Huru Hara Cinta Sang Penguasa
Sejumlah anak kecil tengah bermain bersama disebuah pondok kecil dibelakang rumah besar keluarga Nugraha. Breyhan yang tertua disana, Ia bersama Adiknya Shyla-Arshyla Natha Nugraha yang beda usia Enam tahun dengannya.
Ada Sean Edwardo dan Sherena Edwardo beserta beberapa sahabat lainnya. Permainan begitu seru meski sebenarnya Brey begitu malas bergabung dengan anak kecil yang jauh dari usianya. Brey lebih suka diam, menyendiri untuk bermain dengan hpnya.
"Main apa?"
"Main raja dan ratu." jawab Shyla yang tengah mendandani kakaknya saat itu. Brey hanya memicingkan mata, entah kenapa perasaannya tak enak dengan apa yang dilakukan sang adik padanya.
Setelah itu mereka berdua keluar. Disana sudah ada beberapa anak menunggu dan berbaris rapi, persis seperti barisan menunggu iringan pengantin datang. Dan tak salah lagi, mereka membuat Brey sebagai pengantin pria dalam permainan mereka. Sedangkan Sean bertindak sebagai penghulu didepan sana.
"Apaan sih?" tatap kesal Brey pada adik-adiknya itu. Tapi bukan Sean namanya, jika Ia tak jahil dan hanya mengedipkan mata padanya.
"Kan cuma mainan? Biar kayak beneran, Kakak." omela Shyla yang memaksa Kakaknya duduk disana.
"Kenapa harus aku?"
"Karena kakak ganteng seperti pangeran," jawabnya dengan kerlingan mata manja. Pertanda ia tengah memohon agar sang Kakak tak meninggalkan permainan lagi kali ini.
"Pengantin ceweknya siapa?" tanya Brey dengan wajah dinginnya. Namun belum sempat Shyla menjawabnya, Sherena datang membawa pengantin wanitanya.
Dengan gaun alakadarnya yang telah dibentuk sedemikian rupa ala kreatifitas anak seusia mereka, pengantin itu berjalan dengan begitu anggun digandeng sahabatnya.
Brey lantas menoleh, Ia menatap calon mempelai wanitanya itu tanpa berkedip disana.
"Cantik," puji Brey pada mempelai wanitanya. Namanya Tiara, Ia seusia Shyla dan Sherena. Masih amat imut dan kekanak-kanakan jika disandingkan dengan Breyhan. Harusnya Ia lebih cocok dengan Shean jika hanya untuk mainan.
"Cantik kan?" tanya Shyla yang tak sengaja mendengar pujian kakaknya.
Mereka kemudian disandingkan persis seperti mempelai betulan. Bahkan semua rangkaian acara dibuat senyata mungkin, persis seperti ketika acara Om mereka_Gibran yang baru saja menikah.
Semua moment seolah sakral, dan mereka bahagia dengan segala permainan pesta yang ada. Brey yang meski hanya menuruti sang adik, ikut senang ketika mereka tampak begitu bahagia.
"Kak Brey kok senyum-senyum sendiri?" tanya Tiara padanya.
"Ngga papa, Ra. Lucu aja, kita nikah begini."
"Kan cuma mainan,"
"Tapi kamu istri aku mulai sekarang." ledek brey padanya.
Wajah Tiara tampak memerah dibuatnya. Ia tak menyangka bahkan jika semua meledeknya saat itu.
"Cieeeee... Pengantin." ucap mereka bersamaan dengan penuh tawa. Bahkan dengan jahilnya memberi selamat dan terus meledek gadis kecil itu hingga menangis.
Ia malu karena semua orang justru menganggapnya betulan. Padahal ia juga mau karena dibujuk oleh mereka untuk ikut kedalam semua permainan yang ada.
"Mamaaaaaa! Mereka jahat! Ara belum mau menikah!" pekik tangis gadis itu sejadi-jadinya.
Ia melepaskan mahkota itu dan membuangnya kasar ke tanah, lalu pergi meninggalkan mereka semua kembali pada mamanya.
"Ya... Kak Brey menduda," cicit Sean padanya.
"Belumlah. Kan belum cerai, dia cuma pergi. Besok kembali lagi," ujar Brey dengan penuh rasa percaya diri.
Tapi gara-gara kejadian itu, Brey dihukum Papi dan Maminya dirumah padahal itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Tapi Ia hanya diam, Ia menatap mahkota itu dengan senyum manisnya mengingat semua permainan yang ada.
Kejadian itu sudah berlangsung lama sekali. Kini Breyhan sudah tumbuh dewasa bersama para adiknya. Ia juga sudah mulai menjalankan Nugraha's company milik keluarga besarnya. Ia tumbuh menjadi pria yang tampan dan berkharisma.
Begitu juga Shyla yang tumbuh menjadi gadis cantik ceria seperti Momynya. Shyla masih kuliah, ia satu kampus dengan sherena dan bahkan dengan jurusan yang sama. Mereka begitu akrab dan bahkan seperti kembar yang sulit untuk dipisahkan.
Sean seperti Papanya, yang menjadi Asisten Brey saat ini. Ia cukup sibuk untuk mengatur dan mengukuti semua jadwal sepupunya itu. Tapi Ia senang, karena ia selalu bisa tebar pesona dengan para gadis yang selalu ingin mendekati sepupunya.
"Lu jangan keganjenan mulu deh. Kenapa sih?" tegur Brey ketika Sean selalu menggoda para gadis.
"Lah, Elu ngga mau. Mending kasih gue aja," sergahnya dengan segala rasa percaya diri yang ada.
"Sampai ada masalah, awas aja Lu." ancam Brey, tapi Sean hanya tertawa bersamanya.
Dengan segala kesibukan yang ada, Brey bahkan menyandang predikat jomblo akut dimata para pegawainya. Padahal usianya sudah cukup matang untuk menikah, dengan kemapananan yang Ia miliki. Namun, itu tak serta merta membuatnya dengan begitu mudah mendapatkan gadis pujaan hatinya.
Mereka tengah melakukan perjalanan saat ini menuju tempat meeting bersama beberapa kolega. Hingga Brey meminta mobil Sean berhenti di tepi jalan, karena Ia melihat motor yang terparkir sembarangan.
Ia melihat seorang gadis tengah memanjat pohon disana, dan Brey segera menghampirinya.
"Kau sedang apa?" tanya Brey padanya. Gadis itu lantas tersentak, dan nyaris terjatuh dibuatnya. Untung saja pertahanannya kokoh disana.
"Aku sedang menyelamatkna kucing itu. Kenapa? Ada sesuatu?"
"Tidak... Kenapa kau menolong kucing itu, padahal dia sama sekali tak mengenalmu?"
"Anda juga tak kenal saya? Kenapa banyak bertanya? Pergi saja jika tak bisa membantu. Setidaknya anda tak mengganggu konsentrasi saya meraih kucing itu disana." usirnya pada pemuda yang ada dibawah sana.
Tapi bukannya pergi, Brey justru bernjongkok disana dan menunggunya. Bahkan menangkap hingga kucing itu jatuh ditangannya.
" Aku sudah membantu, " ucapnya dengan bangga.
Gadis yang diatas sana hanya memainkan bibirnya dengan sinis. Ia kemudian turun dan meraih kucing itu darinya dengan kasar.
"Kasar sekali?" tatap Brey padanya, tapi gadis itu bergeming, lalu pergi meninggalkan Brey dengan motor kesayangannya.
"Lucu," ucap brey yang terus menatap kepergiannya saat itu. Sampai-sampai Ia tak dengar ketika Sean terus memanggilnya sejak tadi karena waktunya sudah tiba untuk pertamuan yang ada
"Kenapa sih? Suka ama cewek itu. Dia masih bocil Brey,"
"Suka? Hanya lucu saja. Yang bahkan mau menolong hewan yang tak dikenalnya."
"Emang... Bisa kenalan sama hewan?" tatap bingung Sean padanya.
Breyhan hanya menghela napas panjangnya. Rasanya ingin menjambak dan membuat Sean berantakan hingga tak berbentuk saat itu juga. Tapi Ia tahan, ia ingat jika ada pertemuan penting saat ini dab sudah amat mepet dengan waktu yang yang sudah mereka janjikan jauh-jauh hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ibelmizzel
mampir ni Thor
2024-08-28
0
reza indrayana
Baca lagi nich...ktna kangrn dn crtanya agak lupa dh....🥰🥰🫰🏻🫰🏻💙💙💛💙💙😘😘😘
2024-03-29
1
sangka siapa
janji g pengantin kecil
2023-10-13
0