Pulang Bersama

Ke esokan Harinya…

Kaya di perintahkan Adrian untuk menandatangani dan memeriksa semua invoice. Dia disuruh ke tempat Lena untuk menanyakan invoice tersebut. Kaya mencari bangku Lena dan menanyakan kepada salah satu karyawan yang duduk di sana.

“Misi, kalian tahu tempat duduk Lena?” tanya Kaya kepada salah satu pegawai yang duduk di sana.

“Oh iya bu, dia duduk di sana!” tunjuknya di belakang.

“Oh makasih yah,” senyumnya beranjak dari sana menuju tempat duduk Lena.

“Iya ibu cantik,” ucapnya masih terpesona.

****

“Misi, ini dengan mbak Lena yah?” tanyanya sopan.

“Iya, saya sendiri.” Lena berbalik menghadap Kaya. “Oh ibu Kaya?”

“Iya,” senyumnya.

“Pak Adrian tadi sudah bilang untuk memberi invoice tersebut kepada ibu. Nanti saya bawa yah bu, soalnya banyak bangat.”

“Oh oke. Jangan lupa rekapannya yah!”

“Baik bu,” senyum Lena.

Kaya berjalan kembali menuju ruangannya meningglkan Lena dan teman sebangkunya yang dilanjutkan dengan obrolan.

“Len, cantik yah bu Kaya? Masih muda lagi seumuran kita?” ucap samping Lena.

“Iya, cantik banget malah. Kok bisa yah, pak Nusa nemuin dia yah?”

“Iyalah, pak Nusa emang suka nyari yang cantik melulu.”

Tanpa disadari mereka, Nusa ada di belakang mereka. “Ehem.”

Lena menoleh ke belakang mendengar seorang pria berdehem. “Eh pak Nusa,” nyengir Lena.

“Eh ada bapak,” nyengir sampingnya.

“Kalian ngobrol aja nih? Kerja sana!” perintahnya.

“Iya bapak Nusa yan ganteng,” goda Lena dan Nusa berjalan meninggalkan mereka yang menyengir.

***

Di ruangan Kaya.

“Misi bu!” Lena mengetok dan membuka pintu sambil memegang beberapa dokumen invoice.

“Iya masuk Len!”

“Iya bu. Ini ditaruh mana yah bu?” tanya Lena menunjuk invoice dengan matanya.

“Taruh di meja saya aja!”

“Baik bu.” Lena menaruh tumpukan invoice tersebut.

“Masih ada lagi yah bu. Nanti, saya suruh Pak Kumis (OB kantor lantai ini) ke sini untuk mengantar!”

“Iya ok. Makasih yah Lena,” senyum Kaya.

“Iya bu sama-sama,” Lena tersenyum balik.

Kaya bekerja sangat sibuk sekali, memperhatikan invoice satu-persatu dan menandatanganinya serta mengeceknya di sistem. Sehingga dia lupa kalau langit sudah gelap dan waktunya pulang telah lewat. Sementara kantor sudah sangat sepi dan kosong.

“Buset udah jam delapan. Aku pulang deh!”

Kaya langsung membereskan semua dokumennya dan mematikan komputer. Ia melirik ke arah ruangan sampingnya yang terbuat dari kaca tak tembus pandang. Terlihat lampu masih menyala.

Ruangannya setengah terbuat dari tembok dan setengah lagi kaca tak tembus pandanga jadi terlihat jika ruangan sudah gelap atau tidak.

“Kayaknya pak Adrian masih belum pulang deh?! Baiknya aku ke sana saja menanyakannya?!” Kaya membawa tasnya keluar ruangan menuju ruangan Adrian yang berada di sampingnya.

Kaya mengetuk pintu Adrian dan Adrian mepersilahkan Kaya masuk.

“Misi pak, saya mau pulang! Apa bapak butuh bantuan saya?” tanya Kaya.

“Kamu belum pulang jam segini?” tanya Adrian melihat jam di tangannya.

“Belum pak,” senyumnya.

“Oh, yaudah kamu pulang saja! Saya sudah mau pulang bentar lagi!”

“Baik pak, saya pulang duluan yah pak!” pamit Kaya.

“Baik Kay, hati-hati yah!” ucapan Adrian membuat Kaya tersadar bahwa Adrian cukup perhatian juga.

“Kay?” panggil Adrian membuat Kaya yang tadinya menutup pintu membuka kembali pintunya.

“Iya pak,” jawabnya.

“Kita barang aja ke bawah!” ajak Adrian.

“Baik pak.” angguk Kaya menutup pintu untuk menunggu Adrian di depan ruangan.

Adrian membereskan semua dokumennya dan beranjak keluar ruangan. “Yuk!” ajak Adrian dan mereka berjalan bersama menuju pintu ruangan.

****

Di Lift....

Kaya diam saja karena tidak tahu harus bicara apa sampai Adrian berdehem dan bertanya padanya. “Kamu pulang ke arah mana?”

“Saya ke arah Jakarta Selatan pak.”

“Oh, kamu pulang naik apa?” tanyanya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana.

“Saya naik angkutan umum pak.”

“Kalau gitu kamu bareng saya saja!? Nanti saya antar kamu soalnya kita searah?!” ajak Adrian.

Kaya langsung tertegun. Tumben dia baik nawarin aku! Biasanya juga cuek!

“Enggak usah pak saya enggak enak.” Kaya berpura-pura menolak agar tidak terlalu senang dengan ajakan Adrian tapi di hatinya sudah memohon.

Ayok paksa ikut dong!

“Saya enggak mau kamu tolak yah! Soalnya ini sudah jam 8 malam!” ucapnya datar.

Yes, yes, yes! Emang itu mau aku, tau aja nih orang?!

“Baik pak,” senyum Kaya.

****

Di Kamar Kaya.

Kaya yang sudah mandi mengambil ponselnya di dalam tas dan menelepon sahabatnya.

“......”

“Lit, aku bete banget sama CEO Tampan itu.” ujarnya cemberut.

“......”

“Dia itu ngeselin banget, tadi aku diantar pulang sama dia.”

“......”

“Iya bagus, tapi dia cuekin aku.”

“......”

“Masa yah di mobil....,”

Flash back....

“Ehem.” Kaya berpura-pura berdehem untuk mencairkan suasana yang hening. “Bapak tingal di mana, makanya bapak bilang kita searah?” tanya Kaya.

“Saya...,” Adrian belum sempat menyelesaikan perkataannya mendapat telepon dari seseorang.

“Hallo bro,” Adrian memasang earphone kecil di telinganya sambil menyetir.

Kaya langsung membuang muka ke arah jendela mobil. Siapa sih tuh ganggu aja! batinya kesal.

Adrian berbicara di telepon sepanjang perjalanan, sampai-sampai dia tidak sadar sudah mau sampai ke rumah Kaya. “Udah dulu yah bro!  Udah mau nyampe!” Adrian menutup teleponnya.

“Kaya, abis ini ke arah mana lagi?” tanyanya datar.

“Ke situ pak!” tunjuk Kaya ke arah kanan untuk memasuki perumahannya.

“Udah pak, ini rumah saya!” tunjuknya rumah minimalis dengan dua tingkat. Adrian langsung memberhentikan mobilnya.

Kaya keluar dari mobil Adrian dan menunduk sedikit untuk melihat Adrian. “Makasih yah pak atas tumpanganya. Bapak hati-hati yah di jalan!” senyumnya manis.

Adrian hanya mengangguk dan memutarkan mobilnya untuk keluar dari perumahan Kaya.

“Dasar aneh!” desisnya melihat mobil Adrian dari belakang, lalu masuk ke rumah dengan sebal.

Flash back berakhir...

“........”

“Lah lagian udah tau ada cewek cantik kayak aku. Bilang gek, sama temannya, udah yah bro aku enggak enak sama sebelah aku atau apa kek?!” gerutu Kaya.

“........”

“Iya juga sih Lit,” setuju Kaya.

“Ahh, sekarang aku biarin dia menganggap aku enggak penting. Entar kalo udah satu bulan lewat, aku akan penting buat dia.” Ucapnya percaya diri sambil tertawa.

“........”

 “Yaelah Lit, enggak usah begitu juga kali.”

“........”

“Iya sih, tapi kemajuanya tak seindah yang aku bayangkan. Yasudahlah, akuakan menunggu strategi untuk menembaki dia.”

“........”

“Iya dia akan mati dalam pelukan cintaku.” Tawa Kaya yang membuat Lita pun tertawa juga.

****

Lita duduk di meja kantornya sambil berkutat dengan komputer, lalu melihat ponsel di mejanya berdering dan mengangkatnya.

“Halo Kay?”

“.......”

“Kenapa emangnya Kay?” tanya Lita sambil bersandar di kursi kebesarannya.

“.......”

“Lah bagus dong?!”

“.......”

“Nyuekin gimana maksudnya?”

“.......”

Lita yang mendengar kronologi ceritanya sudah tertawa terbahak-bahak. Di kira karena apa Kaya bete ternyata hanya karena masalah dicuekin oleh CEO-nya itu.

“Aku kira apa? Jadi cuman karena dicuekin doang toh?”

“.......”

“Yah mungkin, karena kamu enggak penting kali Kay?”

“.......”

“Iya deh, apasih yang enggak buat seorang Kaya?!” olok Lita terkekeh.

“.......”

“Yaudah sih Kay! Ini juga baru dua hari, udah bagus ada kemajuan diantar pulang sama dia dari pada enggak?”

"....."

“Mati dong,” canda Lita.

“.......”

Kaya terus mengoceh hingga Lita yang mendengarnya cukup pusing dan tersenyum senang melihat sahabatnya. Dulu saat kelas tiga SMA Kaya seperti menutup diri kepada yang lain dan hanya pada dirinya dia bercerita karena masalah keluarganya yang bangkrut.

Lita pernah mengajak Kaya untuk bekerja di perusahaannya, namun sahabatnya itu selalu menolak dengan alasan dia ingin masuk ke perusahaan yang dia impikan karena ada tujuannya ke sana.

Lita sempat menanyakan perusahaan apa, namun Kaya belum mau menceritakan dan rahasia. Bahkan sekarang dia penasaran perusahaan apa yang Kaya impikan.

Aku jadi penasaran CEO tampanmu Kay dan perusahaan yang sekarang kau bekerja, batin Lita sambil mendengar cerita dari Kaya di telepon.

~

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Felicia

Felicia

Sudah ku Boom Like ceritamu Thor mohon balasannya yah thor singgah ke Ceritaku yang judulnya

🥰🥰🥰 Sad Marriage

🌺🌺🌺 My Poor Mama

2020-11-18

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

permisii..

cinta pak bos hadir lagi nih.. 😊

semangat ya kakk💪

2020-11-07

1

Baranzha_Putri

Baranzha_Putri

semangat kak aku udah bom like jangan lupa mampir dikaryaku 😉

2020-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Taruhan
3 Hari Pertama
4 Pulang Bersama
5 Sebulan Bekerja
6 Pulang Bersama Lagi
7 Nusa mengerjai Adrian
8 Meeting dengan Klien
9 Traktiran Tak Sesuai Harapan
10 Mabuk
11 Muntah
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 Adrian Mabuk
17 Siapa sih tu Ta?
18 Kalung Misterius
19 Hari Valentine
20 Gay?
21 Bab 21 ~ Kalah Taruhan
22 Bab 22 ~ Mengintai Dua Pria
23 Bab 23 ~ Bertemu dengan Michael
24 Bab 24 ~ Adrian Mantan Lita
25 Bab 25 ~ Alasan Putus?
26 Bab 26 ~ Jessica Tunangan Adrian.
27 Bab 27 ~ Adrian Perhatian Kepada Kaya.
28 Bab 28 ~ Jenguk Nusa
29 Bab 29 ~ Sudah Sehat
30 Bab 30 ~ Pertemuan Lita dengan Adrian
31 Bab 31 ~ Perasaan yang berbeda
32 Bab 32 ~ Mendapatkan Dua Makanan
33 Episode 33 ~ Ada Apa dengan Nusa?
34 Bab 34 ~ Kamu Kenapa Nus?
35 Bab 35 ~ Mengakui Perasaan dalam hati.
36 Bab 36 ~ Kaya berdebat dengan Lita
37 Bab 37 ~ Nusa tidak suka Kaya.
38 Bab 38 ~ Dinner Bersama Adrian.
39 Bab 39 ~ Adrian Menyatakan Cinta
40 Bab 40 ~ Kaya mengundurkan diri
41 Bab 41 ~ Ayah Nusa Sakit
42 Bab 42 ~ My Taget is Ceo
43 Bab 43 ~ Kehilangan Semuanya
44 Episode 45
45 Episode 46
46 Episode 47
47 Episode 48
48 Bab 44 ~ Bertemu Ayah Lita
49 Bab 45 ~ Rumah Baru
50 Bab 46 ~ Sambutan Perpisahan
51 Bab 47 ~ Nusa Resign Juga?
52 Bab 48 ~ Kaya Menampar Nusa
53 Bab 49 ~ Nusa anak dari Tama.
54 Bab 50 ~ Musuhku adalah Cintaku
55 Bab 51 ~ Bertemu Sebagai Musuh
56 Bab 52 ~ Kisah Boni
57 Bab 53 ~ Rival
58 Bab 54 ~ Sekertaris Baru dan Cewek Gila
59 Bab 55 ~ Apakah aku salah membalaskan dendamku?
60 Bab 56 ~ Alasan Dendam Nusa.
61 Bab 57 ~ Adrian dan Lita Makan Malam Bersama.
62 Bab 58 ~ Buat Apa Aku Cinta dari Anak Seorang Penjahat?
63 Bab 59 ~ Sejak Kapan?
64 Bab 60 ~ Sejak Kapan?
65 Bab 61 ~ Ciuman Tidak Berarti.
66 Bab 62 ~ Adrian Masih Menyukai Kaya.
67 Bab 63 ~ Tamu Tak Terduga.
68 Bab 64 ~ Pelakor
69 Bab 65 ~ Bertemu Michael di Perusahaan Tama.
70 Bab 66 ~ Kaya Muntah
71 Bab 67 ~ Ciuman Kedua, Apakah Ada Artinya?
72 Bab 68 ~ Kaya Berteman dengan Adrian
73 Bab 69 ~ Nusa Meluakai Dirinya Sendiri
74 Bab 70 ~ Kaya mengobati Luka Nusa
75 Bab 71 ~ Mila dan Jessica Berebutan
76 Bab 72 ~ Pemilihan CEO diundur
77 Bab 73 ~ Calon Tunangan
78 Bab 74 ~ Bertemu Lita.
79 Bab 75 ~ TOD
80 Bab 76 ~ Mencium Adrian!
81 Bab 77 ~ Pelacur.
82 Bab 78 ~ Dasar Pelacur!
83 Bab 79 ~ Kenapa Aku Harus Ucapkan Itu?
84 Bab 80 ~ Gosip Tentang Kaya.
85 Bab 81 ~ Nusa Menjenguk Kaya
86 Bab 82 ~ Ciuman Berdarah.
87 Bab 83 ~ Erlangga Melihat Nusa
88 Bab 84 ~ Terbongkar Semuanya
89 Bab 85 ~ Akan Ku Tunjukan Seperti Apa Pelacur!
90 Bab 86 ~ Maafkan Aku
91 Bab 87 ~ Ciuman Panas
92 Bab 88 ~ Passwordnya Apa?
93 Bab 89 ~ Kangen Masakanmu
94 Bab 90 ~ Tangan Kaya Tidak Sakit Lagi.
95 Bab 91 ~ Ayah Michael adalah Boni
96 Bab 92 ~ Kebenaran Tentang Boni
97 Bab 93 ~ Apa Maumu Nusa?
98 Bab 94 ~ Michael sudah tahu semuanya
99 Bab 95 ~ Nusa Cemburu
100 Bab 96 ~ Kaya dan Lita mabuk.
101 Bab 97 ~ Kaya Muntah
102 Bab 98 ~ Hubungan Terlarang
103 Bab 99 ~ Kau harus tanggung jawab!
104 Bab 100 ~ Mengahadiri Reuni SMP.
105 Bab 101 ~ Nusa Datang ke Acara Reuni SMP Kaya
106 Bab 102 ~ Nusa Cemburu
107 Bab 103 ~ I Love You
108 Bab 104 ~ Ingatan Masa Kecil
109 Bab 105 ~ Apa Rencanamu Sebenarny Nus?
110 Bab 106 ~ Aku Sangat Mencintaimu
111 Bab 107 ~ AKU MENCINTAIMU
112 Bab 108 ~ Penolakan Cinta
113 Bab 109 ~ Kecemburuan Berujung Kejahilan Nusa
114 Bab 110 ~ Bagus Bukan Hasil Karyaku?
115 Bab 111 ~ Wild
116 Bab 112 ~ Lita Mabuk
117 Bab 113 ~ Michael & Lita
118 Bab 114 ~ Lita & Michael Berciuman
119 Bab 115 ~ Ke Bali
120 Bab 116 ~ Ada Adrian di Bali
121 Bab 117 ~ Kisah Hotel Tama
122 Bab 118 ~ Meeting
123 Bab 119 ~ Saran Mila
124 Bab 120 ~ Keong Mas
125 Bab 121 ~ Aku Cemburu Kaya
126 Bab 122 ~ Kamu adalah Wanitaku
127 Bab 123 ~ Cemburu
128 Bab 124 ~ Jangan Cemburu!
129 Bab 125 ~ Ulang Tahun Nusa
130 Bab 126 ~ Terlambat
131 Bab 127 ~ Pengakuan
132 Bab 128: Apakah Boleh?
133 Bab 129 ~ Cinta Pertama
134 Bab 130 ~ Kisah Awal di Mulai
135 Bab 131 ~ Kesalah Pahaman
136 Bab 132 ~ Di ancam!
137 Bab 133 ~ Keguguran
138 Bab 134 ~ Wijaya dan Kasih menikah
139 Bab 135 ~ Membantu Wijaya
140 Bab 136 ~ Alasan Wijaya dendam
141 Bab 137 ~ Pengumuman menjadi CEO
142 Bab 138 ~ Merayakan Kemenangan Kaya.
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Perkenalan
2
Taruhan
3
Hari Pertama
4
Pulang Bersama
5
Sebulan Bekerja
6
Pulang Bersama Lagi
7
Nusa mengerjai Adrian
8
Meeting dengan Klien
9
Traktiran Tak Sesuai Harapan
10
Mabuk
11
Muntah
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
Adrian Mabuk
17
Siapa sih tu Ta?
18
Kalung Misterius
19
Hari Valentine
20
Gay?
21
Bab 21 ~ Kalah Taruhan
22
Bab 22 ~ Mengintai Dua Pria
23
Bab 23 ~ Bertemu dengan Michael
24
Bab 24 ~ Adrian Mantan Lita
25
Bab 25 ~ Alasan Putus?
26
Bab 26 ~ Jessica Tunangan Adrian.
27
Bab 27 ~ Adrian Perhatian Kepada Kaya.
28
Bab 28 ~ Jenguk Nusa
29
Bab 29 ~ Sudah Sehat
30
Bab 30 ~ Pertemuan Lita dengan Adrian
31
Bab 31 ~ Perasaan yang berbeda
32
Bab 32 ~ Mendapatkan Dua Makanan
33
Episode 33 ~ Ada Apa dengan Nusa?
34
Bab 34 ~ Kamu Kenapa Nus?
35
Bab 35 ~ Mengakui Perasaan dalam hati.
36
Bab 36 ~ Kaya berdebat dengan Lita
37
Bab 37 ~ Nusa tidak suka Kaya.
38
Bab 38 ~ Dinner Bersama Adrian.
39
Bab 39 ~ Adrian Menyatakan Cinta
40
Bab 40 ~ Kaya mengundurkan diri
41
Bab 41 ~ Ayah Nusa Sakit
42
Bab 42 ~ My Taget is Ceo
43
Bab 43 ~ Kehilangan Semuanya
44
Episode 45
45
Episode 46
46
Episode 47
47
Episode 48
48
Bab 44 ~ Bertemu Ayah Lita
49
Bab 45 ~ Rumah Baru
50
Bab 46 ~ Sambutan Perpisahan
51
Bab 47 ~ Nusa Resign Juga?
52
Bab 48 ~ Kaya Menampar Nusa
53
Bab 49 ~ Nusa anak dari Tama.
54
Bab 50 ~ Musuhku adalah Cintaku
55
Bab 51 ~ Bertemu Sebagai Musuh
56
Bab 52 ~ Kisah Boni
57
Bab 53 ~ Rival
58
Bab 54 ~ Sekertaris Baru dan Cewek Gila
59
Bab 55 ~ Apakah aku salah membalaskan dendamku?
60
Bab 56 ~ Alasan Dendam Nusa.
61
Bab 57 ~ Adrian dan Lita Makan Malam Bersama.
62
Bab 58 ~ Buat Apa Aku Cinta dari Anak Seorang Penjahat?
63
Bab 59 ~ Sejak Kapan?
64
Bab 60 ~ Sejak Kapan?
65
Bab 61 ~ Ciuman Tidak Berarti.
66
Bab 62 ~ Adrian Masih Menyukai Kaya.
67
Bab 63 ~ Tamu Tak Terduga.
68
Bab 64 ~ Pelakor
69
Bab 65 ~ Bertemu Michael di Perusahaan Tama.
70
Bab 66 ~ Kaya Muntah
71
Bab 67 ~ Ciuman Kedua, Apakah Ada Artinya?
72
Bab 68 ~ Kaya Berteman dengan Adrian
73
Bab 69 ~ Nusa Meluakai Dirinya Sendiri
74
Bab 70 ~ Kaya mengobati Luka Nusa
75
Bab 71 ~ Mila dan Jessica Berebutan
76
Bab 72 ~ Pemilihan CEO diundur
77
Bab 73 ~ Calon Tunangan
78
Bab 74 ~ Bertemu Lita.
79
Bab 75 ~ TOD
80
Bab 76 ~ Mencium Adrian!
81
Bab 77 ~ Pelacur.
82
Bab 78 ~ Dasar Pelacur!
83
Bab 79 ~ Kenapa Aku Harus Ucapkan Itu?
84
Bab 80 ~ Gosip Tentang Kaya.
85
Bab 81 ~ Nusa Menjenguk Kaya
86
Bab 82 ~ Ciuman Berdarah.
87
Bab 83 ~ Erlangga Melihat Nusa
88
Bab 84 ~ Terbongkar Semuanya
89
Bab 85 ~ Akan Ku Tunjukan Seperti Apa Pelacur!
90
Bab 86 ~ Maafkan Aku
91
Bab 87 ~ Ciuman Panas
92
Bab 88 ~ Passwordnya Apa?
93
Bab 89 ~ Kangen Masakanmu
94
Bab 90 ~ Tangan Kaya Tidak Sakit Lagi.
95
Bab 91 ~ Ayah Michael adalah Boni
96
Bab 92 ~ Kebenaran Tentang Boni
97
Bab 93 ~ Apa Maumu Nusa?
98
Bab 94 ~ Michael sudah tahu semuanya
99
Bab 95 ~ Nusa Cemburu
100
Bab 96 ~ Kaya dan Lita mabuk.
101
Bab 97 ~ Kaya Muntah
102
Bab 98 ~ Hubungan Terlarang
103
Bab 99 ~ Kau harus tanggung jawab!
104
Bab 100 ~ Mengahadiri Reuni SMP.
105
Bab 101 ~ Nusa Datang ke Acara Reuni SMP Kaya
106
Bab 102 ~ Nusa Cemburu
107
Bab 103 ~ I Love You
108
Bab 104 ~ Ingatan Masa Kecil
109
Bab 105 ~ Apa Rencanamu Sebenarny Nus?
110
Bab 106 ~ Aku Sangat Mencintaimu
111
Bab 107 ~ AKU MENCINTAIMU
112
Bab 108 ~ Penolakan Cinta
113
Bab 109 ~ Kecemburuan Berujung Kejahilan Nusa
114
Bab 110 ~ Bagus Bukan Hasil Karyaku?
115
Bab 111 ~ Wild
116
Bab 112 ~ Lita Mabuk
117
Bab 113 ~ Michael & Lita
118
Bab 114 ~ Lita & Michael Berciuman
119
Bab 115 ~ Ke Bali
120
Bab 116 ~ Ada Adrian di Bali
121
Bab 117 ~ Kisah Hotel Tama
122
Bab 118 ~ Meeting
123
Bab 119 ~ Saran Mila
124
Bab 120 ~ Keong Mas
125
Bab 121 ~ Aku Cemburu Kaya
126
Bab 122 ~ Kamu adalah Wanitaku
127
Bab 123 ~ Cemburu
128
Bab 124 ~ Jangan Cemburu!
129
Bab 125 ~ Ulang Tahun Nusa
130
Bab 126 ~ Terlambat
131
Bab 127 ~ Pengakuan
132
Bab 128: Apakah Boleh?
133
Bab 129 ~ Cinta Pertama
134
Bab 130 ~ Kisah Awal di Mulai
135
Bab 131 ~ Kesalah Pahaman
136
Bab 132 ~ Di ancam!
137
Bab 133 ~ Keguguran
138
Bab 134 ~ Wijaya dan Kasih menikah
139
Bab 135 ~ Membantu Wijaya
140
Bab 136 ~ Alasan Wijaya dendam
141
Bab 137 ~ Pengumuman menjadi CEO
142
Bab 138 ~ Merayakan Kemenangan Kaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!