NovelToon NovelToon

Cinta Lama Bersemi Kembali

Bertemu dengan masa lalu

Adrian Aldevano, seorang lelaki yang nyaris sempurna. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa dia juga memiliki kekurangan.

Sifatnya yang terlalu narsis membuat para wanita menjadi ilfeel kepadanya. Maka dari itu, ia selalu gagal dalam hal percintaan.

Walaupun memang sering berkencan dengan wanita, namun ujung-ujungnya Adrian putus dengan wanita tersebut.

Kadang juga Adrian sering kali dimanfaatkan oleh wanita-wanita yang hanya ingin harta Adrian saja. Namun untungnya pada saat itu selalu ada orang yang memberitahu kebusukan mantan-mantannya Adrian.

Adrian berjalan kearah pintu kamar dan saat ia membuka pintu tersebut, terlihat seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah asisten rumah tangganya.

"Tuan Adrian, sekarang sudah waktunya Tuan untuk bersiap-siap pergi ke kantor," ujar wanita paruh baya yang sedang membawa jas milik Adrian yang sudah disetrika rapi.

"Iya, saya tahu." Adrian mengambil jas tersebut dan meletakkannya di ranjangnya.

...****************...

Sesudah bersiap-siap, Adrian berjalan kearah cermin dan ia memandangi wajahnya.

"Perfect," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Hampir dua menit Adrian memandangi dirinya, hingga akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok! Tok!

Dengan cepat Adrian berjalan dan ia kembali membuka pintu kamarnya.

"Tuan, sarapan pagi sudah siap."

Adrian bergegas menuju ruang makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

Ketika berada di ruang makan, Adrian melihat kedua orang tuanya yang sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Memang menjadi kebiasaan setiap harinya melihat Mamah dan Papah sibuk seperti ini. Kadang Adrian juga merasa bahwa dirinya selalu kesepian di rumah, hingga ia sering sekali menginap di rumah sahabatnya.

"Adrian."

Spontan Adrian menoleh kearah Papahnya.

"Nanti malam kamu ikut Papah sama Mamah ya ke acara pernikahan teman Papah."

"Teman Papah baru nikah di usia segini?"

"Hush! kamu gak boleh ngomong kayak gitu," bisik Mamah.

Adrian menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah atas ucapannya.

"Oh iya, dengar-dengar besok kamu reunian ya sama teman-teman SMA kamu?" tanya Mamah.

"Iya, Mah."

"Nanti tolong sampaikan salam ya ke Alin," ujar Mamah.

Adrian terdiam saat Mamahnya menyebutkan nama orang yang pernah membuat Adrian patah hati.

Ya benar, Alin adalah mantan Adrian saat duduk di bangku SMA.

Diantara mantan-mantannya, Alin lah yang paling lama menjalani hubungan dengan Adrian dan dia juga adalah cinta pertama Adrian.

Sampai saat ini, Adrian juga bingung kenapa Alin pada saat itu meminta putus tanpa alasan yang jelas. Padahal yang Adrian tahu, dirinya tidak pernah melakukan kesalahan.

Selain itu, Adrian juga tidak ingin menyalahkan Alin atas tuduhan bahwa Alin selingkuh. Karena memang setelah putus dengan Adrian, Alin tidak menjalin hubungan dengan seseorang.

Bahkan sampai saat ini, Adrian tidak melihat Alin dekat dengan seseorang.

Memang benar, Adrian sering memantau sosial media Alin. Jadi Adrian tahu keadaan Alin sekarang.

Mungkin bisa dibilang Adrian masih belum move on dengan Alin, makanya dirinya sering penasaran tentang kehidupan Alin.

...****************...

Jam 10.00 wib

Selesai meeting, semua karyawan pergi menuju cafetaria. Biasanya Adrian sendiri sering beristirahat di ruangan kerjanya, tapi untuk hari ini Adrian ingin beristirahat dengan rekan-rekan kerjanya.

Saat duduk bersama para karyawan lainnya, Adrian merasa heran karena yang tadinya mereka mengobrol, tiba-tiba menjadi diam saat Adrian meminta ijin untuk duduk bersama mereka.

Adrian merasa sikap mereka menjadi seperti itu dikarenakan mereka merasa takut karena Adrian merupakan anak dari pemilik perusahaan.

"Ekhem!"

Saat Adrian mengeluarkan suara, yang lainnya spontan menoleh kearah Adrian.

Suasana menjadi canggung dan itu membuat Adrian juga merasa tidak nyaman. Ada dua alasan yang membuat Adrian yakin kenapa mereka canggung kepada Adrian.

Yang pertama, mereka canggung karena Adrian merupakan anak dari bos mereka. Dan yang kedua, mereka canggung karena duduk bersama seseorang yang begitu tampan.

Tak lama, seseorang datang dan orang itu duduk disebelah Adrian. "Kenapa pada diam?"

"Mereka mungkin canggung gara-gara ada saya," kata Adrian.

"Gak usah canggung. Kita semua kan rekan kerja, jadi santai aja. Lagian pak Adrian baik kok orangnya," ujar orang itu.

"Iya benar, kalian gak usah canggung sama saya," kata Adrian.

Setelah lama-kelamaan, akhirnya rekan-rekannya mulai tidak canggung dengan Adrian.

...****************...

Hari mulai menjelang malam dan kini saatnya untuk Adrian pulang ke rumah.

Saat diperjalanan, mata Adrian tertuju pada sosok perempuan yang baru saja masuk ke sebuah cafe yang berada dipinggir jalan. Sontak saja Adrian melajukan mobilnya kearah parkiran cafe tersebut.

Sudah lama Adrian tidak bertemu dengan orang itu dan mungkin kini saatnya ia bertemu dengannya.

Ya benar, orang itu adalah mantan pacar Adrian yang bernama Alin.

Ketika Adrian masuk kedalam cafe tersebut, ia melihat Alin yang sedang duduk sendirian sambil menatap kearah luar. Bisa dilihat dari raut wajahnya bahwa dia sedang sedih.

Tadinya Adrian ingin menghampirinya, namun ia urungkan niatnya itu, karena ia tidak ingin mengganggu Alin.

Disaat memesan minuman, Adrian meminta pelayan cafe untuk memberikan kue yang telah dibelinya untuk Alin.

Setelah selesai memesan minuman, Adrian duduk ditempat yang telah disediakan. Ia melihat kearah pelayan yang memberikan pesanan Alin.

Pelayan tersebut menunjuk kearah Adrian dan tak lama Alin juga menoleh kearah Adrian.

Adrian menatap kearah Alin sambil tersenyum, lalu Adrian mengalihkan pandangannya kearah ponselnya.

Beberapa detik kemudian, Adrian kembali mengalihkan pandangannya kearah Alin.

Tak lama seseorang lelaki paruh baya datang menghampiri Alin dan itu membuat Adrian bingung, karena yang ia tahu itu bukanlah papahnya Alin.

Terlihat dari tingkah laku Alin bahwa dia sangat tidak nyaman dengan orang tersebut. Selain itu, lelaki paruh baya itu juga seperti jelalatan kepada Alin.

Skip

Ketika Adrian akan pergi meninggalkan cafe, ia sekilas menoleh kearah Alin. Ia terkejut saat melihat lelaki paruh baya itu memegang tangan Alin.

Spontan Adrian melangkahkan kakinya menuju Alin dan lelaki paruh baya itu.

"Alin!"

Alin dan lelaki paruh baya itu sontak menoleh kearah Adrian.

"Kamu siapa?" tanya lelaki paruh baya.

"Saya temannya Alin."

Lelaki paruh baya itu memandangi Adrian dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Kenapa? penampilan saya keren ya?" tanya Adrian dengan ekspresi menjengkelkan.

"Alin, kalau gitu saya pulang dulu ya. Jangan lupa besok pagi ya," ujar lelaki paruh baya.

"Baik, pak"

Lalu, lelaki paruh baya itu pergi meninggalkan Adrian dan Alin.

"Itu siapa?" tanya Adrian.

"Itu bos aku," jelas Alin.

"Kenapa ketemuannya di cafe?"

"Ya karena dia pingin ketemunya di cafe. Jadi mau gak mau aku harus turutin permintaannya."

Pada saat Alin berniat untuk pergi, tiba-tiba Adrian menahan tangannya. Lalu, Adrian menawarkan untuk pulang bersama. Bukannya menerima tawarannya, Alin justru menolak dan buru-buru pergi meninggalkan Adrian.

Acara pernikahan

Adrian bergegas pergi kearah ruang tamu, karena sepertinya Mamah dan Papahnya marah karena Adrian sangat lama.

"Lama banget sih kamu," ujar Papah.

"Maaf, Pah. Soalnya kan Adrian tadi mandi dulu, makanya Adrian lama."

Setelah itu, mereka pergi menuju pesta pernikahan temannya Papah.

Saat diperjalanan, Adrian terus-menerus memotret dirinya dan memposting fotonya ke sosial media.

5 menit kemudian, Adrian tersenyum karena ia mendapat banyak sekali pujian pada komentarnya.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Papah Adrian saat melihat kaca mobilnya.

"Ini banyak banget yang muji kegantengan Adrian, Pah."

"Terus kamu bangga gitu dipuji banyak orang?"

"Ya bangga lah, Pah"

Adrian baru ingat bahwa tadi ia bertemu dengan Alin. Lalu, ia menceritakan kepada orang tuanya bahwa dirinya bertemu Alin disebuah cafe.

"Dia gimana sekarang kabarnya?" tanya Mamah.

"Kelihatannya sih gak baik, Mah. Soalnya Adrian rasa dia kurang bahagia semenjak putus sama Adrian."

Mamah Adrian tertawa terbahak-bahak, karena menurutnya anaknya terlalu kepedean.

"Waktu itu kamu putus sama dia gara-gara apa?" tanya Mamah.

Flashback On

7 tahun yang lalu...

Adrian berjalan kearah seseorang yang sedang membaca buku. Lalu, ia duduk dihadapan gadis yang sangat ia cintai.

"Kamu kenapa sih? kok semalam telepon aku gak dijawab."

"Semalam aku ketiduran," ujar Alin tanpa melihat kearah Adrian.

"Aku punya salah ya sama kamu?" tanya Adrian sambil menatap Alin dengan lekat.

Alin terdiam sejenak. "Kamu gak punya salah kok."

Alin menutup buku yang ia baca, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Adrian.

Adrian hanya bisa menghela nafasnya, karena ia tidak tahu letak kesalahannya.

Skip

Tiba di kelas, Adrian menghampiri Alin yang sedang duduk dikursi.

"Nanti pulang sekolah kita jalan-jalan ya."

Alin menggelengkan kepalanya seraya menjawab tidak mau.

"Kalian berantem ya?" tanya Rara yang duduk disebelah Alin.

Adrian menggelengkan kepalanya seraya menjawab tidak.

"Terus Alin kenapa? kok kayak ngambek gitu," heran Rara.

"Aku gak ngambek kok," ujar Alin.

"Adrian!" panggil seseorang sambil berlari kearah Adrian.

Orang itu datang dan menarik tangan Adrian. Setelah sampai diluar kelas, orang itu melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Adrian.

"Aku dapat tiketnya," ujar Saskia.

"Serius?"

"Iya. Tapi tiketnya cuma dua."

"Ya udah aku beli dua-duanya."

Saskia menolak saat Adrian akan membeli tiketnya, karena Saskia juga ingin menonton konser itu.

"Terus Alin gimana?"

Kring! Kring!

Bel masuk berbunyi, akhirnya Adrian buru-buru masuk kedalam kelasnya.

"Ra, boleh tukeran kursi dulu gak untuk hari ini?" tanya Adrian kepada teman sebangku Alin.

"Ya udah boleh."

Kemudian, Adrian dan Rara segera bertukar tempat.

"Kamu kenapa sih, Lin? cerita dong sama aku kalau semisalnya aku punya salah."

"Aku gak suka sama sifat kamu," ujar Alin terus terang.

Adrian mencondongkan tubuhnya kearah Alin. "Sifat aku yang mana?"

"Kamu terlalu narsis, aku gak suka."

Adrian menghela nafasnya. "Jadi cuma gara-gara itu kamu ngambek sama aku?"

"Iya, aku gak suka. Karena setiap kamu posting foto-foto kamu, selalu banyak cewek-cewek yang muji kamu."

"Kamu cemburu ya?"

Alin hanya terdiam. Ia memang sangat cemburu, makanya dirinya sangat kesal terhadap cewek-cewek itu.

"Jangan cemburu, lagian aku kan sukanya cuma sama kamu."

Memang menyebalkan, sudah tahu pacarnya sangat cemburu. Bukannya menutup kolom komentar untuk membuat Alin tidak cemburu lagi, ini dia malah menasehati Alin dengan kata-kata seperti itu.

"Oh iya, tadinya aku mau ajak kamu nonton konser. Tapi Saskia cuma dapat dua tiket."

"Ya udah kalau gitu kamu sama Saskia aja yang kesana."

"Emang gak apa-apa kalau aku nonton berdua sama Saskia?"

Alin diam saja, ia sangat kesal dengan Adrian. Sepertinya Adrian adalah sosok lelaki yang sangat tidak peka dan itu membuat Alin sering kesal kepadanya.

Beberapa hari kemudian...

Semenjak kejadian semalam, orang tua Adrian marah besar kepada Adrian karena baru kali ini Adrian minum-minum.

Yang Adrian ingat, ia ditawari dan dipaksa oleh Saskia untuk minum. Karena ia tidak mau dianggap culun, akhirnya ia terpaksa meminumnya.

Dan karena kejadian itu, Alin sampai meminta putus kepada Adrian. Tapi disisi lain, Adrian merasa kalau alasan Alin memutuskannya bukan karena hal itu.

Flashback Off

...****************...

Setibanya di acara pernikahan, Adrian bersama keluarganya mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.

Setelah itu, mereka mengambil makanan dan minuman. Lalu, duduk ditempat yang sudah disediakan.

"Selamat malam, Pak Aldevano."

Spontan Adrian dan kedua orang tuanya menoleh kearah seseorang.

"Hai, apa kabar?" tanya Papah Adrian.

"Saya baik kok," ujar orang itu.

Papah Adrian menyuruh orang itu dan seorang perempuan untuk duduk bersama.

"Adrian, ayo kenalan dong sama anaknya Om Iqbal."

Dengan rasa percaya diri, Adrian tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Kenalkan nama saya Adrian."

Perempuan itu membalas uluran tangan Adrian. "Aku Vanya."

Papah Adrian menjelaskan bahwa Vanya ini adalah seorang model dan juga dia sering muncul di iklan-iklan komersial.

Sebenarnya Adrian tidak pernah melihat Vanya, karena Adrian sendiri jarang menonton televisi.

"Cocok sih jadi model, soalnya cantik banget," puji Adrian.

"Makasih," ujar Vanya tersipu malu.

Sesudah makanan dan minumannya habis, Adrian mengajak Vanya berkeliling sambil melihat-lihat pemandangan pantai dari atas gedung.

Sebenarnya Adrian sama sekali tidak ingin berjalan-jalan karena ia sangat lelah. Tetapi Papahnya terus memaksa Adrian untuk dekat dengan Vanya.

"Adrian, sebenarnya aku udah tahu kamu dari lama loh."

"Kamu tahu dari mana? perasaan kita kan baru ketemu."

"Aku waktu itu pernah stalking Instagram kamu, bahkan aku mengikuti kamu loh di instagram."

"Oh ya? nama instagram kamu apa?"

Vanya memberitahu username Instagram-nya. Kemudian, Adrian langsung saja membuka aplikasi Instagram-nya dan ia mengikuti kembali Vanya.

"Kamu kok bisa tahu Instagram aku," heran Adrian.

"Soalnya waktu itu aku lihat postingan foto teman aku dan dia menandai kamu di Instagram," jelas Vanya.

"Adrian, lihat deh! pantainya indah ya," tunjuk Vanya.

Adrian hanya tersenyum tipis, karena menurutnya pantai tidak terlihat indah saat malam hari. "Iya indah. Tapi lebih indah kalau lihat pantai saat sore hari."

Seketika Adrian membayangkan kejadian dulu saat dirinya dan Alin sedang melihat sunset di sore hari.

"Kamu suka ke pantai saat sore hari ya?"

"Iya, tapi dulu."

"Ya udah nanti kapan-kapan kita lihat sunset bareng yuk."

"Hmm...lihat nanti aja ya."

Vanya yang tadinya tersenyum menjadi muram karena ia sangat kecewa sebab Adrian menolak ajakannya.

"Oh iya, aku samperin orang tua aku dulu ya," ujar Adrian sambil pergi menghampiri kedua orang tuanya.

Reuni

Semua alumni berkumpul dan mereka saling menyapa satu sama lain. Sambil mengobrol, mereka juga menikmati makanan dan minuman serta pertunjukan musik yang ada di acara reuni ini.

Disisi lain, terlihat Adrian yang terus mondar-mandir mencari sosok perempuan yang ingin ia temui. Ya benar, ia ingin bertemu dengan mantan pacarnya.

Walaupun semalam ia bertemu dengan Alin, namun tetap saja ia rindu dengan mantannya. Karena sejujurnya Adrian masih memiliki rasa terhadap Alin.

Tak lama, sosok yang ditunggu-tunggu Adrian datang. Sontak Adrian terdiam, karena ia terpesona dengan kecantikan Alin.

Baru kali ini Adrian melihat Alin memakai riasan wajah dan dress yang begitu cocok dengannya.

Adrian berjalan menghampirinya. "Hai, apa kabar?"

"Aku baik kok."

"Cie ketemu lagi sama mantan," sahut Rara.

Adrian maupun Alin hanya tersenyum menanggapi perkataan Rara.

Dipikiran Adrian, sepertinya Alin juga masih mencintainya, karena jika Alin tidak menyukainya untuk apa dia tersenyum seperti itu.

Ditambah lagi sekarang Adrian berpenampilan menarik dan pastinya itu membuat Alin jatuh cinta.

Bukan hanya Alin saja, tetapi sepertinya cewek-cewek lain juga sangat terpesona.

"Btw, kalian berdua udah punya pacar belum?" tanya Rara kepada Adrian dan Alin.

"Punya," ujar Alin.

Senyuman Adrian luntur saat mendengar ucapan Alin.

"Kirain kamu masih sendiri. Tadinya aku jodohin kalian berdua lagi," ujar Rara.

Memang benar, dulu Rara yang menjodohkan Adrian dan Alin hingga membuat mereka berdua menjalin hubungan. Namun, karena sekarang Alin sudah memiliki pasangan, jadinya Rara tidak bisa menjodohkannya lagi dengan Adrian.

"Kalau kamu gimana?" tanya Rara kepada Adrian.

"Punya kok," bohong Adrian.

"Pasti teman kantor ya?" tanya Rara lagi.

"Bukan, tapi dia anak temannya Papah."

Entah kenapa Adrian berkata seperti itu, mungkin juga karena sosok wanita yang ia kenal baru-baru ini adalah Vanya. Jadinya ia spontan saja berkata seperti itu.

"Oh iya, Alin gabung di agensi model loh," kata Rara.

"Apaan sih," bisik Alin kepada Rara, karena ia kesal jika ada orang lain yang tahu tentang hal ini.

"Kalau gitu aku kesana dulu ya, soalnya mau nyapa teman-teman yang lain." Lalu, Adrian bergegas pergi.

Disaat Adrian berjalan, Adrian merasa banyak sorot mata yang menatapnya. Tetapi ia tetap berjalan dengan percaya diri tanpa menyapa orang-orang itu.

...****************...

Selesai acara, Adrian pulang menuju rumahnya. Ia merasa percuma pergi ke acara tersebut, karena tadinya ia akan memulai pdkt lagi dengan Alin, tapi nyatanya Alin sudah memiliki pacar.

Bodohnya, Adrian selalu berpikir bahwa Alin masih sendiri sebab di-postingan instagramnya Alin tidak menunjukkan ciri-ciri bahwa Alin sedang menjalin hubungan.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Adrian sampai di rumahnya.

"Gimana? seru gak acaranya?" tanya Mamah.

"Acaranya sama sekali gak seru, Mah."

"Kok gak seru sih," heran Mamah.

"Mah, Adrian ke kamar ya soalnya capek banget," ujar Adrian sambil pergi menuju kamarnya.

Skip

Tok! Tok! Tok!

Ketika mendengar suara ketukan pintu, spontan saja Adrian bangun dari tidurnya. Lalu, ia beranjak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kearah pintu.

Cklek

"Ada apa, Mah?"

"Tolong anterin Mamah ke rumah teman Mamah dong."

Karena mobil milik Mamah sedang di bengkel, dengan terpaksa ia harus mengantarkan Mamahnya.

Saat diperjalanan, Mamah terus bertanya tentang Alin kepada Adrian. Sedangkan yang ditanya hanya diam saja, karena ia tidak ingin memikirkan seseorang yang sedang mempunyai pasangan.

...****************...

Setelah selesai mengantarkan Mamahnya, Adrian kembali melajukan mobilnya menuju rumah.

Pada saat di jalan, tiba-tiba seseorang melintas didepan mobil Adrian. Spontan Adrian langsung mengerem mobilnya karena orang tadi terjatuh karena saking terkejutnya.

Adrian buru-buru turun, karena ia tidak enak sebab orang tersebut adalah wanita paruh baya. Meskipun memang orang itu yang salah, tetapi Adrian memakluminya karena mungkin orang itu kurang fokus.

"Ibu, gak apa-apa, kan?" tanya Adrian sambil membangunkan orang itu.

Saat mata kami bertemu, ternyata orang itu adalah Mamahnya Alin. "Mamahnya Alin ya?."

"Siapa ya?"

"Aku Adrian, Tante. Aku mantannya Alin waktu SMA."

"Oh iya, Tante ingat. Kamu itu pacar pertama Alin, kan?" tanya Mamah Alin, lalu Adrian hanya mengangguk.

Dilihat-lihat, sepertinya Mamahnya Alin kesakitan akibat terjatuh. Jadi, Adrian mengajaknya untuk masuk kedalam mobil dan mengantarkannya pulang.

Selama didalam mobil,.Adrian merasa kalau Mamahnya Alin sedang menatapnya.

"Tante, Alin emang udah punya pacar ya?" tanya Adrian agar suasananya tidak canggung.

"Enggak. Alin bulan lalu baru aja putus sama pacarnya."

"Jadi sekarang gak punya?"

"Iya, dia gak punya pacar sekarang."

Senyuman lebar terukir diwajah Adrian saat mengetahui bahwa Alin tidak mempunyai pacar. Adrian sendiri heran, mengapa Alin berpura-pura memiliki pacar.

Apakah Alin ingin terlihat bahagia didepan Adrian?

Ya, memang sepertinya begitu. Karena biasanya seseorang ingin dilihat bahagia oleh mantannya, makanya Alin sampai berbohong kepada Adrian.

Sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

"Terimakasih ya," ujar Mamahnya Alin.

"Iya sama-sama, Tante."

"Ya udah ayo masuk, kita ngobrol-ngobrol dulu."

Dengan mendengar perkataan Mamahnya Alin, tentu saja Adrian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Adrian buru-buru turun dan mengikuti Mamahnya Alin dari belakang.

Saat masuk kedalam, Adrian melihat Alin yang sedang menghampiri kearahnya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Alin kepada Adrian.

"Tadi Adrian yang anterin Mamah pulang," jelas Mamah Alin.

Lalu, Mamah Alin pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan dan minuman untuk Adrian.

"Ya udah silahkan duduk," suruh Alin yang terlihat canggung. Kemudian, Adrian dan Alin duduk di sofa.

Adrian terus memperhatikan Alin. Sedangkan Alin spontan memainkan ponselnya karena ia sangat canggung dengan Adrian.

"Aku boleh tanya sesuatu gak sama kamu?"

Alin menoleh dan menyimpan ponselnya di meja. "Mau tanya tentang apa?"

"Dulu kamu putusin aku karena apa sih?"

"Gak karena apa-apa kok, aku cuma pingin putus aja sama kamu."

"Kamu putusin aku bukan karena aku mabuk, kan?"

"Bukan kok."

Adrian berpikir bahwa Alin menyembunyikan sesuatu, karena tidak mungkin dia memutuskan Adrian tanpa alasan yang jelas.

"Oh iya, Saskia gimana kabarnya?" tanya Alin.

"Kok nanya Saskia ke aku," heran Adrian.

"Kan kamu sahabatnya, jadi kamu pasti tahu dong."

"Aku gak tahu kabar dia, soalnya kan dia sekarang tinggal di luar negeri."

Melihat ekspresi wajah Alin, membuat Adrian berpikir tentang Saskia. Apa jangan-jangan Saskia yang menjadi penyebab Alin memutuskan hubungan dengan Adrian?

"Apa gara-gara Saskia ya kamu jadi putusin aku?"

Alin terdiam sejenak. "Enggak kok."

"Tapi sekarang kamu masih suka kan sama aku?" tanya Adrian tiba-tiba.

Alin dibuat terkejut dengan perkataan Adrian. Alin kira tingkat kepercayaan diri Adrian akan menurun setelah menjadi dewasa, tetapi ternyata dia sama saja seperti dulu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!