Ratap
...****************...
Bagi anak laki-laki yang baru lulus sekolah menengah atas dia akan di hadapkan oleh dilema untuk lanjut ke dunia perkuliahan atau Langsung berkerja.
Eitss... Tapi mungkin itu hanya pikiran ku saja ya. Namanya adalah Putra seorang remaja laki-laki yang merupakan salah satu siswa dari Madrasah Aliyah Negeri. di pikiran orang-orang mungkin siswa yang telah lulus dari sini mereka adalah calon ustadz karena sekolah menengah atas termasuk sekolah bernuansa islami. Tetapi, bagi Putra mungkin sama semua sekolah sama saja soal itu balik lagi ke kepribadian masing-masing bagaimana mereka mau membawa dirinya.
Di sekolah ini Putra termasuk siswa di kenal pintar dan berprestasi. Putra juga di kenal oleh kalangan guru-guru sekolah tersebut. Dan lumayan dikenal oleh adik-adik kelas. Tetapi selain sebenarnya Putra juga orang yang nakal. Beberapa kali kena kasus di sekolah walaupun kasusnya tidak terlalu parah. Seperti bolos tidak masuk kelas padahal di luar kelas, tidak ikut kegiatan upacara maupun kegiatan pengajian lainnya, kabur dari sekolah biar pulang lebih cepat. Walaupun Putra di kenal guru mempunyai image yang bagus tetapi ia juga dikenal nakal oleh beberapa guru. Putra termasuk orang yang berteman tidak pilah pilih. Selama pribadinya cocok dengan nya maka ia mudah untuk berteman dengan Putra walaupun lebih banyak teman nakal sebenarnya.
Ketika di suatu pagi di parkiran sekolah
"Put ayo keluar," ujar lelaki yang Putra temui di parkiran sekolah.
"Kemana ?" jawab Putra.
" Warung belakang sekolah kita nongkrong sudah ramai tu disitu ayo, lain kali aja ikut pengajiannya kan udah telat juga malah kena hukum nanti loncat pagar aja", ucap lelaki tersebut merayu.
Tapi, di saat itu Putra lebih memantapkan diri untuk tidak ikut lelaki itu dan masuk ke sekolah walaupun harus di hukum karena telat. Lelaki itu adalah teman sebangku Putra namanya Satria. memang banyak sekali kenakalan yang ia lakukan bersama Putra ketika di sekolah. Walaupun dia seperti itu dia adalah teman seperjuangan yang akan selalu ada.
Alhasil menolak ajakan Satria untuk loncat pagar sekolah, Putra akhirnya menertawakannya bersama temannya yang lain. Karena, mereka di grebek guru nama nya Pak Asir salah satu guru killer di sekolah Mereka. saat istirahat Putra melihat teman-teman nya yang bersama satria telat terpampang depan lapangan sekolah.
"Ini contoh murid yang ketauan minggat dari acara sekolah dan nongkrong sambil merokok di warung belakang", terdengar lantang Guru BK mengumumkan mereka dengan microphone.
Dari kejauhan Putra tertawa bersama temannya
" Hahaha...... lihat muka Satria tanpa rasa bersalah," ujar Yoga.
Yoga juga adalah teman Putra dengan satria yang kebetulan memilih jalan siswa baik-baik pada saat itu.
"Tambah lagi pak hukuman nya," teriak Putra sambil tertawa dengan nada mengejek.
Setelah dihukum rombongan siswa yang kena hukum kembali ke dalam kelas masing-masing.
"Hahaha...... untungnya aku tidak ikut kamu pagi tadi satria," ujar Putra sambil tertawa.
"Sialan, lagi enak nongkrong tiba-tiba kena gerebek oleh Pak Asir, mana itu baru beli rokok," jawab Satria dengan nada kesal.
"Hahahah...... lanjutan anak muda, belajar lagi dek main mu kurang rapi," sambung Yoga sambil tertawa dengan mengejek.
"Mana kena surat panggilan lagi, apes banget ini siap-siap kena omel di rumah, apa sewa ojek aja buat pura-pura jadi orang tuaku ya?" terbesit niat nakal satria lagi.
"Udah bilang aja sama ayahmu buat datang sekolah karena prestasi," jawab Putra sambil menepuk pundak nya dengan tertawa.
Yahh mungkin itu lah sepintas kenakalan Putra di sekolah yang sebenernya memang tidak baik untuk di banggakan. Mungkin sebagian bagi remaja yang seumuran nya mungkin itu sesuatu yang lumrah.
Lanjut.....
jika itu kehidupan Putra yang menjadi siswa nakal sekarang ada juga sisi siswa baik-baik Putra.
"Juara satu lomba olimpiade kimia tingkat kabupaten Putra Birmantara Dewa," terdengar suara tersebut di barengi tepuk tangan.
Dengan gagah nya Putra maju ke depan lapangan untuk prestasinya kali ini sebagai juara satu olimpiade kimia. Mungkin bagi rekan-rekan sekelas Putra itu hal biasa ia maju ke depan karena prestasi tapi tidak bagi teman-teman nya yang dari kelas lain sekaligus teman tongkrongan di "WAROK" ( Warung Beli Rokok) sebutan untuk warung tempat Mereka setelah pulang sekolah untuk menyisihkan waktu bersilaturahmi dan membahas pelajaran di kelas. Yahhh.....
kira-kira seperti itu majas yang biasa digunakan teman-teman Putra kalau di tanya guru kenapa pulang sekolah tidak langsung pulang tapi malah nongkrong di situ. Di setiap teman-teman Putra memiliki keunikan sifatnya masing-masing memang. Walaupun ia sering mengikuti kenakalan meraka tetapi Putra juga termasuk orang yang memikirkan akademik dan juga termasuk ambisius sebenarnya kalau soal nilai-nilai. Tetapi pembawaan ia yang santai tanpa beban ketika ada ujian kadang tidak menunjukkan ia adalah orang ambisius soal akademik. Padahal, Putra bisa keliatan santai setelah begadang berjam-jam untuk menghabiskan waktu membaca buku persiapan ujian.
Suatu ketika di kelas......
"Put kamu nanti mau kuliah atau lanjut kerja setelah lulus?" tanya Salim.
Ia adalah saingan Putra di kelas tetapi Putra selalu respect dengannya karena dia memang anak baik-baik rajin belajar, pekerja keras, dan taat kepada orang tua. Dia termasuk orang yang ambisius soal pelajaran di kelas dan hal-hal positif lainnya.
"Belum tau Lim, masih bingung yaaa kalau nanti dapet undangan kemungkinan kuliah," jawab Putra sambil garuk-garuk kepala.
"Kuliah aja sayang otak sepertimu di sia-siakan gak masuk dunia perkuliahan," saran Salim sambil tersenyum.
Yahh.... mungkin bagi orang lain itu adalah pertanyaan biasa ya tapi bagi Putra itu juga ultimatum untuk diri sendiri karena sudah tidak terasa sudah semakin tua dan sekarang menginjak kelas 3 sekolah menengah atas.
Malam harinya Putra pun kebingungan kemana akan ia langkahkan kaki ini setelah pertanyaan salim di sekolah tadi.
"kalau aku kuliah keluarga ku mungkin akan susah untuk membiayai uang kuliah ku," gumam dalam hati Putra, "Tapi aku ingin kuliah."
Dan kemudian Putra langsung searching di internet soal biaya kuliah ya akhirnya yang ia dapatkan. Kalau biaya kuliah bisa di tawar dan lebih murah kalau lewat jalur undangan dan jalur tes bersama.
"Sudah ku putuskan aku akan kuliah kalau mendapatkan undangan atau lulus tes bersama universitas," tegas Putra.
Ohiyaaaaa... Putra sebenernya adalah anak yatim yang sudah kehilangan ayah semenjak sekolah menengah pertama. Yang tersisa tinggal ibu, kakak perempuan ku 2 orang, dan satu adik laki-laki yang masih kecil. Jadi kalau untuk soal kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah dari hasil kebun peninggalan ayahnya Putra. Dan dengan alasan itu lah sebenarnya cukup memberatkan ia untuk lanjut kuliah. untuk kakak perempuan Putra pertama itu sudah berkerja dan kakak perempuan Putra ke-2 juga sudah kerja.
Keesokkan hari nya..........
"brembremmmm," terdengar knalpot racing motor yang mungkin sudah biasa kami dengar di Warok. Tetapi kali ini beda penunggang motor settingan untuk anak balap itu ternyata wanita tua memakai baju kuning berhenti tepat di depan mereka yang sedang menghembuskan asap rokok.
"Anjinggg... ibuk sia stop cepat kabur...." terdengar suara yang tidak tau siapa lagi berbicara itu karena suasana panik di grebek guru.
Ada yang berlarian untuk sembunyi tanpa memperhatikan motornya tinggal ada yang sembunyi di bawah kolong meja tanpa perduli itu bukan tempat yang aman untuk sembunyi. Dan ada juga yang pura-pura tidak tau dengan memalingkan wajah. Dengan gagah Buk Sia menyebrang jalan dengan memarkirkan motor repsol settingan balap itu.
"Buk beli roti 10 ribu," ucap Buk Sia ke penunggu warung.
"lahh bukan di grebek ini," jawab Yoga kepada satria.
Mereka tidak sembunyi karena tempat persembunyian sudah penuh dan mereka hanya memalingkan wajah saja.
"Ada buk ini dia," jawab penunggu warung.
setelah membeli mereka pun menegur ibu itu yang merupakan salah satu guru di sekolah kami.
" Buk...," ucap mereka bersama-sama sambil tersenyum takut.
Setelah itu ia pergi mengendarai motor repsol itu.
Kemudian mereka pun tertawa lepas melihat tingkah teman-teman nya yang kebingungan. Meskipun teman-teman Putra sering berbuat nakal Tapi mereka pun juga termasuk orang-orang yang tetap takut kepada guru dan Mereka tetap menghormati nya.
Keesokkan harinya pun tiba...
Rutinitas biasa selalu Putra lakukan bangun pagi untuk sholat subuh makan mandi dan bersiap ke sekolah. Dengan mengendarai matic beat karbu 2011 kesayangan yang ia namai Si Jecky.
"Gassspol.... Jecky," ucap Putra kepada Jecky yang memulai memudar kesehatannya tiap hari.
Setiba di sekolah pemandangan memunguti sampah dan kena marah oleh guru sudah tersaji pagi ini.
"Ah.. telat lagi," ucap Putra dengan lesu.
Kebiasaan telat mungkin sudah biasa bagi Putra bukan karena kesiangan terkadang pengaruh rumahnya kejauhan dari sekolah ini yang membuat sering telat. Jalanan macet belum lagi jalan yang jelek membuat harus pelan-pelan kalau sedang menunggangi jecky. Ditambah umur Jecky sudah mulai tua membuat kegesitannya sudah mulai berkurang.
"sini kamu," terdengar lantang suara itu dari kejauhan.
Putra Sedikit tertegun mendengar suara tersebut dan suara orang yang sangat ia segani sekaligus mereka takuti, ya itu Pak Asir.
"Heheh pagi pak," ucap Putra
"Pagi-pagi matamu!!!, lihat sudah jam berapa ini," sanggah Pak Asir.
"Tapi......tadi aku berangkat pagi dari rumah pak cuman sampai nya disini kesiangan," dengan nada merayu Putra menjawab.
"Ohhh jadi siapa yang salah," sambil menjewer telinga Putra.
" bapak.. ehh saya pak," kata Putra keceplosan.
"Ohhh bapak,"-Pak Asur coba menjewer Putra-"ayo ikut bapak bersih-bersih wc laki-laki."
Ya begitulah keseharian yang mungkin sudah tidak asing bagi Putra.
Di WC Sekolah.......
"Kayaknya merokok sambil bersih-bersih wc enak nih coba ahh," gumam Putra dalam hati sambil menutup pintu, "Lumayan satu batang surya."
Dan kebetulan Pak Asir datang ke wc laki-laki untuk mengawasi nya.
"Bau rokok ini..." gumam dalam hati Pak Asir. "Putra... dimana kamu," dengan nada suara yang di ubah agar di kira itu adalah teman Putra.
"oiiii, sini!!!" jawab Putra.
Terdengar langkah sepatu pantofel mendekat setapak demi setapak hingga ke depan pintu WC yang ku gunakan untuk bertapa sambil merokok. "Put....bagi dong," ucap Pak Asir sambil menirukan suara siswa yang lain.
"Ini kok agak beda suara nya dengan teman-teman ku yang lain, ahh mungkin paling Tio," kata Putra dj dalam WC.
Tio adalah adik kelas yang lumayan akrab dengan Putra yang sering melakukan hal gila Bersama.
"Duarrr..." terdengar tendangan pertama ke pintu.
"Pasti Pak Asir gawat langsung jongkok aja biar di kira Buang air besar," kata Putra.
Sambil tergesa-gesa Putra jongkok dan meniupkan sisa asap rokok di dalam WC tersebut. Sambil gayung air ia buat suara air seperti orang baru sudah buang air besar.
"Semoga berhasil,"gumam Putra.
Dengan keadaan pintu yang sudah di tendang kira-kira tiga kali oleh Pak Asir hingga membuat pengunci pintunya hampir rusak. Bergegas Putra membuka pintunya sambil tertawa kecil.
"Ehh Bapak, kenapa Pak? tadi aku sakit perut pak izin dulu jadi buat buang air besar sambil bersih-bersih wc ini," ucap Putra meyakinkan Pak Asir.
Pak Asir coba mengendus-endus kan hidungnya seraya berkata, "Tapi ini kok beda bau nya ini bau rokok. kotoran mu bau rokok apa? tidak usah alasan ikut bapak ke kantor."
Yahhhhh.......begitulah keseharian Putra di sekolah ini. Begitu penuh warna setiap harinya. Ia pun di bawa ke ruang guru.
"Ini buk, Putra sudah telat merokok juga diam-diam di dalam wc,"ucap Pak Asir ke ruangan itu dengan lantang bak pengumuman dari speaker sekolah.
"Putra ini banyak di pengaruhi oleh teman nya pak," timbal Bu Septi yang lumayan dekat dengan Putra. Beberapa guru lainnya mengangguk seperti memberikan isyarat sependapat dengan Bu Septi.
"Ya udah pak nanti aku yang memarahinya," sambung Buk Merry dengan nada lembut.
"Heheeh selamat," tertawa jahat dalam hati Putra. "nasehati ya buk merry pintar tapi nakal juga gak ada gunanya nanti anak ini," ucap Pak Asir.
Pak Asir lalu meninggalkan ruangan tersebut sambil menapak kan kakinya berjalan, mungkin untuk mencari mangsa lagi atau juga memburu siswa-siswa nakal lainnya.
Yahhhhh begitu lah kehidupan apesnya hari ini dimulai.........
setelah mendapat ceramah singkat dari wali kelas Putra pun dengan muka lesu dan murung menyusuri aula ruangan guru. Meter per meter ia ukur dan sampai di depan ruang kelas yang kelihatan sudah ada guru masuk dan Satria nampak nya jadi anak rajin kali ini kelihatan mencatat tatap Putra dari jauh.
"seetttt... bapak sudah lama masuk," Bisik Putra dari kejauhan.
Mungkin dengan gerak bibir Putra mungkin itu bisa di mengerti oleh Satria yang sedari awal mendengar bisikan nya walau kurang jelas.
"Sudah masuk. Sudah lama," ucap Satria.
Mungkin itu yang bisa ia terjemahan kan dari gerak bibirnya yang sebenernya Putra tidak mendengar apa yang di ucapkan nya.
"Gas..."-Putra mengepalkan tangannya-"Ke kantin aja ini," kata Putra dengan senang ia sambil berlari menuju kantin. "Aku butuh ilmu tetapi untuk saat ini aku butuh makan kalori ku sudah banyak terbuang hari ini."
Sambil meloncat-loncat Putra menuju kantin dengan mengejek Satria. Karena ia belajar dan Putra makan.
"Makan-makan," ejek Putra kepada Satria dari kejauhan.
Tanpa suara Putra berjalan sambil meloncat-loncat hingga kejauhan dengan tetap melihat satria agar bisa selalu ia ejek.
itulah warna warni kenakalan yang mungkin dalam sudut pandang pribadi kita dalam masih batas wajar yang masih sering Putra lakukan tanpa bosan dan tanpa jera.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
“Ke mana?" tanya Putra.
Ke mana adalah yang benar, bukan kemana.
2023-02-12
1
Tanda elipsis itu biasanya pakai spasi.
Eitsss ... Tapi--
2023-02-12
1
yrputri
Keren ceritanyaa kaak.. besok aku lanjut yaaa
2023-01-30
1