Beberapa kali Varetta berdecak kagum setelah Eldio mengajaknya masuk ke apartemen. Awalnya Varetta tak menduga bahwa Eldio akan menuruti keinginannya yang ingin tinggal berpisah dan jauh dari kawasan sekolah. Bibirnya kembali berdecak kagum saat sampai di ruang utama.
"Kalau gini mah tidur seharian disini juga betah," kagum Varetta.
"Norak," komentar Eldio datar.
Gadis yang masih menggunakan gaun putih itu menatap julid ke Eldio. "Terserah saya dong, kalau saya norak juga bapak yang malu."
"Kamar kamu ada di lantai dua, jika kamu memerlukan bantuan bisa nyari saya di kamar bawah tangga."
"Serius kita pisah kamar?" pekik Varetta senang, tanpa sadar ia melompat-lompat kecil sambil bersenandung bahagia membuat Eldio tertegun, ada sepasang bagian tubuh yang membuat Eldio salah fokus.
"Ya," balas Eldio seadanya, lelaki itu merogoh sesuatu di dalam saku jas dan menyodorkannya kepada Varetta dengan wajah yang menatap tembok belakang.
Kedua alis Varetta mengernyit, tak urung ia tetap menerima benda pemberian Eldio dengan wajah bingung.
"Kartu? Buat apa?"
"Uang jajan sekolah, gunakan sesukamu untuk belanja. Saya tidak ingin di cap sebagai suami yang tidak menafkahi istri," sindir Eldio membuat Varetta cengengesan.
"Ini mah kebanyakkan, tapi akan saya terima dengan lapang dada. Aduh, makin cinta sama duit bapak, hehehe." Varetta nyengir, tangannya bergerak mengelus kartu pemberian Eldio dan menciumnya penuh perasaan. "Muach!"
Eldio melirik Varetta tanpa minat, mata nya kini beralih menatap jam pada pergelangan tangannya.
"Saya ada urusan, tidak usah menunggu saya pulang dan jangan buka kan pintu jika ada yang ingin berkunjung kecuali saya yang membuka pintu, paham?" perintahnya menyadarkan Varetta yang sibuk mencium aroma uang dari kartunya.
"Ngapain juga gue nungguin orang modelan elu?" kata-kata itu hanya tersangkut di tenggorokan, perlahan kedua sudut bibir Varetta terangkat hingga membentuk sebuah senyum manis.
"Nggak makan dulu, Pak?" tanya nya sangat lembut.
"Makan apa?" tanya balik Eldio dengan ambigu.
Senyum Varetta luntur, kini kedua alisnya tertaut bingung. "Kok makan apa? Ya, makan malam lah, emang makan apa?"
Eldio menggaruk tengkuk nya salah tingkah, tanpa bicara ia langsung melangkah kan kaki keluar apartemen tanpa menghiraukan tatapan aneh Varetta.
"Aneh banget si bapak," gumam Varetta heran, beberapa detik kemudian ia tersenyum tengil melihat kartu hitam di tangannya. "Bodoamat lah, yang penting sial sekali, berkah nya berkali-kali, huahahaha!"
Varetta membanting pintu dengan kuat sebelum berlari bahagia menuju lantai dua.
Sedangkan Eldio, lelaki itu menghela nafas berat, ia mengusap wajahnya frustasi, mengapa ia menuruti permintaan gadis asing yang baru saja menjadi istri sah nya itu dengan mudah? mengapa juga ia memberikan sebuah kartu limit kepada nya? Eldio tidak paham dengan isi otaknya, bahkan Eldio juga tidak sadar jika langkah nya telah terhenti di sebuah privat room yang ada di resto depan Apartemen nya.
"Lama banget, habis unboxing perawan tingting dulu, ya?" seseorang berceletuk ringan, Eldio menoleh ke samping kemudian bersedih. Tanpa bicara ia duduk di kursi kosong setelah melepas jas ditubuhnya.
"Gimana? walaupun masih anak SMA, kek nya punya istri lo lumayan gede ya?" Eldio tak menjawab membuat lelaki dengan setelan kaus santai itu semakin gencar menggoda nya.
"Andai istri kecil lo tau kalau suami nya adalah pria hyper ***," ejek nya disusul tatapan tajam Eldio.
"Saya tidak berminat berhubungan badan dengan dia, Jann. Pernikahan saya hanya sampai Ayara kembali kemari, dan saat hari itu terjadi saya akan melepaskan Varetta."
Jean atau lelaki yang sering Eldio panggil dengan nama Jann itu hanya tersenyum simpul, ia menyandarkan tubuhnya ke belakang, menatap Eldio dengan tatapan yang sulit di artikan, beberapa saat kemudian ia menghembuskan asap vape nya ke atas.
"Lo egois," komentarnya.
"Tidak ada yang egois dalam kerjasama, keluarganya butuh uang, justru pihak saya yang dirugikan."
"Kenapa rugi? Daripada lo nyewa ****** di luar sana mending sama istri lo, dapet pahala iya, gratis iya, why?"
"Sudah saya bilang jika pernikahan saya dengan Varetta hanya sementara, tidak ada cinta di antara kita dan itu mutlak!"
"Oke-oke."
Jean hanya berkomentar pasrah untuk menanggapi jawaban Eldio, sebenarnya ia sudah tau menahu apa yang menjadi akar permasalahan dari kehidupan Eldio. Tuntutan sejak kecil untuk selalu menjadi nomor satu membuat Eldio mulai mencari pelampiasan, rumah yang selalu sepi dan kurang nya kasih sayang membuat Eldio mulai terjerumus dalam pergaulan bebas.
Niat coba-coba dan berakhir kecanduan, Cia yang saat itu hendak mengajak Eldio makan malam pun mengetahui kebiasaan anaknya di usia yang ke 28 tahun. Tanpa pengetahuan Eldio, Cia meminta bantuan Jean untuk mencarikan wanita yang cocok untuk putranya, dan tepat pada saat itu Jean menemukan kebocoran data perusahaan Mama Varetta dan menjadikan hal itu sebagai umpan.
Cia menyebarkan berita bohong yang seketika membuat pembatalan kontrak dari beberapa pihak, dan tepat pada dugaannya, Zalia datang ke perusahaan untuk membuat kesepakatan. Ia memberikan seluruh harta milik nya untuk mengembalikan nama baik perusahaan, tak terkecuali jika Varetta menjadi taruhannya.
Jean berdehem kecil ia kembali menetralkan kegugupannya, ia termasuk orang yang ikut andil dalam pernikahan kontrak Eldio, namun ia memilih diam dan ikut setuju dengan rencana Cia meskipun mengorbankan seorang gadis tak bersalah.
"Lo yakin gak tergoda sama istri kecil lo? Biasanya yang belum punya pengalaman kek gitu lebih–" Jean menggerakkan jari-jarinya dengan gerakan acak lalu tertawa kecil. "Sexy," lanjutnya berbisik.
"Dia bukan tipe saya," tekan Eldio kesal. "Cepat katakan mengapa kau ingin menemui ku pada jam seperti ini!"
"Bukan tipe atau bukan tipe? udah gak sabar mau unboxing bocil, ya?"
"Jann!"
Jean tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan sahabatnya, satu jarinya mengusap air mata yang mengalir akibat tertawa. "Oh, astaga." Jean menatap Eldio sebentar kemudian kembali tertawa membuat lelaki itu jengkel sendiri.
"Jika informasi mu tidak penting, besok akan ku pastikan jika perusahaan utama mu akan tumbang," ancam Eldio yang seketika menghentikan tawa Jean.
Dalam hati, Eldio tersenyum puas setelah melihat Jean yang langsung membuka laptopnya, beberapa saat kemudian terdengar getaran kecil dari ponsel Eldio.
"Gue udah kirim data yang gue dapet, setelah anak buah gue selidiki dari tempat tinggal istri lo yang lama, dia bukan anak kandung Zalia Zakinara," ungkap Jean serius.
"Maksud mu?"
"Gue belum tau jelas asal-usul istri lo, yang jelas, mereka ngambil istri lo dari panti asuhan Melati Bunda."
"Varetta," ujar Eldio datar karena Jean menyebutnya istri berulang kali seolah memancing.
Jean terkekeh geli. "Sama aja, kan dia istri lo."
"Terserah."
Eldio menyimpan data baru itu ke dalam file pribadi kemudian berdiri tanpa mengucap kata apapun membuat Jean mendengus.
"Tidak mengucapkan terimakasih? minimal berita keponakan baru buat gue-hehehe." Jean mempleset kan kata-katanya karena Eldio menatapnya dengan tajam, alhasil ia hanya tersenyum konyol sembari menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Galak amat."
"Terus lakukan pencarian data, jangan sampai gadis itu tau atau kau akan tau akibatnya? Aku akan membayar pekerjaan mu hari ini."
"Katanya lo nggak minat sama Varetta, tapi kenapa lo kepo sama kehidupan masa lalu dia?"
Eldio terdiam, apa yang dikatakan Jean memang benar, dengan berat hati ia menghela nafas kemudian menyugar rambutnya ke belakang dengan pelan.
"Hanya ingin tau, meskipun hanya kontrak, ia tetap istri saya untuk beberapa waktu."
Punggung tegap Eldio mulai menghilang dari ruangan membuat Jean memudarkan senyum nya, wajah penuh ekspresi konyol tadi seketika hilang dan di gantikan dengan tatapan tajam tanpa ekspresi dengan cepat. Kedua mata nya kembali menatap sebuah rentetan data yang ia simpan di dalam file tersembunyi.
Jean tertawa kecil, ia kembali menghembuskan asap vape nya ke atas hingga membentuk gumpalan berwarna putih sebelum tangan Jean menggapainya dengan pelan.
"Saat hari itu tiba, gue adalah orang pertama yang ngehancurin hidup lo tanpa belas kasihan," ujarnya penuh dendam sebelum bangkit posisi nyaman nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments