Kucing Dan Anjing

Susana mobil hening, di tengah kemacetan siang itu. Aurel mengibaskan tangannya. Karena merasa panas. Padahal AC mobil sudah di hidupkan sejak tadi. Sementara itu, Daren melirik Aurel. Lelaki itu tersenyum tipis. Akhirnya ia bisa bertemu dengan Aurel lagi.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu? Kagum sama kecantikan gue?" ucap Aurel setelah memergoki Daren menatapnya diam-diam.

Daren mengalihkan pandangannya menatap kedepan. "Gak usah kegeeran deh. Lo gak bisa ya bedain tatapan kagum sama aneh?"

Aurel terdiam sejenak.

"Lo sih dandan menor banget siang-siang gini. Kayak ondel-ondel tahu gak!" ujar Daren sembari menjalankan mobilnya.

"Sialan! Lo ngatain gue ondel-ondel! Dasar upil!" ucap Aurel tidak terima. Aurel menghela nafasnya, mencoba untuk mengontrol emosinya. Keduanya kembali hening, larut

dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba ponsel Aurel berbunyi.

Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Nomor baru? Siapa?" batin Aurel. Aurel segera membuka pesan singkat yang di kirimkan sosok itu.

0812*******

Maaf ya, gue beneran gak bisa nemenin lo.

"Aldino? Ini beneran nomornya Aldino?" ucap Aurel masih dalam hatinya.

Ini Aldino? Aurel membalasnya. Semoga tebakannya bener. Iya ini nomor gue.

0812*******

Aurel tersenyum sumringah. Tiba-tiba moodnya kembali. Segera Aurel membalas pesan dari

0812********

Aldino. Iya Al, gak pa-pa kok. Nanti malam ada acara?

"Duh, kenapa jantung gue jadi deg-degan gini. Kenapa Aldino nanya kek gitu?"

Enggak, kenapa? Mau ngajak makan malam. Buat ganti hari ini. Gimana? Bisa?

"Arghh!" Sontak saja Aurel berteriak begitu membaca pesan dari Aldino. Daren kaget, lelaki itu segera meminggirkan mobilnya.

"Rel, lo kenapa? Sakit?" ucap Daren panik. Lelaki itu memegangi kepala Aurel.

"Heh! Apaan sih lo pegang-pegang gue! Siapa yang sakit njir," ucap Aurel dengan nada sewot.

"Lah lo teriak-teriak gak jelas. Kan gue kaget," jawab Daren kembali ke posisi semula.

Aurel diam, kembali fokus dengan ponselnya.

Sementara Daren, merasa aneh dengan sikap Aurel. Kadang tersenyum sendiri menatap layar ponselnya.

"Aurel punya pacar?" batin Daren.

****

Ruby menatap Ali yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Kamu gak merasa bersalah sama aku?"

Seketika, Ali meletakkan ponselnya dan menatap Ruby.

"Ha? Aku ngelakuin kesalahan apa?"

Ruby diam, ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Amplop berwarna coklat di tangan Ruby.

"Kenapa gak jujur? Kalau aku," sambungnya penuh sesal.

"Hey, Ruby.... aku gak pernah merasa terpaksa. Aku juga pengen nikah sama kamu. Karena aku cinta dan sayang sama kamu," balas Ali menenangkan Ruby.

"Beneran?" ujar Ruby. Ali mengangguk. Langsung memeluk Ruby.

"Aku sayang banget sama kamu."

***

Mobil Daren berhenti di depan rumah Aurel. Keduanya langsung membawa dua kardus berisi undangan yang di ambil dari bagasi mobil."Harusnya tadi tuh lo milih warna putih buat gedungnya," ucap Aurel sembari masuk kedalam rumah.

"Bagusan abu-abu kali. Biar beda dari yang lain, " balas Daren.

"Heh! Dimana-mana kalau mau nikah tuh warna putih!" ujar Aurel tidak mau kalah.

'Huh, kan gue bilang biar beda dari yang lain!" ucap Daren sembari menghela nafasnya.

"Astagfirullah, ini berdua kenapa sih? Malah pada ribut," ucap Vivi menatap keduanya.

"Ini Ma! Si Daren aneh-aneh aja. Masa milih hiasan gedungnya warna abu-abu. Kan dimana-mana tuh kalau nikahan pake warna putih," ucap Aurel mengeluarkan pendapatnya.

"Kan gak pa-pa ya Tan, kalau misal kita beda dari yang lain. Biar gak pasaran," balas Daren.

"Heh kok lo malah...."

"Udah stop, Mama pusing dengar kalian adu mulut terus. Mending kita makan siang. Mama tadi udah masak banyak," usul Vivi.

"Eh Daren, makan di sini juga ya."

"Oke Tan," jawab Daren. Lelaki itu meletakan kardus di tangannya.

Melakukan peregangan sebentar. Lalu menatap Aurel mengejak.

"Heh lo!" ucap Aurel terpancing emosi.

Namun dengan segara Daren kabur. Mengikuti Vivi menuju dapur.

***

Tidak jauh beda dengan sebelumnya. Bahkan saat makan seperti ini pun keduanya masih meributkan hal-hal yang sepele.

"Jangan ambil ayam gue!" ucap Aurel mengingatkan Daren.

Namun, Daren malah mengambil ayam yang ada di piring itu."Ah si upil! Kenapa lo ambil ayam gue!" ucap Aurel. "Ma liat dong! Dia tuh orang luar tapi gak punya etika banget sih lo!"

"Aurel udah. Gak boleh ngomong kayak gitu. Itu kan masih banyak ayamnya," ucap Vivi. Aurel menatap ayam di piring depannya tidak minat.

"Gak mau itu tinggal paha! Kan Aurel sukanya sayap Ma!"

"Paha juga enak kok," sahut Daren. Daren tahu Aurel tidak suka paha. Dia lebih suka sayap. Itu mengapa ia menjahili Aurel.

"Diam gak lo!" ucap Aurel sedikit geram. Daren terkikik geli.

"Eh udah-udah lanjutin makannya," ucap Vivi melerai lagi. Keduanya diam, susana ruang makan jadi sepi. Tiba-tiba sebua pertanyaan muncul dalam benak Vivi, Mama Aurel.

"Kalian itu temen sekolah ya?" tanya Vivi. Membuat keduanya saling lirik. "Bukan mantan pacar?"

Seketika Aurel tersedak mendengar ucapan Mamanya sendiri.

"Bukan Tan, kita teman sekolah. Tapi, Aurel pernah nem...."

Duk!"Arghh...." Daren sedikit berteriak.

Mengaduh kesakitan, karena kakinya di tendang oleh Aurel.

"Lo Daren kenapa?" tanya Vivi.

"Di seruduk kucing Tan," ujar Daren asal.

"Ha? Tante gak punya kucing loh. Masuk dari mana kucingnya?"

"Gak tahu Tan. Kucingnya udah kabur kayaknya. Soalnya kucingnya galak kek mau lahiran, jawab Daren asal.

Aurel menatap Daren dengan tatapan membunu. Tiba-tiba terdengar suara salam dari luar."Wa'alaikumsalam... Bentar ya mau buka pintu dulu, " ujar Vivi. Vivi meninggalkan Aurel dan Daren di meja makan.

"Heh Daren, awas aja lo ngomong-ngomong soal kejadian itu ke siapa-siapa!" ancam Aurel.

"Wah jadi gak ada yang tahu kejadian itu? Dimana lo nembak gue?" goda Daren.

Aurel menutup kedua telinganya.

"Diem ya! Dulu gue cuma becanda!"

"Oh iya becanda? Sampai nulis nama gue di buku diary lo?"

Daren menaik turunkan alisnya menatap Aurel.

Sementara Aurel, melebarkan matanya. Kedua pipinya sudah memerah.

"Ternyata secinta itu lo sama gue?"

"Daren! Sialan lo!" teriak Aurel begitu kencang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!