Wanita Selingkuhan Suamiku
Setelah seharian berdiri di pelaminan, akhirnya Zara dan Reydan bisa mengistirahatkan tubuhnya di kamar. Mereka mengadakan resepsi secara besar besaran sehingga perlu mengundang banyak tamu dan itulah yang menyebabkan mereka sangat lelah. Karena terus berdiri dan menyalami empat ratus tamu yang datang. Setelah selesai mereka langsung bergegas ke kamar dan membersihkan diri masing masing. Saat ini Zara baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya yang masih basah. Matanya langsung tertuju pada Reydan yang memejamkan matanya di atas ranjang dengan posisi rebahan. Zara tersenyum tipis kemudian menyimpan handuk pada tempatnya.
“Mas, bangun yuk. Kita kan belum makan malam.” Zara berusaha membangunkan suaminya yang tertidur lelap itu.
Reydan mengerjapkan matanya secara perlahan sehingga terbuka dengan sempurna. Pandangannya langsung mengarah pada Zara yang saat ini jarak wajahnya sangat dekat dengannya. Dengan lembut Reydan mengecup bibir tipis milik Zara. “Makannya besok saja, gimana kalau kamu saja yang aku makan malam ini?” goda Reydan sambil menaik turunkan alisnya hingga membuat pipi Zara merah seketika.
“Mas Reydan mesum!! Udah deh, sekarang mas bangun dulu. Aku mau masak buat makan malam kita.”
Reydan terkekeh geli melihat wajah malu malu sang istri yang terlihat begitu cantik di matanya. Rasanya dia menjadi laki laki yang paling beruntung di dunia karena berhasil memiliki seorang Zara Adinata Putri. Pertemuannya dengan Zara berawal dari ospek kuliah yang mengharuskan mereka untuk satu kelompok. Pada saat itu, Zara yang pendiam harus berhadapan dengan Reydan yang cerewet. Reydan pada akhirnya meminta nomor Zara dengan alasan untuk membahas kelompok mereka. Dari situlah kedekatan mereka dimulai hingga berlanjut sampai sekarang. Reydan sendiri tidak pernah menyangka jika hubungan mereka sampai ke tahap ini. Mengingat hal itu membuat Reydan senyum senyum tak jelas. Reydan segera bangun dan beranjak dari kasur untuk menyusul istrinya ke dapur. Ia tak mungkin tega membiarkan istrinya masak sendiri di tengah malam ini.
Dengan langkah pelan, Reydan menyusul Zara ke dapur. Dia langsung disuguhi pemandangan istrinya yang sedang membelakanginya sambil melakukan sesuatu. Reydan tidak langsung menghampirinya. Ia menyandar di pintu masuk dapur sambil memandangi Zara. Sedangkan Zara, ia tiba tiba mematikan kompornya kemudian mengambil dua mangkuk dan diletakkannya di meja makan. Zara masih belum menyadari keberadaan Reydan yang sedari tadi memandanginya. Dia mengangkat panci yang dipegangnya kemudian menuangkan mie ke dalam mangkuk tersebut.
“Masak apa, sayang?” Suara Reydan membuat Zara kaget seketika. Beruntung panci yang dipegangnya tidak sampai jatuh saking kagetnya. Zara mengelus dadanya sambil menatap Reydan dengan sebal. “Mas ngagetin aja sih!” sungut Zara dengan memanyunkan bibirnya.
Reydan tersenyum kemudian mendekat. “Kamu masak mie tengah malam begini?”
“Iya Mas. Maaf ya, di kulkas masih gak ada bahan makanan sama sekali kan masih baru dibeli juga. Jadi terpaksa deh masak mie. Mas gak masalah kan makan mie?”
“Gak masalah kok, lagian kita kan belum mengurus semua kebutuhan kita. Besok mas temani kamu belanja deh, sekalian beli peralatan rumah tangga yang masih kurang. Kamu mau gak?”
“Mau kok Mas. Yaudah mas duduk dulu, aku mau naruh panci ini di tempat cucian terus ngambil minum kita.”
“Iya sayang”
Setelah menaruh panci, Zara mengambil dua gelas dan mengisinya dengan air. Kemudian membawanya ke meja makan dan diletakkan di atasnya. “Ayo mas kita makan.” Ajak Zara setelah duduk di kursi berhadapan dengan Reydan. Reydan mengangguk sambil tersenyum. Malam ini mereka terpaksa harus makan mie, meskipun begitu mereka berdua tetap menikmati makanannya. Sesekali Reydan mengusap bibir Zara yang terdapat sisa sisa mie yang menempel. Hanya hal sederhana tapi mampu membuat Zara salah tingkah. Meskipun mereka telah sah menjadi suami istri tapi tetap saja Zara masih malu malu di hadapan Reydan.
Setelah selesai makan, Reydan membawa mangkuk miliknya dan Zara ke tempat cucian piring. Kali ini dia tidak membiarkan Zara melakukan hal itu. Reydan memaksa Zara untuk menunggunya di kamar. Pada akhirnya Zara menurut, dia membiarkan Reydan untuk mencuci piring malam ini. Lagi pula jika ia menolak suaminya itu pasti akan tetap bersikeras.
Zara masuk ke dalam kamar kemudian menutupnya kembali. Jantungnya mulai berdebar dengan kencang saat ini. Padahal tadi ia masih bisa bersikap biasa saat Reydan sudah di kamarnya. Entah kenapa saat menunggu Reydan kembali ke kamar lagi ia mulai gugup. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Yang pasti ia khawatir Reydan akan meminta hak nya malam ini. Sambil menunggu Reydan, Zara naik ke kasurnya terlebih dahulu. Tak lama setelah itu pintu kamar tiba tiba terbuka, Zara hanya bisa menatap Reydan yang masuk ke dalam kamar dengan perasaan yang tak menentu. Reydan menutup pintu kamar kemudian menguncinya. Zara membulatkan matanya saat melihat pintunya di kunci. “jangan jangan dia mau melakukannya sekarang?” ucapnya dalam hati.
Reydan membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke ranjang. Merasa sangat gerah akhirnya ia membuka kaos yang menutupi tubuhnya. Zara meneguk ludahnya, tubuh polos Reydan sekarang tepampang nyata di sampingnya. Ia tidak berani menoleh meskipun matanya ingin sekali melihatnya.
“Sayang...” panggil Reydan dengan lembut setelah melemparkan kaosnya ke sembarang arah.
Zara tak bergeming, Reydan mengangkat sebelah alisnya dengan bingung karena tak mendapat respon dari istrinya. Ia semakin mendekat hingga tubuhnya benar benar menempel dengan Zara. Zara menahan nafasnya saat Reydan mengambil tangannya dan mengecupnya dengan lembut. “Kenapa diem hmm?” tanya Reydan dengan tidak melepaskan tangan Zara dari bibirnya. Zara memberanikan diri untuk menatap mata suaminya. Bagaimana bisa ia mengabaikan suami tampannya itu. Wajahnya yang mulus dengan bulu mata yang melentik dan rahang yang kokoh, membuatnya semakin terlihat lebih menawan. Dalam keadaan seperti ini bisa bisanya ia menilai fisik suaminya.
“Mas, udah ngantuk? Emhh kalau gitu ayo kita tidur.” Jawab Zara dengan suaranya yang gugup.
“Kamu gak lupa kan ini malam apa?” Reydan menatap lurus pada Zara.
“Iya tau kok mas, ini kan malam pernikahan kita.” Jawab Zara dengan cepat. Sebenarnya dia tau apa yang dimaksud suaminya. Hanya saja Zara merasa sangat gugup bercampur dengan rasa takut. Ia berharap semoga Reydan tidak memintanya malam ini. Namun harapan tetaplah harapan, Reydan memang tidak memintanya, tapi dari sikapnya sepertinya dia memang sangat menginginkannya. Reydan mengelus tangan Zara sambil menatapnya dengan penuh keinginan. “boleh ya!?” tanya Reydan dengan sorot mata yang melembut. Kalau sudah begini Zara sudah tau itu bukan sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan. Zara menghela nafasnya kemudian mengangguk sambil tersenyum. lagi pula itu memang hak suaminya, mau menolak pun nanti dia berdosa. Mendapat persetujuan dari istrinya, Reydan mulai melancarkan aksinya. Ia memulainya dengan mencium kening Zara sambil memejamkan matanya. “Aku janji akan melakukannya dengan pelan pelan,” bisiknya menenangkan Zara.
Setelah itu mulailah aksi Reydan, malam ini benar benar malam yang sangat panjang bagi mereka berdua. Reydan berhasil membawa Zara ke surga dunia yang selalu dilakukan suami istri pada umumnya. Malam itu juga, Zara juga sudah melakukan tugasnya dengan memberikan mahkotanya pada laki laki yang sudah menjadi halal untuknya. Ia sudah tidak menjadi gadis lagi. Zara bernafas dengan terengah rengah menikmati apa yang dilakukan suaminya itu sambil menatap Reydan dengan sayu. “Aku mencintaimu, Mas.”
“Aku lebih mencintaimu sayang”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nunuk Pujiati 👻
yang jadi pertanyaannya kenapa milih makan mie sih zara? 😌😌
kan kalian ngadain pesta besar, otomatis kan ada rendang, rawon, steak di acara tadi sabisanya makan mie dirumah 🌚🌚
2023-02-19
3
yessa mardiana
baru baca thor
2023-02-17
1