NovelToon NovelToon

TERJEBAK DI LEMBAH MAYIT

BAB 01. PERSIAPAN

“Wil.. semua sudah dibawa ya… termasuk tenda kita c*k” kata Broni

“Uwis Su!...heh, kamu iki koyok juragan ae Bron…. Bisamu cuma ngecek ngecek tok,... tenda pasrahkan ke Gilank saja, biar dia yang bawa tendanya” jawabku

“Lho gak gitu Wil… daripada ada yang ketinggalan c*k.. Lebih baik semua kan di cek dulu heheheh” jawab Broni

“Ok Juragan, tenda biar aku ae yang bawa nanti” sahut Gilank yang sedang menggaruk selangkhangannya

“Arek-arek itu lho kamu cek sisan Bron.. ojok cuma aku tok c*k”

“Hehehe tenang ae Wil.. semua akan indah pada waktunya” jawab Broni

“Heh Bron.. sakjane kita ini mau  ke mana se?.... Kamu gak jelas blas Bron”

“Tenang ae Wil.. kita akan ke suatu daerah yang terpencil yang dalam keadaan butuh bantuan.. Disana kita akan lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk bantu mereka Wil..”

“Dana, sarana, dan prasarana sudah terkumpul dari salah satu partai yang sekarang aku pegang hehehe”

“Bron.. ojok banyak omong c*k…..bantu aku ngepak tenda iki  c*k..” teriak Gilank

Namaku Wildan..

Aku dan beberapa teman yang nganggur gak karu-karuan yang jumlahnya ada empat orang, sekarang sedang dalam kegiatan sebuah partai yang istilahnya bangun desa.

Istilah bangun desa sebenarnya yang kurang tepat …. Karena yang lebih tepat adalah menghamburkan dana partai untuk kegiatan kemanusiaan yang mbuh mbuhan alias gak jelas. Dana partai tentu saja berasal dari yah mungkin dari ketua partai hehehe.

Adalah temanku Broni…

Broni  saat ini bergabung di suatu partai besar… dimana partai itu saat ini sedang membutuhkan suara rakyat.

Dan atas nama kemanusiaan, Broni ditugaskan mencari desa yang terbelakang atau butuh bantuan. Tidak tau yang butuh bantuan itu ketua partai atau desanya….

Disana Broni akan melakukan suatu misi kemanusiaan yang adil dan dan beradab sesuai dengan Pancasila. Menurutku bukan misi kemanusiaan, tapi misi mencari suara.

Saat ini kami sedang persiapan untuk berangkat di suatu desa yang kami tidak tau apa nama desa itu, karena di peta atau di google map desa itu gak terdaftar, itu kata Broni.

Aku ndak tau gimana cara Broni dapat desa yang butuh bantuan itu, karena terus terang aja kita hanya diminta kesediaan untuk berangkat dan dibayar separuh dimuka dan separuh setelah proyek ini selesai,

Kami pengangguran tanpa acara berlima adalah aku Wildan, Broni pimpinan acara, Gilank, Tifano dan Bondet. Berangkat dari basecamp sebuah partai tempat Broni Menjilat.

“Bron… lainnya nanti gimana?” tanya Tifano

“Ketemu ndek terminal…..cuma Novi sama Ukik tok yang ikut rek….”

“Yo wis….Bron disana apa gak ada rumah tinggal. Kenapa kita bawa tenda segala se?” tanya Tifano

“Yo jaga-jaga ae lho Tif, siapa tau disana rumah tinggalnya terbatas, jadi ya harus sedia kundum sebelum hujan rek hehehe”

“Daerah mana iki Bron?” tanya Gilank

“Jawa tengah Lank hihihi”

“Pekok iiiigh. Asyuuuu kamu Bron.. ngerti nek di jawa tengah aku kan bisa berangkat dari jogja c*k… ngapain aku ke Surabaya c*k!”

“Heheheh kan biar berangkatnya bareng-bareng Lank…lagipula kamu kan gak tau dimana nanti ini tempatnya c*k heheheh”  jawab Broni

“Jawa tengahe mana Bron… jangan ngomong jawa tengah tok c*k.. Cangkemmu (mulutmu) gak bisa dipercaya c*k, bojoku orang jawa tengah Bron” timpal Bondet yang sedang memasang sepatu

“Wis talah Ndet.. percuma juga nek tak jelaskan karena kalian tidak akan tau dimana tempatnya hehehe. Pokoke daerah dingin dan kalian wajib bawa mantel atau jaket.. Disana sangat dingin soale” kata Broni

“Kalian tunggu disini dulu rek… aku mau laporan ke ketua dulu rek..nanti dia pasti akan cek kesini juga, pokoke nek dia tanya kesiapan kalian, bilang saja sudah siap bertugas demi partai hehehe”

Broni masuk ke dalam ruangan partai tempat dia menjilat… aku Gilank, Tifano, dan Bondet ada di halaman depan kantor sebuah partai.

“Yancook WIL.. awakmu tau tidak kita nanti akan ke mana?” tanya Bondet

“Aku gak eruh Ndet..pokoke dapat duit terus jalan-jalan ae wis seneng Ndet heheheh”

“Ngawur ae Wil.. nek jalan-jalan ke neraka gimana c*k raimu Wil?”

“Yo biar Broni ae yang ke neroko Ndet.. aku masuk syurga dengan ribuan bidadari cantik yang katanya sudah disediakan untuk kita hihihihi”

“Wil.. Broni iki memang asyu kok.. Nek ngerti di jawa tengah.. Ngapain aku jauh-jauh ke sini c*k” timpal Gilank

“Ya biar berangkatnya bareng-bareng Lang, opo maneh kan barang bawaan banyak juga ini Lank”

“Tif.. kok awakmu dari tadi diem aja Tif…?” tanya Gilank

“Mbuh Lang.. rasane kok perjalanan misi kemanusiaan ini akan berakhir dengan gak karuan… tapi itu cuma perasaanku ae sih Lank” jawab Tifano

“Tenang ae Tif..nanti kan ada Novi.. kamu gak bakal kesepian kalau ada Novi Tif.. sing penting jangan lupa Bismillah kalau mau nyobak Novi hihihihi”

“Ndasmu Lank… aku sik Joko tulen c*k”

Tidak lama kemudian Broni dengan seseorang yang berperut gendut dan memakai kemeja berwana merah keluar dari dalam ruangan.

Wajah laki-laki gendut itu sama sekali tidak murah senyum… tetapi Broni dengan cara menjilatnya yang luar biasa berusaha menyuruh laki-laki gendut itu untuk mendatangi kami.

“Persiapan kami sudah seratus persen pak.. Kami tinggal berangkat saja ke tujuan”

“Hmm..” kata laki-laki gendut itu

“Sampai di kota sana kamu mampir ke kantor PAC (pengurus anak cabang) partai disana, bilang saja perwakilan dari saya di kota S.. dan tunjukan bahwa kamu mempunyai tujuan khusus disana dan tidak meminta bantuan dana dari PAC  disana” kata laki-laki gendut itu lagi

“Siap pak.. Eh selanjutnya apakah saya harus ke mbak Sri untuk mengambil dana bagi kami pak?”

“Ya sana ke mbak Sri sekarang”

Orang gendut itu masuk ke dalam ruangan, tanpa berkata-kata apapun kepada kami.. Sungguh seorang calon wakil rakyat yang gimana gitu.

Calon wakil rakyat yang akan selalu tersenyum bilamana muncul di depan umum dan akan berbeda ketika ada di dalam koloninya.

Broni kemudian masuk ke dalam ruangan kantor partai lagi, mungkin dia akan menemui yang namanya mbak Sri itu.

“Wil… kalau kayak gini ini apa kita ini sama dengan kampanye terselubung?”

“Jelas kampanye Lank… tapi yang kampanye biar si Broni saja.. Kita jalan-jalan dan kerja bakti disana”

“Pokoke aku gak mau kalau disuruh kampanye Wil.. pokoknya yang berhubungan dengan masalah partai aku gak mau ikut campur” kata Gilank emosi

“Yo podo Lank. aku sakjane paling anti nek masalah partai partai gini ini, tapi  nek ada duitnya dan bisa jalan-jalan yo gak ngurus partai partaian” sahut Bondet

Tidak lama kemudian Broni keluar dari ruangan kantor partai, dia membawa sebuah kardus yang masih tertutup, aku tebak isi kardus itu pasti bendera partai, flayer dari pimpinan cabang partai.

“Rek.. ini ada satu dos yang harus kita bawa.. Gimana ini rek?” tanya Broni

“Yo bawaen dewe Bron.. tas ranselku masih penuh.. Anak-anak lainnya juga wis bawa bawaan sendiri-sendiri.. Sedangkan kamu kan belum bawa apa-apa Bron”

“Iya Bron.. kamu kan cuma bawa tas ransel satu tok.. Ya kamu yang harus bawa dewe c*k” sahut Bondet

“Danane wis metu belum Bron.. ojok sampek kita sudah persiapan seperti ini, tapi dananya belum ada sama sekali c*k”

“Tenang ae Lank.. danane wis ada di tasku… hehehe. Soale nanti juga kita harus bagi-bagi sembako disana.. Jadi ya ..eehmm wis nanti ae dipikir.. Sing penting saiki berangkat dulu ae”

“Ayo rek….mobil sudah siap ngantar kita ke terminal bus” kata Broni kemudian menuju ke parkiran

Di parkiran ada sebuah mobil partai yang bercat warna khas…mobil yang bisa muat sembilan orang ini sudah siap berangkat dengan seorang driver yang berbaju khas partai juga.

BAB 02. LAKI-LAKI BERAMBUT CEPAK

Siang hari perjalanan menuju ke terminal bus…

Tidak ada percakapan sama sekali..apalagi Tifano yang dari tadi hanya melihat ke jendela saja.

“Tif.. dari tadi awakmu kok diem aja?” tanya Bondet

“Gak popo Ndet, aku mek mikir nek seumpama kita ke tempat yang gak jelas, dan untuk tujuan yang gak jelas juga, terus kita nanti  jadinya juga gak jelas juga Ndet?”

“Hahaha pikiranmu Tif… nikmati ae perjalanan iki, biar si Broni ae sing mikir Tif, kita cuma penikmat saja” jawab Bondet

“Bron… kita ini sakjane mau ke mana, dari kemarin kamu belum bilang tujuan kita ini ke mana c*k” tanya Gilank

“Tenang ae rek…pokoke sebuah tempat yang asik.. Yang kalian gak akan kira sebelumnya…hehehe”

“Ndasmu Bron…nek mbok jak ke tempat yang aku gak gak paham sakjane ya gak masalah Bron… tapi nek tempat itu menimbulkan masalah gede aku tak mengundurkan diri ae c*k” jawab Gilank

“Ojok sampek koyok vila putih Bron!” timpal Tifano

“Nggak Tif… pokokke aman dan nyaman, ingat aku ini sekarang wis ikut partai, dan dapat penghasilan dari partai, jadi kita harus buat acara ini kita jadi serius” jawab Broni

“Bron, yang cari lokasi yang akan kita datangi ini siapa?”

“Gini Wil… lokasi ini sebenarnya aku yang nemu, lokasi iki dulu aku secara gak sengaja nemunya, waktu itu aku sama anak partai sedang boncengan naik motor dari kota S menuju ke  kota W di jawa tengah”

“Nah waktu itu tengah malam gelap, ban sepeda motor bocor, hujan deras, kesasar ( tersesat ) sisan.. Kesasarnya di jalan tengah hutan sisan..”

“C*k nasibmu kok apes gitu Bron?” sahut Gilank

“Yo iku Lank…pokokke apes (sial) sak apes apesnya”

“Kita waktu itu butuh tempat buat berteduh.. Dan akhirnya di depan ada sebuah warung … disana aku dan temanku berteduh”

“Aku sama sekali gak percaya sama ceritamu Bron” kata Bondet

“Iya Ndet, aku juga gak percaya…..hehehe”

“Kecuali kita sudah ada disana ya Wil, baru kita percaya cerita Broni” kata Bondet lagi

“Eh pak Broni.. Kita sudah sampai di terminal… “ kata Driver mobil membelokan mobil masuk ke dalam terminal

Cerita Broni terpotong karena mobil sudah sampai di terminal bus…

Nanti disini kita harus cari Novi.. dia katanya ada disini bersama Ukik, tapi gak tau lagi apa Ukik akan ikut atau tidak, karena sesuai dengan pesan whatsapp Ukik masih ragu untuk ikut.

Kalau umpama Ukik tidak ikut, Novi kami suruh cari teman lainnya agar pekerjaan ini gak membosankan dan ada hiburan seger seger yang bisa dilihat meskipun yang namanya Novi itu perempuan yang berkuntila.

“Iki aku dari tadi hubungi hp Ukik kok gak ada jawaban ya rek” tanya Broni

“Bron… coba kamu hubungi  Novi aja lho” kata Tifano

“Iya Tif..sek tak telpone dulu Novine Tif”

Beberapa saat Broni menghubungi Novi, dan akhirnya dia pun berhasil menghubungi Novi.

Inti dari apa yang Broni sedang omongkan adalah, Ukik tidak bisa ikut karena dia mimpi kalau dia akan mati di tengah hutan.

“Ukik gubluk c*k.. Hahahah….” kata Gilank

“Sik rek, tunggu disini, aku mau cari Novi rek” kata Broni

“Bron..  kamu cari Novi arep mbok apakah Novi c*k hihihi:”

“Ndasmu Will…”

“Ngene lho Bron… kamu carikan bus buat kita… biar aku ae sing cari Novi.. kamu iki kan ketua panitia, tugasmu kan bukan cari orang, tugasmu iku cari akomodasi buat kita c*k”

“Iyooo Wil… wis sana kamu ae sing cari Novi” kata Broni

“Di mana Novi Bron?”

“Katanya dia nunggu di dekat meja informasi di dalam sana Wil…”

“Kita gak langsung masuk ke dalam terminal ae ta Bron, sekalian cari bis”

“Sik Wil.. tenang ae Wil.. pokoknya kita berangkat saat ini juga, gak naik bis kan gak papa kan hihihi”

“Ndeh Bron!.... kon (kamu) iki sing bener ae… kita ini mau ke mana, janc****k sing bener ae Bron!” hardik Gilank

“Tenang Lang… aku sudah carikan akomodasi yang lebih baik daripada naik bus… aku sudah carter mobil travel untuk kesana. Soale tempat itu jauh dari terminal bus, dan ongkosnya mahal kalau naik bus dan kemudian dari sana carter kendaraan lagi”

“Lhooo ojok (jangan ) Macem-macem Bron… kamu mencla-mencle gini rek” kata Bondet

“Wistalah (sudahlah)  Ndet… pokoke aku gak akan njerumuskan kalian ke tempat yang gak karuan..pokoknya kita sesuai dengan arahan atasanku saja rek… memberikan bantuan dan pembangunan di daerah yang terpencil”

Sebenarnya aku gak suka dengan acara Broni..dia tidak mau terus terang tujuan kita ini kemana, tadinya dia bilang mau ke daerah dingin di jawa tengah.. Tadinya juga kita akan naik bis, ternyata kita kesini itu untuk menunggu mobil carteran.

Satu lagi…pokoknya acara yang berhubungan dengan partai aku bener-bener gak suka… tapi berhubung aku saat ini gak ada kerjaan, gak ada uang, ya apa boleh buat.

Lagi pula anak-anak laine ya mau aja ikut, pokoke onok duite ya budal (berangkat) ae..

Mosok kalah sama grup musik punk yang namanya Marjinal hehehe, mereka saja mau maunya jadi penggembiranya salah satu partai besar di Indonesia dengan warna partai yang mencolok tanda berani.

Mosok aku dan anak-anak Sutopo gak boleh ikut acara partai macam ini hehehe…sing penting kan bayaran, bukan kerja bakti hehehe.

Eh sik… disana itu kan tempat informasi.. Tapi kok gak ada Novi, yang ada cuma dua orang berambut cepak yang memakai jaket kulit hitam dan bertopi. Aku belum bisa melihat wajahnya, aku hanya bisa melihat dari belakang saja.

Novi kan perempuan yang berambut blonde dan panjang, eh bukan perempuan ding… tapi  waria..

Waria berambut panjang dan blonde dan tubuhnya aduhai hihihi… jadi gak kayak yang ada di depanku itu, aku harus cari dimana Novi  iki rek.

Aku melewati meja informasi.. Di sekitar meja pun tidak ada siapapun selain dua orang yang memakai jaket dan berambut cepak.

“Kamu mas Wildan?” tanya suara bariton di belakangku

Sontak aku menoleh ke belakang. Ke dua orang yang berambut cepak, karena aku merasa suara orang yang tadi memanggilku berasal dari belakangku.

Tidak ada orang lain disini, selain dua orang yang berpotongan ala militer.

“Eh iya mas.. Eh saya Wildan.. Eh maaf mas.. S..saya tidak punya hutang atau tagihan kartu kredit mas..?

"Eh masnya ini debt kolektor dari leasing ya.. Eh memang saya telat bayar angsuran motor mas, tapi secepatnya akan saya bayar kok mas”

“Hahahah mas Wildaaaan ini aku.. Noviiii maaaasss….!” teriak laki-laki berambut cepak itu dan melepas topinya

“Eh masak kamu Novi sih… kamu cowok berjambang dan berkumis tipis ah kamu pasti suruhan Novi untuk ngeprank kami kan!”

“Enggaaaaak… aku Novi mas hihihihihi… pangling kan mas Will hihihihi.. Eh kenalin ini temen Novi, namanya Ivon hihihih”

“Eh Nov.. kok kamu bisa berubah seperti ini.. Apa gak salah nih Nov?”

“Eh terus itumu dimana Nov. yang dulu besar dan menggairahkan itu?”

“Maksud mas Wildan kuntila Novi.. ini ada mas, dan makin besar.. Siap untuk melobangi apapun mas heheheh”

“janc***k, bukan itu Nov….itu dada kamu, kok bisa rata gitu hehehe”

“Ih penasaran ya, ntar deh Novi certain mas… Temen yang lainnya mana mas?”

“Ada di sana .. mereka nunggu kamu, dan nunggu mobil yang akan bawa kita ke tujuan hehehehe”

“Von.. jangan diem aja dong.. Ayo ngobrol sama mas Wildan.. Dia ganteng kan…”

“Ntar aja Nov…” jawab Ivon singkat

Ivon laki-laki atau entahlah..pokoknya wajahnya gak beda dengan Novi malah kayak kembar. bedanya sama Novi…Ivon gak ada kumis tipis dan gak ada brewok tipisnya, tapi alisnya sama lancip juga, alis model celurit.

Tapi yang pasti bibir kedua orang di depanku itu yang agak aneh.

Tubuh mereka berdua yang berbalut jaket kulit terlihat tidak aneh dan cenderung biasa saja….

Tapi bibir mereka berdua tebal booook hihihi.

Kayak bibir ikan mujaer ae rek… eh tapi meskipun rambut cepak, ada brewok dan kumis yang berkesan maskulin, aku liatnya sih tetap saja Novi yang feminin.

Aku berjalan di depan kedua orang ajaib, aku gak mau kalau harus jalan berdampingan dengan Novi dan temannya yang bernama Ivon itu.

Dari pada nama baik ku tercoreng dan dianggap cowok yang suka dengan jantan feminim, lebih baik aku agak jauh dari mereka berdua.

Masih mending apabila Novi berpenampilan perempuan seperti sebelum sebelumnya, dia sangat cantik, istilahnya kalau diajak kondangan gak malu maluin hehehe.

“Mas Wiil. kalau jalan jangan cepet-cepet dong… Novi kan capek mas”

“Agak cepat Nov.. soalnya udah ditunggu dari tadi sama temen temen hehehehe” sengaja aku jalan agak cepat agar orang-orang yang ada disini gak perhatikan aku bersama Novi dan Ivon

“Ah alasan aja mas Wildan ini.. Eh tapi kita ini kan cowok ya Von, harusnya cowok kan jalannya cepat kayak mas Wildan itu” kata Novi kepada Ivon

“Ih kan emang kamu tuh cowok Nov.. kalau eike kan emang perempuan!” jawab ivon temannya

BAB 03. NOVI DAN IVON

“Itu disana mereka Nov.. mereka ada di pinggir jalan itu…kagetin mereka...bikin mereka termehek mehek Nov, aku tunggu di belakangmu aja hehehe”

“Okay mas Wil sayangkuuuuu…. siyaaaapp” kata Novi sambil menjawil kuntilaku

Uasyu kok Novi iku, sempat sempatnya toel kuntila.

Wuiiihh.. Ngeri juga ya penampilan Novi saat ini.. mending dia jadi waria kayak biasanya aja, dari pada kayak gitu..

Nek kayak gini dia malah kayak humu, penampilan Novi yang sekarang ini mengingatkan aku pada presenter dan mc acara tv yang sekarang bibirnya tebel hihihi

Mereka berdua sekarang ada di samping anak-anak, dan anak-anak ternyata tidak menyadari kalau Novi yang bersama temannya ada di sebelah mereka.

Nggak tau apa yang tiba-tiba terjadi, tiba-tiba si Broni berteriak  sambil menunjuk ke belakang mereka…

“AWAAAASSSS!!!!!!!”

Mereka yang ada disana kemudian menoleh ke arah yang dituju Broni.

Ternyata ada sebuah angkot penuh penumpang dan miring yang jalannya cepat menuju ke arah teman-temanku.

Keliatanya rem angkot itu ngeblong… tapi nggak!....

Karena mbedunduk angkot itu bisa mengerem dan berhenti dengan selamat tidak jauh dari temen-temen.

Aku lari menghampiri teman-temanku yang hampir diseruduk angkot tadi itu…

Untung Novi dan temannya yang bernama Ivon tidak kenapa-kenapa, tapi aksi kejutan mereka berdua kepada teman-temanku jadinya batal.

Aku lari menghampiri temanku yang hampir saja menjadi korban angkot yang ugal ugalan tadi itu.

“JUANC*****K. ASYUUUU! Matamu c*k supir asyu!” teriak Bondet yang lari menuju angkot yang berhenti beberapa meter dari mereka

“Sabar Ndet… “ kata Gilang menarik Bondet yang mendatangi angkot  untuk menghajar supirnya

“Tapi supir iku nggateli Lang!”

“Sabar Ndet sabar.....” kata Gilank berulang kali

“Tenang kalian semua....Biar kami urus” tiba-tiba Novi dan temanya mendatangi supir angkot yang dengan santainya turun dari angkot tanpa merasa bersalah

Novi dan Ivon yang mirip anak kembar modis itu kemudian mendatangi supir angkot yang sedang menyalakan rokok..

Dan tanpa babibu Novi menendang dengan tendangan tegak lurus mengenai rokok supir angkot yang sudah ada di bibirnya itu tanpa melukai wajah supir itu.

Kemudian ganti Ivon mencengkeram kaos supir yang dalam keadaan kaget itu.

“Minta maaflah kepada temen-temen itu.. Orang yang hampir kamu tabrak, atau akan saya bikin kamu cacat seumur hidup” teriak Ivon

“Salahku opo mbak eh mas eh mbak mas hehehe” kata supir angkot itu sambil nyengir

“Koen (kamu ) gak salah… yang salah itu kaki dan tanganmu!” jawab Novi kemudian memelintir tangan supir itu hingga teriak teriak kesakitan

“Ayo.. minta maaf kepada mereka yang hampir kamu tabrak.. Atau aku bikin kamu gak bisa nyupir lagi!” teriak Ivon

Novi dan Ivon menjadi perhatian semua orang yang sekarang ada di tempat kejadian…

Ada yang bertepuk tangan, bahkan ada yang mengolok supir angkot itu dengan kata-kata banci karena kalah dengan dua laki-laki modis.

Aku hanya berdiri sambil tersenyum kepada dua waria atau entahlah apa namanya yang dengan gagahnya bisa menghajar supir angkot itu hingga supir itu datang dan menyalami untuk minta maaf kepada Broni, Gilank, Bondet dan Tifano.

Aku hanya diam saja dengan kejadian ini, kulihat keempat temanku menaruh rasa hormat kepada Novi dan Ivon, dan ternyata mereka belum tau kalau yang tadi melakukan aksi kekerasan kepada supir angkot itu adalah teman kita Novi.

“Eh mas…kami ucapkan terima kasih atas aksi berani mas mas ini kepada supir itu.. Eh nama saya Broni mas.” kata Broni sambil bungkuk bungkuk menyalami Novi dan temannya yang masih memasang wajah sangar tanpa melepas kaca mata dan topinya

“Iya mas, kami ucapkan terima kasih, untung ada masnya, kalau tidak teman saya Bondet ini pasti sudah dihajar dan dikeroyok sama supir dan taman-temanya tadi itu” kata Gilank

“Eh nama saya Gilank, yang itu Tifano dan yang disana itu Wildan, dan yang tadi sok berani ini namanya Bondet” kata Gilang sambil menyalami Novi dan Ivon bergantian

“Ih mas Gilank ngapain juga ngenalin mereka-mereka ini, Novi kan udah kenal sama mas Gilang, mas Tifano, mas Broni, mas Wildan, dan mas yang jagoan itu Novi belum kenal mas” kata Novi dengan logat banci dan kemudian melepas topi dan kacamatanya

“Kamu Novi?” tanya Broni kemudian maju lebih dekat dengan Novi

“Ihh mas Broniiiiii, masak lupa sama Novi siiih…….lupa wajahnya tapi masih ingat rasanya kaaaan hihihihihi”

“JANC*K… KAMU NOVI!” teriak Broni

“ALLAHUAKBAR… KAMU SEMBUH NOV” teriak Tifano

“Hihihi sembuh dari apa mas Tif…. ayo sini Novi kangen sama mas Tif” kata Novi sambil menarik tangan Tifano kemudian  akan mencium bibir Tifano

“janc**k juaaaahh! …. Jauh jauh Nov.. asyuuuu hahahahaha” jawab Tifano

“Eh mas Gilaaaaank udah mandi blum.. Kalau blum mandi, nih temen Novi si Ivon yang sukak sama laki-laki bertato akan dengan senang hati mandiin mas Gilank hahahahah”

“Kireeeeek Nov!... jauh jauh Nov..!” kata Gilank

“Eh yang ini mas Bondet..kita belum kenalan kan mas heheheh” kata Novi

“Eh iya eh mas eh mbak.. Nama saya Risky, tapi biasa dipanggil Bondet mbak eh mas”

“Tenang aja mas Bondet, Novi akan menjaga mas Bondet kok heheheheh”

“Oh iya temen-temen… kenalin temen Novi ini namanya Ivon, kita berdua kayak kembar kan heheheh”

“Eh maaf nih Nov, aku mau tanya.. Bibirmu itu kamu apakan, kok sekarang jadi tebal dan lebar gitu Nov?” tanya Broni

“Yah begitulah mas Bron, Novi kan udah machooo sekarang hihihih” jawab Novi

"Bibir tebal biar kalau ngemut terasa kenyal ya Nov" kata Broni

"Naaaah mas Bron tau kan alasan bibir Novi jadi besar gini hihihi"

Bondet yang dari tadi hanya diam saja melihat Novi dan Ivon kemudian mendekati aku .. kayaknya ada yang mau ditanyakan Bondet kepadaku

“Wil… katamu Novi itu uayuuuu dan ngatjengno…. Lha kok yang muncul model gapuro ngene Wil” bisik Bondet

“Heheheh Novi wis berubah Ndet.. tapi nek awakmu (kalau kamu ) doyan ya gak papa ndet hehehe”

“Ndasmu Wil…..gak c*k suwun!”

Urusan temu kangen sudah selesai, harapan anak-anak bahwa Novi lebih ngatjengkan pun sirna, yang ada sekarang laki-laki feminim berjanggut berkumis tipis, berbibir tebal dan beralis lancip, apalagi ditunjang dengan rambut cepak ala  angkatan bersenjata.

Apalagi bondet yang sebenarnya doyan sama waria, dia lemes seketika ketika apa yang jadi angan angannya pupus setelah melihat kegagahan Novi dan Ivon.

“Ayo rek..kita sekarang bertujuh ya..pas dengan mobil yang kita pakai” kata Broni

“Pas…yang pas apane Bron?” tanya Bondet

“Yo mobile ndet…pas untuk bertujuh”

“Sik bentar Bron…ada yang gak beres ini sama otakmu Bron. kamu tadi pertama bilang kita akan naik bus, dan ternyata mbok ralat kita naik mobil travel…” kata Bondet

“Yang namanya Travel itu bisa muat sembilan orang penumpang, bukan tujuh orang Bron, kalau tujuh orang berarti yang akan kita naiki ini sejenis mobil niaga c*k!” kata Gilank tiba-tiba

“Sabar langk, ternyata mobil travelnya gak bisa Lank, jadi aku sewa mobil itu..hihihih Inopah  disana itu hehehe”

“Wah.. gak beres ini Bron, kamu mau ngirit biaya yo Bron.. ngaku ae c*k… awakmu gak bener iki Bron” teriak Bondet

“Tenang Ndet, semua sesuai rencana, hanya saja transportasi yang ke arah sana itu gak gampang.. Jadi aku putuskan kita naik mobil dewe ae, nyetir dewe, dan bebas mau kemana heheheh”

“Udah mas Bron, nanti yang setir Novi dan Ivon aja, kalian bersantai aja mas” potong Novi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!