Seorang model

Adrian melambaikan tangannya didepan wajah Alin, karena Alin hanya diam saja. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi sepertinya memang benar bahwa Alin masih mencintai Adrian.

"Kayaknya Alin terpesona denganku," batin Adrian.

Mamah Alin datang dan dia meletakkan minuman dan beberapa snack untuk Adrian.

"Makasih, Tante."

"Iya sama-sama."

Untuk menghargai Mamah Alin, Adrian langsung saja meminum minuman yang tadi dibawakan Mamah Alin.

"Oh iya, Mah. Alin berangkat kerja dulu ya."

"Iya, hati-hati ya," ujar Mamah Alin.

"Lin, aku antar kamu ya."

"Gak usah, aku bisa naik angkutan umum." Alin berpamitan kepada Mamahnya, lalu ia segera pergi.

Tak tinggal diam, Adrian juga berpamitan kepada Mamahnya Alin. Kemudian, ia buru-buru menyusul Alin.

"Kenapa lagi?" tanya Alin karena Adrian mengikutinya.

"Ayo bareng aja. Soalnya kan agensi modelnya searah sama jalan menuju rumah aku."

"Aku gak mau ngerepotin."

"Aku juga gak mau penolakan," ujar Adrian sambil menarik tangan Alin menuju kearah mobilnya.

...****************...

Selama diperjalanan, Adrian terus mencuri-curi pandang kearah Alin. Adrian sangat penasaran dengan apa yang ada di ponselnya Alin, sampai-sampai Alin tidak menoleh kearah lain.

"Adrian."

Betapa terkejutnya Adrian saat Alin tiba-tiba menoleh kearahnya.

"Ada apa?"

"Kamu kenal sama Vanya?"

"Iya kenal. Emang kenapa?"

"Gak kenapa-napa, aku cuma tanya doang."

Senyuman tipis terukir diwajah Adrian. Ia tahu persis bahwa Alin sangat cemburu karena Adrian mengikuti Vanya di Instagram.

"Kamu kenal Vanya?" tanya Adrian.

"Ya kenal lah, dia kan model terkenal."

"Kamu jangan insecure. Suatu saat nanti, kamu juga akan menjadi model terkenal kok."

Alin mengerutkan keningnya, karena sejujurnya ia sama sekali tidak insecure dengan Vanya. Hanya saja ia ingin memastikan apakah Adrian berteman dengan seorang model terkenal atau tidak.

"Oh iya, alamatnya dimana sih?" tanya Adrian, karena sebenarnya ia tidak tahu alamat agensi Alin.

Alin yang tadinya fokus melihat jalan langsung menatap sinis kearah Adrian. Ia sangat kesal karena awalnya Adrian bilang bahwa dia mengetahuinya, namun ternyata Adrian sama sekali tidak tahu.

"Tadi katanya tahu."

Adrian cengengesan. "Sebenarnya aku gak tahu, cuma aku pingin antar kamu aja."

Alin akhirnya memberitahu alamat agensinya kepada Adrian. Setelah itu, Adrian buru-buru melajukan mobilnya karena ia takut Alin semakin kesal dengannya.

30 menit kemudian...

Adrian memberhentikan mobilnya didepan sebuah agensi model. Ia sedikit curiga karena alamat agensi ini terletak disebuah jalan yang jarang dilalui kendaraan.

"Ini beneran agensinya?"

"Iya."

"Udah berapa lama kerja disini?"

"Aku baru gabung hari ini."

Sebelum Alin keluar dari mobil, Adrian terlebih dahulu meminta nomor telepon Alin. Setelah nomornya didapat, akhirnya Adrian segera pergi karena ia harus kembali pulang.

Hari ini memang Adrian mengambil cuti, karena ia ingin menghabiskan waktu sendiri. Namun dipikir-pikir bosan juga jika hanya menikmati libur sendirian.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menuju rumah sahabatnya yang bernama Arya.

...****************...

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Adrian sampai di vila milik Arya. Saat berada di vila, ia kira Arya sedang sendiri, tapi nyatanya ia sedang asik berpacaran.

Adrian sangat menyesal, harusnya tadi ia bertanya terlebih dahulu kepada Arya. Dan pada akhirnya sekarang ia hanya bisa menyaksikan dua manusia yang sedang dimabuk asmara.

Ingin rasanya Adrian pulang sekarang juga. Akan tetapi ia sangat lelah. Makanya ia memilih untuk beristirahat sejenak di vila milik Arya.

"Adrian, kamu kenal sama Vanya?" tanya pacar Arya yang bernama Cindy.

"Iya kenal."

"Vanya siapa?" tanya Arya.

"Itu loh model yang terkenal," ujar Cindy.

Lalu, Adrian memainkan ponselnya dan ia melihat sosial medianya Vanya untuk memastikan seberapa terkenalnya dia, sampai-sampai semua orang mengenalnya.

Dan pada saat dilihat, ternyata Adrian baru sadar bahwa dirinya pernah membeli produk minuman yang bintang iklannya adalah Vanya.

"Kok lo bisa kenal dia," heran Arya.

"Soalnya dia anak teman papah," jelas Adrian.

"Pasti lo yang duluan follow ya," ujar Arya sambil tertawa.

"Enggak lah! dia yang duluan follow gue, bahkan kelihatannya dia juga naksir sama gue."

Arya dan pacarnya tertawa terbahak-bahak karena mendengar ucapan Adrian.

"Kenapa kalian ketawa?" bingung Adrian.

"Lo kenapa sih terlalu percaya diri banget?" heran Arya.

"Emang dia suka kok sama gue."

Arya hanya menggeleng pasrah saat mendengar perkataan Adrian.

"Lah! mantan lo jadi model?" tanya Arya.

"Iya. Alin jadi model," jelas Adrian.

"Kok pakaiannya seksi banget sih," gumam Arya.

"Siapa yang pakaiannya seksi?" kesal Cindy karena Arya melihat sosial media cewek lain.

Spontan saja Adrian melihat postingan terbaru Alin di Instagram. Setelah dicek, ternyata sama sekali tidak ada postingan.

"Lo bohongin gue ya?"

"Serius."

"Tapi kok gak ada postingan baru di instagram Alin."

"Gue bukan lihat di Instagram Alin. Tapi gue lihat di-postingan instagram khusus model gitu."

Tiba-tiba pacar Arya pergi begitu saja, mungkin ia kesal karena cowoknya mengikuti Instagram model yang berpakaian seksi.

"Sayang, kamu mau kemana?" teriak Arya sambil berlari mengejar pacarnya.

Ardian menertawakan Arya yang sedang berlari mengejar pacarnya. Bukannya ia senang, tetapi ia teringat dengan dirinya yang dulu, sebab dulu Adrian selalu bucin dengan pacarnya.

Tak lama, Arya kembali menghampiri Ardian. "Gara-gara lo sih."

"Kok gara-gara gue, kan itu salah lo. Ngapain lo mengikuti Instagram yang postingannya cewek-cewek seksi"

Arya terdiam, ia juga sebenarnya tahu bahwa itu memang salahnya.

"Mana coba gue lihat fotonya," ujar Adrian, lalu Arya memberikan ponselnya kepada Adrian.

"Gila! ini serius Alin kayak gini?"

"Ya serius lah, itu kan bisa lo lihat sendiri fotonya."

"Apa dia gak ada kerjaan lain ya? makanya dia mau foto-foto kayak gitu," gumam Adrian.

...****************...

Adrian sampai di rumahnya pukul tujuh malam. Tadinya Arya menyuruh Adrian untuk menginap, namun Adrian tidak mau karena cuaca disana terlalu dingin.

"Kamu dari mana? kok baru pulang sekarang," ujar Papah.

"Adrian habis dari vila Arya, Pah," ujar Adrian sambil duduk dikursi.

"Mamah kamu kemana?" tanya Papah.

"Mamah lagi ke rumah temannya, Pah." Adrian menikmati makanan yang telah disediakan.

Ketika makan, Papah menelpon mamah dan itu membuat Adrian khawatir karena raut wajah Papahnya terlihat sangat mencemaskan mamah.

"Papah pergi dulu ya."

"Mau pergi kemana, Pah?" tanya Adrian.

"Mau jemput mamah." Lalu Papah hanya mengangguk. Setelah itu, Papah Adrian segera pergi.

Adrian tidak ingin ambil pusing, lebih baik ia memikirkan hal yang baik-baik saja. Lagipula mamahnya pasti sedang asik dengan teman-temannya dan pastinya mamahnya akan lama berada disana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!