MANDY

MANDY

01. Wawancara

Suara keributan langkah kaki dan teriakan orang berlari-lari ketakutan dalam di area kios pakaian pasar Tawangmangu. Kawanan 3 perampok mengacak-acak, melempari pakaian baru ke arah seorang lelaki bertopeng karung beras.

“Woi! mau kemana kau, jangan lari!!” teriak pemilik kios pakaian yang tidak terima jualannya berantakan di tengah jalanan bekas jejak kaki pengunjung.

Para perampok beralih ke area pakan burung, menabrak kandang burung kosong hingga jatuh rusak. Mereka jadi kejaran banyak orang terutama lelaki bertopeng karung beras.

Tidak ada bunyi sirine mobil polisi, yang ada hanya suara terompet sepeda motor yang terdengar dimana-mana memperingatkan para perampok berhenti berlari.

Jalan raya besar berada di depan mata, kawanan perampok itu tengok kanan kiri betapa ramainya kendaraan pagi itu. Ditambah makin banyak pengunjung bermotor yang sengaja berhenti di lampu lalu lintas menatap para preman yang ingin kabur.

“Gubrakk!!”

Tendangan maut dari belakang membuat salah satu preman jatuh tersungkur. Ternyata itu adalah lelaki bertopeng karung beras yang berhadap-hadapan dengan perampok.

Tangannya memegang pisau dapur, dia todongkan benda tajam itu ke leher perampok. “Ampun bang, ampun saya masih punya orang tua di rumah,” kata si perampok gemetaran angkat kedua tangan.

“Aaaaa!!” jerit keras perampok. Lehernya disayat pisau dapur yang membekas di kulitnya membentuk garis panjang berdarah.

“Hahahahaha!” lelaki bertopeng karung beras itu malah tertawa cekikikan seperti badut Pennywise yang suka menakut-nakuti anak-anak.

Bukannya dikasihani, lelaki bertopeng karung beras itu menggores telapak tangan kanan dan paha kaki perampok yang disakitinya.

2 perampok lain menggigil gemetaran seperti disiram air dingin, dia geledah saku jaket dan celananya mengeluarkan perhiasan emas yang dia curi dari toko emas.

Lelaki bertopeng karung beras langsung ambil tuh perhiasan lalu pergi meninggalkan 3 perampok yang menyerah angkat tangan pasrah ditangkap oleh pedagang pasar Tawangmangu.

Suasana pasar kembali normal seperti semula, pengunjung yang awalnya pada diam ditempat melihat siksaan perampok, sekarang bisa keliling pasar dengan aman.

...•••...

“Kring, Kring!” suara lonceng sepeda onthel warna coklat berpadu putih mengangkut kantong besar berisi selusin lembar koran, berhenti di pojok jalan pasar yang ramai pengunjung.

Sasha Devagani, seorang wanita remaja rambut berponi coklat memarkirkan sepeda onthel di depan markas pembersih sampah. Ada mobil truk besar bertuliskan Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan).

Dia bawa kamera handycam jalan-jalan di sekitar area truk sambil menoleh kanan kiri. “Kayaknya ini tempat cocok deh buat bahan dokumentasi.” batin Sasha dengan menganggukkan kepalanya.

Sasha menyapa dan melambaikan tangan ke kakek tua yang menggotong keranjang rotan berisi sampah plastik.

“Permisi, boleh saya mewawancarai kakek tentang area tumpukan sampah ini?" tanya Sasha mendekatkan mic ke wajah si kakek.

Kakek tua itu angkat tangan sambil menggelengkan kepalanya, tampak tidak mau diwawancarai oleh Sasha. “Maaf mbak, bukan saya pemimpin disini, tunggu Andy datang dulu ya!” jawab Kakek tua.

Si kakek terburu-buru jalan cepat mengangkat keranjang rotan penuh sampah. Karena disuruh nungguin, Sasha bersandaran di truk besar menunggu orang yang namanya Andy datang.

Sasha melirik ke area trotoar, banyak ibu-ibu muda main handphone mengarahkan kamera depan ke area pakan burung. Sasha mengerutkan keningnya, berpikiran pasti ada yang lagi ramai di pasar Tawangmangu ini.

Merasa gabut cuma diam doang, Sasha kepo membaca satu lembar koran. Lama kelamaan tak disadari ada orang yang diam berdiri tegak di depannya.

“Ekhem!!” suara berdehem yang seketika mengagetkan Sasha. Wanita itu menyembunyikan kertas koran lalu melipatnya.

Mata Sasha melotot menatap wajah seorang laki-laki yang pakaiannya basah kuyup. Lelaki ini berambut cepak mekar hitam, kulitnya coklat muda, matanya hitam bulat besar alisnya tebal.

Sasha menelan ludah sekali, dia ulurkan tangan berjabat tangan tanda perkenalan.

“Namaku Sasha, maksudku datang kemari untuk minta wawancara sebagai dokumen bahan berita surat kabar.” kata Sasha matanya masih memandangi wajah si lelaki itu.

Lelaki itu merebut paksa koran di tangan Sasha, dia menggulung lalu melemparnya ke atas truk.

“Aku Andy, aku nggak suka diwawancarai, mendingan kamu pergi cari tempat lain sana!” tegur Andy mengibaskan tangannya.

Baru aja berkenalan, Sasha malah disuruh pergi, dia jadi memaksa mendekatkan mic tepat di bibir Andy.

Andy mengalihkan pandangannya, menoleh kanan kiri ke pedagang, raut wajahnya mengerut. Dia paling tidak suka dipaksa berbicara di depan ruang publik.

Suara langkah kaki kakek tua menghampiri Andy, dia menepuk pundaknya lalu menggantungkan handuk putih di kepala Andy.

“Tadi kamu kemana aja? dicariin tuh sama mbak cantik ini,” tanya si kakek tua menuding jari ke Sasha.

“Aku baru balik dari toko emas, mandi basahan sambil cuci tanganku yang kotor.” jawab Andy tanpa memandang wajah lawan bicaranya.

Andy berdecak kesal, bersedekap menyilangkan tangannya, dia kalungkan handuk putih di lehernya. Sasha menghela nafas, berdiri di tengah kakek tua dan Andy.

“Mas Andy jangan gitu dong, aku butuh waktu sebentar aja buat wawancara, boleh ya, please!” Sasha menggenggam kedua tangannya, matanya berkaca-kaca menoleh ke Andy.

Andy terpaksa mengambil mic dari tangan Sasha, lalu mereka mulai wawancara di area penampungan sampah ini. Merasa sudah baikan, kakek tua pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Bercakap-cakap dengan Andy, membuat wajah Sasha senyum-senyum sendiri, entah kenapa lelaki di depannya ini kelihatan cool banget walaupun pakaiannya basah kuyup.

“Jadi, Andy apakah anda benar pemimpin area ini?”

“Pemimpin di area penampungan sampah ini adalah M si Pembunuh, dialah orang yang bertanggung jawab atas kekacauan penjahat di pasar Tawangmangu.”

Sasha mengangkat alisnya, merasa merinding mendengar jawaban Andy barusan, mana mungkin seorang psikopat bisa kerja bebas di pasar Tawangmangu ini.

Sasha mengedipkan matanya lalu menggeser lensa kamera untuk nge-zoom kepala Andy agar suaranya terdengar jelas dalam rekaman.

Diam-diam Sasha memotret wajah Andy dengan handycam, kameranya menyoroti muka Andy yang tengah berbicara. Saat pertanyaan terakhir, Andy malah diam sambil menatap tajam wajah Sasha yang masih senyum sendiri.

Merasa ada keanehan, Andy langsung menjatuhkan mic lalu merampas kameranya Sasha. Dia lihat foto-foto wajahnya yang bermacam ekspresi.

“HEH! kenapa banyak foto wajahku disini, nggak sopan banget,” Andy membentak Sasha sambil geser layar kamera.

“Itu buat bukti wawancara, nanti foto kamu terpampang dalam koran lho!” jawab Sasha sambil garuk kepalanya.

Sudah cukup wawancara hari ini, Sasha buru-buru beresin barangnya di kantong besar lalu menuntun sepeda ke jalanan tanpa berpamitan ke Andy.

“Sasha!"

Baru naik sepeda onthel, Andy pegang tangannya Sasha. Mereka berdua saling bertatapan muka datar.

“Kapan-kapan datang lagi ya, maaf kalau aku terlalu kasar sama kamu, hati-hati di jalan.” kata Andy suaranya pelan.

Andy menyerahkan kartu namanya ke Sasha, bila ingin survei ke pasar Tawangmangu lagi. Dia mengelus pelan rambut Sasha lalu melambaikan tangannya dengan muka datar.

“Oke, terima kasih!” ucap Sasha wajahnya tersenyum lebar sambil tunjuk jari jempol.

Wanita itu mengayuh sepeda onthel meninggalkan pasar Tawangmangu. Andy membuka pintu truk besar, di dalam ada kakek tua yang bersandar sambil menyeruput segelas teh hangat.

“Ketemu mbak yang namanya Sasha tadi, mengingatkanku sama adik perempuanmu Andy.” kata kakek tua sambil mengaduk sendok teh.

Andy menyandarkan kepalanya ke kursi mobil yang empuk, menghela nafas lega setelah wawancara dengan Sasha tadi. “Anda benar, aku jadi ingin berteman lebih dekat lagi sama Sasha.” jawab Andy tersenyum sendiri memandangi langit biru dari kaca mobil truk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!