Di rumah Kaya.
Kaya yang baru saja selesai mandi berjalan menuju kasur dan duduk sambil mengambil ponselnya yang terletak di kasur. Lalu ia menelepon sahabtnya yang bernama Lita.
“Halo Lit,” sapa Kaya di telepon.
“.....”
“Kamu tahu enggak Lit? Aku di terima di perusahaan yang aku mau.” ucapnya antusias.
“......”
“Makasih Lit,”
“......”
“Aku bertemu pemiliknya Lit, dia tampan dan mempesona membuatku tertarik.” Tawa Kaya.
“......”
“Kamu harus lihat dia setampan apa Lit? Pasti kamu mimisan lihatnya!” canda Kaya tertawa geli membayangkan Lita mimisan.
“......”
“Iya kamu harus lihat Lit, ada juga sih yang tampan Lit. Tapi akhlaknya minus menurutku!” ucapan Kaya membuat Lita tertawa di balik ponsel tersebut.
“.....”
“iya juga yah,” gumam Kaya mengingatnya. “Tapi ini benar minus! Masa dia memainkan matanya padaku dan menanyakanku sudah punya pacar. Kan stress Lit? Baru ketemu udah menanyakan itu?!”
“.....”
“Huh enak aja! Ogah banget aku berjodoh dengannya!” sebal Kaya.
“.......”
“Lupakan itu! Aku tak tertarik dengannya, justru aku tertarik dengan CEO tampan itu!”
“......”
“Iyalah, kita harus ada motivasi untuk kerja.”
“......”
“Tapi, kayaknya dia susah deh didapatin.”
“.......”
“Yah enggak juga kali Lit, kamu bisa aja.” Tawa Kaya.
“.......”
“Yah, tapi enggak semuanya Lit. Kamu tahu Michael kan? Dia selalu cuek sama aku, enggak pernah mau lihat aku kalau jalan berpapasan. Padahal aku udah cantik dan sengaja meliriknya.”
“......”
“Iya,”
“......”
“Ngaco kamu Lit? Masa dia suka sama cowok?” tawa Kaya.
“.......”
“Iya juga sih, mungkin aja ada cewek yang dia suka kali Lit, makanya dia cuekin aku melulu.”
“.....”
“Yasudahlah, lagi pula udah masa lalu.”
“......”
“Yah.., aku mau jadiin dia targetku Lit!”
“.......”
“Mari kita bertaruh Lit seperti dulu?”
“.....”
“Serius.”
“......”
“Kalau aku kalah aku akan jadi babu kamu setiap sabtu dan minggu dalam sebulan, tapi kalau kamu kalah kamu yang jadi babu aku. Gimana Lit?” tantang Kaya
“.......”
Flash back SMA.
Kaya dan Lita duduk dipinggir lapangan sambil memperhatikan seorang pria yang sedang bermain basket dengan keringat membanjiri wajahnya. Pria itu terlihat tampan dan sexy di mata mereka.
“Lit, aku mau bertaruh sama kamu? Aku bakal dapetin Michael dalam waktu 1 Bulan?” tantang Kaya.
“Serius kamu bisa Kay? Aku tahu sih kamu cantik, tapi kan kamu tahu sendiri dia itu gimana? Cuek dan pendiam orangnya, bahkan selalu menyendiri.”
“Aku serius!”
“Okelah, kalau kamu serius. Kalau aku menang kamu harus mengembalikan mobil aku yang pernah aku kasih?”
“Oke,” setuju Kaya. “Tapi kalau aku menang kamu harus kasih aku mobil terbaru kamu Lita!” senyum Kaya
membuat Lita mendengus.
Beberapa Bulan lalu ia memberikan mobil kepada Kaya karena kalah taruhan. Beruntung ayahnya dapat dibohongi dengan alasan Kaya ulang tahun dan akan memberikan mobilnya, walau ayahya memberi saran untuk membelikan Kaya mobil baru dengan uang ayahnya.
Hei! Tapi dirinya tidak terima. Enak saja Kaya mendapatkan mobil baru hanya karena taruhan. Namun Lita yakin, kali ini Kaya kalah dengan taruhannya mengingat sikap Michael yang begitu cuek dan pendiam.
“Oke,” setuju Lita. Mereka saling berjabat tangan dan tersenyum.
~
Setelah sebulan berlalu Lita menunggu Kaya di parkiran mobil. Ia bersandar di kap mobil sambil tersenyum sumringah. Mengingat Kaya kalah taruhan dengannya, karena tak ada kemajuan darinya.
Melihat Kaya yang berjalan menuju kemari, ia berdiri dengan sigap dengan perasaan bahagia.
“Mana kunci mobilnya Kay?” Lita meminta dengan tangan mengadah.
“Nih!” kasihnya dengan tak rela.
“Kay, enggak usah sedih gitu dong. Michael, udah kamu enggak usah ambil pusing. Mungkin dia gay kali?!” tawa Lita sambil merangkul pundak Kaya.
“Iya kali Lit,” ucapnya melas.
“Makasih yah Kay, kamu balikin mobil aku yang pernah aku kasih.” Tawanya bahagia.
“Iya, mungkin bukan rejeki.”
“Senyum dong!” goda Lita sambil memainkan alisnya.
“Iya aku senyum nih,” senyum Kaya.
“Nah gitu dong!”
“Iya,” senyumnya. “Yuk ke kantin!” ajak Kaya.
“Ayuk!” ucap Lita. Mereka pun berjalan bersama menuju Kantin.
~
Kaya berteman dengan Lita semenjak Sekolah Menengah Pertama sampai sekarang. Mereka sekolah tidak pernah terpisah sampai Kuliah hanya saja jurusan mereka berbeda.
Kaya dan Lita adalah seorang wanita populer di masa mereka, sangat terkenal dengan kecantikan dan kepintaran. Mereka memang selalu membuat taruhan untuk mendapatkan seorang pria yang menurut mereka susah di dapatkan. Yah.., jiwa mereka adalah jiwa play girl.
Banyak teman wanita semasanya iri dan juga suka mengguncingkan mereka, tapi mereka tidak peduli. Selama mereka bisa bersenang-senang, mereka tidak peduli dengan yang lain.
Namun semuanya berubah ketika kelas tiga SMA. Keluarga Kaya mengalami kebangkrutan karena ditipu rekan bisnis ayahnya sendiri. Kaya harus menjalani masa sulit, dimana ia harus mencari kerja untuk tambahan uang dan belajar dengan serius.
Kaya tak menjauhi Lita, namun membatasi dirinya untuk tidak bermain-main mengingat semuanya telah berubah. Lita yang paham mengerti semua itu dan selalu berdiri di sampingnya memberi semangat untuk sahabtnya.
~
Flash back berakhir….
“Iya sih, tapi kan itu waktu dulu. Aku mau coba lagi, udah lama aku enggak merasakan ini lagi Lit.” Tawa Kaya.
“........”
“Ah kamu lebay Lit,” tawanya.
“........”
“Aku mau satu bulan berlalu dulu, agar menampilakan diri yang elegan dihadapannya.”
“......”
“Kamu bisa aja Lit, muji aku tapi maksud kamu ngejek aku kan?”
“.......”
“Lah enggaklah?! Masa tiba-tiba aku deketin dia?! Yang ada entar, aku dianggap gampangan lagi.”
“.......”
“Sue,” ketusnya.
“........”
“Iya, aku tau bercanda.”
“........”
“Beri aku waktu dalam 3 Bulan,” jawabnya.
“.......”
“Iya aku siap-siap jadi babu kamu.” Ucapan Kaya membuat Lita semakin tertawa terbahak-bahak. Mereka pun berbincang sampai larut malam dan tak kenal waktu.
****
Lita sedang berada di balkon berdiri menikmati angin malam dan bintang yang berada di atas sambil berpegangan dengan trialis. Tiba-tiba suara ponselnya berbunyi di dalam kamar. Ia masuk ke kamar dan mengambil ponsel tersebut di atas meja.
“Kaya,” gumam Lita melihat nama di ponselnya.
“............”
“Halo Kay,” sapa balik Lita. Sudah lama rasanya Kaya dan Lita belum bertemu dalam satu tahun terakhir.
“............”
“Wah selamat yah Kay,” ucapnya tersenyum berjalan menuju balkon kembali.
“............”
“Lalu bagaimana?” tanya Lita.
“...........”
“Uhhhh...., setampan apa sih dia?! Sehingga membuat Kaya Aqila Naya Raya terpesona.” Goda Lita sambil tertawa.
“...........”
“Enak aja, emang aku cewek apaan setiap melihat cowok tampan selalu mimisan. Setampan apasih dia sampai kamu senang banget kayaknya Kay?”
“............”
“Hahah...., bukannya semua cowok yang kamu unjuk untuk taruhan adalah minus ahlak? Contohnya si Ruben yang ganteng ternyata takut petir saat hujan datang.” Tawa Lita mengingat semua kejadian tersebut.
“........”
Lita terkekeh mendengarnya. “Tapi kan kamu juga stress kalau dipikir-pikir Kay! Jadi cocoklah sama dia!” canda Lita.
“........”
“Jangan berucap seperti itu Kay, nanti cinta lagi?!” goda Lita.
“........”
“Kamu memang selalu gitu Kaya mencari kesenangan!”
“........”
“Terus gimana, kamu mau jadiin dia pacar kamu Kay?”
“.......”
“Apasih yang enggak bisa kamu dapatkan secarakan kamu selalu dibilang RATU KECANTIKAN di sekolah.”
“.......”
“Yah tapi kan kamu cantik, pintar lagi, pria mana yang menolak kamu Kay?” olok Lita.
“..........”
“Michael cowok perfect yang cuek itu?”
“........”
“Mungkin dia gay kali Kay,” jawab Lita membuat Kaya tertawa lucu.
“.........”
“Lah buktinya kenapa dia enggak suka kamu? Semua pria seantero tau kamu primadona SMA. Aku kalau jadi Michael sudah pasti mendekatkan diri kepada kamu Kay.”
“.........”
“Terus gimana sama CEO tampan itu?”
“........”
“Maksudnya target seperti waktu kita SMA?”
“.........”
“Kamu serius Kay?”
“.......”
“Sudah lama sih kita tidak melakukan itu, terakhir hanya kelas dua SMA. Jadi apa taruhannya kali ini Kayaku?”
“..........”
“Tapi kamu yakin Kay? Kamu tahu kan dulu kamu pernah kalah? Sepertinya CEO kamu tipikalnya kayak Michael yang cuek?”
“..........”
“Iya deh yang dibilang Ratu Kecantikan.”
“...........”
“Jadi kamu mau bertaruh berapa bulan Kay?”
“...............”
“Bukannya kamu sudah elegan Kay?”
“..............”
“Enggak kelamaan satu bulan berlalu dulu?”
“...........”
“Bukannya iya kamu gampangan?” canda Lita.
“...........”
“Aku hanya bercanda Kayaku?”
“...........”
“Lalu berapa bulan jadinya?”
“...........”
“Baik aku setuju, jika kamu kalah Kay, maka siap-siap.” Ucapan Lita di potong Kaya.
“..........”
~
Lita Marlina adalah sahabat Kaya dari SMP. Mereka berteman cukup lama hingga kuliah. Lita merupakan orang yang pengertian dan sangat peka terhadap Kaya, walau Kaya tak pernah mengungkapkan kesulitannya dalam hidup.
Lita tahu saat kelas tiga SMA Kaya berubah sedikit, ia terlihat lebih serius dalam segala hal dan tak pernah membuang waktu, membuat Lita khawatir. Namun, ia hanya bisa memberi semangat walau Kaya tak pernah menceritakan masalahnya.
Pertemanan mereka cukup unik. Mereka sering rival hanya untuk mendapatkan cowok. Walau mereka terkenal primadona kadang mereka minus dalam ahlak. Yah begitulah pertemanan mereka.
~
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
hiatus
lanjutkan berkarya thor hehe..
mampir dan dukung karyaku juga yaa Thor, judulnya 'What Happens When You Die'hehe
saling dukung yaa Thor
2021-08-24
0
mutoharoh
Halo Lita dapat Salam dari Adel.....
mampir juga yah Ke karyaku kak author
2021-06-30
0
BELVA
aku bawa rate 5 n like 3
mampir kembali di audioku ya ka
# terpaksa menikah dengan tuan muda sombong
# gadis desa
mkash ya ka 🙋
2020-12-19
1