Perjalanan ke kota S di jawa tengah tidak lewat jalur pantura yang rusak dan macet, tetapi Broni menyarankan lewat tol saja, dengan lewat tol perjalanan bisa ditempuh dalam waktu lima hingga enam jam hingga kota S.
Nanti setelah di kota S lanjut masuk tol lagi menuju ke arah barat… itu instruksi Broni kepada dua prajurit gagah yang ada di depan kami heheheh.
Di depan terpaksa Novi dan Ivon, yang pegang kemudi si Novi, aku ada di baris kedua bersama Broni dan Gilank, di baris ketiga ada Bondet dan Tifano.
Seperti biasanya orang yang ada di belakang Gilank pasti akan mual mual… yah seperti biasanya Gilank adalah manusia anti air yang katanya badanya gak pernah bau hehehe.
Dan sialnya saat ini yang ada di belakang Gilank adalah Tifano dan Bondet.
“Mbak Novi bisa berhenti sebentar mbak” teriak Bondet dari belakang
“Ngapain ndet.. Ini sudah siang c*k\, sampai tujuan bisa tengan malam iki c*k” jawab Broni
“Wis ta Bron….!”
“Mbak Novi tolong brenti sebentar….” teriak Bondet lagi
“Mas Bondet mau pipis ya, nanti Novi cariin pom bensin ya, nanti biar diantar Ivon kalau mau pipis hihihi”
“Janc****k aku gak mau pipis mbak.. Aku mau muntah .. gak kuat ambune (baunya) Gilaaank mbaaaak!”
“Asyu opo koen(Kamu) Ndet.. aku ini gak bauk blas C*k.. liaten Wildan dan Broni.. Mana mereka kebaukan aku c*k.. Kamu ae sing mabuk mobil Ndet… wistalah(udahlah) keliatan nek(kalau) kamu ini ndeso Ndet!” jawab Gilank
“Nov, pinggirin dulu mobilnya.. Biarin Bondet menghirup hawa segar dulu Nov hihihihi” kata Broni
Akhirnya setelah Bondet muntah-muntah dan kemudian gantian dengan Tifano yang juga muntah-muntah, perjalanan pundilanjutkan.
Tetapi dengan konfigurasi tempat duduk yang berbeda.. Gilank ada di belakang sendirian, sedangkan baris kedua diisi empat orang hihihihi
“Arek-arek ini pancen kirek kabeh!... aku ini baru dua hari lalu mandi, haruse gak bauk blas C*k!” gerutu Gilank
“Wistalah Lank.. diemo ae..pokoknya nikmati perjalanan dengan kursi VIP.. hehehehe” balas Broni
Menjelang jam tujuh malam kami baru masuk kota S, kemudian perjalanan dilanjut ke arah barat melalui jalur tol lagi, pokoknya tol dan tol terus agar cepat sampai gitu kata Broni.
Kami sampai sekarang saja belum tau arah tujuan Broni itu ke mana, pokoknya dia bilang akan ke daerah dingin yang terpencil dan asik, gitu kata Broni ketika ditanya Ivon yang wajahnya tanpa ada senyumnya sama sekali.
“Nov..nanti di depan sana ada pintu tol.. Kalau dari google map ini kita turun di pintu tol itu, kemudian kita melewati jalan alas Roban hehehe” kata Broni
“Mas Broni ini mau ke alas Roban ya hihihi…” kata Novi yang ada di kemudi
“Nggak Nov.. eh alas roban itu kan kayak yembutmu Nov hehehe, apa yembutmu masih lebat kayak alas roban?” tanya Broni
“Ih mas Bron… jangan bahas gituan dong, ntar kalau Novi kepingin gimana mas hayoooo”
“Kan ada Bondet yang udah siap Nov hihihi, kalau aku dan yang lainnya kan udah kamu cobain heheheh”
“Janc*k Bron.. gak usah mancing-mancing c*k” bisik Bondet
“Eh mas Broni, itu ada pintu Tol.. apa kita turun disini?” tanya Ivon yang dari tadi hanya diam saja
“Benar mbak Ivon”
“Jangan panggil mbak mas… belum tentu saya lebih tua dari mas Broni, panggil aja Ivon” jawab Ivon dengan nada ketus
Jam delapan malam kami masuk area alas roban, tentu saja jaman dulu alas roban ini mengerikan, tetapi saat ini jam delapan malam keadaanya tidak semengerikan yang dibayangkan..
Masih banyak kendaraan yang melaju ke melewati alas roban.. Kami tidak lewat jalur alas roban yang naik turun, tetapi jalur yang baru yang banyak dilewati kendaraan kecil termasuk sepeda motor yang akan menuju ke kota P.
“Nov, nanti di depan ada belokan ke kiri, kita belok kiri ya, dan gak jauh dari sana ada warung makan sate.. Kita brenti dulu sekalian makan malam dan ngopi”
“Iya mas Bron, eh tapi setelah itu gantian ya mas, mas Bron yang pegang stir, Novi capek mas”
“Iya Nov, nanti biar Wildan saja yang nyetir, aku kan harus liat google map Nov”
Jam sembilan sesuai dengan map yang dipegang Broni, mobil berbelok ke arah kiri.. Dan tidak jauh dari sana ada warung sate dan bakso.
Kami mengisi perut, karena kata Broni perjalanan mungkin satu jam lagi.. Tapi aku sangsi, karena dari tadi Broni berusaha mencari titik yang ada di google mapnya, tetapi mungkin berhubung signal disini gak bagus, akibatnya apa yang dicari Broni pun gak ketemu.
“Bron… jangan bleset lho ya.. Ini kita sudah ada di sini, jangan sampai kesasar (tersesat) c*k”
“Santai ae Wil… aku kan pernah kesana eh hehehe nggak ding.. Aku hanya sampai sini saja kok” kata Broni sambil berbisik
“Janc*k Bron!.”
“Ssstt tenang saja Wil.. ini signal map sudah muncul lagi kok.. Nanti jalan ini lurus ae. Tiga sampai empat kilo, kemudian belok ke kanan hehehe”
Novi dan Ivon selalu berdua seperti pasangan yang sedang kasmaran, tapi aku bingung juga dengan gender mereka berdua, sebenarnya mereka ini laki atau perempuan.
Mereka berdua seperti kembar, hanya saja bedanya adalah Novi ada brewok dan kumis tipis, sedangkan Ivon mulus tidak ada brewok dan kumisnya sama sekali.
Kalau dari kodratnya mereka ini harusnya laki-laki, dan tetap laki-laki dengan brewok tipis, rambut cepak, bibir yang entah kenapa sekarang makin tebal, dan perawakan khas lakik.
Tapi di sisi lain keduanya masih menggunakan alis lancip runcing mirip celurit, gerak tubuh yang masih gemulai dan cara bicara yang masih feminim hihihi.
Tapi nggak tau dengan Ivon… dia itu lakik atau perempuan, karena dia lebih ke perempuan tomboy,
“Mas Bron..Novi mau tanya nih… sebenarnya kita ini mau ke mana?”
“Eh gak jauh dari sini Nov, kata penduduk disini ada sebuah desa di lereng gunung dan di tengah hutan, desa yang katanya agak tertinggal”
“Nanti disana kita akan melakukan semacam KKN atau kuliah kerja nyopet, eh Kuliah Kerja Nyata, tapi ya seadanya aja..yang penting ada kegiatan, foto-foto, pasang spanduk dan bendera partai foto-foto lagi, bersenang senang, rekreasi dan pulang hehehe”
“Oh gitu.. Ya dah, sekarang yang mas Broni cari di map itu apa, kan mas Broni gak tau dimana letak desa itu mas?”
“Eh sebenarnya gak tau Nov, cuma kata orang yang waktu itu bilang, ada di daerah B sana…nanti kalau sudah sampai daerah B, itu lurus aja hingga ketemu kayak gapura di sisi kiri jalan.. Nah disana itu katanya”
“Letak desanya?” tanya Novi
“Bukan Nov, disana itu adalah gapura yang harus kita lewati, dari gapura itu satu jam perjalanan lagi nanti ada semacam jalan kecil belok ke kanan hehehe”
“Nama desanya apa mas Bron?”
“Nah itu Nov.. orang yang ketemu aku itu juga gak tau apa nama desanya, yang dia tau hanya letaknya dan ancer-ancernya saja”
“Wah kok ruwet gitu mas.. Apa yakin kita akan sampai ke sana?”
“Yakinlah Nov hihihihi”
Waduh, dari pembicaraan antara Broni dan Novi aku makin yakin tujuan Broni itu gak beres.
Aku yakin kita akan tersesat, dan aku yakin kita akan dapat masalah… janc*k Broni iku.
"Nov…kamu kok jadi lakik sih" tanya Gimana tiba-tiba sambil ngunyah sate kambing
"Halah mas Gilank..percuma juga Novi jadi cewek… mas Gilang gak mau sentuh Novi" jawab Novi
"Hehehe beda Nov…. Sekarang kan udah makan sate kambing.. Aku bisa hot Nov"
"Tapiiiiiiii berhubung kamu saiki wis jadi laki hehehe… aku gak jadi pamerin kuntila yang sebesar terong ungu hihihi”
“Percuma mas Gilank… meskipun besar tapi kalok gak pernah nyobain masuk ke lubang deborah ya sama aja gak asik mas hihihih”
“Ah … coba kalau kamu cantik kayak dulu Nov… pasti deborahmu akan aku lubangi dengan kasar dan dengan durasi lama hihihi” kata Gilank
“Ah mosok sih bisa durasi lama mas…. Paling cuma hitungan lima detik aja sudah muncrat koyok mas Wildan itu hihihi” jawab Novi
“Diam ah Nov jangan bicara sama dia Nov…dasar laki-laki gak mutu..mesum!" gerutu Ivon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Zhilla Senja
sek bingung ivon karo novi🤣🤣
2023-06-24
0
nath_e
🤣🤣🤣🤣🤣yaelah
2023-04-01
0
Kardi Kardi
heheheeee. guyonan saruuuu. pie tohhh leeeee
2023-03-06
2