TERJEBAK DI LEMBAH MAYIT
“Wil.. semua sudah dibawa ya… termasuk tenda kita c*k” kata Broni
“Uwis Su!...heh, kamu iki koyok juragan ae Bron…. Bisamu cuma ngecek ngecek tok,... tenda pasrahkan ke Gilank saja, biar dia yang bawa tendanya” jawabku
“Lho gak gitu Wil… daripada ada yang ketinggalan c*k.. Lebih baik semua kan di cek dulu heheheh” jawab Broni
“Ok Juragan, tenda biar aku ae yang bawa nanti” sahut Gilank yang sedang menggaruk selangkhangannya
“Arek-arek itu lho kamu cek sisan Bron.. ojok cuma aku tok c*k”
“Hehehe tenang ae Wil.. semua akan indah pada waktunya” jawab Broni
“Heh Bron.. sakjane kita ini mau ke mana se?.... Kamu gak jelas blas Bron”
“Tenang ae Wil.. kita akan ke suatu daerah yang terpencil yang dalam keadaan butuh bantuan.. Disana kita akan lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk bantu mereka Wil..”
“Dana, sarana, dan prasarana sudah terkumpul dari salah satu partai yang sekarang aku pegang hehehe”
“Bron.. ojok banyak omong c*k…..bantu aku ngepak tenda iki c*k..” teriak Gilank
Namaku Wildan..
Aku dan beberapa teman yang nganggur gak karu-karuan yang jumlahnya ada empat orang, sekarang sedang dalam kegiatan sebuah partai yang istilahnya bangun desa.
Istilah bangun desa sebenarnya yang kurang tepat …. Karena yang lebih tepat adalah menghamburkan dana partai untuk kegiatan kemanusiaan yang mbuh mbuhan alias gak jelas. Dana partai tentu saja berasal dari yah mungkin dari ketua partai hehehe.
Adalah temanku Broni…
Broni saat ini bergabung di suatu partai besar… dimana partai itu saat ini sedang membutuhkan suara rakyat.
Dan atas nama kemanusiaan, Broni ditugaskan mencari desa yang terbelakang atau butuh bantuan. Tidak tau yang butuh bantuan itu ketua partai atau desanya….
Disana Broni akan melakukan suatu misi kemanusiaan yang adil dan dan beradab sesuai dengan Pancasila. Menurutku bukan misi kemanusiaan, tapi misi mencari suara.
Saat ini kami sedang persiapan untuk berangkat di suatu desa yang kami tidak tau apa nama desa itu, karena di peta atau di google map desa itu gak terdaftar, itu kata Broni.
Aku ndak tau gimana cara Broni dapat desa yang butuh bantuan itu, karena terus terang aja kita hanya diminta kesediaan untuk berangkat dan dibayar separuh dimuka dan separuh setelah proyek ini selesai,
Kami pengangguran tanpa acara berlima adalah aku Wildan, Broni pimpinan acara, Gilank, Tifano dan Bondet. Berangkat dari basecamp sebuah partai tempat Broni Menjilat.
“Bron… lainnya nanti gimana?” tanya Tifano
“Ketemu ndek terminal…..cuma Novi sama Ukik tok yang ikut rek….”
“Yo wis….Bron disana apa gak ada rumah tinggal. Kenapa kita bawa tenda segala se?” tanya Tifano
“Yo jaga-jaga ae lho Tif, siapa tau disana rumah tinggalnya terbatas, jadi ya harus sedia kundum sebelum hujan rek hehehe”
“Daerah mana iki Bron?” tanya Gilank
“Jawa tengah Lank hihihi”
“Pekok iiiigh. Asyuuuu kamu Bron.. ngerti nek di jawa tengah aku kan bisa berangkat dari jogja c*k… ngapain aku ke Surabaya c*k!”
“Heheheh kan biar berangkatnya bareng-bareng Lank…lagipula kamu kan gak tau dimana nanti ini tempatnya c*k heheheh” jawab Broni
“Jawa tengahe mana Bron… jangan ngomong jawa tengah tok c*k.. Cangkemmu (mulutmu) gak bisa dipercaya c*k, bojoku orang jawa tengah Bron” timpal Bondet yang sedang memasang sepatu
“Wis talah Ndet.. percuma juga nek tak jelaskan karena kalian tidak akan tau dimana tempatnya hehehe. Pokoke daerah dingin dan kalian wajib bawa mantel atau jaket.. Disana sangat dingin soale” kata Broni
“Kalian tunggu disini dulu rek… aku mau laporan ke ketua dulu rek..nanti dia pasti akan cek kesini juga, pokoke nek dia tanya kesiapan kalian, bilang saja sudah siap bertugas demi partai hehehe”
Broni masuk ke dalam ruangan partai tempat dia menjilat… aku Gilank, Tifano, dan Bondet ada di halaman depan kantor sebuah partai.
“Yancook WIL.. awakmu tau tidak kita nanti akan ke mana?” tanya Bondet
“Aku gak eruh Ndet..pokoke dapat duit terus jalan-jalan ae wis seneng Ndet heheheh”
“Ngawur ae Wil.. nek jalan-jalan ke neraka gimana c*k raimu Wil?”
“Yo biar Broni ae yang ke neroko Ndet.. aku masuk syurga dengan ribuan bidadari cantik yang katanya sudah disediakan untuk kita hihihihi”
“Wil.. Broni iki memang asyu kok.. Nek ngerti di jawa tengah.. Ngapain aku jauh-jauh ke sini c*k” timpal Gilank
“Ya biar berangkatnya bareng-bareng Lang, opo maneh kan barang bawaan banyak juga ini Lank”
“Tif.. kok awakmu dari tadi diem aja Tif…?” tanya Gilank
“Mbuh Lang.. rasane kok perjalanan misi kemanusiaan ini akan berakhir dengan gak karuan… tapi itu cuma perasaanku ae sih Lank” jawab Tifano
“Tenang ae Tif..nanti kan ada Novi.. kamu gak bakal kesepian kalau ada Novi Tif.. sing penting jangan lupa Bismillah kalau mau nyobak Novi hihihihi”
“Ndasmu Lank… aku sik Joko tulen c*k”
Tidak lama kemudian Broni dengan seseorang yang berperut gendut dan memakai kemeja berwana merah keluar dari dalam ruangan.
Wajah laki-laki gendut itu sama sekali tidak murah senyum… tetapi Broni dengan cara menjilatnya yang luar biasa berusaha menyuruh laki-laki gendut itu untuk mendatangi kami.
“Persiapan kami sudah seratus persen pak.. Kami tinggal berangkat saja ke tujuan”
“Hmm..” kata laki-laki gendut itu
“Sampai di kota sana kamu mampir ke kantor PAC (pengurus anak cabang) partai disana, bilang saja perwakilan dari saya di kota S.. dan tunjukan bahwa kamu mempunyai tujuan khusus disana dan tidak meminta bantuan dana dari PAC disana” kata laki-laki gendut itu lagi
“Siap pak.. Eh selanjutnya apakah saya harus ke mbak Sri untuk mengambil dana bagi kami pak?”
“Ya sana ke mbak Sri sekarang”
Orang gendut itu masuk ke dalam ruangan, tanpa berkata-kata apapun kepada kami.. Sungguh seorang calon wakil rakyat yang gimana gitu.
Calon wakil rakyat yang akan selalu tersenyum bilamana muncul di depan umum dan akan berbeda ketika ada di dalam koloninya.
Broni kemudian masuk ke dalam ruangan kantor partai lagi, mungkin dia akan menemui yang namanya mbak Sri itu.
“Wil… kalau kayak gini ini apa kita ini sama dengan kampanye terselubung?”
“Jelas kampanye Lank… tapi yang kampanye biar si Broni saja.. Kita jalan-jalan dan kerja bakti disana”
“Pokoke aku gak mau kalau disuruh kampanye Wil.. pokoknya yang berhubungan dengan masalah partai aku gak mau ikut campur” kata Gilank emosi
“Yo podo Lank. aku sakjane paling anti nek masalah partai partai gini ini, tapi nek ada duitnya dan bisa jalan-jalan yo gak ngurus partai partaian” sahut Bondet
Tidak lama kemudian Broni keluar dari ruangan kantor partai, dia membawa sebuah kardus yang masih tertutup, aku tebak isi kardus itu pasti bendera partai, flayer dari pimpinan cabang partai.
“Rek.. ini ada satu dos yang harus kita bawa.. Gimana ini rek?” tanya Broni
“Yo bawaen dewe Bron.. tas ranselku masih penuh.. Anak-anak lainnya juga wis bawa bawaan sendiri-sendiri.. Sedangkan kamu kan belum bawa apa-apa Bron”
“Iya Bron.. kamu kan cuma bawa tas ransel satu tok.. Ya kamu yang harus bawa dewe c*k” sahut Bondet
“Danane wis metu belum Bron.. ojok sampek kita sudah persiapan seperti ini, tapi dananya belum ada sama sekali c*k”
“Tenang ae Lank.. danane wis ada di tasku… hehehe. Soale nanti juga kita harus bagi-bagi sembako disana.. Jadi ya ..eehmm wis nanti ae dipikir.. Sing penting saiki berangkat dulu ae”
“Ayo rek….mobil sudah siap ngantar kita ke terminal bus” kata Broni kemudian menuju ke parkiran
Di parkiran ada sebuah mobil partai yang bercat warna khas…mobil yang bisa muat sembilan orang ini sudah siap berangkat dengan seorang driver yang berbaju khas partai juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
EL SHADAY
sby mana Wil?
2023-06-16
0
Zhilla Senja
mantap👏👏
2023-06-08
1
Liani Purnapasary
kurang paham bhasa jawa
2023-05-08
1