"Mas mau pulang" Wanita cantik dengan balutan dress mini bewarna hitam itu bergelayut manja di leher Arifin dengan satu tangan yang lain mengusap ngusap dada pria berusia 40 tahun itu.
"Iya sayang," Arifin mengecup lembut bibir wanita pujaan hatinya itu ,begitu lembut dan penuh cinta.
"Ah,.. sayang apa mas tidak bisa tinggal semalam lagi." Wanita cantik itu berusaha membujuk sang kekasih dengan rengekan manjanya.
"Aku sudah terlalu sering tidak pulang, Aku tidak mau Mia dan anak anak curiga dan bertanya macam macam." Arifin memakai kemeja nya dan bersiap untuk pulang.
"Mas,.. " Arifin menoleh pada kekasihnya itu dan menatap sendu pada wajah cantik itu.
"Bersabar lah sayang, aku berjanji suatu saat kita akan bersama." Pria itu meraih jemari Hesti dan mengecupnya.
"Sampai kapan mas, kita sudah tak muda lagi mas, aku capek hanya menjalani hubungan seperti ini, sampai kapan mas...?" Lirih Hesti dan tanpa di minta bulir bening mengalir di pelupuk mata wanita berusia 37 tahun itu.
"Mas berjanji akan membicarakan hal ini dengan Mia, mas yakin dia pasti akan menerima mu, Mia wanita baik dan juga lembut, hanya saja mas khawatir tentang anak anak apalagi Aulia," Arifin menarik dalam dan mengeluarkan nya perlahan.
"Mas selalu berjanji tapi tak pernah mas tepati." Hasti mulai kesal dengan janji janji manis Arifin yang akan menikahinya secara resmi. Yah meskipun mereka sudah menikah secara siri Hesti tetap tak berpuas diri ia ingin memiliki Arif seutuhnya, bagaimana pun ia adalah wanita dewasa yang ingin kepastian dalam sebuah hubungan ia tak ingin suatu saat Arifin akan dengan mudah mencampakan nya saat Arifin merasa bosan dan jenuh.
"Hesti, kau tau kan aku begitu mencintai mu, Aku akan melalukan apa pun untuk mu, termasuk menceraikan Mia, tapi untuk saat ini kau harus Bersabar sayang. Aku tak ingin karena kecerobohan kita, aku kehilangan anak anak ku." Bujuk Arifin.
"Baiklah, tapi kau harus berjanji kau harus memperkenalkan ku pada anak anak mu mas, Bagaimana pun aku juga istri mu, dan itu berati anak anak mu juga anak anak ku, aku ingin kita bisa bersama suatu saat nanti, dan menjadi keluarga bahagia."
"Iya sayang, aku akan memperkenalkan mu pada mereka, tapi kita harus mengatur waktu yang tepat." Hesti tersenyum mendengar perkataan Arifin, Wajah yang tadinya sendu mulai terlihat ceria lagi.
"Ya sudah, mas pulang yah, jaga dirimu sayang" Hesti tak bisa membantah lagi, bagiamana pun ini adalah pilihan nya, demi cinta nya pada pria itu ia rela di jadikan istri kedua.
*******
Grosir sembako Mia
"Buk, apa ibuk sakit?" Tanya indah karyawan Mia di toko sembako miliknya.
"Tidak Ndah, saya hanya kurang tidur. Semalam saya gak bisa tidur." Jawab Mia sambil memijit keningnya.
"Sebaiknya ibuk istirahat di dalam, biar ini saya yang lanjutin." Pinta In?dah pada majikan nya itu.
"Terima kasih ya Ndah, saya memang butuh sedikit istirahat. Oh ya, jangan lupa kau pinta kurir kita untuk mengantar pesanan yang ada di gudang ya." Ucap Mia sebelum meninggalkan Indah yang kini mulai fokus melanjutkan pembukuan yang tadi di kerjakan Mia.
Sesampainya di kamar yang memang di sediakan untuk beristirahat oleh Mia Atau anak anak nya jika kebetulan ikut ke tokonya Mia langsung memejamkan matanya karena mengantuk.
"Mia,... Mia.., Mia bangun" Mia mengerjap kan matanya merasakan ada seseorang yang mengguncang bahunya.
"Mas, ...?" Mia segera bangun saat menyadari kehadiran suaminya .
"Mas sudah lama.?" Mia meraih tangan Arif dan mencium punggung tangan Suaminya itu.
"Ayo pulang, "Ucap pria itu dengan suara datar nya.
"Baiklah....?" Walaupun masih mengantuk berat Mia memaksakan diri untuk bangun dan berjalan mengikuti langkah kaki Arifin. Namum sebelumnya tak lupa ia berpamitan pada Indah dan karyawan nya yang lain .
"Mas sudah jam pulang nya anak anak, kita jemput Raja dan Dila dulu yah." Pinta Mia saat mobil mulia meninggalkan toko sembako Mia.
"Ya," Jawaban singkat dan padat itu keluar dari pria yang berstatus suaminya itu. Tidak ada kalimat sayang, atau pun cinta seperti perlakuan nya pada Hesti.
"Mas, Kamu semalam kenapa gak pulang lagi.?" Tanya Mia sambil melirik suaminya dengan ujung matanya.
"Aku ada kerjaan di luar kota" Lagi lagi jawaban singkat dan datar.
Mia hanya diam tak mempermasalahkan lagi, karena jawaban itulah yang selalu ia terima.
Tanpa terasa mobil berhenti di SD Nusa Bangsa tempat kedua putra dan putri mereka belajar.
"Mamah...." Dilla segera berlari saat menghambur ke pelukan sang mamah.
"Duh.. anak mamah, Abang mana?" Tanya Mia pada putri bungsunya itu.
"Abang .. itu..." Dilla menunjuk pada Raja yang sedang berjalan beriringan dengan seorang gadis remaja yang usianya kira kira seumuran raja.
"Siapa gadis cantik yang bersama abang?" Tanya Mia pada Dilla .
"Itu cewek centil yang suka sama abang mah, Namanya Alea" Sahut Dilla dengan nada tak sukanya.
"Abang cepatlah.?" pinta Dila dengan sedikit berteriak.
"Ya, " Raja menghampiri Dila dan mamah nya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.
" Loh, mobil mamah mana?" Tanya raja sambil menoleh kiri kanan mencari mobil Innova yang biasa di kendarai oleh sang mamah.
"Mamah gak bawa mobil, Mamah ke sini sama papa. Tuh..." Mia menunjuk ke seberang jalan di mana suaminya menunggu mereka tanpa turun dari mobil.
Mereka pun beriringan menuju mobil milik suaminya itu, Dari kejauhan Mia dapat melihat suaminya itu sedang melakukan panggilan telepon. wajahnya terlihat sangat ceria , senyum tak lepas dari wajah tampannya itu.
"Siapa yang di telpon mas Arif, dia terlihat sangat senang. " Batin Mia.
"Papah.....?" Kedua Anak itu segera masuk ke mobil dan duduk di bangku belakang. Arif yang sedang melakukan panggilan kaget tak menyadari kehadiran kedua buah hatinya itu begitu juga dengan Mia yang sudah membuka pintu mob dan duduk di samping Arif.
"Ka.. kalian sudah sampai" Tanya Arif terbata.
"Ba.. baik lah pak, nanti kita atur jadwal pertemuan berikutnya.?" Arif menutup panggilan telepon nya dengan gugup.
"Siapa mas, " Tanya Mia berpura pura peduli.
"Klien" Jawab nya sambil memulai menyetir menuju rumah. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
"Apakah mas Arif selingkuh?" Batin Mia, selama ini walaupun hubungan mereka tak begitu hangat alias hambar, tapi Mia yakin kalau Arif adalah tipe laki laki setia.
"Apa Mia mendengar apa yang aku bicarakan dengan Hesti yah, Tapi.. Mia terlihat biasa saja, Aku harap dia tak mendengarnya." Batin Arif.
"Walau aku tak pernah bisa mencintainya, Tapi aku juga tak bisa menyakitinya, bagiamana pun ia wanita yang sangat baik, dan juga ibu yang sangat perhatian pada anak anak." Lagi lagi Arif membatin.
********
Selamat datang di cerita ku yang masih belepotan ini pemirsa...., jangan lupa berikan kritikan dan sarannya melalui kolam komentar yah,
Terimakasih atas dukungannya, Semoga sahabat ku sehat selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Anita Jenius
insting seorang istri itu kuat
2024-04-14
0
Dewi Payang
Sbg isteri Mia pasti dpt merasakan klo suaminya selingkuh
2024-03-06
0
Nikfyni
Oh ternyata urusannya di sini😄
2023-10-28
1