila. Aktar langsung berjalan menuju karpet dimana penghulu sudah menunggunya ia melihat Wanita yang akan ia nikahi belum ada di sana, Sedangkan Andre pergi di tempat keramaian tamu.

Tiba-tiba terdengar sorakan Wanita pengantin sudah datang, Aktar langsung berbalik. Ia tidak menyangka melihat wanita yang berjalan menuju tempatnya, adalah Wanita yang menggunakan penutup kepala yang bernama kerudung dan penutup wajah yang bernama cadar, benar-benar membuat Aktar syok seperti jantungnya akan copot.

Bahkan para tamu yang hadir pun kaget apalagi wanita yang hadir yang menjadi fans berat Aktar, hati mereka seperti tercabik-cabik dan beberapa kata hinaan keluar dari mulut mereka.

Namanya Najwa Assad diyah, Wanita itu di bantu duduk oleh Ibu Aktar ibu mertuanya nanti, dia duduk tepat di samping Aktar dan di depan penghulu. Jantungnya berdengup kencang seakan ingin lepas, dirinya yang baru dua hari ini pulang tiba-tiba dipaksa menikah oleh orang tuanya. Tapi karena Najwa adalah anak yang patut dia langsung nurut begitu saja, meski ada rasa ingin menolak.

Aktar menunduk tidak ingin melihat wanita yang menjadi calon istrinya, badannya seakan dingin. Dia merasa ingin sekali pergi dari tempat itu juga.

Berapa menit kemudian akad dimulai, sesuai akad islam yang dilaksanakan. Yang pertama dilakukan penyerahan oleh Wali wanita dan kemudian Aktar mengikuti kata-kata yang di ucapkan penghulu.

Najwa Assad diyah.

Itulah nama yang disebut penghulu, yang kemarin nya ia tidak tahu nama wanita itu. Sekarang di ucapkan namanya oleh penghulu, menurut Aktar ia sedikit sulit menyebut nama itu. Jadi ada sedikit kesalahan.

Aktar merinding mendengar sorakan "Sah" Dari mulut tamu secara bersamaan ia tidak menyangka akan benar-benar menikahi wanita bercadar itu.

Lalu pemasangan cincin, Aktar memasangkan cincin kepada Najwa tanpa melihat matanya. Dengan cepat ia pasang cincin itu ia tidak ingin berlama-lama dengan begitu acara akan cepat selesai, kemudian bergantian giliran Najwa yang memasangkan cincin ke jari manis Aktar, tangannya gemetar karena ini adalah pertama kalinya ia menyentuh tangan pria. Aktar mulai menggeram karena Najwa yang terlalu lamban, tapi emosinya ia tahan ia tidak ingin meledak di acara pernikahannya.

 

Setelah Akad selesai dilanjutkan resepsi pernikahan para tamu menikmati makanan dan minuman yang telah di siapkan, Aktar tidak tahan berada terus di samping Wanita itu ia langsung pergi menemui Andre sedangkan Najwa terdiam karena di campakkan bahkan Aktar belum pernah berbalik melihat Najwa sekalipun itu.

"Hey... kau kenapa disini ?"tanya Andre kaget saat Aktar sudah ada di sampingnya. Aktar hanya memasang wajah datarnya.

"Ayo pergi !"sahut Aktar.

Andre kaget mendengarnya "Apa pergi ? kau gila ya, ini acara pernikahan mu bagaimana bisa kau ingin pergi sedangkan acaranya belum selesai ?"entah apa yang sedang dipikiran Aktar, Andre hanya bisa melihatnya begitu saja.

"Kenapa ? kalau kau tidak ingin pergi yasudah !"kata Aktar kemudian beranjak.

"Hey... tunggu !"Andre berlari kecil menyusul Aktar.

Tak lama Akhirnya acara telah usai Najwa yang masih duduk sendiri di atas karpet ia terlihat kasihan karena di tinggal Aktar. Para tamu sudah pulang, kemudian ibu aktar menghampiri Najwa ia kecewa mengetahui Aktar pergi meninggalkan Najwa saat acara belum selesai.

"Maafkan Ibu, Aku tidak tahu kalau Aktar akan berbuat seperti itu,"Katanya dengan penuh merasa bersalah.

"Tidak apa-apa bu' "kata Najwa dengan suara pelan dan terkesan lembut.

Najwa melihat Wanita yang ada di hadapannya yang sudah menjadi Ibu mertuanya, Ibu dari pria yang tidak tahu menghargai. Najwa sangat sakit hati karena di campakkan saat acara pernikahan belum selesai meski dirinya bukan dari keluarga kaya. Tapi tetap keluarganya sangat menjunjung tinggi harga diri.

Kemudian Ibu Aktar membawa Najwa ke kamarnya. Yaitu kamar Aktar.

Bersambung...

Menunggu

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. - QS Al Baqarah 155

----

Setelah mandi Najwa duduk di tepi ranjang sesekali ia melirik jam dinding, sekarang sudah jam 22.17 suaminya yang bernama Aktar belum juga pulang acara pernikahannya selesai tepat jam 2 siang. Ia menunggu Aktar suaminya dari jam dua hingga sekarang.

Mungkin sekarang Najwa hanya bisa bersabar sesuai yang tercantum dalam Al-qur'an surah Al Baqarah ayat 155. Kita akan selalu di uji dalam segala hal, baik itu dalam Ketakutan, Kelaparan, Kekurangan Jiwa, Harta dan Buah-buahan.

Sekarang ini ia di uji jiwanya meski hatinya merasa sakit tapi dia harus tegar dan bersabar karena Allah akan menguji batas kesabaran kita, jika mampu melewati ujian yang diberikan. Niscaya Allah akan membalasnya dengan beribu kebaikan.

Tok..tok..

Najwa teralih oleh ketukan itu ia berpikir mungkin suaminya sudah pulang ia segera pergi untuk membuka pintu, ternyata yang diharapkannya berbeda.

"Ibu, ada apa Ibu?" Tanya Najwa melihat Ibu mertuanya yang berdiri di depannya

"Nak, kamu belum makan siang dan sekarang sudah jam 10 malam, ayo turun makan. pasti kamu sudah sangat lapar,"

"Em..bu' kak Aktar biasanya pulang jam berapa?" Tanya Najwa, meski ia tidak terima akan hinaan Aktar ia akan tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri.

Natri terdiam menatap menantunya, bahkan sampai sekarang ia masih menunggu Aktar benar-benar membuatnya merasa sangat bersalah.

"Kamu tidak usah menunggunya, yang terpenting kamu makanlah dulu."

Tidak biasanya Aktar pulang terlambat,dia biasanya pulang jam empat, mungkin saat ini Aktar benar-benar tidak akan pulang.

"Tidak bu' sebagai seorang istri harus menunggu suaminya terlebih dulu. "Ucap Najwa meyakinkan ibu mertuanya itu.

Natri terdiam.

"Baiklah Ibu mengerti, tapi jika kamu sudah tidak tahan lagi pergilah makan, kesehatan mu lebih penting nak."

"Baiklah bu.."Jawab Najwa tersenyum

Najwa kembali menutup pintu, ia meraih al-Qur'an untuk mengaji sambil menunggu suaminya pulang. Dan itu berlangsung dalam 20 menit hingga seseorang membuka pintu.

Clek..

Aktar membuka pintu di dapatinya seorang wanita dengan berpakaian tertutup sedang membaca Al-qur'an.

Najwa terhenti saat mendengar pintu kamarnya terbuka ia berbalik melihat aktar suaminya, ia segera pergi menghampirinya.

"Kakak sudah pulang? sini saya bantu." Kata Najwa sambil mengambil tas kerja Aktar, tapi Aktar malah menariknya kembali.

Aktar menatap Najwa sinis dan Najwa yang mendapatkan tatapan itu di balik cadarnya ia Langsung melihat kelantai menghindari tatapan yang menakutkan.

"Emm.. Najwa siapkan air mandi dulu,"nKata Najwa dengan senyuman yang ia paksa.

Aktar malah tidak menghiraukannya, dan pergi hingga menghasilkan ia menyambar bahu Najwa dan membuat Najwa sedikit meringis.

Najwa berbalik melihat Aktar dibalasnya dengan senyuman meski hatinya terasa perih, ingin sekali ia menangis tapi ia menahan dengan senyumannya.

"Kak.. air mandinya sudah siap." Kata Najwa lembut. Ia mengambil handuk lalu ia berikan ke Aktar.

"Kak, handuknya." katanya sambil menyodorkan handuk itu, Aktar melihatnya dengan sorotan mata tajam. Ia tidak tahu maksud wanita yang dihadapannya, dia bersikap seperti itu apakah sedang mencari perhatian atau bagaimana. Aktar tidak bisa menebaknya. Dengan kasar ia mengambil handuk itu dari tangan Najwa kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Najwa terdiam, melihat tingkah Aktar seperti itu. Matanya seakan perih dan membuat bulatan air lolos keluar. Dengan cepat Najwa menghapusnya. Mengapa dia harus menangis? ia tidak boleh terlihat lemah, dan tetap semangat. Allah akan melihat kesabarannya ia harus menjalankan kewajibannya dengan sabar meski dirinya dapat perlakuan seperti itu.

"Sudahlah.." Gumam Najwa tersenyum menutupi perasaannya. Ia kemudian mengambil kemeja Aktar yang tergeletak di atas kasur lalu menggantungnya.

-------

Lalu Najwa meninggalkan kamar menuju dapur, ia ingin membuatkan Aktar air hangat.

"Sedang apa Najwa?" Tanya Natri yang tiba-tiba ada di belakangnya, Najwa menoleh melihat ibu mertuanya.

"Saya sedang membuatkan kak Aktar teh jahe hangat, cuaca di luar sangat dingin takut dia terkena flu." ujarnya sambil tersenyum sambil mengaduk teh jahe yang sudah ia buat.

"Buat Ibu ada?" Katanya Bercanda.

"Ibu juga mau? Najwa akan buat satu gelas lagi." kata Najwa senang, lalu ia ambil satu gelas lagi kemudian membuat teh jahe untuk ibu mertuanya.

"sudah selesai, ini untuk Ibu." Kata Najwa seraya menyodorkan gelas yang berisi teh jahe itu, Natri tersenyum lalu mengambil teh itu kemudian ia mencicipinya, sudah tercium aromanya sangat harum. Saat Natri meminumnya dengan satu tegukan ia merasa tenggorokannya yang tadinya serak langsung membaik.

"Sungguh enak, aku tidak merasakan pedis saat ia masuk di mulut, tapi saat di tenggorokan ia langsung terasa pedis dan membuat tenggorokan kita lega." ujarnya sambil meminumnya sekali lagi.

"Benarkah?" Tanya Najwa senang, karena ia takut saat ia sudah berikan teh itu kepada Aktar ia merasa tidak enak.

Natri mengangguk.

"Baiklah bu, Najwa akan membawakan untuk kak Aktar." Kata Najwa sambil memegang gelas dan kemudian pergi ke kamar.

Saat ia sudah berada di depan kamar Ia lihat Aktar yang sedang duduk menatap layar laptopnya dengan sangat serius, dengan pelan Najwa berjalan menghampiri Aktar dengan nampan ditangannya.

"Kak ini teh jahenya, diminum yah." Kata Najwa sambil meletak kan gelas berisi jahe itu di dekat laptopnya. Aktar tidak menjawab bahkan tidak melihat Najwa, ia hanya terus menatap laptopnya. Najwa terdiam melihat tingkah Aktar.

Segitunya kah? ia tidak menerima diri ku sampai-sampai melihat ku saja tidak mau.

"Kak, teh jahenya diminum sebelum dingin." kata Najwa lagi, Aktar berdecak kesal melihat Najwa sinis. Tatapannya sungguh menakutkan sampai membuat Najwa tertunduk.

"Kau ini berisik sekali, kalau kau sudah simpan ya sudah kau pergi sana. Terserah aku mau meminumnya atau tidak!" katanya dengan nada tinggi, Najwa gemetar mendengarnya. Selama ini ia belum pernah diperlakukan seperti itu bahkan orang tuanya. Ia selalu hidup di lingkungan pesantren ia tidak pernah mendengar suara keras seperti itu.

Jika harus dibilang Najwa juga terpaksa menjalankan perjodohan ini sebenarnya sudah ada Ustad yang akan melamarnya yaitu teman kuliahnya, tapi Ayahnya menolak karena katanya sudah ada orang yang dijodohkan untuknya. Padahal Najwa sangat suka dengan Pria itu dia Soleh, Penghafal, Suara mengajinya sangat merdu. Najwa sangat berharap dialah jodohnya tapi ternyata bukan, malah ia dijodohkan dengan orang yang tidak ia duga.

Jika Pria itu jodoh Najwa. Ia akan sangat bersyukur memiliki imam yang soleh, dapat membantunya menjalankan agama Allah.

Najwa meletakkan gelas itu disamping laptop Aktar, kemudian pergi ia ingin ke bawah menenangkan perasaannya.

Bersambung...

Mohon dukungannya😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!