Tawaran Pekerjaan

Tak ada hujan, tak ada angin tiba-tiba seorang pria dengan tubuh jangkung, berkulit putih bersih dan wajahnya dipenuhi bulu-bulu lebat nan rapi muncul di hadapan Lyla.

"Siapa kamu? Sejak kapan kamu berdiri di situ?" tanya Lyla keheranan.

"Perkenalkan aku Arham Fahrezy. Panggil saja Arham. Kamu pasti Lyla. Aku tahu namamu dari penjual kalung di alun-alun tadi."

Sebelum Lyla bertanya, Arham sudah menjelaskan terlebih dulu.

Lyla menatap dua bola mata kebiruan yang dinaungi alis tebal, sejenak jantung Lyla berdegup tak beraturan, apalagi mendengar suaranya yang berat.

Lyla mengingat-ingat, sepertinya pernah melihat wajah pria seperti ini. Tapi di mana?

Dia baru ingat pria dengan wajah khas itu ia lihat di sinetron. Sebuah sinetron yang pemerannya pria India.

Ya benar, kini melintas jelas di ingatan Lyla, pria berhidung mancung berkebangsaan India yang dulu sempat menghebohkan jagad pertelivisian karena pernah berpacaran dengan penyanyi dangdut yang cantiknya tak ada banding.

"Mau apa kamu kesini?"

"Aku akan memberikanmu tiga ratus juta. Asal kamu mau bekerja sama denganku."

Kini pria serupa artis itu hadir di depannya, menawarkan sesuatu yang bagi Lyla terasa seperti batu besar yang tengah menghimpit tubuhnya. Menyesakkan dada.

Jika mengingat kejadian itu Lyla ingin menjerit. Sungguh tega paman dan bibi menggadaikan satu-satunya rumah peninggalan orang tuanya. Wajah cantik Lyla kini disaput mendung duka.

Lyla menatap heran, sebab dia tidak mengenal pria itu. Pria itu dengan mudah mengatakan akan memberikan Lyla uang tiga ratus juta jika bekerja padanya. Pekerjaan macam apa yang gajinya sebesar itu?

Sejenak Lyla mengambil napas panjang, lalu memejamkan mata. Ia berharap ini mimpi. Tapi ketika dia membuka mata, pria itu masih berada di depannya. Lyla mencubit pipinya. Terasa sakit, berarti ini bukan mimpi.

"Bagaimana? Sepertinya kamu masih tidak percaya dengan penawaran yang aku berikan. Baiklah, begini saja, aku akan berikan kamu bayaran seratus juta setiap bulannya. Setelah pekerjaan ini berakhir, kamu tetap akan mendapat bonus."

Lagi-lagi dua mata indah itu melebar. Lyla nyaris tak percaya. Seratus juta? Itu bukan uang yang sedikit.

Lyla terdiam mencerna tawaran pria itu. Lyla sering mendapat cerita dari kawan-kawannya bahwa gadis-gadis desa sepertinya memang sering mendapat tawaran bekerja dengan iming-iming gaji tinggi.

Nurul, teman SD yang rumahnya ada di ujung desa sekarang bahkan bisa merenovasi rumah orang tuanya. Sekarang orang tua Nurul termasuk orang berada, rumahnya mewah dan sawahnya luas.

Namun dari cerita Riska yang dulu berangkat bersama Nurul, mereka ternyata dijual ke luar negeri. Riska menolak ikut setelah tahu akan dijadikan wanita penghibur, tetapi Nurul justru menerima tawaran itu.

'Apakah pria yang wajahnya memang bukan berasal dari Indonesia ini juga termasuk orang yang sedang berburu gadis-gadis untuk dijual?' batin Lyla.

Lyla beringsut mundur saking ketakutan. Namun pria itu justru terlihat sangat tenang, seolah tidak takut jika Lyla akan berteriak.

"Kenapa kamu takut, Lyla? Apa aku terlihat seperti orang jahat?"

"Mundur! Tolong jangan dekat-dekat. Saya tidak biasa berbicara dengan pria asing."

Lyla masih berusaha menjaga jarak. Angin sepoi-sepoi di tepi danau meniup helaian rambutnya.

"Bukankah tadi aku sudah bilang, namaku Arham."

"Bukan cuma itu. Maksudku karena kita baru saja bertemu dan berkenalan, sebaiknya Anda mundur, jangan dekat-dekat." Suara lembut Lyla membuat Arham semakin bersemangat untuk melancarkan rencananya.

Arham menuruti perkataan Lyla. Selain berwajah mirip Linda, ternyata Lyla mempunyai sifat yang disukai oleh mamanya. Mama Diaz sangat menyukai gadis cantik, lembut dan pintar menjaga diri seperti Lyla.

"Bagaimana? Aku masih menunggu jawabanmu."

"Pekerjaan seperti apa yang coba Anda tawarkan?" tanya Lyla perlahan.

"Pekerjaan yang sangat mudah, dan aku yakin kamu bisa melakukannya."

"Tolong jangan berbelit-belit, saya tidak punya banyak waktu, pekerjaan apa itu?"

Tentu saja Lyla hanya ingin pria di depannya ini segera pergi.

Arham tersenyum. Dia tak menyangka di balik sikap lemah lembut Lyla, dia juga memiliki sikap yang tegas. Lembut tapi tegas adalah kombinasi yang luar biasa, ditambah wajah cantik, dan gaya pakaian yang santun.

Arham tahu wanita seperti ini yang diidamkan mama Diaz untuk jadi menantu. Bukan seperti Linda yang ketus, suka memakai busana terbuka, wajah tak pernah lepas dari make up dan style yang modis bak sekretaris seksi.

Entah Arham sendiri heran kenapa bisa jatuh cinta dengan Linda. Yang namanya cinta memang tak membutuhkan alasan. Begitu melihat Linda untuk pertama kali, Arham langsung yakin bahwa Linda adalah belahan jiwanya.

Linda yang selalu mengerti dirinya, mereka bertemu, jatuh cinta dan merasakan tidak bisa terpisah satu sama lain. Bukankah itu modal yang cukup untuk membina hubungan?

Masalah terjadi ketika Arham menginginkan hubungan mereka akan dibawa ke dalam hubungan yang lebih serius. Sebelum kejadian di restoran itu, berkali-kali Arham mengungkapkan niatnya untuk mempersunting Linda.

"Rasanya aku belum siap, Sayang," tolak Linda dengan halus. Linda memang mencintai Arham dan berharap menjadi istrinya. Tapi tidak secepat ini.

Arham selalu menceritakan kriteria calon menantu idaman mamanya. Semuanya sangat jauh dari sosok dirinya.

"Mama sangat menginginkan menantunya nanti wanita lembut dan santun," ujar Arham pada suatu hari saat mereka jalan-jalan ke Puncak.

Linda memang hanya bisa diam dan mendengarkan ocehan Arham tentang menantu ideal versi mamanya. Bukan ingin mengubah diri, Linda justru takut kehilangan jati diri.

Bagi Linda, pernikahan hanya ikatan di atas kertas. Sehari-hari tak ada yang berubah. Dia tetap harus jadi dirinya sendiri, tak perlu berpura-pura menjadi orang lain hanya untuk disukai mertuanya. Rasanya pasti menyedihkan dan tersiksa sekali. Linda tak suka dikekang dan dibatasi.

Arham bukannya tidak tahu itu. Karena sifat Linda yang keras kepala inilah yang dia suka. Tak ada tebu yang dua sisinya manis. Jika Arham tergila-gila pada gadis keras kepala yang menantang kelelakiannya, maka dia harus bersiap juga menerima sikap egois Linda.

Hal itulah yang membuat Arham pusing. Sudah menjadi kewajiban--jika tak boleh dibilang doktrin-- bahwa dia harus berusaha membahagiakan orang tuanya. Terutama mamanya.

"Mama akan sangat senang jika pendampingmu kelak adalah wanita shalihah yang lembut hati. Wanita yang bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak yang santun, saleh dan punya adab."

"Berarti mama doain anak Arham cowok semua, dong? Kok saleh aja yang disebut?"

Bukannya tidak tahu maksud mamanya, Arham hanya ingin menghindar dari tatapan lembut mamanya.

Jika melihat tatapan lembut itu, tubuh Arham bagai diguyur air es. Dingin dan tenang.

Mamanya selalu mendengungkan kriteria wanita yang dianggap pantas mendampinginya. Padahal pantas menurut mamanya belum tentu bisa ia cintai. Jika ada pernikahan tanpa cinta, bukankah tinggal menunggu waktu untuk runtuh saja?

Rumit.

Arham merasa masalahnya ini sangat rumit karena masing-masing tak ada yang mau mengalah.

Linda dengan prinsipnya yang keras, mama dengan kriterianya yang ribet, dan dirinya. Dia, Arham Fahrezy dengan segala kebucinannya pada Linda.

Karena Arham tak kunjung memberi jawaban, Lyla pun kesal.

"Saya tidak akan bertanya lagi, tolong minggir karena ada hal penting yang harus saya lakukan."

Kali ini Lyla tak main-main. Sudah cukup rasanya bertemu dan berbicara dengan pria tak jelas seperti Arham ini. Tampan, tetapi tidak jelas maunya apa.

"Pekerjaan yang gampang yang pasti disukai oleh semua gadis. Kamu cukup menjadi kekasihku."

"Apa?"

Episodes
Episodes

Updated 55 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!