Reydan mengerjapkan matanya dengan perlahan, ia sudah mulai sadar dari pingsannya. Saat ia membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah wajah istrinya yang terlihat khawatir. Tidak hanya itu, kedua orang tua dan adiknya bahkan juga ada di sana. Reydan menatap mereka semua dengan kebingungan. Ia berusaha untuk bangun, dengan sigap Zara langsung membantunya. Reydan hanya membiarkannya saja meskipun ia masih kesal dengan Zara. Ia tidak mungkin memperlihatkannya di hadapan kedua orang tuanya saat ini.
“Ada apa ini? Kenapa kamu bisa pingsan Rey?” tanya Noval selaku ayah dari Reydan.
Zara hanya memperhatikan suaminya dalam diam, sejujurnya ia juga ingin mengetahui alasan suaminya pingsan terlebih itu di rumah mertuanya. Yang Zara tau adalah suaminya pergi kesana dan Tari yang menghubunginya dengan keadaan panik sehingga Zara menyusul ke rumah mertuanya.
Reydan hanya melihat ke arah Tari dengan sebal. “Gara gara Tari, pake ngagetin segala,”
“Lah, kok aku sih bang,” protes Tari tak terima.
“Emang gara gara kamu kan! Dipanggil gak nyaut sekalinya muncul malah ngagetin pake wajah kek setan gitu. Ya abang kaget lah dek,” lanjut Reydan
“Yee itu mah abangnya aja yang lebay, orang aku cuma pakai masker malah dibilang kek setan,”
“Gak masalah kalau kamu pakai masker, tapi jangan ngagetin juga dong!” Reydan masih tidak mau mengalah.
Tari hanya memutar bola matanya dengan malas. Abangnya ini sudah dewasa tapi kelakuannya masih sama seperti anak ABG. Ia saja yang masih berumur 17 tahun gak selebay itu juga. Tari kemudian memperhatikan kakak iparnya yang sedari tadi hanya diam saja.
“Tuh lihat Bang, kak Zara dari tadi diam mulu. Pasti dia tertekan punya suami kek abang.”
Reydan mengarahkan pandangannya pada istrinya yang memang hanya diam saja. Noval dan Layla saling berpandangan kemudian memutuskan untuk keluar terlebih dahulu. Sebenarnya mereka baru saja pulang dari pesta pernikahan teman kerja Noval. Baru saja pulang sudah disambut teriakan Tari yang ternyata salah satu anaknya pingsan. Itulah sebabnya mereka langsung membawa Reydan ke kamar Tari. Tari yang melihat kedua orang tuanya keluar juga ikut keluar.
“Kak Zara, Tari keluar dulu ya. Kalau misal abang nakal pukul aja pakai guling,” ucapnya dengan setengah meledek.
Zara hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. “Makasih ya Tari.”
“Iya kak sama sama”
Tari segera keluar dan menutup pintu kamarnya dengan rapat. Ia menempelkan telinganya di pintu untuk menguping apa yang akan dibicarakan mereka. Belum sempat mendengar suara mereka telinganya tiba tiba saja ditarik dari arah samping. Tari berdecak dan menoleh kemudian menyengir.
“Eh Mama, kenapa narik kuping Tari ma?” tanyanya dengan wajah yang dibuat sepolos mungkin.
Layla melotot kemudian mencubit pinggangnya. “Mama gak pernah ngajarin kamu buat nguping Tari, ngapain kamu ngupingin kakak kamu segala!’ omel Layla.
Tari mengaduh kesakitan berusaha melepaskan cubitan maut dari Layla. “Aduh sakit, Ma. Lagian siapa yang nguping sih. Tari cuma penasaran aja kalau mereka berduaan di kamar melakukan apa,”
“Ya ngobrol lah, memang mau apa lagi?’
“Ya siapa tau mereka mau buatin Tari keponakan hihi”
Layla hanya menggelengkan kepalanya, daripada Reydan mendengar perdebatan mereka lebih baik ia segera membawa anak bungsunya itu pergi dari situ. Tanpa mengatakan apapun Layla menarik tangan Tari sehingga mau tidak mau Tari mengikuti langkah ibunya. Dalam hati ia berharap semoga apa yang dikatakannya tadi benar. “dede gemesss cepet jadi ya” batinnya sambil terkikik geli.
Sementara itu, di dalam kamar, Reydan dan Zara tidak berbicara sepatah kata pun. Mereka hanya larut dalam pemikirannya masing masing. Zara bahkan memegang tangannya dengan erat karena merasa gugup. Ia mencari cara untuk meminta maaf pada suaminya. Hingga pada akhirnya Zara membuka sebuah pembicaraan tanpa memandang ke arah Reydan.
“Aku minta maaf, Mas. Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu lagi. Aku salah karena aku gak bisa mengerti keadaan mas.”
Reydan hanya diam tidak menanggapi, hanya matanya saja yang melihat ke arah Zara.
“Gpp kok, kalau Mas gak ngizinin aku buat kerja aku juga gak akan maksa. Lagi pula aku gak mau jadi istri durhaka dengan tetap memaksakan kehendak. Aku akan nurut....”
Reydan meletakkan jari telunjukkan di bibir Zara, Zara mengangkat kepalanya sehingga kedua mata mereka bertemu. Ia langsung menarik Zara
“Jadi, jadi apa ya? Hayooo jadi apa..” Reydan menjawil hidung Zara dengan jahil ke dalam pelukannya. Seharusnya tadi ia bisa bersikap lebih dewasa dan tidak kekanak kanakan seperti ini.
“Kamu gak salah, ini salahku. Aku yang terlalu mengikuti emosiku sampai gak sengaja bentak kamu tadi. Dan mengenai apa yang kamu katakan sepertinya kamu benar. Kita harus sama sama berusaha demi mendapatkan yang terbaik,”
Reydan sadar, apa yang dilakukan istrinya bukan untuk mempermalukannya. Justru istrinya hanya ingin membantunya dan mengurangi beban pikiran bagi mereka berdua. Tapi Reydan terlalu naif, ia tidak memikirkan lebih lanjut tentang hal itu. Justru Reydan malah memperkeruh suasana dengan langsung pergi dan berakhir pingsan di rumah orang tuanya.
“Jadi?” tanya Zara yang masih belum mengerti.
“Jadi, jadi apa hayo?” Reydan menjawil hidung Zara dengan gemasnya.
Zara mencebikkan bibirnya lalu mencubit pinggang Reydan. “Jahil banget sih, kan aku penasaran.”
Reydan tertawa hingga memperlihatkan lesung pipinya. “Jadi sekarang aku berubah pikiran.”
“Mas ngizinin aku kerja?” Zara melepaskan pelukannya lalu menatap Reydan dengan mata yang berbinar cerah. Tapi ketika mendapat gelengan dari Reydan ia kembali kecewa. Ia pikir Reydan akan mengizinkannya. Reydan yang merasakan kekecewaan istrinya hanya bisa tersenyum. Padahal ia belum selesai berbicara.
“Maksudku bukan gitu, daripada kamu susah susah mencari pekerjaan lebih baik kita buka usaha aja. Kita bisa mulai dengan buka usaha kecil kecilan yang sekiranya suatu saat bisa berkembang semakin besar. Menurut kamu gimana?”
Zara berpikir sejenak, kali ini dia tidak mau mengambil keputusan yang terburu buru. Bagaimana pun ini menyangkut ekonomi dan masa depan mereka nanti.
“Emangnya mau buka usaha apa mas? Terus kita modalnya dari mana? mas pasti tau kan kalau buka usaha itu pasti butuh modal besar. Sedangkan kita gak punya modal sama sekali.”
Reydan menghela nafasnya, berbicara tentang modal ia memang tidak sedang memegang uang sama sekali, kecuali uang dari hadiah pernikahannya. Tapi uang itu tidak mungkin ia gunakan untuk modal karena itu adalah uang untuk kehidupan sehari hari mereka. Lama berpikir sampai tiba tiba sebuah ide melintas di kepalanya. Reydan kembali menatap Zara dengan ekspresi yang bahagia.
“Kamu tenang aja, untuk modal kita bisa pinjam sama Mama dan Papaku dulu. Nanti kalau kita udah balik modal baru kita ganti.”
“Kamu yakin mas?”tanya Zara dengan sedikit keraguan di dalam hatinya.
“Iya, kamu tenang aja. Biar aku yang bicara sama mereka. Lebih baik kita keluar sekarang. Aku mau bicara sama mereka. Kamu bisa nemenin Tari dulu.”
Zara mengangguk menuruti perintah dari Reydan. Semoga saja rencana mereka di dukung oleh mertuanya.
Zara benar benar menemui Tari dan membiarkan suaminya untuk mengobrol bersama orang tuanya. Sedari tadi ia sudah berkeliling di dalam rumah sambil mencari keberadaan Tari, tapi ia masih belum menemukannya juga. Sampai akhinya ia memutuskan untuk mencarinya di taman belakang rumah mereka. Samar samar ia mendengar suara seseorang, Zara mengenali suara itu. Itu adalah suara adik iparnya, Tari. Zara memutuskan untuk mengintipnya karena penasaran dengan siapa adik iparnya itu berbicara.
“Duh maaf ya, Tari takut ketahuan sama mama.”
“Ayang marah?”
“I love you too honey,”
Zara ternganga mendengarnya, apa ia tidak salah mendengar. Bagaimana bisa adik iparnya itu mempunyai pacar. Karena setaunya Layla melarang Tari untuk pacaran. Zara hanya menggelengkan kepalanya. Entah apa yang harus ia lakukan nanti.
“Sepertinya aku punya ide nih,” Zara mengulum senyum nakalnya, sepertinya jiwa jahilnya mulai muncul.
“Oke lets go”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Anisah Nisah
sebenarnya aq penasaran dengan cerita ini tp aq tidak kuat dengan konfliknya.jujur aq males baca novel yg model suami selingkuh padahal udah punya istri baik,cantik, tapi masih aja d selingkuhin
2023-02-16
2
Nur Kholis
ya thor semang dong
2023-01-24
0