Nostalgia

...****************...

Masih di dalam Mobil Akhil....

"Wanda ...," ucap Akhil menambah kan nama satu lagi. Kali kini terbesit di bayangan putra.

Di suatu Pagi menjelang siang di sekolah pada saat di kelas 1 Tahun yang lalu...........

"Mana punyamu Put?" ucap salah satu siswa laki-laki di kelas.

"Ini punya ku cantik kan bentuk nya, Hitam pulak aku nama in kue ini black mamba," ucap Putra dengan bangganya.

Di tengah Kelas itu mereka para siswa lelaki IPA 1 berkumpul karena kebetulan guru tidak masuk untuk mengajar hari jni. Namun, mereka perlu mengumpulkan Tugas Kewirausahaan dan di berikan tugas untuk membuat sebuah Kue.

"Ayo kita serahkan ke kantor untuk di kumpulkan tugas kita," ucal salah satu teman Putra di kelas.

Mereka pun bergegas Pergi bersama menuju ruangan guru kewirausahaan bu Eda. Dengan sambil mengobrol di sepanjang perjalanan menunju ruangan bu Eda.

Tiba-tiba, "Tuk...." Bunyi sepatu salah satu dari mereka yang tersandung. Ia yang tersandung adalah sepatu putra.

"E-ehhh.....," ujar Putra sambil terjatuh dan memegang kue Black Mamba punyanya.

"Plek....." Tiba-tiba kue itu mendarat di muka Salah satu siswi kelas sebelah yaitu Wanda.

Dengan berusaha membangun kan diri nya dari jatuh tersebut ia membersihkan kue tersebut dengan sehelai kain.

"Waduhhh ... malah tambah kotor," ujar Putra sambil membersihkan muka Siswi tersebut.

Sedangkan Wanda belum bisa berkata-kata karena mukanya ketutup an kue dan kain yang di lap kan ke mukanya.

Dengan perasaan marah, Wanda terdiam tiba-tiba,

"Parrr...." Bunyi tamparan ke muka Putra karena telah memalukan ia di tengah lapangan dengan lumuran kue di muka nya. Setelah Menampar Putra, Wanda berlari meninggalkan Putra Bersama Teman-teman nya.

Tiba-tiba Salah satu Teman Putra menghampiri,

"Sabar ... Put ... kamu pasti sedih ya ... karena.... kue nya hancur. Padahal keliatannya enak kue kamu."

Kemudian, teman putra yang satunya lagi memukul teman putra yang tadi, "Bukan bodoh.... Dia itu sudah menjatuhkan malu ke cewek tadi."

Dengan kondisi memegang pipi bekas tamparan Putra merasa tamparan yang ia terima masih kalah sakit pastinya dengan rasa malu siswi tersebut.

Dari kejauhan Siswi tersebut berlari sambil menangis menuju kamar mandi. Namun, karena kejadian ini di tengah lapangan dengan kondisi semua perhatian siswa sekolah melihat kelapangan mungkin hal itu mungkin sangat memalukan bagi Wanda.

Di dalam Mobil Akhil........

"-Dan yang terakhir adalah Billa ..."

Sontak Putra terdiam namun, ekspresinya kali berbeda dengan kedua nama tadi. Jika, kedua nama itu cuman bisa membuat mengingat sesuatu kejadian. Kali ini dengan nama satu ini putra seperti nya bukan hanya mengingat suatu kejadian tapi seluruh kenangan yang ada di dalamnya termasuk perasaan nya.

Tetapi tiba-tiba Putra bereaksi, "Billa? Nama Lengkap nya????" tanya Putra kembali.

"Salsabila, kamu kenal?" Akhil bertanya.

Belum sempat menjawab langsung di potong lagi oleh Akhil, "Billa itu sepupu ku yang satu-satunya seumuran denganku. Dulu ia lahir hingga sekolah menengah Pertama tinggal di kota ini, Namun ketika masuk SMA karena orang tua nya pindah tempat Dinas, Billa Sekolah Menengah Atas nya tidak di kota ini mamun di kota lain. Tetapi, ia ketika kita kelas 3 SMA Billa kembali ke sini jadi siswi pindahan di sekolah kita. Walaupun satu sekolah kita mungkin jarang melihat nya karena tu anak main nya di kelas dan perpustakaan saja. Bahkan buat ke kantin tidak pernah karena Billa selalu membawa Bekal dari Orangtuanya," penjelasan panjang dari Akhil.

Mendengar penjelasan Akhil cukup membuat Putra Semakin terdiam apalagi setelah mendengar semuanya. Namun, itu semua belum apa-apa jika ia belum melihat secara langsung sosok yang bernama Billa tersebut apakah iyaa Billa yang pernah dekat dengan nya dulu atau seseorang lain yang kebetulan sama.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 Jam dari kota mereka pun sampai di Desa Walang.

Tempat Kerabat nya Rahmat. Desa tersebut Nampak Asri dengan rimbunnya Pohon sepanjang jalan yang menyusuri membuat jalan tersebut teduh , sejuk dan sedikit gelap. Untuk ukuran desa, desa ini nampaknya nya warganya lebih sedikit jarak antar rumah juga cukup jauh. Desain klasik serta bangunan terbuat dari kayu menambah kesan tradisional nya desa ini. Bukit yang akan di daki nanti tampak jelas seperti di Belakang Desa Walang ini. Namun, Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 Sore menjelang Magrib. Serta keadaan jalan dan Desa kian sepi.

"Mat... mana rumah pakde mu?" Tanya Zul Sambil mengendalikan kemudi mobil.

"Ada Lurus aja Di ujung Desa ini," Rahmat menjawab.

"Yaudah ... kita kasih tau yang lain dulu," tanggap Zul.

Tiba-tiba Mobil Zul yang tadinya di belakang yang lain langsung menyalip dan tiba-tiba berhenti memberikan kode buat yang lain berhenti sejenak.

"Kenapa Coy?" tanya Akhil sambil membuka kaca mobil.

"Kita Sudah sampai di Desa Pakde nya Rahmat, Letak rumahnya di ujung Desa ini," sambil menunjukkan jari telunjuk ke arah Jalan yang membelah Desa Walang tersebut.

"Mau langsung kesana, atau Istirahat disini dulu?" tanya Rahmat.

"Istirahat sebentar disini dulu aja," ucap Akhil.

Akhirnya mereka semua Keluar Mobil Untuk Melihat cakrawala sore ini. Langit sore ini tampak indah dengan campuran warna jingga dan sentuhan warna biru gelap tanda malam akan segera datang.

Mereka berhenti di pinggir jalan dengan kanan kirinya tampak Sawah dan 100 Meter lagi itu tampak sudah mulai memasuki pemukiman warga Desa Walang.

Sementara itu ...

Mobil Billa ketinggalan cukup Jauh di belakang.

"Mana yang lain Bill?" tanya Wanda.

"Gak tauuuu ... Mungkin kita di tinggalin," jawab Billa menakut-nakuti.

Dengan menancap gas secepat kilat Billa mengendarai mobil tersebut mengingat hari pun sudah mulai mau gelap.

"Hoammm... sudah sampai belum?" tanya Chika yang baru saja bangun dari tidurnya.

"sudah sampai malah mau pulang ini," ucap Billa dengan tersenyum.

"Hahh? Seriusan Bill," tanya Chika terkejut.

"Ya... gak lahh, kalau kamu tadi tidurnya berhari-hari mungkin iya saat ini kita pulang," jawab Billa sambil tertawa.

"Wahhhhhhh...langit nya bagus ya ...," ucap Wanda yang takjub kagum melihat pemandangan langit jingga di tambah background persawahan.

"Tapi, ngerasa gak kalau suah Hampir lama kita gak liat Desa lagi setelah desa terakhir yang kita lihat tadi ya Bill ?" tanya Wanda.

"Ehhh iya ....ya... Berarti Desa ini Jauh dari Dari desa yang lain," jawab Billa.

"Bahaya nich, kalau kita kenapa-kenapa disini karena jauh dari pemukiman Warga," sambung Billa kembali.

Tidak lama kemudian tampak dari kejauhan mereka melihat 2 Mobil pinggir jalan.

"Ehh... itu mereka," Wanda berkata sambil menunjuk ke depan.

"Iya.... itu mereka," sambung Chika.

Namun, dari sekian banyak lelaki nya Billa Hanya menatap ke arah Putra, untuk memastikan lagi apakah ini Putra 4 Tahun yang lalu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Arias Binerkah

Arias Binerkah

semangat kak

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!