Gara Gara sambal Terasi.

Arifin memarkirkan mobil nya tepat di halaman rumah dua lantai itu, seperti biasa tak ada drama romantis membukakan pintu atupun tegur sapa saat turun keduanya masuk ke rumah dengan membawa perasaan masing masing, ah.. entah lah, drama seperti apa yang mereka lakoni ini.

"Mah adek laper" Rengek si bungsu Dila.

"Baiklah sayang, kamu ganti baju dan cuci tangan yah, mamah akan memeriksa apa yamg di masak mbak Asih di dapur." Dilla mengangguk tanda setuju sedangkan Mia berlalu ke dapur memeriksa hidangan makan siang.

"Ibuk sudah pulang?" Tanya asih yang sedang menata makanan di meja makan.

"Kamu masak apa asih?" Mia mencium aroma masakan yang begitu sedap.

"Seperti request nya den Raja buk, cumi pedas manis, dan sayur capcai , ada juga ayam krispi pesanan non Dila" Penjelasan Asih panjang lebar.

"Humm aroma nya sangat menggoda Sih, coba kamu goreng kerupuk ikan yah, soalnya bapak suka makam capcay dengan lalapan kerupuknya" Titah Mia pada Asih.

"Baiklah buk" Asih pun melanjutkan menggoreng kerupuk sedangkan Mia memanggil suami dan anak anak nya.

Sesampainya di depan pintu kamar tak sengaja lagi lagi Mia mendengar suara tawa manja suaminya entah dengan siapa pria itu bercerita sehingga ia tampak begitu bahagia.

"Mas, kamu bicara dengan siapa?" Tanya Mia pada Arifin. Arifin mendadak gugup dan segera mematikan telepon nya.

"Ah, kau ini mengagetkan saja." Arifin langsung memasang muka datar nya saat menyadari kehadiran Mia.

"Ada apa?" Ketus Arif. Sungguh mia begitu sakit mendengar jawaban ketus dari sang suami, setelah sekian tahun menjalani rumah tangga namun sedikit pun Arifin tak bisa bersikap manis padanya.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama, anak anak sudah menunggu di ruang makan" Ucap Mia berusaha menutupi kepedihan hatinya.

"Hummm" Hanya itu yang keluar dari bibir pria itu, ia pun kemudian berlalu menuju meja makan.

"Papah, ayok makan adek sudah laper." Rengek si bungsu Dilla.

"Ia pah, abang juga." Raja pun tak kalah suara.

"Iya, iya, ayok kita makan" Arif pun duduk di kursi makan sementara itu Mia menyendok kan nasi ke piring mereka satu persatu.

"Mah, adek mau ayam krispi nya." Dengan sabar Mia mengambilkan satu potong ayam pada Dilla.

"Abang mau apa?" Tanya Mia pada Putra nya .

"Abang mo cumi mah" Mia pun menyendok kan cumi itu ke piring sang buah hati.

"Kamu mas?" Mia pun bertanya pada suami nya, namun pria itu tetap cuek sambil senyum senyum sendiri dengan telepon genggamnya.

"Mas...?" Mia sedikit menaikkan nada suaranya.

"Hah.. iya.. apa..?" Jawab Arif tanpa dosa.

"Kamu mau makan pakai apa?" Mia mengulangi pertanyaannya nya.

"Humm berikan aku ayam goreng sama capcay nya." Mia pun langsung menyendok kan lauk dan sayuran ke piring Arif.

"Apa tidak ada kerupuk, dan sambal.?" Tanya Arif merasa menunya ada yang kurang.

"Oh iya aku lupa, aku ambil dulu" Mia pun mengambil kerupuk yang kebetulan baru saja selesai di goreng oleh asih, dan tak lupa ia membawa sambal terasi kalengan yang menjadi favorit suaminya itu.

"Ini mas, " Arif pun mengambil kerupuk dan sambal ke piring nya.

"Sambal ini lagi, apa kau tak bisa membuat sambal yang di ulek sendiri, sampai kapan kau akan meracuni ku dengan sambal kalengan seperti ini, apa kau tidak tau kalau sambal ini ada bahan pengawet nya, dasar pemalas."

Deg,.. Dada Mia terasa sangat sakit bagai di hantam batu besar, tanpa terasa airmata mulai menumpuk di pelupuk matanya.

"Maaf mas, aku pikir kau sangat menyukai sambal ini, karena selama ini kau selalu memesan sambal ini jika makan." Lirih Mia berusaha menahan air mata yang hendak berjatuhan.

"Biasanya kalau aku bikin sambal , mas gak suka dam malah meminta sambal botolan ini." Mia berusaha membela diri.

"Berati sambal bikinan mu tidak enak, makanya kamu belajar bikin sambal yang enak seperti.." Arifin segera merapatkan mulutnya hampir saja dia keceplosan membandingkan Mia dengan Hesti yang memang jago memasak.

"Seperti apa mas?" Mia mulai terpancing emosi menyadari sikap aneh suaminya.

"Yah.. seperti sambal ini." Kilah Arif dan kemudian melanjutkan makan nya .

"Sudah lah ayok makan, kau merusak selera ku saja, lihat tuh anak anak jadi pada berhenti makan gara gara kamu.!" Mia memilih diam, dan duduk di samping suaminya menemani ketiganya makan karena Mia sendiri sudah tak berselera untuk makan.

"Mamah kok nggak makan?" Ucap Dila pada Mia. Sedangkan Raja dalam diam melirik sang ayah dengan tatapan tajam.

"Mamah sudah kenyang sayang, tadi mamah makan di toko." Ucap Mia berbohong.

Usai makan anak anak pun duduk di ruang keluarga menonton film kartun kesukaan mereka sebelum mereka tidur siang. Sedangkan Mia membantu asisten rumah tangga nya kebersihan meja makan.

"Mbak Asih, Ajarin saja bikin sambal terasi yang enak yah.?" Ucap Mia pada Asih.

"Loh, ibuk ini aneh aneh saja, Sambal terasi bikinan ibuk itu sudah yang paling enak kalau menurut saya buk, lagian semua masakan yang saya masak itu belajar dari ibuk, bagaimana mungkin ibuk belajar bikin sambal dari saya " Asih menggeleng kan kepalanya merasa lucu dengan permintaan majikannya itu.

"Tapi kenyataan nya, suami saya tak pernah menyukai sambal bikinan saya mbak asih, lagi pula ini pertama kalinya suami saya meminta saya membuat sambal jadi saya harus berusaha supaya dia suka" Suara itu begitu lembut dan lirih seakan tak terdengar namun asih mendengarnya dengan sangat jelas, walau majikannya itu selalu tersenyum namun asih menyadari setiap senyuman dan tawa majikannya itu hanya untuk menutupi kesedihan hatinya.

"Saya yakin bapak pasti akan sangat menyukainya buk, hanya saja selama ini bapak selalu minta sambal botol, tapi sekali saja bapak mencicipi sambal buatan ibuk, asih yakin bapak akan sangat ketagihan." Asih berusaha menghibur majikannya itu.

"Dek, kamu merasa papa aneh gak sih?" Ucap Raja pada Dilla saat mereka menonton film kartun kesukaan mereka.

"Aneh gimana bang?" Tanya Dilla polos.

"Selama ini kan papa tidak pernah marah sama mamah, apa lagi gara gara sambal, Tapi tadi papa kelihatan sangat marah." Dilla menatap abang nya itu sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

"Iya juga sih bang, papah kan selalu minta sambal botol, kok tadi tiba tiba papa minta mamah masak sambal yang enak yah." Dua bocah itu pun diam sesaat.

"Humm ini gara gara sambal terasi itu, kelihatanya adek harus belajar bikin sambal terasi agar papa gak marah marah sama mamah lagi." Dilla mengetuk ngetuk jari telunjuknya pada dagunya seolah berpikir keras.

"Halah.... dasar bocah, makan aja minta di suapin sok sok mau belajar bikin sambal, sambal bikinan mamah tu udah paling enak , hanya saja selama ini papah belum pernah mencicipinya" Ucap raja sambil melemparkan bantal oke wajah adiknya.

"Isss abang, ?" Dilla melempar balik Raja namun meleset karena Raja dengan sigap berlari ke kamarnya.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
aku cicil baca sampai sini dulu ya.

2024-04-14

0

Maya●●●

Maya●●●

mmpir lagi kak. udah masui fav ya

2023-10-14

1

Maya●●●

Maya●●●

sekalian aja ponsel nya buat lauk. hehe

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!