Siang hari perjalanan menuju ke terminal bus…
Tidak ada percakapan sama sekali..apalagi Tifano yang dari tadi hanya melihat ke jendela saja.
“Tif.. dari tadi awakmu kok diem aja?” tanya Bondet
“Gak popo Ndet, aku mek mikir nek seumpama kita ke tempat yang gak jelas, dan untuk tujuan yang gak jelas juga, terus kita nanti jadinya juga gak jelas juga Ndet?”
“Hahaha pikiranmu Tif… nikmati ae perjalanan iki, biar si Broni ae sing mikir Tif, kita cuma penikmat saja” jawab Bondet
“Bron… kita ini sakjane mau ke mana, dari kemarin kamu belum bilang tujuan kita ini ke mana c*k” tanya Gilank
“Tenang ae rek…pokoke sebuah tempat yang asik.. Yang kalian gak akan kira sebelumnya…hehehe”
“Ndasmu Bron…nek mbok jak ke tempat yang aku gak gak paham sakjane ya gak masalah Bron… tapi nek tempat itu menimbulkan masalah gede aku tak mengundurkan diri ae c*k” jawab Gilank
“Ojok sampek koyok vila putih Bron!” timpal Tifano
“Nggak Tif… pokokke aman dan nyaman, ingat aku ini sekarang wis ikut partai, dan dapat penghasilan dari partai, jadi kita harus buat acara ini kita jadi serius” jawab Broni
“Bron, yang cari lokasi yang akan kita datangi ini siapa?”
“Gini Wil… lokasi ini sebenarnya aku yang nemu, lokasi iki dulu aku secara gak sengaja nemunya, waktu itu aku sama anak partai sedang boncengan naik motor dari kota S menuju ke kota W di jawa tengah”
“Nah waktu itu tengah malam gelap, ban sepeda motor bocor, hujan deras, kesasar ( tersesat ) sisan.. Kesasarnya di jalan tengah hutan sisan..”
“C*k nasibmu kok apes gitu Bron?” sahut Gilank
“Yo iku Lank…pokokke apes (sial) sak apes apesnya”
“Kita waktu itu butuh tempat buat berteduh.. Dan akhirnya di depan ada sebuah warung … disana aku dan temanku berteduh”
“Aku sama sekali gak percaya sama ceritamu Bron” kata Bondet
“Iya Ndet, aku juga gak percaya…..hehehe”
“Kecuali kita sudah ada disana ya Wil, baru kita percaya cerita Broni” kata Bondet lagi
“Eh pak Broni.. Kita sudah sampai di terminal… “ kata Driver mobil membelokan mobil masuk ke dalam terminal
Cerita Broni terpotong karena mobil sudah sampai di terminal bus…
Nanti disini kita harus cari Novi.. dia katanya ada disini bersama Ukik, tapi gak tau lagi apa Ukik akan ikut atau tidak, karena sesuai dengan pesan whatsapp Ukik masih ragu untuk ikut.
Kalau umpama Ukik tidak ikut, Novi kami suruh cari teman lainnya agar pekerjaan ini gak membosankan dan ada hiburan seger seger yang bisa dilihat meskipun yang namanya Novi itu perempuan yang berkuntila.
“Iki aku dari tadi hubungi hp Ukik kok gak ada jawaban ya rek” tanya Broni
“Bron… coba kamu hubungi Novi aja lho” kata Tifano
“Iya Tif..sek tak telpone dulu Novine Tif”
Beberapa saat Broni menghubungi Novi, dan akhirnya dia pun berhasil menghubungi Novi.
Inti dari apa yang Broni sedang omongkan adalah, Ukik tidak bisa ikut karena dia mimpi kalau dia akan mati di tengah hutan.
“Ukik gubluk c*k.. Hahahah….” kata Gilank
“Sik rek, tunggu disini, aku mau cari Novi rek” kata Broni
“Bron.. kamu cari Novi arep mbok apakah Novi c*k hihihi:”
“Ndasmu Will…”
“Ngene lho Bron… kamu carikan bus buat kita… biar aku ae sing cari Novi.. kamu iki kan ketua panitia, tugasmu kan bukan cari orang, tugasmu iku cari akomodasi buat kita c*k”
“Iyooo Wil… wis sana kamu ae sing cari Novi” kata Broni
“Di mana Novi Bron?”
“Katanya dia nunggu di dekat meja informasi di dalam sana Wil…”
“Kita gak langsung masuk ke dalam terminal ae ta Bron, sekalian cari bis”
“Sik Wil.. tenang ae Wil.. pokoknya kita berangkat saat ini juga, gak naik bis kan gak papa kan hihihi”
“Ndeh Bron!.... kon (kamu) iki sing bener ae… kita ini mau ke mana, janc****k sing bener ae Bron!” hardik Gilank
“Tenang Lang… aku sudah carikan akomodasi yang lebih baik daripada naik bus… aku sudah carter mobil travel untuk kesana. Soale tempat itu jauh dari terminal bus, dan ongkosnya mahal kalau naik bus dan kemudian dari sana carter kendaraan lagi”
“Lhooo ojok (jangan ) Macem-macem Bron… kamu mencla-mencle gini rek” kata Bondet
“Wistalah (sudahlah) Ndet… pokoke aku gak akan njerumuskan kalian ke tempat yang gak karuan..pokoknya kita sesuai dengan arahan atasanku saja rek… memberikan bantuan dan pembangunan di daerah yang terpencil”
Sebenarnya aku gak suka dengan acara Broni..dia tidak mau terus terang tujuan kita ini kemana, tadinya dia bilang mau ke daerah dingin di jawa tengah.. Tadinya juga kita akan naik bis, ternyata kita kesini itu untuk menunggu mobil carteran.
Satu lagi…pokoknya acara yang berhubungan dengan partai aku bener-bener gak suka… tapi berhubung aku saat ini gak ada kerjaan, gak ada uang, ya apa boleh buat.
Lagi pula anak-anak laine ya mau aja ikut, pokoke onok duite ya budal (berangkat) ae..
Mosok kalah sama grup musik punk yang namanya Marjinal hehehe, mereka saja mau maunya jadi penggembiranya salah satu partai besar di Indonesia dengan warna partai yang mencolok tanda berani.
Mosok aku dan anak-anak Sutopo gak boleh ikut acara partai macam ini hehehe…sing penting kan bayaran, bukan kerja bakti hehehe.
Eh sik… disana itu kan tempat informasi.. Tapi kok gak ada Novi, yang ada cuma dua orang berambut cepak yang memakai jaket kulit hitam dan bertopi. Aku belum bisa melihat wajahnya, aku hanya bisa melihat dari belakang saja.
Novi kan perempuan yang berambut blonde dan panjang, eh bukan perempuan ding… tapi waria..
Waria berambut panjang dan blonde dan tubuhnya aduhai hihihi… jadi gak kayak yang ada di depanku itu, aku harus cari dimana Novi iki rek.
Aku melewati meja informasi.. Di sekitar meja pun tidak ada siapapun selain dua orang yang memakai jaket dan berambut cepak.
“Kamu mas Wildan?” tanya suara bariton di belakangku
Sontak aku menoleh ke belakang. Ke dua orang yang berambut cepak, karena aku merasa suara orang yang tadi memanggilku berasal dari belakangku.
Tidak ada orang lain disini, selain dua orang yang berpotongan ala militer.
“Eh iya mas.. Eh saya Wildan.. Eh maaf mas.. S..saya tidak punya hutang atau tagihan kartu kredit mas..?
"Eh masnya ini debt kolektor dari leasing ya.. Eh memang saya telat bayar angsuran motor mas, tapi secepatnya akan saya bayar kok mas”
“Hahahah mas Wildaaaan ini aku.. Noviiii maaaasss….!” teriak laki-laki berambut cepak itu dan melepas topinya
“Eh masak kamu Novi sih… kamu cowok berjambang dan berkumis tipis ah kamu pasti suruhan Novi untuk ngeprank kami kan!”
“Enggaaaaak… aku Novi mas hihihihihi… pangling kan mas Will hihihihi.. Eh kenalin ini temen Novi, namanya Ivon hihihih”
“Eh Nov.. kok kamu bisa berubah seperti ini.. Apa gak salah nih Nov?”
“Eh terus itumu dimana Nov. yang dulu besar dan menggairahkan itu?”
“Maksud mas Wildan kuntila Novi.. ini ada mas, dan makin besar.. Siap untuk melobangi apapun mas heheheh”
“janc***k, bukan itu Nov….itu dada kamu, kok bisa rata gitu hehehe”
“Ih penasaran ya, ntar deh Novi certain mas… Temen yang lainnya mana mas?”
“Ada di sana .. mereka nunggu kamu, dan nunggu mobil yang akan bawa kita ke tujuan hehehehe”
“Von.. jangan diem aja dong.. Ayo ngobrol sama mas Wildan.. Dia ganteng kan…”
“Ntar aja Nov…” jawab Ivon singkat
Ivon laki-laki atau entahlah..pokoknya wajahnya gak beda dengan Novi malah kayak kembar. bedanya sama Novi…Ivon gak ada kumis tipis dan gak ada brewok tipisnya, tapi alisnya sama lancip juga, alis model celurit.
Tapi yang pasti bibir kedua orang di depanku itu yang agak aneh.
Tubuh mereka berdua yang berbalut jaket kulit terlihat tidak aneh dan cenderung biasa saja….
Tapi bibir mereka berdua tebal booook hihihi.
Kayak bibir ikan mujaer ae rek… eh tapi meskipun rambut cepak, ada brewok dan kumis yang berkesan maskulin, aku liatnya sih tetap saja Novi yang feminin.
Aku berjalan di depan kedua orang ajaib, aku gak mau kalau harus jalan berdampingan dengan Novi dan temannya yang bernama Ivon itu.
Dari pada nama baik ku tercoreng dan dianggap cowok yang suka dengan jantan feminim, lebih baik aku agak jauh dari mereka berdua.
Masih mending apabila Novi berpenampilan perempuan seperti sebelum sebelumnya, dia sangat cantik, istilahnya kalau diajak kondangan gak malu maluin hehehe.
“Mas Wiil. kalau jalan jangan cepet-cepet dong… Novi kan capek mas”
“Agak cepat Nov.. soalnya udah ditunggu dari tadi sama temen temen hehehehe” sengaja aku jalan agak cepat agar orang-orang yang ada disini gak perhatikan aku bersama Novi dan Ivon
“Ah alasan aja mas Wildan ini.. Eh tapi kita ini kan cowok ya Von, harusnya cowok kan jalannya cepat kayak mas Wildan itu” kata Novi kepada Ivon
“Ih kan emang kamu tuh cowok Nov.. kalau eike kan emang perempuan!” jawab ivon temannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
mrs jk
mungkin bahasa indonesia lebih baik ya,karena kan yg baca gak hanya orang Jawa😬
2024-06-13
0
EL SHADAY
Novi=Ivon, cuma terbalik nama doang 🤣
2023-06-21
0
@ ubaydah_*😄
duh..ilang deh cewek cantik nya wkwkwk
2023-04-28
1