Suami Jalur Perjodohan

Suami Jalur Perjodohan

Part 1: Sakitnya kehilangan

...Tidak ada hal yang paling menyakitkan kecuali harus kehilangan seorang yang sangat dicintai dan harus tersiksa akan kerinduan yang tidak berkesudahan. Dan tidak ada obat paling mujarab bagi seorang yang dilanda kerinduan kecuali sebuah pertemuan....

Di sebuah kamar bernuansa putih dan abu-abu terdapat seorang wanita yang menatap lurus dengan tatapan kosong. Namun, terlihat jelas semburat kesedihan dari sorot mata coklatnya.

Sudah satu minggu suaminya meninggalkan dirinya, bukan sementara tapi selama -lamanya. Akibat kecelakaan tunggal waktu itu nyawa suaminya terenggut. Pria yang selalu ada untuknya dan selalu berlaku lembut padanya serta menatapnya dengan penuh cinta, kini telah meninggalkan dirinya dengan segala kedukaan yang mendalam. Setetes demi setetes air mata kembali membasahi pipi putih pucat itu, terdengar suara isakan kecil yang keluar dari bibir wanita itu mengingat masa-masa indah bersama mendiang suaminya yang kini hanya tinggal kenangan.

Khaliza Fatimah itulah nama wanita tersebut. Di usianya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun Ia harus menyandang status sebagai janda. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya bila Danu akan meninggalkan dirinya secepat itu. Mereka berdua baru saja menikah dua bulan yang lalu tapi takdir memisahkan mereka melalui kematian.

Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Liza. Syarifah menatap sedih melihat keadaan putrinya yang terlihat sangat menyedihkan. Lingkaran hitam yang ada di bawah kelopak mata Liza menggambarkan bahwa wanita tersebut jarang dan hampir tak tidur saat malam menjelang dan wajahnya yang terlihat pucat.

Syarifah mendekati putrinya dan mengelus lembut kepala Liza yang tertutup hijab. Merasa ada sentuhan Liza mendongak menatap sang bunda. Hanya mata yang sembab dan hidung yang memerah akibat terlalu lama menangis.

"Sudah Nak ikhlaskan Danu, dia sudah tenang di  sana, jangan buat dia merasa bersedih karna ketidak ikhlasanmu itu," ucap Syarifah seraya mengelus lembut kepala Liza.

"Aku belum bisa menerima kepergian mas Danu, kenapa secepat itu dia meninggalkan aku? " balas Liza. Air mata semakin mengucur deras hingga membasahi hijab hitamnya.

"Semuanya sudah ketentuan Allah, Nak. Ini merupakan takdir yang sudah Allah tetapkan, setiap sesuatu yang Allah ambil pasti ada gantinya atau mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita. "

Liza memejamkan matanya sejenak. "Iya Bunda, aku akan belajar mengikhlaskan kepergia mas Danu." balas Liza seraya menghapus air matanya. Walaupun sangat berat mengikhlaskan seseorang yang sangat dicintai pergi begitu saja.

Terkadang Allah mengambil sesuatu yang kita cintai untuk menguji keimanan dan juga keteguhan hati kita.

Dua tahun kemudian...

Dua tahun sudah kepergian Danu, namun kesedihan itu masih tertanam kuat di hati Liza. Setiap malam dia harus tersiksa dengan kerinduan yang tak terbalaskan oleh mendiang suaminya yang tenang di sana. Liza memilih untuk menjanda seumur hidup karna tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Danu dalam hatinya. Dia sangat mencintai suaminya tersebut.

Kini, di sebuah mesjid semua orang termasuk pria maupun wanita menghadiri sebuah pengajian yang selalu diadakan setiap malam kamis di mesjid Ar-rahman. Liza pun turut hadir dalam pengajian itu. Wanita tersebut tampak mengenakan pakaian syar'i berwarna coklat dan hijab hitam lebar serta cadar yang menutupi wajah Liza.

Liza begitu serius mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh seorang ustadz. Setelah pengajian selesai Liza bergegas hendak pulang ke rumahnya sebelum hari semakin malam walaupun rumahnya tidak jauh dari tempat ini. Seorang wanita kisaran 39 tahunan mencekal pergelangan tangan Liza  dan menarik kasar hingga Liza berbalik badan menghadap wanita tersebut.

Plak

Sebuah tamparan lolos mengenai pipi Liza yang tertutup cadar itu dan membuat dia meringis kesakitan.

"Dasar wanita penggoda! Berani-beraninya menggoda suami saya!" Wanita itu mendorong Liza kasar."Percuma berpakaian tertutup bila sifat dan sikap mu tidak lebih seperti wanita murahan!"

Dada Lisa terasa sangat perih dan sakit mendengar tuduhan yang dilontarkan oleh wanita di depannya tersebut. Pandangan matanya memburam karna air mata yang membanjir di pelupuk mata. Wanita asing itu tiba-tiba saja menarik cadar yang menutupi wajah cantik Liza hingga kain tipis itu benar -benar terlepas dari wajahnya.

Orang-orang yang ada di sana termasuk para pria menatap kagum pada kecantikan yang dimiliki Liza. Tapi sayang wanita itu menyembunyikan kecantikan rupa yang Ia miliki dengan kain tipis itu.

"Kembali, kan, cadar saya..." ucap Liza lirih berusaha menggapai cadarnya di tangan wanita itu.

"Buat apa menutupi wajahmu, heh? Ingin kelihatan alim di hadapan orang-orang? Iya? Sedangkan kau berpakaian tertutup dan memakai cadar hanya untuk menutupi sifat busuk mu itu!" tuding wanita itu.

Liza menggeleng lirih membantah tuduhan wanita asing yang ada dihadapannya. Suara Liza tercekat dan tak sanggup untuk mengeluarkan sepatah kata pun untuk membela diri. Ia hanya bisa menangis dalam diam dan menutupi wajahnya dengan tangan tetapi kedua tangannya langsung ditarik paksa oleh wanita itu.

"Tidak usah di tutupi wajahmu itu. Biarkan semua orang tahu wajah wanita yang selalu menggoda suami orang!" ketusnya.

Namun tak di sangka sebuah kain sorban menutupi wajah Liza. Semua orang yang ada di sana tampak terkejut termasuk wanita asing yang masih mengenggam cadar Liza. Fariz memberikan tatapan tajam menusuk pada wanita itu.

"Separah apa kesalahannya sampai melepaskan cadar yang dikenakan wanita ini? Anda tidak seharusnya melakukan ini apalagi di tempat umum." ucap Fariz tegas.

"Kau tidak usah ikut campur! Dia itu wanita murahan yang sudah berani menggoda suami saya!" balasnya mendelik sinis.

"Apa anda yakin? "ucap Fariz."Memangnya anda pernah melihat sendiri wanita ini menggoda suami anda?" tanya Fariz tampak tak yakin dengan tuduhan yang dilontarkan pada Liza.

Wanita itu langsung terdiam. Dia memang tidak melihat secara langsung Liza menggoda suaminya tapi dia dapat informasi ini dari temannya.

"Saya memang tidak melihatnya, tapi teman saya yang memberitahu saya bila wanita murahan ini menggoda suami saya!"

"Kalau begitu panggil temen anda ke sini dan tanya apa ini wanita yang menggoda suami anda," suruh Fariz.

Wanita itu segera memanggil temannya . Setelah teman wanita itu melihat Liza dia mengatakan bukan wanita ini tapi wanita yang menggoda suami wanita itu yang memakai hijab saja namun tak bercadar. Sontak wanita tersebut malu dan juga merasa bersalah kepada Liza.

Fariz menoleh ke arah Liza yang ada di sampingnya. Tubuh wanita itu bergetar sempurna dan air mata yang menetes. Fariz menghela napas berat dan menyentuh tangan Liza yang memekik kaget dan langsung mundur beberapa langkah menciptakan jarak dengan Fariz.

"Jangan sentuh saya!" ucapya tajam namun nada suaranya terdengar bergetar.

Kini, Liza sudah sampai di rumahnya dan masih mengenakan kain sorban yang diberikan pria muda itu.

Air mata Liza meluruh ketika sudah masuk ke dalam kamar dan memandangi foto almarhum suaminya yang tertempel di dinding. Setetes demi setetes cairan bening  berjatuhan ke pipinya.

"Mas, aku sangat merindukan mu. Sekarang tidak ada lagi yang melindungi ku dan aku selalu di fitnah karna status  ku ini..." lirih Liza.

Terpopuler

Comments

◉‿◉♡-Ƥυтrу Ƴαѕмιη-♡◉‿◉

◉‿◉♡-Ƥυтrу Ƴαѕмιη-♡◉‿◉

9th gua menjanda, banyak fitnah di luaran sana Ahhh...pura² budeg saja dihiraukan akan bikin sakit hati ( buat bodoh saja ) toh apa yg mereka ucapakan tidaklah benar 😄

2023-03-21

3

yrputri

yrputri

emang iya siih, kalau wanita terlalu lama menjanda, bisa timbul fitnah..

2023-02-06

0

Syarifah

Syarifah

baru mulai baca neh

2023-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!