Angger Kerumah Rinantha, Pecah Perang Dunia, Lagi

Bab : Angger Kerumah Rinantha, Pecah Perang Dunia

Malam Ini Niat Dan Keyakinan Angger Telah Benar Benar Bulat Untuk

Menemui Kedua Orang Tua Rinantha. Ia Tak Ingin Lagi Sembunyi Sembunyi Terus

Menerus. Rinantha Pun Telah Berterus Terang Kepada Papahnya Tentang Apa Dan

Bagaimana Yang Telah Dilakukannya Bersama Angger. Bahkan Rinantha Sudah Jujur

Tentang Keyakinannya Setelah Belajar Dipondok Pesantren. Papahnya Tidak Bisa

Berbuat Banyak Meski Dalam Hatinya Mendukung Keputusan Anak Perempuannya Itu.

Papahnya Hapal Betul Sifat Anak Dan Mamahnya Yang Tidak Pernah Bertemu Dalam

Hal Pendapat. Maka Dari Itu Papahnya Hanya Bisa Menjadi Jalan Tengah Saja.

Malam Ini Rinantha Sudah Menunggu Kedatangan Angger Untuk Menemui

Kedua Orang Tuanya. Iapun Sudah Mempersiapan Segala Macam Cara Untuk Membantu

Angger Jika Saja Mamahnya Nanti Melakukan Hal Hal Yang Tidak Diharapkan

Keduanya.

Angger Masuk Keruang Tamu Didampingi Rinantha. Kemudian Menyapa

Papah Dan Mamahnya Yang Sudah Lebih Dulu Duduk Disofa Warna Merah Maroon.

“Sugeng Dalu Pak. Bu”. Sapa Angger Meraih Tangan Papahnya Rina Dan

Menciumnya. Lalu Duduk Disisi Depan Keduanya.

“Kene Kene Dek. Monggo. Lungguho Kene”. Sahut Papahnya.

“Iki Rin, Sing Pacarmu. Dadi Selama Iki Koe Pacaran Ambek Angger

Rin?”. Tanya Mamanya Ketus.

“Maah. Ojok Ngono Tho. Ben Lungguh Seg Tho. Ben Ambegan Seg”.

Pinta Pak Liem.

“Punten Dalemsewu Bu Liem. Enggeh. Angger Mpun Dangu Enten

Hubungan Kalih Dek Rina Buk”. Jawab Angger Dengan Nada Suara Yang Agak

Canggung. Cemas.

“Tenan Tho Pah. Opo Kandaku Pah. Anakmu Ki Jan Waaaah. Rak Beres

Tenan Ok Pah!!”. Bu Liem Meninggi.

“Mamah Kok Ngono Lho. Nek Caturan Ki Ra Iso Menghargai Uwong Blas.

Mbok Yo Sitik Wae Coba Menghargai!!”. Rinantha Terpancing Emosinya.

“Seg Seg Tho. Ojok Malah Ribut Ngene. Dirembug Sing Apik. Sing

Sareh Ojok Malah Debat Koyo Ngono. Mamah Yo Sing Sabar. Gek Koe Yo Sing Sareh

Tho Rin”. Lerai Pak Liem.

Angger Bingung Berada Disituasi Yang Sangat Menegangkan Itu. Namun

Tekadnya Tetap Bulat. Tetap Teguh Pendirian Untuk Mengungkapkan Niat Hatinya.

“Punten Dalemsewu Buk. Pangapuntenipun. Angger Mboten Saget

Ninggalke Dek Rina. Apapun Alesane. Dalem Mpun Yaqin Nek Dek Rina Niki Jodoh

Kula. Milo Nyuwun Pangestunipun Buk”. Ujar Angger Tiba Tiba. Membuat Keduanya

Tersentak Diam.

“Opo?? Ra Salah Kui !!. Ora Salah Awakmu Ngomong Ngono Kui?!!”.

Semakin Emosi.

“Njeh Buk. Angger Sayang Kalih Dek Rina. Angger Mpun Niat. Mpun

Nawaitu Bade Nikahi Dek Rina”. Kepalanya Menunduk Tak Berani Menatap Sorot Mata

Bu Liem Yang Nanar Tajam.

“Gendheng Bocah Iki!!”. Suaranya Selalu Ketus.

“Maaah !!!”. Rinantha Semakin Marah. Emosi.

“Mpun Tho Dek. Sabar. Sing Penting Mas Mpun Matur Kalih Bapak

Kalih Ibu”. Bujuk Angger.

“Pokoke Aku Ra Setuju Blass. Sak Karep Karepmu Kono !!”. Lantas

Meninggalkan Semuanya.

“Ojok Dileboke Ati Yo Dek. Yo Ngono Kae Sifate Mamahe Rina”.

“Njeh Pak Liem. Dalem Paham. Saget Ngertos Keadaane Niki”.

Nek Aku Ki Ra Iso Mutusi Dek. Siji Anak Siji Bojo. Watake Podo

Podo Kerase Dadi Bingung Dewe Aku. Ngko Tak Rembuge Meneh Mamaahe Rina”.

“Papah Ki Ndak Adil Kok. Wong Salah Yo Di Belani Terus”. Rinantha

Masih Emosi. Masih Dalam Amarah Yang Tinggi.

“Dudu Soal Mbelani Lho Rin. Tapi Kabeh Kabehane Khan Kudu Dirembug

Sing Tenanan. Opo Meneh Soal Nikah, Yo Ndak Segampang Kui Rin Rin”.

“Mpun Tho Dek. Manut Bapak Wae. Bener Kok Ngendikane Bapak Niku.

Dirembug Seg Sing Tenanan Lho Dek. Ojo Grusa Grusu”. Hibur Angger.

“Yo Khan Papah Tinggal Maringi Ijin Tok Wae Wis Beres Pah. Mamah Khan

Mengko Mesti Manut. Ngopo Ndadak Bingung Bingung”.

“Bocah Iki Lho, Kok Ngeyel Tenan. Dirembug Seg Rin. Sabar Tho.

Nunggu Mamahmu Atine Luluh Seg. Nek Mbok Kersi Terus Yo Sing Enek Malah Muring

Muring Kabeh. Ra Iso Sareh Kabeh”. Pak Liem Mencoba Memberikan Pengertian

Kepada Anaknya.

“Enggeh Dek. Ayo Tho Manut Wae. Sabar. Sing Penting Mas Angger

Mpun Matur Mpun Ngendikan Niat Atine Mas Lho Dek. Ayo Tho Dek, Sabar Geh”. Rayu

Angger.

Jauh Dilubuk Hati Pak Liem, Papahnya Rinantha Sebenarnya Ingin

Sekali Memberikan Doa Restu Untuk Keduanya Karena Ia Tau Bahwa Rina Nampak

Begitu Gigih Memperjuangkan Kekasihnya Meski Bukan Dari Golongannya. Bahkan

Bukan Dari Keyakinan Yang Sama  Tentu

Saja Adda Sesuatu Yang Anaknya Yakini Dari Seorang Angger.

Pak Liem Mengenal Angger Sudah Cukup Lama Sebab Memang Anaknya

Sudah Berteman Semenjak Dari Sekolah Menengah Dulu. Ia Tau Betul Bahwa Angger

Anak Yang Baik, Anak Yang Berbudi Pekerti, Bertanggungjawab, Dan Sangat Hormat

Terhadap Orang Tua. Tetapi Sayang, Ia Harus Berlawanan Arus Dengan Istrinya

Yang Jelas Jelas Menentang Hubungan Mereka.

Malam Itu, Benar Benar Menjadi Malam Bersejarah Bagi Angger Karena

Untuk Pertama Kalinya Ia Menghadap Orang Tua Rinantha Dan Justru Mendapat

Penolakan Dari Mamahnya. Hatinya Kecut Akan Tetapi Tidak Menyurutkan Niatnya

Untuk Tetap Melanjutkan Perjuangan Cinta Mereka. Setidaknya, Perasaan Angger

Sedikit Lega Sebab Sudah Tidak Perlu Sembunyi Sembunyi Lagi Setelah Apa Yang

Telah Diungkapkannya Malam Itu.

^^^^^^^^^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!