Dalam seminggu ke depan, pekerjaan yang Xavier perintahkan sudah benar-benar diselesaikan, dan sekarang tidak ada lagi banyak pekerjaan sebab musim dingin sedikit lagi tiba, untuk saat ini, pekerjaan lebih dicondongkan pada pengumpulan kayu bakar di hutan demi keberlangsungan hidup pada musim dingin.
Untuk persediaan gandum, itu setidaknya masih cukup untuk melewati musim dingin. Daging-daging juga sudah dicincang dan diasapi agar bisa awet, kini Kota Insel sudah siap untuk menyambut musim dingin!
[POV Xavier]
“Tuanku, regu pemburu menemukan sesuatu di hutan!”
“???” Aku bingung dengan apa yang dimaksud oleh Old Sam, jadi langsung saja aku ikuti ke tempat yang dimaksud Old Sam daripada banyak bertanya.
Sesampainya di sana, mataku yang biasanya sedikit sayu seketika terbuka lebar melihat sesuatu yang menurutku mustahil ada.
“Tidak mungkin ...” Tapi ini nyata, mataku tidak mungkin berbohong kepadaku.
Apa yang aku lihat ini!?
Seorang gadis cantik berambut hitam berwajah imut! Tidak, bukan itu saja! Gadis ini mempunyai telinga seperti kucing, WTF!
Apa ini dunia fantasi?
Aku melirik lagi ke bagian belakang gadis cantik yang sedang pingsan ini dan benar saja, gadis ini memiliki ekor layaknya kucing seperti dugaanku.
“Ini pasti ras siluman kucing!” Ketua regu pemburu, Samson, maju ke sampingku dan menawarkan jasanya, “Apa tuanku ingin aku menghabisinya?”
“Tidak.” Maksudku, kenapa aku harus asal membunuh orang?
“Tapi, Tuanku ... kudengar ras siluman penuh tipu muslihat, menyelamatkan mereka mungkin bisa membawa musibah bagi kita ...”
“Yah, kau mungkin benar ...” Aku mengangguk setuju, tetapi masih memiliki kontra dengan alasanku sendiri. “Tapi ... aku tertarik padanya.”
Ini kali pertama aku menemukan spesies unik seperti ini, akan sangat disayangkan jika aku membunuhnya, sebaiknya aku menyelamatkannya.
“Bantu aku membawanya kembali ke mansion.”
[POV Xavier, End]
•••
“Cepatlah pergi dari sini nak!” ucap seorang ibu tak dikenal.
“Tidak, Ibu!”
“Gadis bodoh, cepat pergi, aku akan menahan mereka!” Sanggah seorang ayah yang juga wajahnya tidak begitu jelas.
Desa mereka baru saja diserang oleh sekelompok bandit dan sudah hangus terbakar, para petarung sudah dihabisi dan hanya tersisa keluarganya saja.
“Nak, pergilah. Untuk kali ini saja, tolong patuhi perintah ayahmu ini!”
“Uhhh ...” Gadis itu hanya bisa menggigit bibirnya dan dalam tangis dia berbalik untuk melarikan diri, tapi baru saja mengambil sepuluh langkah kaki ke arah hutan, tiba-tiba terdengar jeritan kedua orang tuanya.
“Tidak mungkin ...” Gadis cantik berumur 18 tahun itu berbalik menatap kasihan karena tak percaya dengan apa yang dia lihat.
“Aku akan membunuh kalian!...”
*Glegar!*
“Aku akan membunuh kalian!” Gadis siluman kucing itu tiba-tiba terbangun dari tidurnya di atas sofa yang berada di ruang kerja Xavier di lantai ke-tiga.
“Hei, kau sudah bangun—” Baru saja Xavier ingin menyambutnya, tetapi tubuh gadis itu sangat gesit sehingga secara tiba-tiba saja dia sudah tiba di belakang Xavier dan menaruh bilah pisaunya di leher Xavier.
“Tenanglah ...” Xavier menurunkan nada bicaranya, membuat tubuh gadis itu menjadi terdiam di tempat setelah mengetahui ada pistol di bagian bawah perutnya.
Meski dia tahu itu apa, tapi instingnya memberitahu bahwa itu pastilah benda yang berbahaya sehingga gadis tersebut tidak berani melakukan hal ceroboh.
“Sekarang, bisakah kau turunkan pisaumu itu?”
“Kau tarik kembali dahulu benda aneh ini!” Gadis itu sepertinya sadar betul bahwa Xavier hanya ingin mempermainkannya, ‘Trik rendahan!’ Ia sedikit mencibir dalam hati.
“Baiklah ...” Xavier tidak ambil pusing, “Aku akan menarik senjataku, tapi kau harus berjanji akan menarik senjatamu juga.”
“Terserah kau!”
“Oke, oke ...” Xavier pun menarik kembali pistolnya dan tepat pada saat itu lehernya pun digorok menggunakan pisau yang digunakan oleh gadis tersebut, tetapi ada yang aneh.
Sebelum gadis itu bisa menyadarinya, kedua tangan Xavier sudah memegang erat kedua bahu gadis tersebut lalu melemparnya hingga berputar ke depan tetapi ia berhasil mendarat dengan sempurna ke atas lantai.
“Bagaimana bisa?!” Gadis itu tampak terkejut, bukan karena skill bela diri Xavier yang ada di atas rata-rata, tetapi karena leher Xavier yang ternyata tidak terluka sama sekali!
“Sial, ini palsu!” Gadis itu sangat kesal ketika mengetahui bahwa pisau dagger yang dia genggam rupanya tidak terbuat dari logam melainkan bahan lain yang tidak dia ketahui.
“Manusia sialan, kembalikan daggerku!”
“Kenapa? Kenapa aku harus mengembalikannya?” Xavier memandangnya dengan ekspresi bingung, “Apakah itu penting bagimu?” Xavier ingin menguji tebakannya dan tidak berharap gadis ini akan memakan umpannya.
“Benar atau tidak, apa hubungannya denganmu? Sebaiknya kau mengembalikannya sekarang!” Tuntutnya seolah memerintah Xavier di tempat kekuasaannya sendiri.
“Jadi itu benda berharga ...” Xavier menyimpulkannya dengan cepat sehingga dia memikirkan ide lain yang bisa dia gunakan untuk membuka mulut pihak lain, “Bisakah kau sedikit bercerita tentang Ras Siluman Kucing? Aku akan mengembalikan dagger ini setelah kau mengatakan yang sejujurnya.”
Sesungguhnya Xavier sangat tertarik dengan hal ini sejak awal, karena itulah dia tidak segan-segan untuk menyelamatkan gadis asing ini.
Namun, sepertinya pertanyaan Xavier disalahartikan sebagai hal lain sehingga mata pihak lain pun mengecil seperti seekor kucing yang marah.
“Bukankah kalian sudah membunuh semuanya? Apa kalian belum puas?!”
Membunuh?
“Apa maksudmu?”
“Tidak usah banyak tanya lagi!” Gadis itu langsung bangkit berdiri dan berlari ke arah Xavier, tetapi sebelum dia berhasil sampai, Xavier sudah melepaskan satu proyektil yang melesat melalui samping wajahnya.
Brakkkk ...
“!!!”
Apa-apaan itu ...
Baru kali ini gadis tersebut melihat ada senjata yang bisa melontarkan serangan secepat itu dan menghancurkan tembok, bahkan jika tembok yang dikenai benda melesat itu hanya meninggalkan bekas kecil, tetap saja itu sangat berbahaya!
“Senjata apa itu?!” Gadis Siluman Kucing itu memiliki firasat buruk dalam hatinya.
“Ini senjata api ...” Xavier hanya menjawab saja secara singkat dan padat, lalu berkata, “Sekarang tenanglah. Aku hanya ingin kau tinggal sebentar untuk menceritakan hal-hal dasar tentang ras siluman, sebab aku sedikit tertarik.”
“Hanya itu?!” Gadis itu kembali berdiri tegak menatap Xavier sambil mengernyitkan keningnya, “Kau juga akan mengembalikan dagger-ku, bukan?”
“Tentu saja, lagipula itu hanya dagger, aku tidak tertarik untuk memilikinya.”
“Kau yang mengatakannya ...” Gadis itu berjalan dan berhenti tak jauh dari Xavier, “Katakanlah, apa yang ingin kau tanyakan?”
Xavier memberi senyum puas karena dia mau diajak bekerja sama. “Aku tidak memiliki banyak pertanyaan, hanya beberapa ...”
Xavier duduk kembali ke kursinya dan menopang kedua sikunya di atas meja sambil melipat jarinya satu sama lain. “Ras siluman itu ... ada berapa jenis?”
“Ada banyak, kenapa kau menanyakan hal umum semacam ini?”
“Jawab saja.”
“...” Gadis tersebut mengangguk dan mulai menyebutkan semua jenis spesies ras siluman kepada Xavier.
‘Rupanya sangat banyak ...’ Xavier sedikit mengkhawatirkan tentang kelompok ras siluman ini karena mereka bisa menjadi ancaman besar bagi kota kekuasaannya ini.
‘Tidak-tidak, aku terlalu berpikir jauh ...’ pikir Xavier. Tidak mungkin juga ras siluman akan mencari masalah dengan kotanya ini tanpa alasan yang jelas, terlebih lagi mereka makhluk berakal seperti manusia.
Tapi untuk mengantisipasi itu, Xavier memiliki satu pertanyaan terakhir.
•••
Bersambung! Jangan lupa tinggalkan like dan komen sebagai dukungan untuk Author, makasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
EL Shawieto
Mudah²an
2023-02-08
1