Hari Pertama

Kaya sudah datang pagi-pagi ke kantor, ia duduk di sofa tak jauh dengan meja resepsionis. Ia menunggu resepsionis itu datang karena dirinya belum tahu dimana tempat duduknya.

Apa aku yang datang kepagian? Apa memang karyawan di sini datang kesiangan? Pikir Kaya melihat hanya beberapa yang datang seperti satpam,OB, dan beberapa staff.

Setelah setengah jam menunggu, seorang wanita cantik datang duduk di depan meja resepsionis sambil menaruh tasnya. Ia melihat ke arah Kaya.

“Maaf, ibu Kaya yah?” tanya

resepsinis tersebut berdiri di depan Kaya.

 “Iya,” senyum Kayasambil berdiri.

“Udah dari tadi bu di sini?” sambil menunjuk dengan jari tulunjuk ke bawah.

“Iya,” senyumnya.

“Datang jam berapa emang?”

“Datang jam delapan kurang lima belas menit.”

“Oh gitu, maaf yah bu mungkin ibu harus menunggu lagi, soalnya kita masuk jam 09.00.”

Mendengar perkataan resepsionis tersebut membuat Kaya langsung berpikir. Pantasan saja sepi, orang bukanya jam 09.00, terus maksud si Adrian apa suruh datang jam 08.00?

“Ohh gitu yah? Soalnya pak Adrian suruh saya datang jam 8 pagi.” Kaya rasanya ingin mengucek Adrian saat ini, dipikir enak menunggu.

“Pak Adrian emang begitu bu, takut karyawannya telat. Jadi maklumin aja yah bu?!” ucapnya untuk membuat Kaya tidak marah akan hal itu karena di sini sudah biasa seperti itu.

“Oh gitu yah?” nyengir Kaya.

Huft! Hari pertama saja sudah bikin kesal!

“Oh yah, kenalin bu nama saya Liana atau bisa di panggil Lia.”Sambil berjabat tangan dengan Kaya.

“Kaya,” balasnya.

“Ibu cantik yah? Apa sih rahasianya?”

“Ibu Lia bisa saja, ibu juga cantik kok?” balas Kaya memuji.

“Tapi cantiknya ibu sempurna banget, saya jadi insecure. Pantasan pak Nusa bilang kalau ada ibu Kaya datang tolong buat dia nyaman.”

“Makasih, tapi emang pak Nusa bicara seperti itu?” tanya Kaya seakan tak percaya.

 “Iya bu.”

“Ibu harus hati-hati sama pak Nusa selain dia tampan dia terkenal playboy di sini! Tapi kalau sama pak Adrian enggak papa bu cuman sih bapak cuek kayak bebek.” Ucap Liana pelan.

Kenapa jadi bergosip nih ceritanya? Pikir Kaya yang hanya mengangguk tersenyum.

Lagi pula siapa juga yang mau sama Nusa, tambah Kaya dalam pikirannya.

“Bu saya ke toilet dulu yah! Saya mau dandan yang cantik biar pak Nusa dan pak Adrian klepek-klepek?!” ucapnya frontal membuat Kaya melongo.

“Iya bu,” gumam Kaya.

“Tadi perasaan jelekin Nusa, terus dirinya bilang hati-hati sama pak Nusa selain dia tampan, dia terkenal playboy. Tapi tadi bilang mau dandan biar Nusa sama Adrian klepek-klepek. Dasar perempuan! Eh, tapi aku juga kan perempuan.” Cibirnya menunjuk diri sendiri.

“Ah bodo amat, ngapain aku jadi julid.” Ucapnya duduk kembali di sofa empuk tersebut.

Waktu berlalu dengan cepat, jam menunjukkan pukul 09.00, yang ditunggu Kaya akhirnya datang. Ia tersenyum melihat Adrian berjalan, tapi senyumnya langsung luntur saat Adrian langsung masuk ke dalam ruangan besar itu tanpa menoleh dirinya.

Hal tersebut membuat Kaya dongkol, ia sudah satu jam menunggu di sini, tapi Adrian tampak seperti pria angkuh yang tak menyapa dirinya atau memintanya masuk.

Apakah sikap semua bos seperti itu? Tapi di kantor lamanya, justru bosnya selalu senyum terhadapnya walau dia anak baru.

Liana kembali dari toilet dan duduk di meja resepsionis. Ia berkutat dengan komputer yang berada di depannya. Semua pegawai masuk satu persatu dan sebagian menyapa Kaya dengan senyum, lalu di balas juga dengan

senyum.

Kaya terus melirik semua yang datang dengan senyum, sehingga matanya melihat Nusa yang sudah berdiri di depan meja resepsionis. Ia tersenyum senang penderitaan menunggu di sofa akhirnya kelar.

“Kay!” panggil Nusa yang menyuruh untuk mengahampirinya di meja resepsionis.

“Iya pak.” Kaya menghampiri Nusa.

“Kamu ikut saya yuk!” ajaknya.

“Oh iya? Lia tolong bilang ke pak Adrian saya memperkenalkan Kaya dulu yah!”

“Baik pak,” senyumnya.

Nusa menggenggam tangan Kaya, reflek Kaya berhenti dan Nusa berbalik menatap Kaya berhenti dengan bingung. Kaya mengkode dengan matanya untuk melihat tangan Nusa yang menggenggam tangannya,

“Eh iya, maaf Kay.” Nusa melepas tangan Kaya sambil menyengir.

Kaya bukannya menolak, tapi dia masih baru dan ini kantor bukan Mall yang bisa seenaknya menggenggam tangan. Nanti dia dianggap ada hubungan spesial oleh Nusa padahal dirinya baru kenal kemarin.

Nusa dan Kaya sudah berdiri di depan pegawai yang duduk menghadap mereka dengan belakang mereka pintu ruangan.

“Perhatian semuanya!” teriak Nusa melirik semua pegawai.

“Saya ingin memperkenalkan Manager baru di team Accounting dan sekaligus asisten pak Adrian di sini. Kaya silahkan perkenalkan dirimu!”

“Makasih pak.” Kaya melirik semuanya dengan tersenyum.

“Perkenalkan nama saya Kaya Aqila Naya Raya. Kalian bisa memanggil saya Kaya. Terimakasih.”

Semua pegawai di sana maupun perempuan dan lelaki mengaggumi kecantikan Kaya. Mereka sampai berbisik setelah mendengar namanya.

“Oh namanya ibu Kaya.”

“Dia atasan ternyata.”

“Masih muda udah jadi atasan malah cantik lagi.”

“Mau dong jadi pacarnya.”

“Kalian ada pertanyaan enggak buat ibu Kaya?” tanya Nusa.

“Ibu Kaya nomor WA-nya berapa yah?” tanya salah satu karyawan tersebut dan ada yang bilang juga.

“Ibu punya pacar enggak?” tanyanya.

Huhhh!

Semua karyawan di sana langsung berteriak mendengar perkataan salah satu dari mereka.

“Kalian jangan coba-coba deketin dia yah! Dia punya saya soalnya!” canda Nusa dengan menunjuk semua karyawan di sana.

Ini orang kepedean banget aku mau sama dia! Kaya melirik Nusa dengan tatapan tak suka.

“Huuh! Bapak bisa aja!”sorak semuanya.

“Udah-udah kalian kembali bekerja!” perintahnya sambil tertawa.

Nusa dan Kaya berjalan menuju tiga ruangan yang pintunya berkaca. “Kay, ini ruangan kamu yah! Samping ruangan Adrian!” tunjuknya. Jadi ruangan Adrian di tengah-tengah ruangan Nusa dan Kaya.

“Baik pak,” senyumnya.

“Terus kamu ke Adrian dulu yah! Soalnya ada yang ingin di bicarakan sama kamu!” suruhnya.

“Baik pak Nusa” angguknya dengan sopan.

“Jangan panggil saya pak dong! Masa lupa? Nusa yah!” bisiknya. Kaya tersenyum mengangguk lalu melangkah ke ruangan Adrian.

“Misi pak,” ketok Kaya.

“Masuk!” teriaknya dari dalam.

Kaya membuka pintunya dan berdiri di depan meja Adrian. “Kata pak Nusa, bapak memanggil saya?” tanyanya.

“Iya, silahkan duduk!” perintahnya dan Kaya duduk di depan meja Adrian.

“Ini rincian tugas kamu!” Adrian memberikan beberapa kertas. Kaya menerimanya dan mulai membacanya sedikit demi sedikit.

“Kay, saya mau kamu cepat belajar dan jika saya panggil kamu langsung ke sini!” tegasnya.

“Baik pak.”

“Satu lagi, saya enggak mau kamu mengganggu privasi saya seperti jika saya mau makan dimana atau hari libur saya ada atau tidak, atau hal di luar kerjaan.”

Kepedean banget nih cowok? Emang dia pikir aku mau makan samanya?!

Tapi kalo aku enggak bisa makan sama dia? Kapan aku bisa deket sama dia?

“Baik pak,” senyumnya.

“Yaudah, kamu bisa keluar dan mulai bekerja!” perintah Adrian dengan muka datarnya.

“Baik pak, saya permisi!” Kaya tersenyum dan Adrian hanya mengangguk. Kaya keluar dari ruangan Adrian dan berdiri di depan pintunya.

“Gila emang tuh orang! Kagak bisa apa senyum dikit?! Bisanya cuman nyuruh melulu!” gerutu Kaya.

“Siapa Kay?” tanya Nusa berdiri di samping Kaya.

“Astaga!” Kaya cukup kaget dengan keberadaan pria satu ini yang selalu muncul di depan pintu. Kemarin dia juga begitu sekarang juga begitu.

Dia dengar enggak yah aku ngomong apa? batin Kaya cemas.

“Eh ada Nusa, enggak ada kok pak.” nyengir Kaya.

“Oh,” senyumnya.

“Yuk, aku temenin ke ruangan kamu!” Nusa menarik tangan Kaya dan membawanya

ke ruangan Kaya.

****

Di ruangan Kaya.

Nusa langsung mengakrabkan dirinya dengan bercerita di depan meja. Kaya hanya menanggapinya dengan senyum. Padahal dia keluar kuping kanan dan kuping kiri mendengar cerita Nusa. Nusa terus bercerita hingga akhirnya jam istirahat makan siang tiba.

Hadeh kapan nih kunyuk keluar dari ruangan aku? Kaya tersiksa mendengar celotehan pria satu ini.

Kaya terus tersenyum paksa, walau pikirannya rasanya ingin memusnahkan pria tampan satu ini. Matanya melirik jam di meja dan sudah pukul 12 siang, saatnya untuk istirahat. Tapi lihatlah pria tampan ini selalu berceloteh, apakah perutnya tidak lapar, pikir Kaya.

“Maaf Nusa, kayaknya sudah jam 12 siang nih.” Kaya tersenyum menyela ceritanya.

“Oh iya? Aku keasyikkan cerita sih sama kamu Kay. Yuk makan!” ajaknya berdiri dari kursi.

“Kemana Nusa?” tanyanya.

“Ayok kita makan bertiga sama Adrian!” ajaknya.

“Aku enggak enak,” tolaknya. “Kan aku masih baru, masa makan sama kalian?”

“Yaelah ngapain enggak enak? Kan, ada aku!” tunjuk dirinya sendiri. “Yaudah ayoklah!” paksanya.

Hadeh? Padahal baru aja sih Adrian bilang jangan ganggu privisi dia! Ini malah ngajakin makan?

“Ayoklah ikut!” Nusa menarik tangan Kaya.

“Nusa, oke Nusa. Saya ikut, enggak usah tarik tangan saya!”  Kaya tertarik berjalan keluar ruangan.

Beruntung semua karyawan sudah keluar makan jadi ruangan sudah sepi, kalau tidak melihat Nusa menggandeng tangannya akan timbul gosip yang tak enak.

“Okelah,” Nusa melepas tangan Kaya.

“Yuk Ad!” ajak Nusa membuka pintu Adrian.

“Iya,” Adrian keluar dan menghampiri Nusa.

“Kaya ikut kita makan?” tanya Adrian menunjuk Kaya di samping Nusa.

Tuh kan dia pasti tak suka aku ikut?! Buktinya bertanya saat ada orang di depannya.

“Iya, dia aku yang ajak Ad!” jawabnya senyam-senyun melihat Kaya.

Sementara Kaya merasa canggung dan mengusap lehernya sambil tersenyum melihat kelakuan Nusa.

“Oh yaudah deh. Ayok kita turun!” ajak Adrian.

“Yuk Kaya!” ajak Nusa dan Kaya hanya ikut membututi mereka.

****

 “Kaya, gimana hari pertama kerja di sini?” tanya Nusa mencairkan suasana yang krik sambil makan.

“Yah begitu deh pak,” senyumnya sambil makan.

“Kamu lucu amat jawabnya begitu doang,” tawa Nusa. Sementara Adrian hanya menikmati makanannya dengan  cool.

“Kalau kamu digalakkin Adrian, bilang saja sama saya yah?!” Adrian langsung melirik Nusa dengan tatapan sinis.

 “Apaan sih Nusa!” ketus Adrian.

“Bercanda kawan, baper amat sih.” Nyengir Nusa.

“Kamuyah sifatnya enggak pernah berubah.” Adrian geleng-geleng kepala.

“Yah.., kayak enggak tau aja bro,” nyengir Nusa.

Kaya hanya tersenyum melihat kelakuan mereka berdua.

~

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

lanjutttttt kak 😁

tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰

2021-09-22

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Mantan Terindah hadirr.
ditunggu feedback ny

2020-10-16

1

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

like lagi

2020-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Taruhan
3 Hari Pertama
4 Pulang Bersama
5 Sebulan Bekerja
6 Pulang Bersama Lagi
7 Nusa mengerjai Adrian
8 Meeting dengan Klien
9 Traktiran Tak Sesuai Harapan
10 Mabuk
11 Muntah
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 Adrian Mabuk
17 Siapa sih tu Ta?
18 Kalung Misterius
19 Hari Valentine
20 Gay?
21 Bab 21 ~ Kalah Taruhan
22 Bab 22 ~ Mengintai Dua Pria
23 Bab 23 ~ Bertemu dengan Michael
24 Bab 24 ~ Adrian Mantan Lita
25 Bab 25 ~ Alasan Putus?
26 Bab 26 ~ Jessica Tunangan Adrian.
27 Bab 27 ~ Adrian Perhatian Kepada Kaya.
28 Bab 28 ~ Jenguk Nusa
29 Bab 29 ~ Sudah Sehat
30 Bab 30 ~ Pertemuan Lita dengan Adrian
31 Bab 31 ~ Perasaan yang berbeda
32 Bab 32 ~ Mendapatkan Dua Makanan
33 Episode 33 ~ Ada Apa dengan Nusa?
34 Bab 34 ~ Kamu Kenapa Nus?
35 Bab 35 ~ Mengakui Perasaan dalam hati.
36 Bab 36 ~ Kaya berdebat dengan Lita
37 Bab 37 ~ Nusa tidak suka Kaya.
38 Bab 38 ~ Dinner Bersama Adrian.
39 Bab 39 ~ Adrian Menyatakan Cinta
40 Bab 40 ~ Kaya mengundurkan diri
41 Bab 41 ~ Ayah Nusa Sakit
42 Bab 42 ~ My Taget is Ceo
43 Bab 43 ~ Kehilangan Semuanya
44 Episode 45
45 Episode 46
46 Episode 47
47 Episode 48
48 Bab 44 ~ Bertemu Ayah Lita
49 Bab 45 ~ Rumah Baru
50 Bab 46 ~ Sambutan Perpisahan
51 Bab 47 ~ Nusa Resign Juga?
52 Bab 48 ~ Kaya Menampar Nusa
53 Bab 49 ~ Nusa anak dari Tama.
54 Bab 50 ~ Musuhku adalah Cintaku
55 Bab 51 ~ Bertemu Sebagai Musuh
56 Bab 52 ~ Kisah Boni
57 Bab 53 ~ Rival
58 Bab 54 ~ Sekertaris Baru dan Cewek Gila
59 Bab 55 ~ Apakah aku salah membalaskan dendamku?
60 Bab 56 ~ Alasan Dendam Nusa.
61 Bab 57 ~ Adrian dan Lita Makan Malam Bersama.
62 Bab 58 ~ Buat Apa Aku Cinta dari Anak Seorang Penjahat?
63 Bab 59 ~ Sejak Kapan?
64 Bab 60 ~ Sejak Kapan?
65 Bab 61 ~ Ciuman Tidak Berarti.
66 Bab 62 ~ Adrian Masih Menyukai Kaya.
67 Bab 63 ~ Tamu Tak Terduga.
68 Bab 64 ~ Pelakor
69 Bab 65 ~ Bertemu Michael di Perusahaan Tama.
70 Bab 66 ~ Kaya Muntah
71 Bab 67 ~ Ciuman Kedua, Apakah Ada Artinya?
72 Bab 68 ~ Kaya Berteman dengan Adrian
73 Bab 69 ~ Nusa Meluakai Dirinya Sendiri
74 Bab 70 ~ Kaya mengobati Luka Nusa
75 Bab 71 ~ Mila dan Jessica Berebutan
76 Bab 72 ~ Pemilihan CEO diundur
77 Bab 73 ~ Calon Tunangan
78 Bab 74 ~ Bertemu Lita.
79 Bab 75 ~ TOD
80 Bab 76 ~ Mencium Adrian!
81 Bab 77 ~ Pelacur.
82 Bab 78 ~ Dasar Pelacur!
83 Bab 79 ~ Kenapa Aku Harus Ucapkan Itu?
84 Bab 80 ~ Gosip Tentang Kaya.
85 Bab 81 ~ Nusa Menjenguk Kaya
86 Bab 82 ~ Ciuman Berdarah.
87 Bab 83 ~ Erlangga Melihat Nusa
88 Bab 84 ~ Terbongkar Semuanya
89 Bab 85 ~ Akan Ku Tunjukan Seperti Apa Pelacur!
90 Bab 86 ~ Maafkan Aku
91 Bab 87 ~ Ciuman Panas
92 Bab 88 ~ Passwordnya Apa?
93 Bab 89 ~ Kangen Masakanmu
94 Bab 90 ~ Tangan Kaya Tidak Sakit Lagi.
95 Bab 91 ~ Ayah Michael adalah Boni
96 Bab 92 ~ Kebenaran Tentang Boni
97 Bab 93 ~ Apa Maumu Nusa?
98 Bab 94 ~ Michael sudah tahu semuanya
99 Bab 95 ~ Nusa Cemburu
100 Bab 96 ~ Kaya dan Lita mabuk.
101 Bab 97 ~ Kaya Muntah
102 Bab 98 ~ Hubungan Terlarang
103 Bab 99 ~ Kau harus tanggung jawab!
104 Bab 100 ~ Mengahadiri Reuni SMP.
105 Bab 101 ~ Nusa Datang ke Acara Reuni SMP Kaya
106 Bab 102 ~ Nusa Cemburu
107 Bab 103 ~ I Love You
108 Bab 104 ~ Ingatan Masa Kecil
109 Bab 105 ~ Apa Rencanamu Sebenarny Nus?
110 Bab 106 ~ Aku Sangat Mencintaimu
111 Bab 107 ~ AKU MENCINTAIMU
112 Bab 108 ~ Penolakan Cinta
113 Bab 109 ~ Kecemburuan Berujung Kejahilan Nusa
114 Bab 110 ~ Bagus Bukan Hasil Karyaku?
115 Bab 111 ~ Wild
116 Bab 112 ~ Lita Mabuk
117 Bab 113 ~ Michael & Lita
118 Bab 114 ~ Lita & Michael Berciuman
119 Bab 115 ~ Ke Bali
120 Bab 116 ~ Ada Adrian di Bali
121 Bab 117 ~ Kisah Hotel Tama
122 Bab 118 ~ Meeting
123 Bab 119 ~ Saran Mila
124 Bab 120 ~ Keong Mas
125 Bab 121 ~ Aku Cemburu Kaya
126 Bab 122 ~ Kamu adalah Wanitaku
127 Bab 123 ~ Cemburu
128 Bab 124 ~ Jangan Cemburu!
129 Bab 125 ~ Ulang Tahun Nusa
130 Bab 126 ~ Terlambat
131 Bab 127 ~ Pengakuan
132 Bab 128: Apakah Boleh?
133 Bab 129 ~ Cinta Pertama
134 Bab 130 ~ Kisah Awal di Mulai
135 Bab 131 ~ Kesalah Pahaman
136 Bab 132 ~ Di ancam!
137 Bab 133 ~ Keguguran
138 Bab 134 ~ Wijaya dan Kasih menikah
139 Bab 135 ~ Membantu Wijaya
140 Bab 136 ~ Alasan Wijaya dendam
141 Bab 137 ~ Pengumuman menjadi CEO
142 Bab 138 ~ Merayakan Kemenangan Kaya.
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Perkenalan
2
Taruhan
3
Hari Pertama
4
Pulang Bersama
5
Sebulan Bekerja
6
Pulang Bersama Lagi
7
Nusa mengerjai Adrian
8
Meeting dengan Klien
9
Traktiran Tak Sesuai Harapan
10
Mabuk
11
Muntah
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
Adrian Mabuk
17
Siapa sih tu Ta?
18
Kalung Misterius
19
Hari Valentine
20
Gay?
21
Bab 21 ~ Kalah Taruhan
22
Bab 22 ~ Mengintai Dua Pria
23
Bab 23 ~ Bertemu dengan Michael
24
Bab 24 ~ Adrian Mantan Lita
25
Bab 25 ~ Alasan Putus?
26
Bab 26 ~ Jessica Tunangan Adrian.
27
Bab 27 ~ Adrian Perhatian Kepada Kaya.
28
Bab 28 ~ Jenguk Nusa
29
Bab 29 ~ Sudah Sehat
30
Bab 30 ~ Pertemuan Lita dengan Adrian
31
Bab 31 ~ Perasaan yang berbeda
32
Bab 32 ~ Mendapatkan Dua Makanan
33
Episode 33 ~ Ada Apa dengan Nusa?
34
Bab 34 ~ Kamu Kenapa Nus?
35
Bab 35 ~ Mengakui Perasaan dalam hati.
36
Bab 36 ~ Kaya berdebat dengan Lita
37
Bab 37 ~ Nusa tidak suka Kaya.
38
Bab 38 ~ Dinner Bersama Adrian.
39
Bab 39 ~ Adrian Menyatakan Cinta
40
Bab 40 ~ Kaya mengundurkan diri
41
Bab 41 ~ Ayah Nusa Sakit
42
Bab 42 ~ My Taget is Ceo
43
Bab 43 ~ Kehilangan Semuanya
44
Episode 45
45
Episode 46
46
Episode 47
47
Episode 48
48
Bab 44 ~ Bertemu Ayah Lita
49
Bab 45 ~ Rumah Baru
50
Bab 46 ~ Sambutan Perpisahan
51
Bab 47 ~ Nusa Resign Juga?
52
Bab 48 ~ Kaya Menampar Nusa
53
Bab 49 ~ Nusa anak dari Tama.
54
Bab 50 ~ Musuhku adalah Cintaku
55
Bab 51 ~ Bertemu Sebagai Musuh
56
Bab 52 ~ Kisah Boni
57
Bab 53 ~ Rival
58
Bab 54 ~ Sekertaris Baru dan Cewek Gila
59
Bab 55 ~ Apakah aku salah membalaskan dendamku?
60
Bab 56 ~ Alasan Dendam Nusa.
61
Bab 57 ~ Adrian dan Lita Makan Malam Bersama.
62
Bab 58 ~ Buat Apa Aku Cinta dari Anak Seorang Penjahat?
63
Bab 59 ~ Sejak Kapan?
64
Bab 60 ~ Sejak Kapan?
65
Bab 61 ~ Ciuman Tidak Berarti.
66
Bab 62 ~ Adrian Masih Menyukai Kaya.
67
Bab 63 ~ Tamu Tak Terduga.
68
Bab 64 ~ Pelakor
69
Bab 65 ~ Bertemu Michael di Perusahaan Tama.
70
Bab 66 ~ Kaya Muntah
71
Bab 67 ~ Ciuman Kedua, Apakah Ada Artinya?
72
Bab 68 ~ Kaya Berteman dengan Adrian
73
Bab 69 ~ Nusa Meluakai Dirinya Sendiri
74
Bab 70 ~ Kaya mengobati Luka Nusa
75
Bab 71 ~ Mila dan Jessica Berebutan
76
Bab 72 ~ Pemilihan CEO diundur
77
Bab 73 ~ Calon Tunangan
78
Bab 74 ~ Bertemu Lita.
79
Bab 75 ~ TOD
80
Bab 76 ~ Mencium Adrian!
81
Bab 77 ~ Pelacur.
82
Bab 78 ~ Dasar Pelacur!
83
Bab 79 ~ Kenapa Aku Harus Ucapkan Itu?
84
Bab 80 ~ Gosip Tentang Kaya.
85
Bab 81 ~ Nusa Menjenguk Kaya
86
Bab 82 ~ Ciuman Berdarah.
87
Bab 83 ~ Erlangga Melihat Nusa
88
Bab 84 ~ Terbongkar Semuanya
89
Bab 85 ~ Akan Ku Tunjukan Seperti Apa Pelacur!
90
Bab 86 ~ Maafkan Aku
91
Bab 87 ~ Ciuman Panas
92
Bab 88 ~ Passwordnya Apa?
93
Bab 89 ~ Kangen Masakanmu
94
Bab 90 ~ Tangan Kaya Tidak Sakit Lagi.
95
Bab 91 ~ Ayah Michael adalah Boni
96
Bab 92 ~ Kebenaran Tentang Boni
97
Bab 93 ~ Apa Maumu Nusa?
98
Bab 94 ~ Michael sudah tahu semuanya
99
Bab 95 ~ Nusa Cemburu
100
Bab 96 ~ Kaya dan Lita mabuk.
101
Bab 97 ~ Kaya Muntah
102
Bab 98 ~ Hubungan Terlarang
103
Bab 99 ~ Kau harus tanggung jawab!
104
Bab 100 ~ Mengahadiri Reuni SMP.
105
Bab 101 ~ Nusa Datang ke Acara Reuni SMP Kaya
106
Bab 102 ~ Nusa Cemburu
107
Bab 103 ~ I Love You
108
Bab 104 ~ Ingatan Masa Kecil
109
Bab 105 ~ Apa Rencanamu Sebenarny Nus?
110
Bab 106 ~ Aku Sangat Mencintaimu
111
Bab 107 ~ AKU MENCINTAIMU
112
Bab 108 ~ Penolakan Cinta
113
Bab 109 ~ Kecemburuan Berujung Kejahilan Nusa
114
Bab 110 ~ Bagus Bukan Hasil Karyaku?
115
Bab 111 ~ Wild
116
Bab 112 ~ Lita Mabuk
117
Bab 113 ~ Michael & Lita
118
Bab 114 ~ Lita & Michael Berciuman
119
Bab 115 ~ Ke Bali
120
Bab 116 ~ Ada Adrian di Bali
121
Bab 117 ~ Kisah Hotel Tama
122
Bab 118 ~ Meeting
123
Bab 119 ~ Saran Mila
124
Bab 120 ~ Keong Mas
125
Bab 121 ~ Aku Cemburu Kaya
126
Bab 122 ~ Kamu adalah Wanitaku
127
Bab 123 ~ Cemburu
128
Bab 124 ~ Jangan Cemburu!
129
Bab 125 ~ Ulang Tahun Nusa
130
Bab 126 ~ Terlambat
131
Bab 127 ~ Pengakuan
132
Bab 128: Apakah Boleh?
133
Bab 129 ~ Cinta Pertama
134
Bab 130 ~ Kisah Awal di Mulai
135
Bab 131 ~ Kesalah Pahaman
136
Bab 132 ~ Di ancam!
137
Bab 133 ~ Keguguran
138
Bab 134 ~ Wijaya dan Kasih menikah
139
Bab 135 ~ Membantu Wijaya
140
Bab 136 ~ Alasan Wijaya dendam
141
Bab 137 ~ Pengumuman menjadi CEO
142
Bab 138 ~ Merayakan Kemenangan Kaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!