Building A City In Ancient Times
The Main Character's Point of View (POV)
•••
Oke, baiklah, aku paham sekarang.
Aku baru saja berpindah ke suatu dunia aneh setelah mengucapkan “Dunia Lain”.
Sekarang aku sedang berada di dalam kereta kuda yang menuju ke Kota Insel. Kota yang aku tuju ini berada di bagian ujung selatan Kerajaan Artea yang berbatasan langsung dengan lautan lepas.
Kota tersebut baru saja kubeli dari seorang Baron miskin hanya dengan menukarkan pakaian kemejaku yang menurutnya adalah pakaian terbaik di dunia ini.
Aku tidak begitu paham, jadi yah aku menjualnya kepadanya. Lagi pula niat awalnya aku hanya ingin membeli rumah untuk tinggal, tapi karena diberikan kota plus dua keping perak, kenapa aku tolak?
“Anak muda, kita sudah sampai di gerbang masuk Kota Insel,” Pak kusir akhirnya memberiku pemberitahuan dari tempat kemudi di depan. Aku yang mendengarnya segera menjawab lalu membuka tirai jendelaku untuk melihat bagaimana kondisi dari kota ini.
Dan ... itu sangat suram ...
Kudengar bahwa ini adalah wilayah kerajaan besar Artea, tapi tidak kusangka ada kota yang sangat suram seperti ini.
Dipinggiran jalan yang kami lalui, banyak orang-orang yang terlihat sakit-sakitan, tubuh mereka kurus kering seolah belum makan selama beberapa hari. Selain itu, siang hari yang biasanya dipenuhi dengan kebisingan anak-anak kecil bermain bola, itu tidak akan bisa ditemukan ada di kota ini, sebab ini lebih seperti kota mati!
Sekarang aku memikirkannya lagi, tidak heran Baron licik itu rela menjual kota ini seharga kemeja yang aku kenakan, rupanya ini benar-benar kota yang sangat suram!
Treppp ...
Ketika kereta kuda yang aku tumpangi berhasil mencapai depan mansion, aku pun turun hanya untuk menghadapi ratusan pasang mata yang menatapku dengan penasaran.
“Hei, siapa dia? Apakah dia bangsawan?”
“Entahlah, ayo kita dekati mereka!”
“Ya, ayo!”
Seketika karena adanya kehadiran dirimu sebagai orang asing di kota ini, semua warga kota yang berada di sekitar lokasi segera berdatangan dan mengelilingi seluruh lokasi tempat kereta kuda berada, masing-masing dari mereka adalah orang dengan pakaian yang terlihat usang dan robek-robek, mereka bahkan kelihatan seperti orang yang tidak mandi.
“Anak muda, aku pergi dulu! Semoga kau beruntung!” Kusir tua yang mengantarku itu melempar senyum canggung padaku sebelum akhirnya melaju pergi meninggalkan Kota Insel dengan cepat.
"Hei, tunggu!"
Tetapi ia sudah jauh— tidak, dia hanya pura-pura tidak mendengarku!
“Siapa anda?” Seorang lelaki tua bertubuh agak lebar bertanya kepadaku di depan semua orang yang berkerumun di sana.
Aku berbalik dan menatapnya,“Aku adalah orang yang akan memimpin kota ini selanjutnya.”
“Apa?”
“Jadi dia bangsawan!” Tatapan banyak orang yang sebelumnya terlihat curiga kini berubah menjadi sangat geram dan kesal, seolah amarah yang tersulut sudah tidak bisa terbendung lagi.
“Hei, Hei, tenanglah, ada apa ini?” Aku melangkah mundur dengan dahi berkeringat. Inikah alasan kusir tua itu mengucapkan semoga beruntung untukku? Sebenarnya apa yang terjadi dengan kota ini!
“Aku tidak bermaksud jahat, jadi tolong ...” Aku mencoba untuk merendahkan amarah publik, sebab akan sangat buruk jika hari pertamaku di dunia lain akan seburuk ini.
“Kau tidak bermaksud jahat?” Lelaki tua itu tertegun sejenak sebelum akhirnya terlihat memarahiku,“Bagaimana kami bisa mempercayai kalian kaum bangsawan? Baron Luke itu bahkan sudah kabur dengan semua hasil panen kami dan tidak kembali berminggu-minggu, kalian semua bangsawan pasti jahat!”
“Aku tidak ...” Sekarang aku paham kenapa mereka membenciku seperti ini, rupanya karena Baron bajingam itu! Sial, aku benar-benar kena penipuan, harusnya aku tidak membeli kota ini!
“Usir dia! Usir dia!” Banyak orang yang sudah mulai berteriak lantang, seolah bukan hanya ingin mengusirku, mereka lebih seperti ingin membunuhku!
Aku tidak ada pilihan lagi ...
“Berikan aku kesempatan!” Aku membungkuk hingga separuh badan menghadap tanah, membuat setiap yang menyaksikan tindakanku menjadi kaget dan terkejut.
“Di-Di-Dia membungkuk!”
Ini fenomena langka, bahkan mereka tidak pernah melihat ada seorang bangsawan yang berani lebih dulu membungkuk untuk merendahkan diri di hadapan para rakyat jelata
“He-Hei ... Dia sepertinya bukan orang jahat ...” Beberapa orang mulai sadar dan ragu dengan keputusan mereka untuk mengusirku.
“Hmm ...”Bahkan orang tua yang sebelumnya berbicara menyadari sikap rendah hati dariku membuat matanya sedikit melebar.
“Mari beri dia kesempatan,” ucapnya dengan tenang, “Barangkali dia memang benar-benar serius membangun kota ini, tidak ada salahnya kita memberinya kesempatan.”
“Hah!” Aku membuka kelopak mataku dan mendongak kembali menatap lelaki tua itu dengan penuh terima kasih.
“Old Sam, apa kau yakin? Bagaimana jika dia hanya ingin memanfaatkan kita?”
Ada beberapa warga kota yang masih skeptis terhadap diriku yang seorang bangsawan, mereka takut jika aku sama dengan penguasa kota sebelumnya yang membuat mereka sengsara.
“Kalian tidak perlu khawatir, aku berjanji akan membangun kota ini!” Aku sekali lagi menambah keyakinan di hati mereka sehingga mereka benar-benar memberi kesempatan padaku.
“Mari kita percayai dia, siapa tahu ... dia memang sangat serius,” lelaki tua itu ikut meyakinkan orang-orang untuk mempercayaiku sehingga kerumunan akhirnya menerima apa yang diucapkan olehnya, lalu memutuskan untuk bubar meninggalkan diriku dengan lelaki tua itu berdua.
“Ayo, ikut aku!” Aku diajak pergi olehnya ke arah mansion sambil bercakap-cakap beberapa omong kosong.
Setelah masuk ke mansion itu, aku dikejutkan dengan semua perabotan dan peralatan yang sudah hilang, bahkan karpet merah yang biasanya disediakan di pintu masuk mansion sudah hilang entah ke mana.
Singkatnya, ini tidak ada bedanya dengan rumah kosong.
“Ke mana semua perabotan di mansion ini?” pertanyaanku sampai pada lelaki tua bernama Samsa itu, dan dia menjawabku.
“Semuanya sudah dibawa pergi oleh Penguasa Kota sebelumnya, yaitu Baron Luke!”
“Huh ...” Aku menghela nafas berat, ini artinya ...
Aku diajak pergi lagi ke arah gudang harta, dan benar saja, tidak ada satu pun benda berharga di sana.
Ini artinya Kota Insel adalah kota termiskin di Kerajaan Artea!
Tapi itu tidak apa, setidaknya masih ada tempat tidur yang bisa aku gunakan untuk beristirahat sejenak sambil menyuruh Samsa atau Old Sam untuk pergi dengan dalih aku ingin memikirkan rencana selanjutnya tentang mengembangkan kota ini
“Phew ... akhirnya aku bisa sedikit bebas ...” Aku melangkahkan kakiku ke arah jendela sambil memandang keluar.
Karena ini adalah lantai tiga, aku dapat melihat dengan jelas kondisi Kota Insel yang berantakan, aku menengok lagi ke arah selatan, di sana adalah lautan lepas dengan pemandangan yang indah.
“Indah tapi berbahaya ...” Tapi ini bukan tentang pantai tersebut.
Aku mengambil langkah kembali menjauh dari jendela, lalu menghela nafas berat sebelum akhirnya mencoba apa yang aku ingin coba.
“Dunia asal!”
“...”
“Kembali!”
Masih tidak terjadi apa-apa.
“Bumi!”
Jrenggggg ...
Tiba-tiba saja muncul sebuah lubang biru muda yang langsung menelanku ke dalamnya dan menghilangkan tubuhku seketika dari antara dunia tersebut. Ketika muncul kembali, aku menemukan diriku muncul kembali di tempat terakhir kali aku berpindah, yaitu kamarku yang berada di Bumi.
“Akhirnya aku kembali lagi ... Hufttt ...” Aku menghirup dan menghembuskan nafas kembali, sekarang aku kembali pada kesendirian lagi, sebab aku, Xavier, hanyalah sebatang kara di bumi.
•••
Bersambung!
Jangan lupa tinggalkan like, comment, dan vote sebagai dukungan kepada Author, makasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
Rizky Fadillah
plagiat GK sih
2023-09-02
1
FnaN
mirip to be castellan🗿
2023-02-06
0
🇿 🇺 🇦 🇳 🇱 🇮 🇳
Mantap GASSKENNNN 🔥🔥🔥
2023-02-05
0