Sebulan kemudian, misi untuk membangun kembali bangunan-bangunan yang rusak sudah selesai.
Dan yah ... banyak alat bantu yang dibawa oleh Xavier dari bumi, yaitu berbagai jenis perkakas untuk membangun rumah yang terbuat dari kayu. Karena untuk saat ini sangat mustahil membuat rumah dari batu sebab tidak ada batuan yang bagus di kota mereka, itulah yang membuat Xavier lebih memilih membuat rumah kayu terlebih dahulu untuk tempat tinggal warga kotanya.
Semua warga kota sangat senang dengan kepemimpinan penguasa kota mereka yang baru ini, mereka semakin sadar bahwa Xavier memang benar-benar bertujuan membangun kota sehingga semakin hari mereka semakin loyal kepadanya.
“Tuanku, semua orang yang berumur di bawah 30 tahun sudah aku bawa ke depan mansion,” ucap Samsa yang saat ini sedang menghadap Xavier di ruang kerjanya.
“Baiklah ...” Xavier memutar kursi putarnya menghadap ke arah jendela, dan seperti yang dikatakan oleh Samsa, memang sudah ada semua orang di bawah sana.
“Ayo pergi!”
Samsa dan Xavier mengangkat kaki dari ruangan tempat mereka berada untuk menemui orang-orang yang sudah dikumpulkan.
“Em, aku punya pekerjaan untuk kalian, jika kalian menyetujuinya, aku bisa memberikan sekilo gandum untuk kalian.”
Begitulah yang diucapkan Xavier kepada mereka, tetapi mereka tidak langsung menjawab melainkan saling melirik satu sama lain.
“Hmm ... apa kalian tidak mau?” Xavier sedikit kecewa, padahal dia sudah mempunyai banyak ide di benaknya, tetapi untuk melakukannya butuh banyak orang, sangat sulit jika hanya dirinya yang bekerja.
Setelah Xavier berpikir seperti itu, ada seorang lelaki paruh baya dengan luka cakar di wajahnya yang maju dan berbicara untuk mewakili semua orang.
“Mohon izin untuk berbicara Tuan,” ucapnya sambil menangkupkan tinjunya.
Xavier mengangguk dan mempersilahkannya untuk berbicara.
Lelaki paruh baya tersebut mengangguk juga dan memandang mata Xavier. “Sebenarnya, kami tidak butuh upah Tuanku, selama keluarga kami memiliki makanan, itu sudah cukup bagi kami.”
“Jadi, jika memang anda butuh bantuan, katakan saja, kami akan dengan senang hati melakukannya tanpa imbalan seperti barusan!” Imbuhnya.
“Benarkah?” Xavier kurang yakin.
“Tuanku, kau sudah menunjukkan kebesaran hatimu kepada kami, maka kami pun akan menunjukkan kegunaan kami ... sebagai warga kota anda!”
“Itu benar!” Tak lama banyak datang orang-orang dari seluruh kota mengerumuni depan mansion.
Xavier sangat senang sampai-sampai dia tidak sadar bahwa Samsa telah memerintahkan semua orang untuk menyambut dirinya.
“Semuanya, mari berikan selamat datang kepada Penguasa Kota kita yang baru, Tuan Xavier!” teriak Samsa dengan nyaring dan keras.
Shupp!
Seketika semua penduduk kota memberi hormat dengan membungkuk sambil menopang satu lutut mereka di atas tanah sebagai bentuk kehormatan mereka kepada Xavier.
Kira-kira ada total 200 penduduk kota di hadapannya yang memberikan hormat seperti ini, bahkan Samsa, lelaki tua itu, ikut membungkuk kepadanya!
Untuk sesaat Xavier seperti tidak bisa berkata-kata. Di kehidupan lainnya, dia hanyalah seorang manusia biasa yang tidak memiliki kehormatan berlebihan semacam ini, tapi di dunia ini ...
“Aku adalah penguasa ....” Tanpa sadar Xavier bergumam. Inilah kenyataannya saat ini, aku adalah seorang Penguasa! Pemimpin! Tuan bagi kota ini!
Rasanya seperti ada rasa tanggung jawab yang memenuhi jiwa dan raganya, membuat bahkan tangan dan kakinya bergetar dan seluruh pakaiannya dipenuhi dengan keringat.
“Baiklah jika itu yang kalian mau ...” Xavier berkata dengan senyum cemerlang, “Kita akan membuat kota ini menjadi kota terbaik di dunia!”
“...” Semua warga kota memandanginya dengan takjub. Meski tahu ambisi Xavier terlalu besar dan rasanya mustahil, entah mengapa mereka merasa jika itu Xavier, mungkin saja ...
“Ya!” Saat itu suara mereka terdengar serentak membuat bahkan makhluk-makhluk yang ada di sekitar dapat mendengar suara mereka.
“Baiklah ...”
Di depan mansion, atau lebih tepatnya di sebelah kanan yang terdapat tanah lapang, Xavier sedang bersosialisasi dengan mereka semua.
“Untuk membangun peradaban yang maju, kita butuh banyak hal, tapi ada tiga hal yang penting!”
“Pertama adalah makanan!”
“Makanan adalah sumber paling penting untuk manusia, jika tidak ada itu, kita pasti akan mati.”
“Kedua adalah militer!”
“Kita harus memiliki banyak orang terlatih untuk bisa mempertahankan wilayah kita! Sebab di dunia ini, ada banyak penjajah, dan itu adalah hal normal. Untuk itu, kita butuh militer yang siap kapanpun untuk menjaga kota ini!”
“Lalu apa yang ke-tiga?”
“IPTEK!” Xavier menjawab dengan singkat yang membuat banyak orang bingung sebab mereka sendiri tidak pernah mendengar istilah itu.
“IPTEK atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ini adalah dasar terpenting bagaimana manusia bisa maju. Hal ini bisa menjadi hal baik ataupun buruk, tergantung bagaimana kita mengendalikannya.”
“Apa kalian mengerti?”
“...”
Tidak ada yang menjawab ...
‘Yah, aku sudah mengharapkan ini ...’ ucap Xavier dengan lirih sambil memandang mereka dengan senyum dalam hati, ‘Sepertinya akan sulit, tapi mari hadapi, aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk ini, mari bertaruh bahwa aku akan membuat kota ini menjadi kota terbaik di dunia ini!’
Xavier sangat yakin, jika suatu hari kota ini menjadi kota terbaik, maka kehidupannya di kedua dunia akan jauh lebih baik.
“Aku akan membagi tugas saja ...”
Pertama-tama, Xavier memerintahkan para kaum pria untuk memperluas kebun atau ladang yang berada di samping kota untuk ditanami gandum dan lainnya sebab komoditas utama kota ini adalah gandum dan lobak, tetapi sayang sekali hasil panen mereka sudah dibawa pergi oleh Baron Luke, jadi untuk saat ini ...
“Old Sam ...” Xavier melirik ke pintu masuk mansion.
Yah, Samsa datang dari sana bersama beberapa orang sambil membawa gerobak dorong berisi sekop, linggis, pacul, dan banyak hal lain untuk bertani.
“Woah, gerobak itu terbuat dari besi dan rodanya bukan terbuat dari kayu!”
Itu benar, sebab itu roda yang terbuat dari karet, benda apapun yang ditaruh di atasnya tidak akan begitu bergetar jika melewati bebatuan atau gundukan tanah.
Total ada 20 gerobak dan banyak sekali alat bertani yang Xavier beli dari dunia modern.
‘Aku menghabiskan beberapa ratus dolar untuk ini ... kuharap masa pakainya bisa untuk beberapa tahun ...’
“Kalian pakailah itu untuk memperluas lahan bertani kita, dan buatlah irigasi untuk mengairi ladang gandum nantinya!”
“Siap!” Semua orang yang ditunjuk langsung saja pergi dengan alat-alat yang sudah disediakan melalui gerbang depan kota.
Xavier lalu menoleh kepada mereka yang lain, “Kalian yang kaum perempuan, aku mempunyai banyak alat tenun, bisakah kalian menenun banyak pakaian?”
“Tentu!”
“Baguslah!” Meski alat tenun yang dibeli oleh Xavier bukanlah alat tenun berkualitas tinggi, tapi setidaknya itu bisa membuat pakaian yang bagus, semua tergantung siapa yang membuat.
"Yang bisa menenun, berpisahlah."
Mengikuti titah Xavier, rupanya tidak banyak orang yang mempunyai bakat menenun, hanya ada 20 orang. Xavier sudah mengharapkan itu, jadi yang sisanya dia mengatur mereka untuk hal lain.
“Kalian laki-laki yang tersisa, bagilah menjadi dua bagian, satunya pergi cari kayu bakar di hutan, dan yang lainnya berburulah binatang-binatang di hutan.”
“Baik!”
“Siap!”
Baru kaum pria yang tersisa pun bubar dari tempat mereka hanya menyisakan kaum wanita di depannya.
Mereka semua adalah wanita dewasa jadi Xavier memberi mereka perintah yang menurutnya cocok.
“Aku punya banyak persediaan di mansion, jadi tolong masaklah makanan yang enak bagi keluarga kalian!”
“Wahh ...” Wajah banyak wanita di tempat itu berubah menjadi merah, rupanya mereka sangat terpukau dengan sikap baik hati Xavier.
“Tuan Xavier sangat lembut dan baik hati ...”
“Hah, andai saja suamiku sepertinya ...”
“Tuanku, apa anda menerima selir seorang janda?”
“Uhhh ...” Xavier sedikit terpukul dengan kalimat barusan, ‘Kalian rata-rata sudah mempunyai suami, bukan? Aku akan dibunuh jika suami kalian tahu tentang ucapan kalian!’
Bahkan Xavier sesekali melirik Samsa dengan maksud agar dirinya tidak membuat kabar ini menyebar, bisa jadi masalah jika orang-orang tahu hal yang terjadi saat ini.
“Hehe, anda tidak perlu khawatir, saya tidak akan mengkhianati anda, Tuanku.”
Old Sam berkata seperti itu, Xavier akhirnya bisa sedikit tenang.
•••
Bersambung! Jangan lupa tinggalkan like dan komen sebagai dukungan untuk Author, makasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
EL Shawieto
Ada² aja
2023-02-08
1