Reuni

Semua alumni berkumpul dan mereka saling menyapa satu sama lain. Sambil mengobrol, mereka juga menikmati makanan dan minuman serta pertunjukan musik yang ada di acara reuni ini.

Disisi lain, terlihat Adrian yang terus mondar-mandir mencari sosok perempuan yang ingin ia temui. Ya benar, ia ingin bertemu dengan mantan pacarnya.

Walaupun semalam ia bertemu dengan Alin, namun tetap saja ia rindu dengan mantannya. Karena sejujurnya Adrian masih memiliki rasa terhadap Alin.

Tak lama, sosok yang ditunggu-tunggu Adrian datang. Sontak Adrian terdiam, karena ia terpesona dengan kecantikan Alin.

Baru kali ini Adrian melihat Alin memakai riasan wajah dan dress yang begitu cocok dengannya.

Adrian berjalan menghampirinya. "Hai, apa kabar?"

"Aku baik kok."

"Cie ketemu lagi sama mantan," sahut Rara.

Adrian maupun Alin hanya tersenyum menanggapi perkataan Rara.

Dipikiran Adrian, sepertinya Alin juga masih mencintainya, karena jika Alin tidak menyukainya untuk apa dia tersenyum seperti itu.

Ditambah lagi sekarang Adrian berpenampilan menarik dan pastinya itu membuat Alin jatuh cinta.

Bukan hanya Alin saja, tetapi sepertinya cewek-cewek lain juga sangat terpesona.

"Btw, kalian berdua udah punya pacar belum?" tanya Rara kepada Adrian dan Alin.

"Punya," ujar Alin.

Senyuman Adrian luntur saat mendengar ucapan Alin.

"Kirain kamu masih sendiri. Tadinya aku jodohin kalian berdua lagi," ujar Rara.

Memang benar, dulu Rara yang menjodohkan Adrian dan Alin hingga membuat mereka berdua menjalin hubungan. Namun, karena sekarang Alin sudah memiliki pasangan, jadinya Rara tidak bisa menjodohkannya lagi dengan Adrian.

"Kalau kamu gimana?" tanya Rara kepada Adrian.

"Punya kok," bohong Adrian.

"Pasti teman kantor ya?" tanya Rara lagi.

"Bukan, tapi dia anak temannya Papah."

Entah kenapa Adrian berkata seperti itu, mungkin juga karena sosok wanita yang ia kenal baru-baru ini adalah Vanya. Jadinya ia spontan saja berkata seperti itu.

"Oh iya, Alin gabung di agensi model loh," kata Rara.

"Apaan sih," bisik Alin kepada Rara, karena ia kesal jika ada orang lain yang tahu tentang hal ini.

"Kalau gitu aku kesana dulu ya, soalnya mau nyapa teman-teman yang lain." Lalu, Adrian bergegas pergi.

Disaat Adrian berjalan, Adrian merasa banyak sorot mata yang menatapnya. Tetapi ia tetap berjalan dengan percaya diri tanpa menyapa orang-orang itu.

...****************...

Selesai acara, Adrian pulang menuju rumahnya. Ia merasa percuma pergi ke acara tersebut, karena tadinya ia akan memulai pdkt lagi dengan Alin, tapi nyatanya Alin sudah memiliki pacar.

Bodohnya, Adrian selalu berpikir bahwa Alin masih sendiri sebab di-postingan instagramnya Alin tidak menunjukkan ciri-ciri bahwa Alin sedang menjalin hubungan.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Adrian sampai di rumahnya.

"Gimana? seru gak acaranya?" tanya Mamah.

"Acaranya sama sekali gak seru, Mah."

"Kok gak seru sih," heran Mamah.

"Mah, Adrian ke kamar ya soalnya capek banget," ujar Adrian sambil pergi menuju kamarnya.

Skip

Tok! Tok! Tok!

Ketika mendengar suara ketukan pintu, spontan saja Adrian bangun dari tidurnya. Lalu, ia beranjak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kearah pintu.

Cklek

"Ada apa, Mah?"

"Tolong anterin Mamah ke rumah teman Mamah dong."

Karena mobil milik Mamah sedang di bengkel, dengan terpaksa ia harus mengantarkan Mamahnya.

Saat diperjalanan, Mamah terus bertanya tentang Alin kepada Adrian. Sedangkan yang ditanya hanya diam saja, karena ia tidak ingin memikirkan seseorang yang sedang mempunyai pasangan.

...****************...

Setelah selesai mengantarkan Mamahnya, Adrian kembali melajukan mobilnya menuju rumah.

Pada saat di jalan, tiba-tiba seseorang melintas didepan mobil Adrian. Spontan Adrian langsung mengerem mobilnya karena orang tadi terjatuh karena saking terkejutnya.

Adrian buru-buru turun, karena ia tidak enak sebab orang tersebut adalah wanita paruh baya. Meskipun memang orang itu yang salah, tetapi Adrian memakluminya karena mungkin orang itu kurang fokus.

"Ibu, gak apa-apa, kan?" tanya Adrian sambil membangunkan orang itu.

Saat mata kami bertemu, ternyata orang itu adalah Mamahnya Alin. "Mamahnya Alin ya?."

"Siapa ya?"

"Aku Adrian, Tante. Aku mantannya Alin waktu SMA."

"Oh iya, Tante ingat. Kamu itu pacar pertama Alin, kan?" tanya Mamah Alin, lalu Adrian hanya mengangguk.

Dilihat-lihat, sepertinya Mamahnya Alin kesakitan akibat terjatuh. Jadi, Adrian mengajaknya untuk masuk kedalam mobil dan mengantarkannya pulang.

Selama didalam mobil,.Adrian merasa kalau Mamahnya Alin sedang menatapnya.

"Tante, Alin emang udah punya pacar ya?" tanya Adrian agar suasananya tidak canggung.

"Enggak. Alin bulan lalu baru aja putus sama pacarnya."

"Jadi sekarang gak punya?"

"Iya, dia gak punya pacar sekarang."

Senyuman lebar terukir diwajah Adrian saat mengetahui bahwa Alin tidak mempunyai pacar. Adrian sendiri heran, mengapa Alin berpura-pura memiliki pacar.

Apakah Alin ingin terlihat bahagia didepan Adrian?

Ya, memang sepertinya begitu. Karena biasanya seseorang ingin dilihat bahagia oleh mantannya, makanya Alin sampai berbohong kepada Adrian.

Sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

"Terimakasih ya," ujar Mamahnya Alin.

"Iya sama-sama, Tante."

"Ya udah ayo masuk, kita ngobrol-ngobrol dulu."

Dengan mendengar perkataan Mamahnya Alin, tentu saja Adrian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Adrian buru-buru turun dan mengikuti Mamahnya Alin dari belakang.

Saat masuk kedalam, Adrian melihat Alin yang sedang menghampiri kearahnya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Alin kepada Adrian.

"Tadi Adrian yang anterin Mamah pulang," jelas Mamah Alin.

Lalu, Mamah Alin pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan dan minuman untuk Adrian.

"Ya udah silahkan duduk," suruh Alin yang terlihat canggung. Kemudian, Adrian dan Alin duduk di sofa.

Adrian terus memperhatikan Alin. Sedangkan Alin spontan memainkan ponselnya karena ia sangat canggung dengan Adrian.

"Aku boleh tanya sesuatu gak sama kamu?"

Alin menoleh dan menyimpan ponselnya di meja. "Mau tanya tentang apa?"

"Dulu kamu putusin aku karena apa sih?"

"Gak karena apa-apa kok, aku cuma pingin putus aja sama kamu."

"Kamu putusin aku bukan karena aku mabuk, kan?"

"Bukan kok."

Adrian berpikir bahwa Alin menyembunyikan sesuatu, karena tidak mungkin dia memutuskan Adrian tanpa alasan yang jelas.

"Oh iya, Saskia gimana kabarnya?" tanya Alin.

"Kok nanya Saskia ke aku," heran Adrian.

"Kan kamu sahabatnya, jadi kamu pasti tahu dong."

"Aku gak tahu kabar dia, soalnya kan dia sekarang tinggal di luar negeri."

Melihat ekspresi wajah Alin, membuat Adrian berpikir tentang Saskia. Apa jangan-jangan Saskia yang menjadi penyebab Alin memutuskan hubungan dengan Adrian?

"Apa gara-gara Saskia ya kamu jadi putusin aku?"

Alin terdiam sejenak. "Enggak kok."

"Tapi sekarang kamu masih suka kan sama aku?" tanya Adrian tiba-tiba.

Alin dibuat terkejut dengan perkataan Adrian. Alin kira tingkat kepercayaan diri Adrian akan menurun setelah menjadi dewasa, tetapi ternyata dia sama saja seperti dulu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!