Part 2

"Apaan, kenal engga sok akrab gitu. Nyebelin! Kenapa harus nungguin dibawah, kelihatan kalau me sum." omel Ara sepanjang menelusuri lorong ruangan kampusnya.

"Hey, siapa yang me sum?" tanya shyla padanya, yang kebetulan mereka sekelas lagi setelah sekian lama berpisah, akibat orang tua ara pindah keluar kota.

"Itu tadi, ada cowok rese. Masa aku manjat pohon, dia nungguin dibawah. Kan me sum," gerutunya, yang lantas menceritakan alasan Ia memanjat pohon barusan. Yaitu karena harus menyelamatkan seekor kucing yang tersangkut diatas pohon.

"Kamu ih, suudzon aja.. Siapa tahu dia itu lagi jagain kamu, mau ikut bantuin supaya ngga jatuh." tegur Ila padanya. Ia bahkan menasehati gadis manja itu agar tak selalu berfikiran buruk terhadap orang lain.

"Udah ih, lagi kesel malah makin di giniin." Ara menghentakkan kaki lalu masuk kedalam kelas. Ia duduk dengan bibir ia manyunkan, masih saja kesal dengan apa yang ia alami barusan. Ila hanya menggelengkan kepala, jika Sherena ada, pasti gadis itu sudah mengucir bibir manyun itu dengan karet yang Ia bawa.

Sementara itu Breyhan tengah menjalani beberapa rapat yang ada. Ia dengan tenang mendengarkan semua presentasi yang tengah dibacakan didepan sana oleh moderator mereka. Namun, Ia sekelebat bayang justru tersenyum dengan kejadian barusan.

"Hey Brey... Breyhan, loe kenapa?" bisik Sean yang cukup mengagetkan ia dari lamunan.

"Hah, kenapa?"

"Elu yang kenapa? Orang gue nanya juga. Ngelamun lu ya? Gue laporin Papi nih," ancam Sean dengan tingkah tengilnya.

Breyhan memasang wajah kesalnya, ia lalu mengarahkan cubitan pada paha sean hingga Ia meringis kesakitan. Untung saja Ia dapat menahan teriakannya, hingga semua masih aman dan terkendali.

" Siall! " geram Sean menatapnya nyalang, tapi Brey hanya memberikan wajah santai padanya, terlampau santai seperti ketika ia duduk dipantai.

"Bagaimana Tuan, apa ada yang kurang jelas?" tanya sang moderator padanya. Brey hanya mengangguk, Pertanda sudah amat mengerti dengan semua materi yang ia jelaskan. Dan kini, mereka hanya tinggal berdiskusi dengan semua rencana bisnis yang akan mereka jalani.

Sebuah bisnis besar, meski ini bukan pertama kali bagi anak kesayangan Mami menjalankannya. Bahkan sebuah proyek bernilai jutaan Dollar juga sempat ia laksanakan dengan baik, membuatnya semakin disegani dan dipercaya untuk memegang semua proyek yang ada.

Rundingan dan semua perencanaan itu pun berjalan lancar tanpa hambatan. Nama besarnya sudah diakui, berikut dengan tambahan dari Papi sebagai pemilik Nugraha's Company.

"Papimu sudah lama tak terlihat, kemana dia? Sehat kan?" tanya sang Kolega padanya.

"Papi sehat. Bahkan saat ini tengah bulan madu bersama mami keluar negri," Jawab Breyhan dengan santainya. Bahwa memang benar, jika Papi dan Mami tengah berlibur berdua menikmati masa indah mereka bersama.

Apalagi? Toh kedua anaknya sudah dewasa dan amat bisa dipercaya. Kadamg hanya pulang beberapa hari, lalu pergi lagi. Seperti itu terus selama setahun belakangan ini. Bukan menghamburkan uang, toh mereka memiliki yayasan amal sendiri yang mereka nafkahi setiap bulan.

"Wah, mereka benar-benar menghabiskan masa-masa berdua dengan mesra, Brey." puji pria yang ada didepannya saat itu..

Mereka lantas mengakhiri percakapan. Keduanya kembali fokus pada segala pekerjaan dengan dokumen yang ada didepan mata.

"Seminggu lagi mungkin selesai, dan kita akan mulai mengurus proyeknya."

"Baiklah, Pak Tom. Kami akan tunggu kabar baik selanjutnya dari kerja sama kita," balas Breyhan yang kemudian menjabat tangannya.

Pak Tom pergi, Breyhan dan Sean berpindah tempat untuk makan siang bersama ditempat lain. Disana, banyak sekali gadis yang terus menatap dan mengagumi ketampanan pangeran yang mereka lihat saat ini. Muda, tampan, dan kaya raya. Siapa yang tak tertarik, apalagi. Karisma kuat serta wibawa yang ia miliki.

"Mereka kenapa?" tanya Sean padanya.

"Kenapa apanya?"

"Mereka menatapmu seperti itu. Adakah yang salah?"

"Mungkin karena aku terlalu mempesona, itu saja. Sudah biasa," jawab Brey padanya dengan segala rasa percaya diri yang ada. Sean menjulurkan lidah melihatnya.

"Aku mau ke toilet. Awas kau tinggalkan aku lagi! Ku buat semua gadis ilfeel padamu." ancam sean, karena memang brey sering pergi mendadak dan hilang tanpa jejak.

Tapi saat ini tidak. Brey tetap stay pada tempatnya dan menikmati makan siang itu dengan begitu nikmatnya. Hingga seorang gadis menghampiri dengan senyum manis dan ramah tamahnya.

"Tuan, apakah anda sendirian? Boleh saya temani?" tanya gadis itu padanya. Itu seketika membuat brey tak nyaman dengan suasana yang ada.

"Kau mengenalku?"

"Apa aku boleh mengenalmu? Namaku Sofi," ucapnya sembari menjulurkan tangan mungil yang putih bersih. Kukunya indah dengan nail pink yang menhiasi, memperlihatkan ia memang selalu merawat diri. Wajahnya bening, dan rambutnya tergerai indah dengan hiasan kriwil dipinggirannya. Pertanda jika perawatannya memang tak main-main.

"Aku breyhan, dan aku sudah menikah. Maaf," ucapnya tanpa membalas uluran tangan itu. Tapi dia justru memamerkan sebuah cincin yang ada di jari manisnya, bertengger dengan apik ditempatnya.

Sepertinya menyakitkan, hingga membuat gadis itu menundukkan kepala. Tapi Ia tetap disana, percaya diri sembari mulai menikmati makanannya.

"Weissszzz...! Itu anak, udah ada aja yang deketin. Bisa-bisanya," celoteh Sean yang baru saja keluar dari toilet. Ia segera datang dan duduk kembali disebelah sepupunya itu. Bahkan dengan perhatian Ia mengusap bibir brey dengan tisu ketika bibirnya kotor oleh saos dari menu yang ia makan.

Sofi yang ada didepan mereka sontak tercengang. Bukan pada perlakuan, tapi pada cincin yang.

"Ci-cincin itu?" gugup Sofi, karena memang persis sama dengan yang brey pakai saat ini.

Tubuh sofi seketika gelisah, bahkan tangannya gemetar ketika mengangkat gelas dan meminum airnya hingga nyaris tumpah.

"Nona, kenapa?" tanya Sean yang terkejut dengan tingkahnya.

"Tak apa, maaf. Hanya salfok dengan cincinnya," jawab Sofi dengan bibir yang bergetar.

Tapi bukan Sean namanya, jika ada saja tingkah jahilnya. Ia meraih tagan kanan Brey, lalu menyejajarkan dengan tangannya hingga memperlihatkan cincin mereka yang sama.

" Cantik?" tanya Sean dengan kerlingan mata nakalnya.

Sofi semakin syok, dan bahkan ia segera pergi dari sana dengan segala rasa kecewa yang ada.

"Loh, kok pergi?" heran Sean padanya. "Hayo, kamu ngomong apa ke dia barusan?"

"Aku sudah menikah, itu saja." jawab Brey, lagi-lagi dengan nada santainya.

"What the.... Aaakhh! Pantas saja dia ketakutan. Dia ngeri melihat kita berdua! Gila kau!" omel Sean padanya. Tapi Brey sama sekali tak bergeming karenanya. Ia terus fokus pada makanan yang ia lahap, sesekali melirik jam di hpnya.

"Jemput Shyla."

"Iya, bentar. Aku mau makan dulu, mau suapin?" tanya Sean, tapi dibalas tatapan jijik oleh Breyhan.

Sean akhirnya tenang, dan dengan segera melahap sisa makanan yang ada dipiringnya.

Mengenai cincin yang mereka pakai, itu adalah salah satu oleh-oleh dari Mami ketika pulang dari sebuah negara yang sempat mereka sambangi. Tak hanya Breyhan dan Sean, tapi Shyla dan Sherena juga memakai cincin yang sama.

Itu pengikat mereka, dan hanya bisa dilepaskan ketika salah satunya akan menggantinya dengan cincin bersama pasangan masing-masing.

*

"Shyla pulang sama siapa?" tanya Ara padanya, yang tengah menyusun buku bersama.

"Kakak jemput. Kenapa?"

"Hah... Kak Breyhan?"

"Iya, siapa lagi. Itu, suami kamu. Hahhahha!" tawa shyla kembali pada kejahilanhya.

"Jangan gitu. Itu kan cuma mainan, kok sampai sekarang?"

"Lah, kan lucu kalau jadi beneran. Mau?"

"Ilaaaaa!" rengek Ara yang wajahnya lamgsung memerah. Matanya bahkan mulai berkaca-kaca, karen Ila terus meledeknya tanpa henti dengan tawanya.

"Kak Brey ganteng loh, Ra. Kalau bukan kakak aku, pasti aku jadiin pacar. Yuk ketemuan,"

Mendadak Shyla menggandeng tangan Ara. Ia menariknya dengan kuat dan membawanya turun kebawah untuk bertemu kakaknya.

Ara sudah merengek tak karuan, terus menolak ajakan ila padanya. Ia bahkan memeluk tiang dengan kuat agar Ila tak jadi membawanya kesana. Ia belum siap, dan sama sekali tak akan siap bertemu dengan pria yang sempat menjadi suami pura-puranya saat itu. Bahkan ia sudah berusaha membuang kenangan konyol itu didalam fikirannya selama ini.

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

Gemesin hubungan Brey dn Ara...🫰🏻🫰🏻😘😘😘

2024-03-29

1

Nani Haryati

Nani Haryati

kejahilan Sean yg membuat org gagal paham 🤭😁😁😁

2023-10-09

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Si Sofi ilfil sama kalian woy, dia nyangka kalian hombreng 😂😂

2023-07-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!