Jalan-jalan bersama Vanya

Sudah larut malam, namun Adrian masih saja memainkan ponselnya. Ia melihat-lihat Instagram Alin, namun foto-foto yang Adrian lihat di ponsel Arya masih belum Alin posting.

Adrian juga tahu bahwa tidak mungkin Alin mem-posting foto tersebut. Bisa-bisa seseorang memberitahu foto itu kepada ibunya Alin.

Tetapi disisi lain, Adrian juga sangat menyayangkan bahwa ternyata Alin melakukan pemotretan seperti itu. Yang ia tahu, Alin adalah gadis yang sangat kalem dan tidak terpikir sedikitpun melihat dia sekarang seperti ini.

Memang Adrian tidak berhak mengaturnya karena ia bukan siapa-siapa Alin lagi. Namun, ia sedikit kecewa terhadapnya.

Mungkin jika teman-temannya Alin melihat foto tersebut, mereka juga akan kecewa. Bahkan selain itu mereka juga pasti menggunjing Alin dibelakang.

Adrian membuka aplikasi Instagram-nya, lalu ia melihat kontak Alin yang baru. Ia melihat bahwa sekarang Alin sedang online.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan kepadanya. Tak sampai satu menit, Alin membalas pesan Adrian.

Entah kenapa tiba-tiba Adrian menekan tombol telepon dan otomatis Alin menjawab panggilan telepon dari Adrian.

"Hallo," kata Alin.

Adrian terdiam sejenak karena ia bingung harus berbicara apa.

"Lagi apa, Lin?"

"Aku lagi tiduran sih."

"Oh mau tidur ya? ya udah kalau gitu aku matikan lagi ya teleponnya. Maaf udah ganggu kamu," ujar Adrian, lalu ia buru-buru mematikan teleponnya.

Adrian mengutuk dirinya didalam hati. Bisa-bisanya ia melakukan kesalahan fatal seperti ini. Bagaimana jika nantinya Alin jatuh cinta lagi dengan Adrian sebab kejadian ini.

Tetapi tidak apa-apa, karena sejujurnya Adrian juga sangat senang jika Alin kembali menyukainya.

Tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar dan Adrian yakin bahwa itu adalah suara mamahnya. Dengan cepat Adrian pergi keluar karena sepertinya telah terjadi sesuatu.

Dan dugaan Adrian benar, bahwa Mamah sedang marah-marah, bukan karena ia marah kepada Papah. Tetapi ia marah-marah karena pengaruh alkohol.

"Mamah mabuk ya, Pah?"

"Udah tahu mabuk, bukannya cepat tolongin," kesal Papah.

Lalu, Adrian dan Papahnya segera membawa Mamah ke kamar.

...****************...

Hari ini Adrian memutuskan untuk bersantai di rumah. Jika ada seseorang yang mengajaknya keluar, ia sudah pasti akan menolak ajakannya. Dikarenakan ia ingin menikmati waktu sendiri tanpa diganggu orang-orang.

"Den, ini sarapannya," ujar asisten rumah tangganya sambil meletakkan makanan dan minuman di meja.

Lalu Adrian segera naik ke permukaan, karena tadi ia sedang berenang. Setelah itu, ia segera menikmati makanan yang telah dibuat oleh asisten rumah tangganya.

Asisten rumah tangga yang lain datang menghampiri Adrian. "Den, ada tamu. Katanya sih pingin ketemu sama Den Adrian."

Adrian menghela nafasnya. Bagaimana tidak, ia baru mencicipi sedikit makanannya dan sekarang ia harus pergi menemui orang itu.

"Ya udah nanti Adrian kesana," ujar Adrian sambil memakai handuknya.

Skip

Selesai berganti pakaian, Adrian bergegas menghampiri orang itu.

Adrian sedikit terkejut, karena orang itu adalah Vanya. Adrian juga bingung mengapa Vanya tiba-tiba datang ke rumah dan ingin bertemu dengan Adrian.

"Ada apa, Van?" tanya Adrian sambil duduk di sofa.

"Ini undangan buat kamu," jawab Vanya.

Adrian mengambil undangan tersebut. "Undangan ulang tahun?"

Vanya mengangguk. "Nanti jangan lupa datang ya."

Lalu Adrian mengangguk, tidak mungkin juga ia tidak datang, secara Vanya ini adalah anaknya teman papah.

"Ya udah kalau gitu aku pamit dulu ya."

"Gak mau main dulu?"

"Main kemana?"

"Hmm...kita jalan-jalan yuk," ajak Adrian.

Sebenarnya memang Adrian hari ini ingin menghabiskan waktu sendiri. Namun ia lupa bahwa waktu itu ia berbohong kepada Alin dan Rara kalau ia mempunyai seorang pacar.

Jadi, sekarang waktunya Adrian pura-pura menunjukkan kepada Alin bahwa dirinya mempunyai pacar. Adrian ingin sekali membuat mantannya itu cemburu melihat kedekatan Adrian dan Vanya.

...****************...

Sepanjang perjalanan, Adrian merasa bahwa Vanya terus memperhatikannya. Ia yakin pasti Vanya terpesona dengan Adrian yang menyetir hanya dengan satu tangan.

Biasanya para perempuan selalu terpesona dengan hal itu, karena bagi perempuan, lelaki yang menyetir dengan satu tangan sangat keren.

"Btw, kamu mau kado apa dari aku?"

"Aku gak perlu kado, cukup kamu hadir aja udah buat aku senang kok," ujar Vanya sambil tertawa kecil.

Benar sekali, Vanya sudah pasti sangat menyukai Adrian. Terlihat dari perkataannya yang seolah-olah sedang menggoda Adrian.

"Kamu udah punya pacar belum?" spontan saja Adrian berkata seperti itu, karena ia takut nanti ia dituduh sebagai perusak hubungan orang lain.

"Kenapa nanya kayak gitu?"

"Aku cuma pingin tahu aja."

"Oh pingin tahu, kirain kamu suka sama aku."

15 menit kemudian, mereka sampai disebuah cafe yang cukup terkenal. Biasanya yang sering datang ke cafe ini adalah anak-anak yang hits. Dan satu hal lagi, cafe ini adalah milik orang tuanya Ardian.

Mereka masuk kedalam cafe dan langsung memesan menu best seller.

"Ramai banget ya disini," ujar Vanya.

"Iya. Cafe ini memang selalu ramai."

"Kamu sering kesini ya?"

"Iya. Soalnya ini kan cafe orang tua aku."

Vanya sangat takjub karena ternyata benar kata orang tuanya bahwa keluarga Adrian sangat kaya raya. Bahkan mobil yang tadi mereka tumpangi juga merupakan mobil keluaran terbaru.

"Permisi, Kak"

Sontak Adrian dan Vanya menoleh kearah orang itu. "Ada apa?" tanya Adrian dan Vanya bersamaan.

"Aku boleh foto bareng gak? soalnya aku fans Kakak"

"Boleh kok," ujar Adrian.

Tiba-tiba orang itu kebingungan karena ia hanya ingin berfoto dengan Vanya. Dan karena orang itu kasihan, akhirnya ia mengajak Adrian berfoto, setelah itu baru ia mengajak Vanya berfoto.

"Makasih ya, Kak," ujar orang itu.

"Iya sama-sama," kata Adrian dan Vanya bersamaan

Vanya hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena ia tahu bahwa sebenarnya orang tadi ingin berfoto dengannya.

Tetapi entah kenapa situasinya menjadi lucu saat Adrian bersikap seolah-olah dia yang menjadi alasan utama orang itu untuk diajak berfoto.

"Van, sambil nunggu makanan sama minuman, kita foto dulu yuk," ajak Adrian.

"Oke," kata Vanya.

Kemudian, Adrian dan Vanya berfoto bersama. Disisi lain, Vanya bingung mengapa seolah-olah sikap Adrian berubah. Yang tiba-tiba terlihat cuek, kini berubah menjadi seseorang yang narsis.

"Aku boleh posting fotonya gak?"

"Ya boleh lah."

Adrian segera memposting foto-foto tersebut. Bukannya ia ingin agar orang-orang tahu bahwa ia berteman dengan model terkenal, tetapi ia ingin agar mantannya percaya bahwa yang dibicarakan Adrian itu benar.

Meskipun Adrian berbohong, tetapi ia ingin sekali membuat Alin cemburu dengan kedekatan Adrian dan Vanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!