Cinta Lama Bersemi Kembali
Adrian Aldevano, seorang lelaki yang nyaris sempurna. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa dia juga memiliki kekurangan.
Sifatnya yang terlalu narsis membuat para wanita menjadi ilfeel kepadanya. Maka dari itu, ia selalu gagal dalam hal percintaan.
Walaupun memang sering berkencan dengan wanita, namun ujung-ujungnya Adrian putus dengan wanita tersebut.
Kadang juga Adrian sering kali dimanfaatkan oleh wanita-wanita yang hanya ingin harta Adrian saja. Namun untungnya pada saat itu selalu ada orang yang memberitahu kebusukan mantan-mantannya Adrian.
Adrian berjalan kearah pintu kamar dan saat ia membuka pintu tersebut, terlihat seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah asisten rumah tangganya.
"Tuan Adrian, sekarang sudah waktunya Tuan untuk bersiap-siap pergi ke kantor," ujar wanita paruh baya yang sedang membawa jas milik Adrian yang sudah disetrika rapi.
"Iya, saya tahu." Adrian mengambil jas tersebut dan meletakkannya di ranjangnya.
...****************...
Sesudah bersiap-siap, Adrian berjalan kearah cermin dan ia memandangi wajahnya.
"Perfect," ujarnya sambil tersenyum lebar.
Hampir dua menit Adrian memandangi dirinya, hingga akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Tok! Tok!
Dengan cepat Adrian berjalan dan ia kembali membuka pintu kamarnya.
"Tuan, sarapan pagi sudah siap."
Adrian bergegas menuju ruang makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
Ketika berada di ruang makan, Adrian melihat kedua orang tuanya yang sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Memang menjadi kebiasaan setiap harinya melihat Mamah dan Papah sibuk seperti ini. Kadang Adrian juga merasa bahwa dirinya selalu kesepian di rumah, hingga ia sering sekali menginap di rumah sahabatnya.
"Adrian."
Spontan Adrian menoleh kearah Papahnya.
"Nanti malam kamu ikut Papah sama Mamah ya ke acara pernikahan teman Papah."
"Teman Papah baru nikah di usia segini?"
"Hush! kamu gak boleh ngomong kayak gitu," bisik Mamah.
Adrian menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah atas ucapannya.
"Oh iya, dengar-dengar besok kamu reunian ya sama teman-teman SMA kamu?" tanya Mamah.
"Iya, Mah."
"Nanti tolong sampaikan salam ya ke Alin," ujar Mamah.
Adrian terdiam saat Mamahnya menyebutkan nama orang yang pernah membuat Adrian patah hati.
Ya benar, Alin adalah mantan Adrian saat duduk di bangku SMA.
Diantara mantan-mantannya, Alin lah yang paling lama menjalani hubungan dengan Adrian dan dia juga adalah cinta pertama Adrian.
Sampai saat ini, Adrian juga bingung kenapa Alin pada saat itu meminta putus tanpa alasan yang jelas. Padahal yang Adrian tahu, dirinya tidak pernah melakukan kesalahan.
Selain itu, Adrian juga tidak ingin menyalahkan Alin atas tuduhan bahwa Alin selingkuh. Karena memang setelah putus dengan Adrian, Alin tidak menjalin hubungan dengan seseorang.
Bahkan sampai saat ini, Adrian tidak melihat Alin dekat dengan seseorang.
Memang benar, Adrian sering memantau sosial media Alin. Jadi Adrian tahu keadaan Alin sekarang.
Mungkin bisa dibilang Adrian masih belum move on dengan Alin, makanya dirinya sering penasaran tentang kehidupan Alin.
...****************...
Jam 10.00 wib
Selesai meeting, semua karyawan pergi menuju cafetaria. Biasanya Adrian sendiri sering beristirahat di ruangan kerjanya, tapi untuk hari ini Adrian ingin beristirahat dengan rekan-rekan kerjanya.
Saat duduk bersama para karyawan lainnya, Adrian merasa heran karena yang tadinya mereka mengobrol, tiba-tiba menjadi diam saat Adrian meminta ijin untuk duduk bersama mereka.
Adrian merasa sikap mereka menjadi seperti itu dikarenakan mereka merasa takut karena Adrian merupakan anak dari pemilik perusahaan.
"Ekhem!"
Saat Adrian mengeluarkan suara, yang lainnya spontan menoleh kearah Adrian.
Suasana menjadi canggung dan itu membuat Adrian juga merasa tidak nyaman. Ada dua alasan yang membuat Adrian yakin kenapa mereka canggung kepada Adrian.
Yang pertama, mereka canggung karena Adrian merupakan anak dari bos mereka. Dan yang kedua, mereka canggung karena duduk bersama seseorang yang begitu tampan.
Tak lama, seseorang datang dan orang itu duduk disebelah Adrian. "Kenapa pada diam?"
"Mereka mungkin canggung gara-gara ada saya," kata Adrian.
"Gak usah canggung. Kita semua kan rekan kerja, jadi santai aja. Lagian pak Adrian baik kok orangnya," ujar orang itu.
"Iya benar, kalian gak usah canggung sama saya," kata Adrian.
Setelah lama-kelamaan, akhirnya rekan-rekannya mulai tidak canggung dengan Adrian.
...****************...
Hari mulai menjelang malam dan kini saatnya untuk Adrian pulang ke rumah.
Saat diperjalanan, mata Adrian tertuju pada sosok perempuan yang baru saja masuk ke sebuah cafe yang berada dipinggir jalan. Sontak saja Adrian melajukan mobilnya kearah parkiran cafe tersebut.
Sudah lama Adrian tidak bertemu dengan orang itu dan mungkin kini saatnya ia bertemu dengannya.
Ya benar, orang itu adalah mantan pacar Adrian yang bernama Alin.
Ketika Adrian masuk kedalam cafe tersebut, ia melihat Alin yang sedang duduk sendirian sambil menatap kearah luar. Bisa dilihat dari raut wajahnya bahwa dia sedang sedih.
Tadinya Adrian ingin menghampirinya, namun ia urungkan niatnya itu, karena ia tidak ingin mengganggu Alin.
Disaat memesan minuman, Adrian meminta pelayan cafe untuk memberikan kue yang telah dibelinya untuk Alin.
Setelah selesai memesan minuman, Adrian duduk ditempat yang telah disediakan. Ia melihat kearah pelayan yang memberikan pesanan Alin.
Pelayan tersebut menunjuk kearah Adrian dan tak lama Alin juga menoleh kearah Adrian.
Adrian menatap kearah Alin sambil tersenyum, lalu Adrian mengalihkan pandangannya kearah ponselnya.
Beberapa detik kemudian, Adrian kembali mengalihkan pandangannya kearah Alin.
Tak lama seseorang lelaki paruh baya datang menghampiri Alin dan itu membuat Adrian bingung, karena yang ia tahu itu bukanlah papahnya Alin.
Terlihat dari tingkah laku Alin bahwa dia sangat tidak nyaman dengan orang tersebut. Selain itu, lelaki paruh baya itu juga seperti jelalatan kepada Alin.
Skip
Ketika Adrian akan pergi meninggalkan cafe, ia sekilas menoleh kearah Alin. Ia terkejut saat melihat lelaki paruh baya itu memegang tangan Alin.
Spontan Adrian melangkahkan kakinya menuju Alin dan lelaki paruh baya itu.
"Alin!"
Alin dan lelaki paruh baya itu sontak menoleh kearah Adrian.
"Kamu siapa?" tanya lelaki paruh baya.
"Saya temannya Alin."
Lelaki paruh baya itu memandangi Adrian dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Kenapa? penampilan saya keren ya?" tanya Adrian dengan ekspresi menjengkelkan.
"Alin, kalau gitu saya pulang dulu ya. Jangan lupa besok pagi ya," ujar lelaki paruh baya.
"Baik, pak"
Lalu, lelaki paruh baya itu pergi meninggalkan Adrian dan Alin.
"Itu siapa?" tanya Adrian.
"Itu bos aku," jelas Alin.
"Kenapa ketemuannya di cafe?"
"Ya karena dia pingin ketemunya di cafe. Jadi mau gak mau aku harus turutin permintaannya."
Pada saat Alin berniat untuk pergi, tiba-tiba Adrian menahan tangannya. Lalu, Adrian menawarkan untuk pulang bersama. Bukannya menerima tawarannya, Alin justru menolak dan buru-buru pergi meninggalkan Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments