GODAAN CINTA PERTAMA
"Sayang kau datang" Wanita itu menatap lekat wajah tampan di depannya, "Kenapa kau tak memberiku kabar,Hummm kau tau aku sangat merindukanmu" Pria itu tak bicara sedikit pun ia tersenyum lalu mengusap pipi tirus di depannya itu mengecup nya sekilas kemudian menatap sendu pada wajah sang kekasih lalu tiba tiba ia memutar tubuhnya meninggalkan wanita itu tanpa bicara.
"Sayang.... kau mau kemana ?" Wanita itu berusaha meraih tangan pria itu namun tak berhasil.
"Sayang.....,"
Wanita itu berusaha mengejar sang kekasih namun langkah kakinya terasa berat
"Sayang tunggu aku, setidaknya bicara lah pada ku, apa kesalahan ku, kenapa kau diam?" Wanita itu berteriak histeris , Namun si pria tetap tak menyahut, wanita itu kini hanya bisa menangis tak mengerti kenapa kekasih yang sangat di cintainya itu meninggalkan nya tanpa sebuah keputusan.
"Hiks.... hiks... hiks..." Suara tangis itu terdengar hingga ke kamar di sebelahnya.
"mamah....?" Aulia yang terbangun saat melaksanakan solat malam segera berlari ke arah kamar sang ibu.
"Mamah...? "
"Mah, mamah... bangun mah," Aulia mengetuk pintu kamar sang mamah berkali kali namun tiada jawaban.
sementara itu di dalam kamar Mia baru saja terbangun dari mimpinya.
"Astaghfirullah hal azim" Mia meraih air putih di meja lalu meneguknya hingga tandas .
"Ada apa dengan ku, kenapa aku kembali bermimpi tentang dia." Ia terduduk sejenak memulihkan kesadaran nya.
"Aulia..?" Mia bangun saat mendengar suara ketukan dari pintu.
Sementara itu Aulia menjadi semakin panik saat kamar itu mendadak hening. Di tempelkan nya telinga ke pintu kamar, terdengar sisa isak tangis dari sana.
"Mamah..., mah buka pintunya mah" Pinta Aulia sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya itu. Terdengar pintu kamar terbuka.
"Aulia, ada apa sayang?" Mia menatap heran pada putri sulung nya itu.
"Mamah,... " Aulia memeluk sang ibu, Mia yang mendapat perlakuan seperti itu merasa heran dengan putrinya itu.
"Aulia, ada apa nak.?" Gantian Aulia yang kini menatap heran pada mamah nya.
"Mamah yang kenapa, tadi kakak dengar mamah nangis kuat banget , apa papah menyakiti mamah." Tanya Aulia penuh selidik.
"Sayang... ,kenapa kamu berpikir seperti itu humm,"
"Ah, tidak mah , kakak cuma panik denger mamah nangis malam malam gini." Mia mengajak putri sulung nya itu untuk masuk kedalam kamarnya. mereka duduk di sisi ranjang dengan posisi saking berhadapan.
"Apa papah belum pulang?" Tanya Aulia heran melihat kamar yang sepi.
"Belum sayang, mungkin papa masih banyak pekerjaan." Ucap Mia sambil tersenyum.
"tapi ini sudah jam 2 malam mah," Aulia sebenarnya tau kalau sang papah sering tidak pulang , Namun jika ia bertanya pada papa atau mamah nya maka jawabannya tetap sama alasan pekerjaan.
"Sayang, sebaiknya kamu kembali ke kamar mu yah,?" Pinta Mia pada putri sulung nya itu, sebelum Aulia bertanya lebih banyak lagi.
"Mah, apa mamah dan papa bertengkar." Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bibir Aulia, walau sebenarnya ia sangat tidak enak pada sang mamah untuk menanyakan hal itu.
Mia tersenyum lembut dan kemudian menggeleng
"Kenapa kakak bisa bertanya seperti itu.?" Giliran Mia yang bertanya pada putri sulung nya itu.
"Akhir akhir ini kakak sering lihat papa tidak pulang, apa terjadi sesuatu pada hubungan kalian.?" Tanya nya lagi dengan ragu ragu.
"Sayang... dengar mamah yah, "Mia menggenggam erat jemari putri kesayangan nya itu.
"Setiap rumah tangga itu pasti ada keributan keributan kecil tapi percayalah nak, itu tidak membuat hubungan papa dan mamah menjadi renggang tapi itu malah membuat kami semakin saling mengenal karakter masing masing dan memperkuat hubungan kami, di tambah lagi kehadiran kalian bertiga adalah anugrah yang paling kami syukuri dalam hidup kami."
"Walau papah kalian jarang pulang, tapi mamah percaya papah tidak akan melakukan hal hal yang melanggar moral , papah kalian itu memang tidak romnatis tapi beliau sangat menyayangi kita, apapun yang papa lakukan semua demi kita nak." Ucap Mia meyakinkan putrinya .
"Baiklah kakak percaya sama mamah dan papah, tapi kenapa tadi mamah menangis histeris." Seketika Senyum di bibir Mia sirna ia teringat kembali pada mimpi nya.
"Mama.., humm mamah hanya mimpi buruk., sudah lah sekarang kakak ke kamar ya, lanjutin tidur lagi, mamah juga sudah mengantuk lagi." Mia berusaha menutupi kegugupan nya.
"Seperti ada yang di sembunyikan oleh mamah." Batin Aulia, namun gadis remaja 14 tahun itu tetao menuruti perintah sang mamah, ia kembali ke kamar nya setelah memeriksa ke dua adiknya di kamar yang berbeda.
Sementara itu Mia tak bisa untuk tidur walau berkali ia berusaha memejamkan matanya, namun bayangan pria di dalam mimpinya tadi begitu menganggu pikiran nya.
"Astaghfirullah halazim, ada apa dengan ku, setelah bertahun berlalu, kenapa dia bisa hadir dalam mimpi ku." gumam Mia, ia akhirnya memutuskan untuk mandi dan berwudhu menjalan kan solat malam dan melanjutkan dengan membaca Alqur'an hingga suara azan subuh menggema.
***
"Selamat pagi anak anak" Mia menyambut kedatangan ketiga buah hatinya dengan senyum merekah , seperti ibu ibu pada umumnya Mia sudah siap dengan menu sarapan untuk ketiga Buah hatinya yang hendak berangkat ke sekolah.
"Pagi mamah?" Sahut ketiga nya sambil berjalan ke meja makan.
"Mah, papah mana ?" Tanya Raja putra kedua Mia.
"Papah belum pulang sayang, mungkin nanti sore papah baru pulang." Jelas Mia pada ketiganya.
"Trus yang antar adek sekolah siapa ?" Tanya Dila si bungsu.
"Untuk hari ini mamah yang antar kalian ke sekolah." Ketiganya pun tersenyum bahagia.
Setelah membersihkan meja makan dan memastikan anak anak nya membawa bekal yang sudah di siapkan kini mereka pun berangkat menuju ke sekolah.
"Mah, nanti kakak ada latihan paduan suara jadi pulang nya agak sore." Ucap Aulia saat turun dari mobil.
"Jadi mamah jemput jam berapa ?" Aulia menatap ragu ragu pada sang mamah.
"Kenapa humm?" Mia melihat kebimbangan dari wajah sang putri.
"Umm boleh gak mah, kalau kakak pulang bareng teman." Aulia bicara sambil menunduk karena takut sang mamah akan marah.
"Teman..? cowok atau cewek, trus.. pulang nya naik apa?" Tanya Mia penuh selidik.
"Teman cowok mah, namanya Kevin, pulang nya naik motor." Mia menarik nafas dalam.
"Sayang,.. bukan mamah melarang, tapi usia kalian ini masih sangat kecil di larang mengendarai kendaran. "Mia berusaha memberikan pengertian pada putri bungsunya itu, Bagiamana pun usia putrinya ini sangat labil dan tak bisa di tentang dengan keras harus di berikan pengertian agar tidak memberontak.
"Tapi mah...?" Aulia memasang wajah Memelasnya.
"Sayang mamah yang jemput, jika Kevin ingin bermain ke rumah mamah akan izinkan tapi tidak untuk kalian naik kendaraan berdua itu sangat berbahaya." Mia berusaha untuk sabar .
"Ya udah deh mah, nanti kakak bilang ke Kevin." Aulia mencium tangan ibunya itu lalu Mia pun mengecup puncak kening sang putri.
"Yang rajin belajarnya yah nak." Aulia pun memasuki gerbang sekolah berbaur dengan teman temannya yang lain. Sementara itu Mia kini mengantarkan Raja dan Dila ke Sekolah mereka yang letaknya memang agak jauh dari sekolah Aulia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kk
2024-04-14
0
Dewi Payang
5🌹buat kak author
2024-03-06
0
Dewi Payang
Aulia anak yg baik👍
2024-03-06
0