Musuh Tapi Menikah
Menikah?
"Enggak! Aurel gak mau ya Ma!" ujar Aurel menatap kesal kearah Mamanya.
"Daren juga gak mau!" ujar seseorang di sebelah Aurel.
"Cuma kalian yang bisa nolong kami, Nak. Kalian liat sendiri, kan? Semua udah di pasang. Persiapan pernikahan juga sudah 99?0 besok hari H. Dan sekarang malah pengantinnya pada kabur begini. Siapa yang malu kalau bukan kami!""Iya Nak Aurel, Daren kamu sayang sama Mami kan? Gak mau jantung Mami kumat lagi kan?" ujar Sarah Mami dari Daren.
Aurel dan Daren saling melirik. Lalu bergidik ngeri membayangkan harus menikah dengan musuh bebuyutan mereka.
"Gue? Nikah sama mulut mercon ini? Mimpi apa ya Allah!" ujar Daren dalam hatinya.
"Duh najis deh, masa iya gue nikah sama Daren! Jangan ya Allah!" ujar Aurel dalam hatinya.
"Berarti besok kalian akan segera menikah!!" ujar Sarah setelah memutuskannya.
Mendadak, Aurel dan Daren pingsan mendengar keputusan mutlak dari orang tua mereka.
***
Sebulan sebelumnya..... Aurel baru bangun dari tidurnya. Gadis itu menguap, berjalan meski dengan mata yang masih mengantuk. Di meja makan, sudah lengkap. Bahkan kakak dan kakak iparnya nampak ada di meja makan.
"Loh, Mas Gilang sama Mbak Alya kapan kesini?" tanya Aurel sembari mengucek kedua matanya."Semalam kita nyampe. Kamu sih tidur terus," ujar Alya sembari menatap Aurel adiknya.
Aurel mengangguk, dan duduk di kursi meja makan. Gadis itu mengamati pemandangan sekitar. Tidak biasanya terlihat formasi lengkap di meja makan.
"Bentar, kok ini tumben lengkap banget?" ujar Aurel. Vivi tersenyum menatap Aurel.
"Emang iya. Ada sesuatu hal yang emang harus kalian tahu," ujar Vivi. Aurel menguap karena memang masih mengantuk. Gadis itu mencoba mengambil air minum agar kantuknya sedikit hilang.
"Seminggu lagi, Ali bakalan menikah!" ujar Vivi dengan antusias. Aurel kaget, ia tidak sengaja tersedak air yang ada di dalam mulutnya.
"Aurel, hati-hati dong!" ujar Vivi yang ada di sebelah Aurel.
Aurel menatap adiknya, Ali. "Heh lo mau langkahin gue? "
"Salah siapa gak nikah-nikah, " balas Ali dengan santainya.
"Ma! Kok boleh sih?! Ali ngelangkahin aku loh!" ujar Aurel tidak terima."Udah-udah.... gak usah di ributin Rel. Kan adiknya punya niat baik buat nikahin anak orang kok malah gak di bolehin sih, " ujar
Vivi membela Ali.
"Ma tapi kan aku yang lebih tua. Aku yang harusnya menikah, " ujar Aurel masih tidak terima.
"Siapa pun duluan Mama gak masalah. Tapi kalau Ali bisa lebih dulu menikah kenapa enggak. Sekarang Mama nanya sama kamu, kamu udah ada calon?"
Aurel diam, dia sudah tidak bisa
menjawab pertanyaan Mamanya.
"Ga ada, kan?" Aurel bersungut kesal menatap Ali. Umurnya sudah menginjak 26 tahun dan memang Aurel akui ia masih sendiri.
"Masa gue di langkahin adik gue sih..." batin Aurel.
***
"Heh Rel lo pagi-pagi ngelamun kenapa lo?" tanya Tissa sahabat baik Aurel. Aurel menghela nafas panjang. Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. "Ali mau nikah..."
"Ha serius? Lo dilangkahin dong?" ujar Tissa. Tissa menggeser tubuhnya untuk mendengar cerita Aurel secara menyeluruh. "Cerita dong cerita..."
"Gak ada cerita njir. Gue lagi males," jawab Aurel.
"Gitu banget. Gue pengen denger padahal," ucap Tissa menopang dagunya.
"Lo masih main dating apps?" tanya Aurel melirik Tissa.
"Kenapa? Bukannya norak ya?" ujar Tissa menaik turunkan alisnya menggoda Aurel.
"Bacot! Ajarin gue main itu. Gue mau cari jodoh," ucap Aurel. Seketika Tissa tertawa mendengar ucapan Aurel. Gadis itu membuka
ponselnya.
"Ini kayaknya tipe lo deh, " ujar Tissa.
"Nama Raka Wijaya, umur 40 tahun duda anak satu."
"Males ribet punya anak!" komentar Aurel. "Next..."
"Aldino Maheswari, umur 27 tahun."
"Nih lo pilih sesuai kriteria lo, deh... " ujar Tissa menyodorkan ponselnya.
"Bacain gue males baca!" ujar Aurel. Tissa menatap kesal kearah Aurel. Namun ia tetap melakukan perintah Aurel.
"Dia seorang CEO di perusahaan Maheswari grup. Perusahaan gede itu, lo tahu kan?" ujar Tissa menatap Aurel.
"Yang mana sih?" tanya Aurel belum paham juga.
"Bentar, gue searching dulu," ucap Tissa. Tissa menatap layar monitor di depannya. Lalu mulai mencari tahu tentang lelaki itu.
"Nih ganteng kan? Tajir kaya raya lagi. Gue yakin sih dia mau sama lo," ucap Tissa membuat Aurel menatap kearah monitor tersebut."Loh dia bukannya gay, ya?" ucap Aurel asal.
"Eh sembarang lo. Kalau ada yang denger gimana coba?" "Lah, kenapa emang?"
"Aurel, lo tahu ga sih? Kalau dia itu orang penting. Perusahaan tempat kita kerja juga kalah sama perusahaan dia," ujar Tissa.
"Nah, man mau dia sama gue? Kan gue cuma pegawai biasa," ucap Aurel terlalu minder. Tissa kicep, tidak bisa menjawab ucapan Aurel lagi.
"Next deh cari lagi," ucap Aurel."Rel.... " ujar Tissa menggoyangkan lengan Aurel. Aurel, gadis itu nampak sibuk dengan dokumen di depannya. Ia hanya bisa bergumam ketika Tisaa memanggilnya.
"Aurel! Look at me!" ucap Tissa sedikit lantang.
Aurel memdongak menatap Tissa. Tissa menyodorkan ponselnya kepada Aurel. Aurel diam, mengamati layar ponsel Tissa. "Ganteng sih tapi...."
"Woy! Lo gak ingat dia siapa?" tanya Tissa. Aurel mengerutkan keningnya. Dan semakin menatap layar ponsel Tissa.
"Daren Rel! Daren!" ujar Tissa menekan ucapannya agar Aurel sadar.
"Daren? Lah serius?" ujar Aurel masih tidak sadar.
"Daren Kusuma Wardana, musuh DL bebuyutan lo dari SMA anjir ucap Tissa memperjelas semuanya.
Aurel diam, menatap sosok lelaki tampan di dalam layar ponsel Tissa. Ia masih tidak menyangka, jika sosok itu adalah Daren.
"Heh! Terkesima ya lo?" ujar Tissa membuyarkan lamunan Aurel."Apa? Terkesima? Astaga Tissa, kayak gak ada cowok lain aja. Lagian muka Daren masih sama aja. Gak ada gantengnya dari dulu," balas Aurel menyangkal ucapan Tissa. Tissa hanya tersenyum mendengarnya.
"Gue yakin, dia main dating apps juga karena cari BO-an, " ucap Aurel asal. Tawa Tissa semakin pecah.
Melihat ekspresi wajah Aurel. Wajah Aurel sudah memerah menahan amarah. Setiap saat menyebut nama Daren."Lo kenapa sih Rel, segitu bencinya sama Daren? Lo pernah nembak dia tapi di tolak, ya?"
tebak Tissa asal.
Aurel mendongak menatap Tissa. "Ha? Gue nembak dia? Ya kali, cowok jelek kek dia? Ah lo kan tahu Sa, dia itu nyebelin banget!"
"Awas loh gimana kalau jodoh lo si Daren!"
"Lo nyumpahin gue? Mau di dunia ini cuma ada satu cowok dan itu cuma Daren. Gue gak akan tertarik! Catat ya Sa! Gue gak akan tertarik sama Daren!"
"Pokoknya gue gak tanggu jawab kalau sampai benar kalian jodoh," ucap Tissa.
"Najis," gumam Aurel. "Jadi mana? Udah nemu belum?"
"Belum lo coba liat sendiri dah. Gue mau ngerjain ini belum kelar gara-gara lo!" Tissa menyerahkan ponselnya kepada Aurel.
Aurel diam, menatap foto Daren di layar ponsel Tissa.
"Dia sekarag dimana ya?" batin Aurel tersenyum tipis. Lalu tiba-tiba gadis itu menyangkalnya.
"Anjir, kenapa gue jadi kepo sih. Sialan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments