Jam menunjukkan pukul 16:00 Mia segera bersiap hendak menjemput putri sulung nya ke sekolah. ia mengambil kunci motor metik yang biasa di pakai si sulung untuk belajar mengendarai motor, dan gegas meraih dompet kecil di dalam tas nya, sengaja Mia tak membawa tas karena akan merepotkan saat mengendarai motor, takut takut malah memancing orang orang yang berniat jahat.
Lima belas menit kemudian Mia sudah berada di depan gerbang sekolah di lihatnya dari ke jauhan sang putri tengah bercanda ria dengan teman temannya, Dua di antar nya adalah laki laki.
"Hummm , tak terasa putriku kini sudah remaja." Batin Mia sambil ia tersenyum melihat wajah ceria putrinya itu dari jauh.
tin... tin... suara klakson motor menyadarkan Aulia yang tengah bercanda bersama teman temannya. ia segera berpamitan pada teman temannya itu dan berlari ke arah Mia.
"Lama nunggunya kak?"
"Gak juga sih ma, baru juga selesai, kok tumben mamah bawa motor" Ucap Aulia sambil memasang helm di kepalanya.
"Iya mobil mamah tinggal di toko, tadi mamah pulang nya di jemput papah kamu." Keduanya pun menuju arah pulang sambil bercerita tentang kegiatan Aulia di sekolah.
*****
Jam makam malam Mia sengaja memasak gulai kuning ikan mas dan dan tak lupa lalapan serta sambal terasi kesukaan sang suami.
"Mbak kerupuknya jangan lupa di goreng yah." Pinta Mia pada Asih.
"Sudah siap kok buk" Asih pun menata segala menu di atas meja makan.
"Buk ini gurame goreng nya cuma di kasih keruk sama garam aja sesuai pesanan ibuk." Mia tersenyum dan mengangguk tanda setuju.
"Sekarang kamu tolong panggil anak anak yah ?"
"Iya buk" Asih berlalu memanggil ketiga majikan kecilnya itu. Sedangkan Mia memanggil suaminya di ruang kerja.
"Mas, makan malam nya sudah siap.?" Ucap Mia saat ia sudah berada di samping Ariffin.
"Hum" Arifin merapikan pekerjaan nya dan segera menuju meja makan tanpa sepatah kata pun.
"Wah... gulai ikan." Pekik Raja senang melihat menu makan malamnya hari ini.
"Abang suka?" Tanya Mia sambil menyendok kan nasi ke piring suami dan anak anak nya.
"Iya mah suka" Arif ikut tersenyum melihat putranya bahagia.
"Kak, kenapa diam aja, gak ikut makan ?" Tanya Arif saat matanya menangkap putri sulung nya itu hanya diam menatap ke arah nya.
"Papah kenapa semalam gak pulang lagi?" Tanya Aulia tiba tiba membuat Arif menghentikan aksi makan nya sejenak.
"Papah kerja sayang, lembur?" Arif berusaha memberikan pengertian pada putri sulung nya itu.
"Lembur...? trus papa tidur dimana?" Aulia mulai meninggikan intonasi suaranya dan menatap papanya penuh curiga. Sedangkan Arifin mulai tak nyaman dengan tatapan putri sulung nya itu.
"I.. iya papah lembur dan papah nginep di kantor" Jawan Arifin gagap.
"Huh... Kakak tau papa gak tidur di kantor, dan kakak juga tau bukan kali ini saja papah gak pulang kan? .. ayo ngaku papa dimana?" Aulia mulai meluapkan emosinya .
"Aulia...!" Arifin menatap tajam pada sang putri namun Aulia malah menantang sang papa dengan tatapan amarah.
Mia yang menyadari situasi mulai memanas segera menegur sang putri.
"Kak, " Mia menggeleng kan kepalanya, seketik Aulia langsung menunduk patuh.
"Huh... bagus kamu yah " Arifin menatap tajam pada sang istri.
"Jadi ini ajaran kamu pada anak anak, agar mereka mencurigaiku dan membenciku " Kalimat menuduh dengan nada ketus itu keluar begitu saja dari bibir Arifin.
"Mas....?" Kalimat Mia tercekal saat Arifin membanting sendok dan kembali ke ruang kerjanya.
"Membuat selera makan ku hilang saja." Gumam Arifin yang masih di dengar dengan sangat jelas oleh Mia.
"Maaf mah," Aulia menatap sang ibu dengan perasaan bersalah.
"Kakak boleh bertanya pada papa, tapi ingat nak, jangan pernah meninggikan suara mu pada orang tua, apa lagi itu papa mu nak" Aulia hanya menunduk merasa bersalah pada sang mamah.
"Ya sudah, mamah akan bicara sama papa kalian, kakak lanjut makan yah, habis itu kerjakan pr kalian jangan lupa solat Isa." Mia menyusul sang suami ke ruang kerjanya.
"Mas,...?" Mia masuk tanpa mengetuk pintu, ia tau suami nya saat ini sedang marah, namun ia juga tak bisa pungkiri banyak hal yanh harus di bicarakan, Mia tak ingin terus larut dalan rumah tangga penuh duka ini.
"Keluar...!" Suara datar dan tegas seperti biasa, Namum kali ini suara itu tak mampu menghentikan langkah kaki Mia untuk tetap memasuki ruang kerja suaminya itu.
"Apa kau sekarang mulai tuli Mia." Arifin meninggikan suaranya , menatap tajam wanita yang kini berdiri tepat di depan mejanya.
"Kita harus bicara mas."Tegas Mia membalas tatapan suaminya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Kau....!!!!" Rahang Arifin mengeras giginya berbunyi menahan luapan emosi yang sejak tadi di tahan nya.
"Sudah berani kau rupanya." Ucap Arifin sinis .
"Katakan!"
"Mas bisa jawab pertanyaan Aulia tadi?" Ucap Mia masih dalam ekspresi datar.
"Apa maksudmu.?" Entah Arifin Pura pura tak tau atau memang dia yang bodoh.
"Mas tau betul apa maksudku.?" Tegas Mia.
"Jadi benar dugaan ku, kau yang menghasut Aulia untuk mencurigaiku" Sinis Arifin.
"Aku tidak memghasut siapa pun mas, Aulia sudah besar dia cukup mengerti apa yang terjadi di rumah ini." Mia mulai terpancing emosinya dengan tuduhan Arif.
"Seharusnya itu tugas mu sebagai seorang ibu untuk memberikan pengertian pada anak anak agar mereka faham aku bekerja keras siang dan malam untuk mereka, untuk masa depan mereka."Ucap Arifin tak mau kalah.
"Mas, Aku tau .. aku tau itu mas, Tapi mereka juga butuh kamu mas. Jangan selalu jadikan pekerjaan sebagai alasan kau tidak pulang hampir setiap malam mas, atau memang kau punya wanita lain di luar sana." Mia menatap penuh curiga pada suami nya, yang mendadak gugup mendengar kalimat terakhir dari Mia.
"Dasar wanita gila, aku lembur siang dan malam, kau malah menuduhku macam macam." Arifin meraih kunci mobil nya dan meninggalkan Mia yang masih terpaku di tempatnya.
"Mas Arif... mas... tunggu mas aku belum selesai bicara" Teriakan Mia tak di hiraukan oleh Arifin ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah istri sirihnya .
"Mah....?" Aulia berlari menuju suara mamah nya yang terdengar histeris dari lantai bawah.
"Mah, ada apa mah...?" Tanya Aulia yang membuat Mia sadar dengan tindakannya.
"Aulia..?"
"Sa.. sayang...?" Mia segera menarik nafas berusaha untuk terlihat baik baik saja.
"Kakak belum tidur nak?" Tanya Mia mengalihkan perhatian putrinya itu.
"Kakak masih ngerjain tugas mah, mamah kenapa kakak dengar mamah berteriak memanggil papa, apa papa pergi lagi?" Aulia memeriksa ke luar rumah, memang tak ada mobil papa nya di sana, ia berlari ke garasi namun hanya ada motor matic milik Aulia di sana.
"Pasti terjadi sesuatu pada mama dan papa?" Batin Aulia.
****
terima kasih sahabat yang sudah sempatin buat hadir...
salam santun dari ku di amatiran ini. 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Maya●●●
1 mawar mndarat kak aulia.
2023-10-18
0
Maya●●●
eleh menuduh. bilang aja iya
2023-10-18
0
Maya●●●
nggak usah makan deh.
2023-10-18
0