My Target Is CEO
“Atas nama ibu Kaya?” panggil resepsionis sambil berdiri di depan mejanya sendiri. Meja resepsionis tersebut menutupi badannya sampai setengah dada.
“Iya, saya.”Jawab seorang wanita yang duduk tidak jauh dari meja resepsionis tersebut. Lalu ia menghampiri resepsionis itu.
“Ibu di panggil ke ruangan bapak Nusa yah! Nanti ibu naik lift di arah sana dan tanya lagi ruangan bapak Nusa di mana kepada resepsionis di sana. Ibu nanti naik lantai 4 yah!” jelasnya sambil menunjuk arah lift tersebut.
“Baik bu.”
Perusahaan ini memiliki lima lantai, setiap lantai ada resepsionisnya. Bangunannya beberbentuk kotak persegi memanjang ke atas dengan kaca tak tembus pandang sebagai temboknya.
***
“Permisi, saya ingin bertemu bapak Nusa?” tanyanya berdiri di depan respsionis lantai empat tersebut.
“Ada perlu apa yah bu?”
“Saya di undang wawancara oleh pak Nusa”
“Oh, sebentar yah bu!” resepsionis tersebut langsung menekan nomor di teleponnya.
“Halo?”
“Halo, Lia. Ada apa?”
“Maaf pak ganggu, ini ada yang ingin wawancara.”
“Atas nama siapa yah?”
“Bentar yah pak!” sambil menutup lubang teleponnya dengan tangan. “Maaf bu, nama ibu siapa?”
“Kaya”
“Atas nama Kaya pak.”
“Oh yaudah, suruh masuk aja!”
“Baik pak, terimakasih.” Resepsionis tersebut menutup teleponnya.
“Ibu masuk aja ke pintu itu!” tunjuknya di belakang dengan pintu besar yang terbuka.
“Nanti ibu lurus saja! Di belakang ada tiga ruangan yang berbentuk kaca. Di samping dekat mesin foto copy itu tempat bapak Nusa yah bu!” Jelasnya.
“Baik, terimakasih bu.”
~
Tap..., Tap..., Tap...
Kaya berjalan memasuki ruangan yang terdapat banyak sekali karyawan menghadap ke arahnya. Awalnya ia cukup terkejut ketika masuk, namun sebisa mungkin ia menghilangkannya.
Semua karyawan di sana duduk menghadap pintu masuk dengan meja ada pembatas sehingga mereka tak bisa mengobrol secara tatap muka, namun masih bisa berbicara tanpa melihat lawan bicara.
Kaya terus berjalan sambil tersenyum ramah kepada mereka yang tersenyum mengarahnya. Pegawai di sana banyak sesekali memuji Kaya, yang masih bisa di dengar oleh Kaya sendiri.
“Cantik yah bro!”
“Iya, apalagi senyumnya manis.”
“Semuanya lengkap, cantiknya, senyumnya, matanya indah, bak model papan atas.”
“Cantik yah Lit.”
“Iya, kayaknya masih muda seumuran kita.”
Dan masih banyak lagi pujian yang Kaya dengar, ia hanya menanggapinya dengan senyum dan terus berjalan lurus.
Kaya berhenti di tiga ruangan yang dibilang oleh resepsionis tadi. Matanya melirik mesin foto copy dan ketemu ada di sebelah pojok ruangan kiri. Ia maju ke ruangan tersebut dan mengetuk pintu itu.
“Masuk!” teriak Nusa yang duduk di dalam ruangannya.
“Misi pak!” Kaya menutup pintu ruangan Nusa.
“Apakah ini benar ruangan pak Nusa?”tanyanya memastikan kembali.
“Iya betul. Silahkan duduk!”senyum Nusa melihat wajah Kaya.
“Baik pak,” angguk Kaya duduk di depan meja Nusa.
“Perkenalkan saya Nusa,” sambil mengulurkan tangannya.
“Saya Kaya pak,” balasnya.
“Oh iya, kamu bawa resume kamu?”
“Bawa pak,” jawabnya sambil mengeluarkan di tas tote bag-nya.
“Baik saya lihat dulu yah!”
“Iya pak,” senyumnya.
“Nama kamu Kaya Aqila Naya Raya?” Nusa memperjelas nama Kaya.
“Iya pak.”
“Panjang juga yah nama kamu?”
Padahal yang bertanya juga lebih panjang namanya, tidak tahu aja nama dirinya sendiri sampai senusantara, hehehe
“Iya pak.”
Nusa membaca resume Kaya dengan serius, lalu ia tersenyum melihat prestasi Kaya.
“Hebat yah kamu, masih muda sudah S2?! Apalagi kamu sangat cantik.” Puji Nusa.
“Bapak bisa aja,” Kaya tersipu malu.
“Apa yang saya katakan benar? Jarang wanita seperti kamu sudah cantik, S2, pintar pernah menjadi asisten dosen dan pernah menjabat sebagai manajer pula. Apakah kamu sudah punya pacar Kay?” Nusa memainkan mata genit ke Kaya.
Dasar genit!
“Belum pak.”
“Kenapa kamu belum punya pacar?”
Ini orang cari staff apa cari pacar?
“Saya belum mau aja pak.” Kaya tersenyum paksa.
“Oh yaudah baguslah,” senyumnya.
Lah? Apa sih maksud dia? Nggak jelas!
“Dari saya sih cukup, karena yang akan mewawancarai kamu lebih dalam sebenarnya Adrian, dia adalah atasan kamu dan selaku pemilik perusahaan ini.”
“Nanti, kamu tunggu di sini dulu! Karena Adrian ada di ruangan samping saya. Saya mau kasih berkas kamu ke dia dulu yah!” Nusa meninggalkan Kaya di ruangannya sendiri dan menuju ruangan samping.
~
Nusantara Gemilang Raya atau di panggil Nusa ini adalah seorang pria yang mempesona, sexy, tampan dan ramah. Membuat semua wanita memujanya, tapi ada juga yang menyinyirnya cowok genit karena terlalu akrab dengan semua karyawan wanita di sana.Ia menjabat sebagai manajer HRD di perusahaan ini.
Nusa tak memanggil Adrian dengan sebutan pak, karena dirinya sudah berteman dari sekolah dasar dengan Adrian. Mereka bertemu saat ayah mereka melakukan kerja sama dan tak senagaja mereka memasuki sekolah yang sama.
~
“Kaya!” panggil Nusa berdiri di depan pintu ruangannya sendiri.
“Iya pak,” sahutnya menoleh ke arah pintu.
“Ayuk sini!” Kaya beranjak dan mengikuti Nusa.
Nusa membuka pintu untuk Kaya. “Ad, ini yang namanya Kaya.”
“Iya suruh aja duduk dulu!” titah Adrian membelakangi Nusa dan Kaya.
“Kaya, kamu duduk aja di sini! Saya tinggal dulu yah!” titahnya.
“Baik pak,” angguk Kaya.
“Kaya Aqila Naya Raya?” Adrian menyebutnya sambil memutar kursinya menghadap Kaya.
Deg!
Kaya mematung melihat wajah Adrian. Satu kata di pikirannya tampan, walaupun Nusa juga tampan. Nusa orang yang ramah tapi menurutnya playboy, beda hal melihat Adrian instingnya mengatakan dia tidak playboy.
Sekarang kau targetku!
“Hello?”Adrian melambaikan tangannya ke wajah Kaya yang terlihat melamun.
“Oh, maaf pak.” sadarnya.
“Kaya, nama kamu panjang juga yah?” tanya Adrian.
Kenapa pertanyaanya sama sih? Kaya mendengus dalam hati.
“Oh iya pak,” senyumnya.
“Siapa yang beri nama kamu ini?” tanyanya cool menatap Kaya.
Yah orangtua akulah masa orangtua kamu!
“Orang tua saya pak.” Kaya mencoba tersenyum paksa.
“Iya saya tau orangtua kamu, masa orangtua saya?! Maksud saya siapa?” tanyanya sedikit nada tinggi.
Gila nih cowok! Kok, bisa baca pikiranku?
“Ayah saya pak,” jawab Kaya dengan senyum paksa.
“Oh, ayah kamu. Kenapa ayah kamu menamai kamu Kaya?”
Nih, cowok mau introgasi nama? Apa introgasi pekerjaan sih? Yang di tanya namaku melulu?!
Sabar Kay.., sabar...
“Karena biar saya selalu kaya pak,” jawabnya menyengir paksa.
Adrian tersenyum sedikit dan membuat Kaya semakin terpesona. “Ada-ada saja ayah kamu!” Adrian menggelengkan kepala.
“Saya sudah dengar dari Nusa. Pengalaman kamu lumayan juga untuk jadi Manager Accounting.”
Hah Lumayan? Ini cowok buta kali yah? Jelas luar biasalah! Aku pernah jadi asisten dosen dan manager admin.
“Untuk itu saya terima kamu! Selaian hanya mengawasi keuangan, saya juga ingin kamu mengawasi operasional perusahaan dan bagian lainnya, serta kamu membantu Nusa dalam pengurusahan staff.”
Kenapa jadi banyak amat tugas aku! Kalau begini gaji aku harusnya naik banyak dong?!
“Kamu tenang aja, masalah gaji saya akan naikkan dari gaji yang kamu minta saat ini.” Adrian seperti tahu pikiran Kaya.
Baguslah dia tahu pikiranku!
“Besok kamu sudah mulai bekerja yah! Saya tunggu kamu jam 8 pagi sampai di sini! Saya enggak mau dengar kamu telat, apalagi bolos tanpa keterangan dan malas-malasan. Mengerti!” tegasnya.
“Baik pak,” angguk Kaya.
“Yaudah, kamu boleh pulang dan tidak perlu pamit kepada Nusa!”
“Baik pak.” Kaya beranjak dari bangku dan membalikkan badannya.
“Jangan lupa tutup pintu yah!”
“Baik pak,” toleh Kaya dengan senyum.
Kaya keluar dan menutup pintunya. Tiba-tiba di sampingnya ada Nusa yang mengagetkan Kaya.
“Dor!”
“Astagim,” Kaya mengelus dadanya.
“Kaget yah?” senyum Nusa.
“Iya pak kaget,” nyengir Kaya terpaksa.
Udah tau kaget nanya lagi! Kaya memutarkan bola mata.
“Enggak usah panggil pak. Panggil Nusa aja yah!”
“Baik pak, eh Nusa maksudnya.”
“Gimana kamu di terima?” tanyanya.
“Iya pak, eh maksudnya Nusa.”
“Bagus deh,” senyumnya.
Bagus apanya? Diterima tapi pekerjaan banyak bagaikan kuli, dumelnya dalam hati.
“Oh iya, kamu mau pulang?”
“Iya pak,” jawabnya.
“Saya.,” Nusa belum sempat menyelesaikan perkataannya sudah di panggil oleh Adrian.
“Nusantara!” teriaknya melihat bayangan Nusa ada di depan pintu.
“Iya bro,” teriaknya.
“Aku masuk dulu yah,nanti kita ngobrol lagi!” Nusa tersenyum nakal.
Masuk udah sono!
“Iya pak,” senyumnya.
~
Kaya Aqila Naya Raya atau akrab di panggil Kaya ini adalah orang yang selalu populer di masa SMP bahkan sampai kuliah. Ia terkenal dengan kecantikan dan kepintarannya.
Saat kuliah banyak pria yang ingin mendekati Kaya, namun karena Kaya yang cuek dan menjadi asisten dosen, membuat semua pria mundur. Kaya memang tidak memikirkan untuk berpacaran semenjak kelas dua SMA, karena dirinya hanya fokus untuk mencapai tujuannya.
~
Bersambung
Revisi 30 Maret 2023
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Salmah S
mampir thor
2022-03-09
0
Indah Nihayati
bagus thor cerita nya
2022-02-25
0
hiatus
aaaaaaa ada lisa hehe
2021-08-24
0