"Apa hubunganmu dengan mereka?" tanya Keenan. Ken dan Kirey kini berada di halaman belakang.
Sebenarnya Kirey merasa tidak nyaman karena datang bersama dengan seorang pria. Terlebih saat menangkap tatapan Hans dan Zoya.
"Mereka seperti keluargaku. Mama dulu teman Om Hans. Keluarga Om Hans semuanya baik apalagi Tante Zoya. Beliau sangat baik sekali, seperti mamaku sendiri." jelas Kirey, memorinya kembali mengingat saat dia dan Hanum diomelin Zoya saat mengulur waktu Salat hingga akhirnya habis.
"Kak Ale itu juga baik banget, dia tidak pernah membedakan antara aku dan Hanum. Terus yang sedang hamil tadi, namanya Hanum. dia temanku yang super bawel dan pokoknya paket komplit gitu. tapi sebenarnya baik banget." lanjut Kirey, kemudian menyesap jus yang ada di gelas yang sedang dia pegang.
"Kapan kamu akan menikah?" lanjut Ken. tatapan tajam lelaki itu menunggu jawaban dari gadis yang kini tengah tersenyum. Bagi Kirey ternyata semua orang sama, pertanyaaan yang terlontar untuknya adalah kapan menikah.
"Key... " Panggilan Ken pada Kirey membuat gadis itu berhenti tersenyum, kedua alisnya saling tertaut.
Kirey hanya merasa aneh, lelaki yang baru beberapa minggu dekat dengannya itu memanggilnya dengan nama panggilan yang biasa digunakan oleh orang-orang terdekat.
"Ehm... ehm... Na, aku akan meminta sopir untuk mengantarmu pulang! Tidak baik seorang gadis baik- baik pulang terlalu larut!" Kalimat Alexander terdengar ketus.
"Baik, Mas Alex." ucap Aina gadis itu juga sempat melirik jam di pergelangan tangannya.
" Aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu." lanjut Alex pada Aina. Dia memang ingin menunjukkan pada Kirey jika wacana perjodohan mereka tidak berarti, bahkan dirinya juga tidak menginginkan perjodohan antara dirinya dan Key.
"Terima kasih, Mas Alex." jawab Aina dia merasa sangat tersanjung diperhatikan oleh orang yang dari dulu dia kagumi.
Alex benar- benar tidak nyaman. Sedari tadi lelaki yang terlihat pendiam itu melirik Kirey yang tengah mengobrol dengan Ken.
Dia merasa Kirey dan Ken itu terlalu berisik dan membuat Alex sedikit khawatir tentang kedekatan mereka berdua.
Alexander yang pernah mendengar obrolan Ken dengan teman-temannya itu sebenarnya tidak ingin Kirey menanggapi lelaki berwajah bule itu.
Meskipun, dia tidak menyukai Kirey tapi Alex tidak ingin gadis itu dipermainkan. Dia merasa sahabat dari kembarannya itu tidaklah buruk, hanya saja sikap Kirey padanya terlalu berlebihan membuat Alexander merasa tidak senang.
Kirey hanya mencebikkan bibir, dia merasa kalimat Alex yang terdengar dipertajam itu sedang menyindirnya. Gadis itu pun terlihat salah tingkah. Dia pun ikut melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Kak Ken, aku ingin pulang. Oh ya, aku pesan taxi saja ya!" pinta Kirey. Gadis itu merasa tidak enak karena merepotkan lelaki itu.
"No- no, aku akan mengantarmu pulang!" jawab Ken.
"Tapi, rumah kita berlawanan arah." jawab Kirey.
"Nggak masalah. Aku akan tetap mengantarmu." desak Ken. Mereka akhirnya berpamitan pada semua anggota keluarga yang sedang berkumpul, untung saja Kanaya sudah tidur, jadi Kirey tidak terlalu repot untuk berpamitan.
Dari kejauhan Alex menatap Kirey yang masuk ke dalam mobil. Entah, kenapa senyum Ken saat menutup pintu mobil untuk Kirey membuat hatinya merasa gamang.
Terlihat mobil Porsche berwarna putih itu berlahan keluar dari halaman rumah kembarannya itu.
Dia yang mencoba tak peduli lagi pada Kirey itu pun akhirnya memutuskan berpamitan pada keluarga untuk keluar. Alex merasa tidak tenang sama sekali setiap kali mengingat percakapan Ken bersama teman- temannya.
Sementara itu, di dalam mobil Kirey menatap jalan di depannya dengan heran, pandangannya pun berganti pada Ken yang masih menyetir dengan tenang.
"Kak, kenapa lewat jalur ini? Bukankah arah rumahku lewat jalur yang tadi kita lewati?" tanya Kirey, sedikit cemas. Jalur yang saat ini mereka lewati itu sangat sepi dan lebih jauh dari jalur biasanya dia lalui.
"Kita sedikit memutar saja. Tadi kabarnya sempat macet karena ada perbaikan jalan hari ini." jelas Ken, Kirey pun kemudian hanya terdiam. Dia berusaha berfikir positif saja karena bisa jadi benar apa yang dikatakan lelaki di sebelahnya.
Mobil melaju dengan tenang. Jarak mereka yang semakin jauh membuat Kirey terlihat gusar. Gadis itu memilih akan membuka ponselnya saja, seketika dia tersentak kaget.
"Kak... " Kirey menatap Ken saat mobil berhenti di tempat yang sepi. Gadis itu nampak begitu gusar.
"Sepertinya mobil ini mogok." jelas Ken membuat Kirey mendesah.
Sebenarnya dalam hati Kirey, dia merasa gelisah. Suasana sepi dan gelap, belum juga dia mendung dan terpaan angin yang kencang membuat pikiran buruk pun berkelebatan.
"Chhiiit... " Pajero putih berhenti di depan mobil mereka.
Terlihat Alexander keluar dari mobil dan berjalan menghampiri mereka.
"Kenapa? Sebaiknya kalian masuk ke mobilku Biar orangku datang untuk memperbaiki." ujar Alexander dengan begitu lugasnya membuat Ken berfikir sejenak.
"Ayo!" desak Alexander. Dengan menatap Kirey yang berdiri di dekat kapan mobil.
"Antarkan Kirey saja. Biarkan aku mengurus sendiri mobilku!" tolak Ken. Dia tidak ingin melibatkan cowok yang dia anggap sok- sokan itu.
"Kamu dengar tidak? " Alex menajamkan kalimatnya pada Kirey, seolah memaksa gadis itu.
"Kak, aku duluan ya!" pamit Kirey pada Ken. Lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum.
Ken rasanya tidak rela melepas Kirey bersama Alex. Tapi, lelaki itu tidak ingin Alexander yang terkenal kejeliannya itu mengendus niatnya.
Kirey dan Alex masuk ke dalam mobil. Alexander masih sama, dia tidak banyak bicara meskipun dia yang mengajak Kirey.
"Perempuan yang baik akan tahu batasannya." Kalimat sarkas terlontar begitu saja. Entah kenapa. saat di depan Kirey rasanya begitu ingin membuat kesal gadis itu.
"Aku bukan pacarmu ataupun istrimu. Jadi jangan terlalu banyak mencampuri urusanku." balas Kirey. Gadis itu dibuat kesal oleh Alexander. Dan Sekali- kali dia juga ingin membalasnya.
"Aku tidak akan mungkin menjalin hubungan dengan gadis semacam dirimu!" Kalimat Alex semakin tajam, lelaki yang saat mencengkeram kemudi itu menghidupkan mobilnya. Dia tidak ingin gadis yang biasa memujanya kini menginjak-injak harga dirinya karena menganggap menerima perjodohan dari kedua orang tua mereka.
"Kenapa datang untuk mengantarku?" sahut Kirey. Di antara perjalanan, mereka terlibat cek cok kecil.
" Aku terpaksa. Bukankah beberapa kali Papa mencoba menghubungimu?" ucap Alexander membuat Kirey cepat-cepat mengambil ponselnya.
Dia menatap Alex dalam diam. Beberapa panggilan dari Hans memang tertera di ponselnya. Kirey hanya menghela nafasnya. Dia memilih diam sepanjang jalan pulang.
Alexander tersenyum tipis, bahkan hampir tidak nampak. Untung saja, ada ponsel papanya yang tergeletak hingga dia bisa mengambil ponsel itu dan menggunakannya sejenak.
Zohan. Alex memang sudah hafal untuk keyword pada ponsel milik kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Nendah Wenda
pintar Alex bikin boong karena hawatir sama key
2024-01-28
0
Indo Mie
Pinter nya bbng Alex ngalah Ngalahi bapaknya 🤣🤣
2023-02-22
2
Dwi Puji Lestari
anakny papa hans ni blgny gk suka sm kirey buntut2ny cinta mati...
2023-02-03
0