Arifin Darmawan
Sejujurnya aku tak ingin menyakiti nya, Dia adalah seorang istri yang sempurna.Cantik, Solehah, dan penyayang. Tak ada kurang nya dari istriku itu, tapi entah kenapa walau sudah bertahun kami menikah tapi aku tak pernah bisa untuk mencintainya. Rumah tangga kami terlihat baik baik saja jika di lihat dari jauh namun jika seseorang mendekat dan masuk ke dalam rumah ini, Rumah ini tak ubah nya seperti rumah kosong.
Kami akan tersenyum bila perlu, bicara jika mendesak, dan diam untuk menjaga perasaan masing masing. Yah.. itulah keluarga ku, Bukan nya aku tak berusaha untuk membuka hati untuk istri ku itu namun entah lah semua rasa hampa hati ku seolah sudah mati dan tertutup rapat pada sosok masa laluku yang tak lain adalah kakak kandung istri ku sendiri Masnia.
Masnia putri pratiwi atau wanita yang selalu aku panggil Nia itu begitu lembut, dan sabar wajahnya yang ayu dan selalu ceria membuat ku merasa hidup saat bersamanya. Perkenalan ku dengan Nia 23 Tahun yang lalu adalah sebuah anugerah dari Tuhan karena wanita cantik itu berhasil membuat semangat hidup ku kembali lagi.
SMA NEGERI 01 KAMPUNG KUNYIT 23 tahun yang lalu.
Pria hitam manis berkaca mata minus itu sedari tadi berkeliling mencari sosok wanita pujaan hatinya karena mereka sudah berjanji akan menonton sebuah film terbaru yang akan tayang di bioskop sore ini.
"Hei , apa kau melihat Hesti?" Tanya nya pada seorang gadis di kelas IPA 2 sesuai dengan kelas Hesti sang pujaan hati.
"O, Hesti anak sanggar tari.?" Pria itu mengangguk .
"Dia tadi ke arah laboratorium." Ucap gadis itu.
"O, ok terimakasih" Dengan senyum tak lepas dari bibirnya pria bernama Arifin itu pun melangkahkan kakinya laboratorium yang berada di tempat paling ujung bangunan.
sementara itu.
"Kau yakin si mata empat itu tidak mencarimu" Doni bertanya sambil tangannya mengusap bibir lembut wanita cantik di depannya itu.
"Lalu kenapa jika dia mencari ku?" Hesti merangkul kan kedua tangannya pada leher pria tampan di depannya.
"Jika dia melihat kita?"Jari Pria itu sengaja bermain main di wajah Hesti, seolah ingin meneliti setiap inci wajah cantik di depannya itu.
"Itu akan lebih baik kan sayang, dengan begitu kau akan melihat sendiri bagiamana pria itu patah hati dan memohon padaku. Bukan kah itu yang kau mau?" Tantang Hesti.
"Kau terlalu sadis sayang.." Pria itu menatap lekat wajah Hesti hingga membuat dada wanita itu berdebar kencang.
Cup,
Sebuah ciuman lembut di layangkan pria itu di pipi Hesti. Wanita itu memejamkan matanya berharap Doni melanjutkan aksinya.
"Sudah sayang buka matamu, untuk saat ini cukup sampai di situ dulu, kau akan menjadi kekasihku saat pria itu jatuh dan terpuruk tak berdaya karena patah hati." Ucap Doni Sambil merapikan rambut Hesti yang tertiup angin.
"Apa kau masih belum melihat betapa besarnya cinta ku pada mu Don,"Wajah memelas Hesti membuat senyum di wajah Doni terbit.
"Baiklah aku tau yang kau mau" Doni mengecup lembut bibir wanita itu, Hesti kaget kaget tak menyangka akan mendapatkan ciuman dari lelaki yang sangat ia cintai itu, dan dengan bersemangat ia ******* bibir tebal milik sang kekasih hati.
"Bangsat.....!!!!"
Arifin yang melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan kakak tirinya itu langsung meradang seketika ia mendorong tubuh Doni hingga jatuh ke lantai.
Bugh... bugh..
"Dasar bajingan kau Don," Pukulan membabi buta di wajah Doni tak membuat pria itu ingin membalas Arifin.
"Segitu aja pukulan lo hah...!" Arif pun kemudian menghentikan pukulannya, dan menatap Hesti dan Doni bergantian.
"Kau...?!" Arifin mengepalkan tangannya menahan rasa kecewa di hatinya.
"Kenapa Hesti, ?"
"Tolong, katakan kenapa kau lakukan ini pada ku Hesti,?" Suara Arifin bergetar, rasa sakit dan kecewa menjadi satu.
"Karena aku mencintainya." Satu jawaban yang membuat Terpaku dan tertunduk lemas,kakinya seolah tak mampu menopang tubuhnya yang padahal termasuk kerempeng itu. Arifin terjatuh bertopang pada lutut dan sikunya ia bersimpuh di hadapan Hesti dan berteriak histeris.
"Ahhkkkkkkk!" Hesti tertegun , Tiba tiba hatinya tak tega ada rasa bersalah di lubuk hatinya terdalam, bagaimana pun pria ini sangat baik padanya, namun ia menepis rasa bersalah itu dan meninggalkan Arifin tanpa belas kasihan.
"Itu balasannya karena berani mengusik kehidupan ku." Ucap Dhoni yang kini berlalu dengan senyum kepuasan di wajahnya.
tak..
tak..
tak...
Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Arifin, Wanita itu tertegun melihat seorang pria bersimpuh dan menangis pilu di belakang bangunan Laboratorium .
"Hei...., " Wanita itu menoleh ke kiri dan ke kanan berharap ada orang lain di sana.
"Hei... apa kau mendengar ku.?" Wanita itu mencoba mendekat namun pria itu tak menoleh sedikit pun.
"Apa yang di lakukan pria ini di sini?" Batin wanita itu.
"Hei... kau manusia kan,? ... atau.. apakah kau hantu penghuni labor ini.?" Pertanyaan konyol itu akhirnya yang keluar dari bibir wanita cantik itu. Karena tak ada jawaban wanita itu memberanikan diri untuk mendekat dan menyentuh bahu pria itu, Arifin pun mengangkat wajahnya sekilas namun kembali ke posisi semula.
"Kau Arifin kan anak IPS." Tanya wanita itu kemudian saat ia melihat wajah kacau bersimbah airmata itu.
Arifin pun menoleh pada suara lembut di samping nya itu, kemudian mengangguk.
"Kamu ngapain di sini, apa ada masalah?" Tanya wanita itu kepo. Arif hanya diam tak menanggapi.
"Hummm, baiklah kalau kau tak mau aku ganggu, kau bisa melanjutkan drama pilu mu, aku akan segera pergi." Wanita cantik dengan rambut sebahu itu pun meninggalkan Arifin Namum sebelum ia menjauh ia sempat mengingatkan Arifin.
"Hei... jangan terlalu lama menangisnya, soalnya ini sudah terlalu sore, Jangan sampai satpam mengunci mu di sekolah ini. " Kemudian ia melanjutkan langkahnya.
Sementara itu Arifin berusaha untuk bangun menuju toilet dan membersihkan wajahnya kemudian dengan langkah gontai menuju parkiran sekolah.
"Hei, kamu baik baik saja?" Suara lembut itu kembali terdengar menyapa Arifin dengan ramah.
"Ya, aku baik !" Datar dan cuek tanpa menoleh sedikit pun.
"Pria yang aneh,?" Gadis itu mengambil sepedanya dan mengayun nya tanpa memperdulikan Arifin yang kini malah kaget mendengar gumaman hadis itu.
"Hei.... tunggu siapa yang kau bilang aneh?" Ucap Arifin seraya mengejar wanita cantik itu dengan sepeda motor nya.
"Sore pak satpam." gadis itu melewati satpam sambil menegur dengan ramah.
"Sore juga neng Nia , Hati hati di jalan neng.!" Seru pak satpam dan di tanggapi dengan lambaian tangan dari wanita itu.
"O, jadi namanya Nia.?" Arifin pun tersenyum melupakan sejenak luka hatinya menatap wajah ceria yang mengayuh sepeda dengan santai Hingga tanpa ia sadari ia kini telah berada di depan rumah Nia.
"Hah...., kenapa aku malah mengikutinya.!" Batin Arifin, lalu ia memutar sepeda motor nya menuju pulang ke rumah nya.
*******
sejenak kita biarkan Arifin bernostalgia demgan masa lalunya yah reader...
Terima kasih atas kunjungannya, dan jangan lupa like dan komntar nya....
sampan jumpa di bab berikutnya yan..... 😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Maya●●●
mampir lagi thor
2023-10-25
0
Maya●●●
kalau nggk cinta kenapa bisa lahir anak2 yaa
2023-10-25
1
Sena judifa
sdh tau hesti bkn perempuan baik2 kok balik ke hesti lg dasar bodoh km ripin ripin
2023-10-04
1