Pang Sagoe, Jadikanku Istrimu!!!

Pang Sagoe, Jadikanku Istrimu!!!

Darah Pang Sagoe...

Boommm…

Dor…dor…dor…

Boommm…

“Nak, bangun!” suara setengah berbisik itu terdengar di telingaku dan sayup-sayup aku mendengar suara bedil saling bersahutan seperti biasanya yang menandakan sedang terjadi kontak tembak antara pasukan pemberontak dan tentara pemerintah.

“Bangunlah! Kita harus membantu Bapak sekarang!” suaraku hilang dengan rintihan kecil yang terdengar dari luar kamar berdinding papan milikku.

“Siapa itu, Mak?” tanyaku masih mengumpulkan nyawa untuk menghadapi hari esok yang masih menjadi misteri ilahi.

“Ayo, jangan banyak tanya!” aku keluar mengikuti ibuku lalu melihat seorang pria terbaring di kamar bersama seorang pria lainnya sedangkan ayahku? Ayahku sedang memindahkan karung padi satu persatu lalu aku dan ibu ikut membantunya. Setelah karung padi terbuka, ayah membuka sebuah papan dan terlihatlah sebuah lubang yang tidak cukup besar tapi cukup dalam. Aku tahu tempat itu karena aku adalah anak tertua di rumah ini jadi orang tuaku menganggapku sudah besar hingga mampu menyimpan semua rahasia yang mereka lakukan walaupun umurku baru 16  tahun.

“Mak, katakan pada Bang Khalid untuk membawanya ke sini!” ibuku bergegas menyampaikan apa yang ayah perintah sedangkan aku selalu mendapat tugas untuk membuat ramuan yang ayahku pinta.

Aku melirik sekilas pada pria yang sedang dipapah oleh temannya itu. tubuhnya penuh dengan darah, kepala dan tangannya juga terdapat darah. Aku sudah menduga jika mereka lah yang sedang berperang dengan tentara tadi. Setiap kali terjadi peperangan di simpang Keude dan kalau ada yang luka selalu saja mereka ke rumahku. Ayahku memang terkenal sebagai tabib kampung sekaligus dukun urut untuk mereka yang mengalami patah tulang karena kecelakaan atau apa pun penyebabnya. Itu juga yang menjadikanku mengerti tentang tanaman obat-obatan serta cara meraciknya.

“Mak biar Rahmah saja yang ke sini, Mamak tolong bersihin darah di dalam rumah ya!” pinta Ayah lembut dan dengan patuhnya ibuku itu menuruti permintaan Ayah. Lalu aku menyusul ayah untuk turun ke bawah. Kini aku melihat dengan jelas luka-luka yang sedang ayahku bersihkan di tubuh pria itu. Aku membuang muka saat ayahku tanpa sungkan merobek baju pria itu lalu membuka celanaa panjangnya.

“Apa Ayah tidak menganggapku perempuan?” gerutuku dalam hati seraya menatap kamar rahasia milik ayahku.

Ya, ayahku seorang cuak para pemberontak. Itu adalah pekerjaan sampingannya selama beberapa tahun terakhir atau selama aku lahir. Aku pun tidak tahu sejak kapan ayahku menjadi cuak.

“Nak,” aku tersadar saat ayah menyentuh lenganku.

“Bantu Ayah membersihkan darah!”

“Hah! Tapi-“

“Biar saya saja, Teungku.” Aku bernafas lega saat teman si pria itu yang akhirnya membantu. Mungkin hanya dia yang menyadari jika aku seorang wanita yang tidak mungkin merawat pria itu dengan penampilannya yang sudah terbuka seperti saat ini. Jangankan menyentuhnya, melihatnya saja aku tidak sanggup. Aku mengelus dada merasa lega namun detik berikutnya ekor mataku menangkap sebuah senyum kecil yang tersungging dari bibir teman pria itu.

“Ayah, aku naik saja ya! Kan ada Abang itu yang bantu. Lagian sudah sepantasnya sesama laki-laki yang merawat laki-laki.”

Ayah yang sedang membakar ujung pisau besi di tangannya tiba-tiba berhenti lalu menatapku lekat. “Nak, saat kita menolong orang maka jangan pikirkan yang lain. Sama seperti saat kamu ke rumah sakit, belum tentu dokter wanita yang akan merawatmu, bukan?”

Gleg…

Aku menelan ludah dengan susah. Perkataan ayah membuatku malu sendiri akhirnya aku memlih pergi dari sana. Aku melihat ibu sedang memasak makanan di dapur. Setiap kali aku melihat ibu aku merasa ibuku adalah wanita paling sabar di dunia ini. Tanpa diminta oleh ayah, ibu selalu tahu apa yang dibutuhkan oleh suaminya. Seperti saat ini, ibuku sedang memasak nasi dan aku yakin pasti tidak lama lagi ayahku akan memintanya seperti yang sudah-sudah.

“Nak, jangan diam saja! Tiup kayunya biar tidak berasap.” Aku mengangguk lalu mengipas kayu tumpukan kayu tersebut supaya tidak berasap.

“Kalau tentara melihat rumah kita mengepul asap tengah malam begini pasti mereka curiga dan akan mendatangi rumah kita. Kamu paham kan?” Aku mengangguk malas.

“Kenapa tidak menunggu besok saja, Mak?”

“Kita harus memuliakan tamu, Nak.”

“Mana ada tamu datang tengah malam begini?” gerutuku.

“Diam dan lakukan saja apa yang Mamak pinta!” suara tegas itu muncul juga walaupun dalam level rendah tapi aku tahu ibuku sedang tidak ingin didebat. Ibu memasak nasi sedangkan ikan masih ada sisa tadi malam dan hanya dipanaskan saja. Ibu juga membuat kopi untuk ayah dan tamunya. Kalau sudah begini sudah dipastikan jika sampai subuh ayah akan berada di sana untuk memantau keadaan pria itu.

“Mak,” panggilku setelah ibu kembali dari kamar rahasia itu. Saat ini aku ikut tidur di kamar ibu bersama adik bungsu laki-lakiku bernama Fajar. Sedangkan adik perempuanku bernama Raudhah kutinggalkan tidur sendirian.

“Tidur, Nak!”

“Mamak kenal siapa mereka?”

“Tidurlah! Kamu sudah tahu sendiri jawabannya.” Jawab ibuku lalu beliau langsung menutup matanya mengabaikanku yang masih terjaga.

Kami memang tidak pernah bertanya siapa pria yang selalu datang silih berganti ke rumah dalam keadaan terluka. Ada yang tertembak, cedera dan ada juga yang tangan dan kaki serta kejantanannya membesar tiba-tiba tanpa sebab. Kalau menurut ayahku, mereka menginjak kuburan keramat atau kencing di sarang setan hingga membuat kejantanannya besar tiba-tiba.

Berbagai macam sosok yang datang ke rumahku tapi aku tidak pernah mendengar ayah menyebut nama mereka atau sekedar berbincang lama dengan mereka. Ayah selalu menyuruh mereka pergi setelah sembuh. Entah apa maksudnya, aku juga tidak memahami pemikiran ayahku itu. Hanya satu yang pasti, mereka adalah para pemberontak yang paling dicari di seluruh negeri dan ayahku pasti tidak mau tentara-tentara itu datang lalu menghancurkan rumah kami karena menyembunyikan para pemberontak negara.

Aku memilih memejamkan mata sampai terlelap hingga entah berapa lama aku tertidur hingga terdengar suara derap langkah kaki di luar luar rumah. Mataku dan ibu langsung terbuka.

“Buka pintunya!”

Brakkk…

Pintu kami yang terbuat dari papan itu pun terbuka setelah ditendang dengan mudah oleh para tentara dari luar. Aku hendak mengikuti ibu tapi aku melihat ayah mengikuti langkah ibu dari belakang dan menggelang kepalanya padaku sekilas. Aku paham lalu kembali ke kamar dan membungkus diriku dengan selimut kembali.

“Ada yang datang ke sini?”

“Tidak ada, Pak!” jawab ayahku tegas.

Seseorang menyuruh tentara lain untuk masuk ke kamar dengan kode tangan. Mereka masuk tanpa izin lalu memasuki kamarku dan menarik selimutku hingga membuatku terkejut. Aku ketakutan melihat pria berbaju loreng dan memegang bedil yang langsung mengacung padaku. Mereka sangat banyak dan sangat menakutkan. Wajah mereka dicat hitam hingga tidak menampakkan kulit aslinya. Aku beringsut memeluk Fajar yang masih terlelap. Satu dari mereka membuka paksa lemari dan mengobrak-abrik pakaian orang tuaku.

“Aaaaa….” Suara jeritan Raudah di kamar sebelah mengagetkanku.

“Makkkk, Ayahhh….” Dia memanggil orangtuaku seraya menangis.

Dia pasti terkejut dan ketakutan terjaga seorang diri lalu banyak bedil mengarah padanya seperti yang terjadi padaku.

“Pang Sagoe terluka dan jejaknya mengarah ke sini. Hanya kamu yang dikenal sebagai dukun patah di kampung ini. Sekarang katakan di mana kamu menyembunyikannya!!!”

***

Hai, aku hadir bersama Bang Teuku Muhammad Ilham...jangan lupa beri komentar, like dan beri rating untukku ya...

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Baru selesai baca Cut, langsung kesini..

2023-07-26

0

Subkhi Al-oen

Subkhi Al-oen

yg ditunggu²
makasih kk😍

2023-02-01

0

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

hadir kk

2023-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!