Xavier adalah seorang pria muda berumur 20 tahun yang menghidupi dirinya seorang diri di rumah kecil ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Xavier bekerja sebagai seorang penulis berita online, meski penghasilannya tidak menentu, setidaknya dia masih bisa hidup.
Xavier memiliki tinggi badan 176 cm, bentuk tubuhnya bagus dan six pack meski tidak terlalu, warna kulitnya yang terlihat mulus tanpa jerawat adalah hal spesial, dia tampan dan memiliki ekspresi yang tenang, juga aura yang positif.
Pada saat SMA dia adalah sosok yang menjadi kesukaan banyak wanita di sekolahnya, bukan karena wajahnya saja yang tampan melainkan juga karena dia berprestasi, tetapi semua berubah setelah itu, teman-teman atau sahabat-sahabatnya yang berkata akan menjadi teman selamanya mulai menjauh karena semua orang sudah dewasa, mereka sadar bahwa Xavier memiliki ekonomi yang rendah dan orang seperti Xavier benar-benar tidak akan membawa pengaruh apapun pada kehidupan mereka.
Xavier juga menyadari kejamnya dunia ini, hanya dengan memiliki wajah yang cukup tampan tidak akan terlalu berguna, sekarang yang terpenting adalah uang, karena alasan inilah dia selalu bekerja lebih keras daripada orang-orang di usianya— Akan tetapi sekuat dan seteguh-teguhnya ia berjuang, nasib tetaplah tidak menentu, Xavier yang sudah bekerja keras tetaplah miskin.
“Huft ... hidupku, apakah tidak bisa berubah?” Sambil berbaring di atas tempat tidurnya, Xavier merenungkan nasibnya.
Dia percaya bahwa aksi adalah faktor utama, tetapi sudah banyak dia melakukan aksi namun tetap saja hidupnya sulit.
“Haruskah aku menjual rumah ini ...”
Sebenarnya beberapa minggu terakhir sudah ada beberapa pihak yang mengincar rumahnya untuk dibangun toko karena lokasi yang bersebelahan dengan sekolah menengah, bisa dibilang sangat strategis, akan tetapi Xavier menolaknya dengan dalih “Aku akan memikirkannya.”
“...”
Malam memang tenang, tetapi tidak dengan pikiran pemuda itu. Dia terus memikirkan tentang masa depannya sambil menghisap sebatang rokok yang ada di tangannya untuk mengendalikan pikirannya.
‘Mari berikan kesempatan kepadanya, siapa tahu dia benar-benar serius!’
Tiba-tiba perkataan Samsa berdengung di dalam benaknya yang riuh itu, memicu pikiran Xavier dan hatinya menjadi agak kacau.
“Huftttt ...!!”
Malam hari itu, Xavier akhirnya mendapatkan tekadnya.
“Aku akan menguji coba terlebih dahulu!” Xavier bangkit berdiri, lalu berjalan ke arah meja belajarnya dan memegangnya.
“Dunia Lain!”
“Dunia Lain!”
Tetap dia tidak berpindah tempat, ini membuatnya sedikit bingung hingga akhirnya memikirkan suatu ide.
Pertama-tama, untuk menjalankan idenya, Xavier memindahkan seluruh barang-barang yang ada di atas meja tersebut untuk meringankannya, lalu mengangkat meja belajarnya dengan kedua tangannya sehingga benda tersebut tidak menyentuh apapun lagi selain tangannya.
“Dunia lain!”
Swipppp!
Ia menghilang dengan cara yang sama seperti terakhir kali, ketika akhirnya iamuncul kembali, Xavier sudah mendapatkan dirinya tiba di mansion penguasa kota.
Ini artinya percobaannya berhasil! Meja di tangannya benar-benar ikut berpindah bersamanya!
“Jadi begitu ...” Xavier berkata sambil meletakkan meja di tangannya kembali ke lantai, “Rupanya benda apapun yang harus kubawa tidak boleh bersentuhan dengan lantai atau tanah!”
Hal ini membuat Xavier yakin dengan tekadnya sebelumnya.
Dia pun kembali lagi ke bumi, dan pagi harinya ia langsung memutuskan untuk menghubungi pihak pembeli dan menjual rumahnya, cukup mengejutkan bahwa itu laku $70.000, dan dibayar dengan debit ke aplikasi mobile banking-nya.
Setelah laku terjual, Xavier akhirnya mencari rumah kecil di kawasan pinggiran kota seharga $11.900. Adapun uang sisanya ... Xavier menggunakan uangnya yang lain untuk memesan 1 ton gandum ke rumahnya, tak lupa juga memesan banyak makanan kalengan dan banyak pula bibit-bibit tanaman yang dia pesan.
Setelah itu semua, uangnya masihlah tersisa $53.600 di dalam rekening digitalnya.
“Baiklah ... akan ada kerja keras!”
Yah, kerja keras untuk memindahkan semuanya ke dunia lain!
Sebelum melakukan itu semuanya, Xavier terlebih dahulu pergi ke dunia lain dan pergi ke gudang mansion, di sanalah dia berteleportasi lagi ke bumi.
Tujuan dari Xavier melakukan hal ini adalah untuk mengatur tempat teleportasinya, misalnya dia terakhir kali berada di gudang harta, maka saat dia berteleportasi dari bumi ke dunia lain, maka dia akan langsung tiba kembali di gudang harta.
Singkatnya seperti itu.
Kini Xavier sudah muncul kembali ke bagasi rumah tempat dia menaruh semua hal yang dia beli.
“Huft, andai saja aku bisa mengangkat ini semuanya ...” Xavier membayangkan dia memiliki kekuatan sihir, tapi sepertinya itu tidak mungkin jadi dia mulai mengerjakannya dengan cara mengangkat mereka satu per satu!
•••
Siang hari, Xavier memanggil Old Samsa ke mansionnya.
“Ada apa anda mencari saya?” Old Samsa sedikit memperhatikan Xavier yang berkeringat seolah baru saja melakukan pekerjaan berat, ‘Apa yang dia lakukan?’
“Hmm, Old Sam, bisakah kau siapkan pembakaran dan alat-alat masak? Serta ... beberapa pemuda yang kuat,” Xavier meremas senyum ramah sekaligus meminta tolong.
“Itu ...” Old Sam sedikit bingung, tetapi tetap mengangguk dan melaksanakannya, sepertinya selain mencurigai Xavier, dia juga lebih tertarik dengan apa yang akan Xavier lakukan.
“Baiklah, saya akan meminjamnya dari para warga kota!” Old Sam menjawab, lalu berbalik dan bergegas pergi ke setiap rumah ibu-ibu yang suka memasak untuk meminjam alat masak mereka.
“Tuan Baron ...”
“Panggil saja Xavier.”
“Emm, baik. Tuan Xavier ... Saya sudah melakukan apa yang anda suruh, mereka akan datang sebentar lagi,” ujar Old Sam yang baru saja kembali menghadapi Xavier di halaman depan mansionnya.
“Baguslah ...” Xavier lalu membuang mata kepada 10 pemuda yang terlihat masih cukup kuat di belakang Old Sam, “Ayo ikut aku, aku ingin kalian membantuku mengangkat sesuatu.”
Mereka bersepuluh saling memandang satu sama lain, bahkan jika Xavier adalah penguasa kota yang baru, tetap saja mereka belum mempercayainya.
“Ayo ikuti dia.” Hanya ucapan Old Sam yang membuat mereka akhirnya menerima ajakan Xavier untuk pergi ke dalam mansion tuk mengambil sesuatu di dalam gudang harta.
Beberapa saat kemudian, di depan mansion, terdapat banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan makanan yang disiapkan oleh Xavier melalui orang yang dia suruh untuk memasaknya.
“Tambah lagi jika kalian mau! Aku masih punya banyak!” Xavier berkata dengan senyum ramah demi memikat hati setiap warga Kota Insel.
"Baik, Penguasa Kota!"
"Penguasa Kota sangat baik!"
Xavier senang mendengar pujian-pujian yang datang dari mulut para warga kota, karena dengan itu maka rencananya berhasil.
‘Ternyata memang benar, manusia akan melakukan apa saja demi makanan. Itu artinya makanan adalah umpan terbaik untuk merebut hati orang-orang!’ batin Xavier. Dia benar-benar semakin semangat, selama dia bisa mengembangkan kota ini menjadi kota besar, maka dia mungkin akan untung besar!
“Kakak, aku ingin tambah!” Seorang anak kecil datang kepada Xavier dengan wajah memerah karena malu.
Mendengar permintaan gadis kecil berambut coklat ini, Xavier menunduk dan mengelus kepalanya sembari bertanya kepadanya dengan nada yang lembut, “Siapa namamu?”
“Liani ...”gadis kecil itu menjawab dengan malu-malu kucing.
Imutnya ...
Xavier mengelus kepalanya sekali lagi dan memerintahkan orang-orang untuk memberinya tambahan. “Kalian, berikan Liani makanan lagi!”
“Baik!”
Sepertinya hati mereka benar-benar sudah dicuri dengan sikap baik hati Xavier, membuat mereka menjadi lebih loyal menerima perintahnya.
Xavier terus memikat hati mereka lagi dengan tawarannya. “Oh, yah. Bagi kalian yang rumahnya sudah rusak, silahkan bermalam untuk sementara di mansionku.”
Wahhh ...
Semuanya sekali lagi terpikat dengan kebaikan hati Xavier, kini hampir semuanya berpikir bahwa Xavier adalah seorang bangsawan yang baik hati yang memang benar-benar bertujuan untuk membawa perkembangan bagi Kota Insel.
Tidak sampai di sana, Xavier sekali lagi meminta tolong kepada mereka dengan rendah hati.“Tapi ini hanya sementara. Jadi aku mohon kalian yang muda dan kuat bisa membantuku membuat rumah di kota ini nanti!” sambil membungkuk separuh badan, berperilaku seolah dia setara dengan rakyat jelata yang akhirnya berhasil meraih rasa terima kasih dari para warga kota.
“Tuanku tidak perlu khawatir, kami akan membantu anda!” Sahut Old Sam diikuti oleh banyak sahutan lainnya.
“Benar! Tuan Xavier sangat baik hati, jadi kami akan membantu anda!”
“Ya! Kita akan membangun kota ini!”
"Ya!"
Xavier akhirnya bisa bernafas lega, ini artinya keputusannya untuk menjual rumahnya tidak salah lagi. Karena selama para warga bisa akrab dan mau saling membahu membangun kota ini, maka dia bisa untung besar!
“Oke, terima kasih ... untuk hari ini, mari kita isi tenaga terlebih dahulu!”
“Ya!”
“Ya!”
“Ya!”
•••
Bersambung! Jangan lupa tinggalkan like dan komen sebagai dukungan untuk Author, makasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
🇿 🇺 🇦 🇳 🇱 🇮 🇳
MANTAP GASSKENNNN 🔥🔥🔥
2023-02-05
2
Bombom
Absen aja dulu 😁
2023-01-30
0