PERATURAN

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, tak terasa sudah 2 minggu telah dilewati oleh Varetta.

Terpaan lembut angin pagi di taman kota selalu menjadi pelarian Varetta semenjak seminggu terakhir. Kedua mata nya terpejam erat, merasakan setiap sayatan pada hati yang ia ciptakan dengan halusinasi. Cepat atau lambat, terima atau menolak, pernikahan itu tetap terjadi dan ia akan segera mengubah statusnya.

Janda, Varetta benci jika harus berhadapan dengan kata keramat itu. Umurnya masih menginjak angka 18, namun mengapa masalah seolah sangat senang muncul di dalam kehidupannya.

Jika saja bunuh diri di perbolehkan, tentu Varetta melakukan itu sejak awal.

"Nona, anda harus segera kembali ke mansion untuk bersiap."

Memilih diam, Varetta mengabaikan suara bodyguard yang di beri oleh keluarga Eldio seminggu yang lalu.

Nafas nya terasa sesak, kedua mata nya memanas, sebulir lelehan air hangat mulai jatuh tanpa bisa ia cegah. Hal itu membuat pria berbadan besar di depannya sedikit panik.

"Nona, apakah perlu saya panggilkan tuan Eldio kemari untuk–"

"Tidak perlu, maaf."

Varetta berdiri, mengusap air mata yang meleleh dan membenarkan riasan wajahnya melalui kamera ponsel. Ia rasa telah menangisi prihal ini setiap malam, namun entah mengapa rasanya stok air mata yang ia punya seperti tak terbatas. Ia ingin kuat, ia tidak ingin menangis, namun mengingat kata-kata bahwa ia dijual membuat hatinya terasa sakit dan lelehan hangat itu lagi-lagi tak dapat dicegah untuk kesekian kali.

Kendaraan besi beroda empat itu langsung melaju pelan kembali ke rumah setelah Varetta masuk, seorang supir yang membawa mobil keluaran terbaru itu tersenyum tipis.

"Saya yakin kalau tuan Eldio sudah mempertimbangkan semua nya, Nyonya. Semoga berbahagia."

Varetta hanya mampu tersenyum masam sambil membuang muka ke luar jendela, menatap hamparan laut dan rerumputan tinggi di batas kota.

Ingin rasanya ia berlari sekuat tenaga dan berbaring pada nyaman nya rumput yang mulai bergoyang diterpa angin, namun lagi-lagi Varetta disadarkan oleh kenyataan bahwa kini ia telah berdiri di depan pendeta bersama dengan orang yang ia akan menjadi suami kontraknya. Eldio, lelaki yang akan mengubah hidupnya nanti.

"Sudah siap?"

Varetta melirik pada lelaki dengan tuxedo putih rapi di sebelahnya. Seharusnya hari ini ia menangis bahagia, seharusnya hari ini ia tersenyum tanpa beban, harusnya saat ini ia tertawa karena memiliki kekasih hidup yang tampan. Namun kali ini Tuhan benar-benar menguji nya dengan lelaki kejam berwajah tampan.

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Varetta, Eldio menatap gadis itu tajam. "Jangan membuat saya malu, Varetta!" tekan nya berbisik.

Kedua tangan Varetta terkepal, dengan terpaksa ia tersenyum ke arah pendeta yang kini menatapnya. "K-kita siap."

Varetta mengambil nafas, ia meremas gaun indahnya dengan gusar, hati nya tak henti merapal doa.

"Auvaretta Kinar Andhara, aku mengambil engkau menjadi seorang istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya."

"Eldio Agradipta, a-aku mengambil engkau menjadi seorang s-suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya."

"Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai."

"Sampai maut memisahkan ki-ta..." Nafas Varetta tercekat, suaranya mulai melirih hampir tak terdengar.

"...dan inilah janji setiaku yang tulus."

Air mata yang mati-matian Varetta tahan akhirnya luntur, bulir-bulir hangat langsung merembes begitu saja dari kedua mata indahnya. Disisa kekuatan yang ia punya, hatinya seakan teremat kuat mendengar akhir janji yang di ucapkan Eldio.

Beberapa tamu undangan yang hadir bertepuk tangan setelah janji berhasil di ucapkan. Eldio memiringkan badan hingga menatap istri sah nya seluruhnya.

Pandangan Varetta terasa kabur, dunia nya serasa terhenti beberapa detik saat merasakan sebuah benda asing beradu pada bibirnya. Sebulir lelehan air hangat kembali merembes ketika apa yang ia takutkan benar-benar menjadi kenyatan. Gadis itu memberanikan diri membuka mata hingga wajah tampan Eldio berada tepat di depan wajah nya sambil memejamkan mata.

Pasokan udara Varetta terasa menipis, tangannya mencengkram kuat jas Eldio membuat lelaki itu membuka mata dan menegakkan badan nya seperti semula, sebuah kecupan ringan pada dahi menjadi penutup ciuman pertama mereka.

"Lakukan sesuai alur atau saya tidak segan menghancurkan bisnis Mama mu," bisik Eldio tajam sembari menghapus bekas air mata di pipi Varetta.

"Saya akan membunuh anda jika itu benar-benar terjadi," balas Varetta dengan bibir bergetar.

Eldio hanya menaikkan sebelah alisnya remeh. "Coba saja," ujarnya tenang.

Varetta mengepalkan kedua tangan nya, tentu saja ia tidak bisa melakukan hal itu jika Eldio benar-benar menghancurkan perusahaan Mama nya. Orang asing pun tau jika menyelakai Eldio tidak semudah membalikkan tangan, bahkan acara pernikahan tertutup ini saja sudah di hadiri 50 orang lebih berseragam hitam yang berjaga di depan mansion.

Varetta tersentak saat membalikkan badan, ia baru sadar jika tamu undangan yang tadi hadir menyaksikan pembacaan janji suci kini telah menghilang. Mata nya menatap ke semua penjuru ruangan namun nihil, pendeta yang tadi memimpin pemberkatan pun telah menghilang.

"Mereka tau jika tidak ingin mengganggu pengantin baru," ceplos Eldio asal.

Kedua mata Varetta memincing, emosinya berubah begitu saja saat Eldio menampilkan sisi lainnya. "Tidak ada kata pengantin baru untuk anda, saya benci keluarga Radipta!"

"Saya tidak peduli."

Varetta menggeram kesal namun tak urung ia tetap mengikuti langkah Eldio yang pergi meninggalkan ruang utama, tak lupa ia juga mengumpat sepanjang perjalanan.

"Dasar pria tua sialan, bunglon, sok dingin, nyebelin!"

"Saya mendengarnya."

"SAYA TIDAK PEDULI!" teriak Varetta kesal.

Eldio mengabaikan Varetta, lelaki itu masuk ke ruang kerja nya kemudian kembali dengan membawa sebuah map kertas berwarna biru di tangan nya.

"Jangan bilang itu tagihan uang yang harus saya bayar selama hidup disini?" tanya Varetta curiga.

"Itu adalah peraturan-peraturan yang harus kamu patuhi selama tinggal bersama saya." Eldio menyodorkan map itu didepan Varetta.

"Gak usah repot-repot bikin peraturan di rumah ini, Pak. Saya bisa tinggal di rumah Mama saya."

Varetta menghiraukan tatapan tajam Eldio, tangan lentiknya bergerak membuka map tipis tersebut dengan pelan. Semoga saja isi nya tidak–WHAT THE HELL?! tanpa sadar ia memberikan tatapan tajamnya untuk Eldio.

"Lah, ya nggak bisa gini, dong!" sembur Varetta reflek, ia baru saja membaca dua point teratas dan semua nya merugikan diri nya.

"Tidak boleh dekat dengan lelaki lain selama masa kontrak? Tidak boleh berkeliaran tanpa izin pihak pertama? APA-APAAN?!" nafas Varetta memburu, gadis itu membanting map tipis dimeja dengan jengkel.

"Tidak terima?" tanya Eldio enteng.

"YA NGGAK LAH!" pekik Varetta. "Maksudnya apaan coba? Sekarang gini, kalau saya larang bapak kencan sama tunangan bapak, apa mau?"

Eldio menaikkan alisnya aneh. "Jika saya berkencan dengan tunangan saya berarti masa kontrak kita telah selesai, kamu sudah tidak memiliki hak untuk melarang. Benar?"

Varetta hendak menyangkal, namun beberapa detik kemudian ia bergerak mundur karena Eldio mencondongkan badan nya ke depan.

"Mau apa? Mundur!"

"Takut?" Eldio menaikkan sebelah alis remeh membuat Varetta mendengus. "Gak!"

"Saya bisa saja menghapus peraturan itu dengan mudah, tapi dengan satu syarat."

"Syarat apaan? Saya kalau sama bapak bawaannya pengen curiga mulu, beneran." Kedua mata Varetta yang nampak sembab mulai memincing, hal itu membuat Eldio menyunggingkan senyum nakal.

"Bagaimana jika kita mengulangi kegiatan tadi? Bibirmu terasa sangat manis," bisik nya seksi.

"MAU SAYA GEBUK, HAH?!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!